Anda di halaman 1dari 21

Pemilu di Indonesia

Disampaikan
TOTOK HARIYONO, S.H
Koordiv Penyelesaian Sengketa Bawaslu Jawa Timur
DAFTAR
ISI
01 Kedaulatan Rakyat dan Demokrasi
02 Demokrasi dan Konstitusi
03 Sejarah Pemilu Idonesia
04 Penyelenggaraan Pemilu Indonesia
05 Tantangan Konsolidasi Demokrasi
Kedaulatan
Kedaulatan Rakyat
Rakyat dan
dan
Demokrasi
Demokrasi

 Kedaulatan: kekuasaan tertinggi dalam


sebuah tatanan politik;

 Kedaulatan rakyat: Kekuasaan


tertinggi dalam sebuah tatanan politik
yang berada ditangan rakyat;

 Demokrasi berasal dari kata demos


(rakyat) serta cratein (kekuasaan).

Pemilu:
Instrument pergantian kepemimpinan politik
secara reguler, damai, dan partisipatif;
Instrument partisipasi rakyat dalam politik dan
pemerintahan (melalui fungsi partisipasi rakyat
dalam pemilihan kepemimpinan politik);
Instrument partisipasi rakyat dalam mengevaluasi
kinerja kepemimpinan politik (reward and
punishment).
 Pembagian kekuasaan;
 Pemilu yang bebas;
 Pemerintahan yang Prinsip
accountable dan
transparent; Demokrasi
 kebebasan Individu
(civil liberties);
 Peradilan yang bebas
dan adil;
 Pengakuan terhadap
hak minoritas;
 Pers yang bebas;
 Adanya Partai yang
independen dari
kontrol negara.
Kepentingan Pemilu
Pertama, pemilu menempati posisi penting bagi keberlangsungan
demokrasi perwakilan;
Kedua, pemilu menjadi indikator negara demokrasi. Dhal
mengatakan bahwa dua dari enam ciri lembaga-lembaga politik
yang dibutuhkan oleh demokrasi skala besar adalah berkaitan
dengan pemilu, yaitu para pejabat yang dipilih dan pemilu yang
bebas adil dan berkala;
Ketiga, pemilu penting dibicarakan juga terkait dengan implikasi-
implikasi yang luas dari pemilu, pada fase tersebut Huntington
menyebut pemilu sebagai alat serta tujuan dari demokratisasi
(Pamungkas, 2009:3)
Demokrasi dan Konstitusi
Pasal 7 UUD 45: Sebelum
amandemen “Presiden dan
Wakil Presiden memegang
jabatannya selama masa
lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali. ”
diubah menjadi “ Presiden
dan Wakil Presiden
memegang jabatan selama
lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali dalam
jabatan yang sama, hanya
untuk satu kali masa
jabatan”
Pasal 6 UUD 1945: Sebelum
amandemen Isi pasal 6 UUD
1945 sebelum amandemen,
"Presiden ialah orang Indonesia
asli“ diubah menjadi “Calon
Presiden dan calon Wakil
Presiden harus seorang warga
negara Indonesia sejak
kelahirannya dan tidak pernah
menerima kewarganegaraan
lain karena kehendaknya
sendiri, tidak pernah
mengkhianati negara, serta
mampu secara rohani dan
jasmani untuk melaksanakan
tugas dan kewajiban sebagai
Asas Pemilu
Pemilu (Pasal
(Pasal 22
22ayat
ayat1)
1)UUD
UUD45
45
○ Langsung, artinya setiap warga negara dapat menggunakan hak pilihnya secara
langsung. Rakyat pemilih mempunyai hak untuk memilih secara langsung
memberikan suaranya menurut hati nuraninya tanpa perantara dan tanpa
tingkatan (CST Kansil 1986);

○ Umum, artinya setiap warga negara Indonesia yang sudah memenuhi syarat
sebagai pemilih mempunyai hak untuk memberikan suaranya;

○ Bebas, artinya setiap pemilih bebas memilih pemimpin sesuai hatinuraninya.


Setiap pemilih berhak memilih dalam menggunakan hak pilihnya dijamin
keamanannya untuk melakukan pemilihan menurut hati nuraninya tanpa adanya
pengaruh, tekanan atau paksanaan dari siapapun/dengan apapun;

○ Rahasia, artinya pilihan pemimpin yang dipilih oleh setiap warga negara berhak
dirahasiakan, dan dijamin oleh peraturan perundangan.
Pemilu menjadi salah
satu penanda kualitas
demokrasi di indonesia.
Keberlangsungan
pemilu memberikan
petunjuk atas peristiwa
sosial politik yang
terjadi. Sejarah Pemilu Indonesia

Sejak Indonesia
merdeka pelaksanaan
pemilu telah
berlangsung tahun
1955, 1971, 1977, 1982,
1987, 1992, 1997, 1999,
2004, 2009, 2014, dan
Orde Lama
(berlangsung pemilu
1955);

