Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

ANAK PADA KASUS DHF


KELOMPOK 8

1. Mashudi NIM.14201.09.17148
2. Mochamad Andri H. NIM.14201.09.17149
3. Mohammad Nur
Hidayat. NIM.14201.09.17150
4. Mufidatus Salamah NIM.14201.09.17151
5. Muhammad Saiful
Rizal NIM.14201.09.17152
PENGERTIAN

• Dengue Haemorhagic Fever (DHF) adalah


penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk
kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk
aedes aegypty yang terdapat pada anak dan
orang dewasa dengan gejala utama demam,
nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam
atau tanpa ruam.
ETIOLOGI

• Dengue haemoragic Fever (DHF) disebabkan oleh


arbovirus (Arthopodborn Virus) dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepthy. Virus
Nyamuk aedes aegypti berbentuk batang, stabil
pada suhu 370 C. Adapun ciri-ciri nyamuk penyebar
demam berdarah menurut (Nursalam ,2008)
adalah :
• Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih
• Hidup didalam dan sekitar rumah
• Menggigit dan menghisap darah pada waktu siang
hari
• Senang hinggap pada pakaian yang bergantung
didalam kamar
• Bersarang dan bertelur digenangan air jernih
didalam dan sekitar rumah seperti bak mandi,
tempayan vas bunga.
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI DHF
• Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau
perdarahan spontan