Orde Baru
(berlangsung pemilu
1971, 1977, 1982, FASE DEMOKRASI
1987, 1992, 1997); INDONESIA

Orde Reformasi
(berlangsung pemilu
1999, 2004, 2009,
2014, dan 2019).
Pemilu ditegaskan
berlangsung lima tahun
sekali dalam
Konstitusi;

Pemiilihan Presiden
secara langsung
Pemilihan Gubernur, DEMOKRASI ERA
Bupati, Walikota secara REFORMASI
langsung;

Sifat penyelenggara
pemilu (suatu komisi
yang me-nasional, me-
netap, me-mandiri.
Penyelenggaraan pemilu dilaksanakan oleh
pemerintah, gabungan peserta pemilu atau suatu


institusi independen tergantung pada konsensus
dan nilai kesejarahan pemilu itu sendiri.

Pasca amandemen konstitusi, karakter nasional,


tetap dan mandiri dari penyelenggara pemilu di
Indonesia telah eksis dan mapan. Bahkan pemilu
Penyelenggaraan
2019 menjadi lebih menunggal dengan penetapan
kelembagaan pemilu yang permanen di
Pemilu di Indonesia
kabupaten/kota.

Mengingat penyelenggara pemilu masuk sebagai


penanda era reformasi maka watak kelembagaan
penyelenggara pemilu tidak lepas dari
predikatnya sebagai penjaga pemilu. Pelaksanaan
kedaulatan rakyat yang sesuai asasnya LUBER
JURDIL.
Berdasarkan UU Pemilu
no 7 thn 2017, terdapat
penguatan peran


pengawas pemilu.
Lingkup tugas Jika tidak dikelola dengan baik akan muncul
pengawasannya kontradiksi tugas dan kewenangan yang
meliputi pra dimiliki pengawas pemilu
penyelidikan,
penyelidikan, bukan karena bawaan UU tetapi atas dasar
kerjasama peran yang dimainkan atas perkara aktual
penegakan hukum kepemiluan.
pidana, ajudikasi dan
Beberapa isu aktual pemilu 2019 seperti
putusan perkara
isu DPTHP, hak ODGJ, kotak suara kardus,
sengketa pemilu.
Koordinasinya lintas debat dengan kisi-kisi, caleg koruptor dll
batas dan menjadi menjadi cermin dilema pengawas pemilu.
leading sector
pengawasan/
penegakan hukum
Adapun peran Pengawas Pemilu menurut UU nomor
1 thn 2015 berikut perubahanya, selain mengawasi
seluruh tahapan Pemilihan dan menangani temuan
dan juga laporan Pelanggaran Pemilihan adalah :
Pasal 143 :
“Bawaslu Provinsi dan Panwaslu Kab/Kot berwenang menyelesaikan
sengketa antar peserta Pemilihan, maupun sengketa antar Peserta
Pemilihan dengan KPU Provinsi maupun KPU Kab/Kot, dengan
mempertemukan pihak yang bersengketa untuk mencapai kesepakatan
melalui Musyawarah dan Mufakat”
1 Administrasi Pemilu

2 Pidana Pemilu
Pelanggaran
dalam Pemilu
2019 3 Kode Etik

4 Undang-Undang Lain
Pengawasan atas pemilu dapat dilakukan oleh
siapa saja.


Secara formal pengawas pemilu eksis sejak
pemilu 1982 hingga sekarang. Mengacu kepada
latar historis kepemiluan, terdapat muatan yang
berbeda atas watak lembaga pengawas pemilu

Eksistensi
pada era Orde Baru, era Reformasi dan era
Digital.

Pionir pengawasan pemilu muncul pada pemilu


1997 ketika organ masyarakat sipil mengawal Pengawas
pemilu melalui organ KIPP. Dan berikutnya
muncul JPPR, ANFREL, FORUM REKTOR, JAMPPI
dll menandakan spirit partisipasi non negara
Pemilu
pada dimensi kepemiluan.

Sifat pengisian lembaga pengawas pemilu yang


bertujuan menjadikannya lebih profesional tidak
kemudian meninggalkan watak reformasi pada
tubuh pengawas pemilu.
Tujuan Umum Pengawasan
Pemilu

1. Menegakan integritas, kredibilitas


penyelenggara, transparansi penyelenggara,
dan akuntabilitas hasil Pemilu;
2. Mewujudkan Pemilu yang demokratis;
3. Memastikan terselenggaranya Pemilu secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil,
dan berkualitas, serta dilaksanakannya
peraturan perundang-undangan mengenai
Pemilu secara menyeluruh.
● Hilangnya hak pilih
● Politik uang
● Pemilu tidak sesuai Efek Pemilu
dengan aturan dan
timbul gugatan
hasil Tanpa
● Biaya politik mahal
● Pemungutan suara
Pengawasa
ulang n
● Konflik antar
pendukung calon
● Terjadi manipulasi
suara
Terima
kasih.

Anda mungkin juga menyukai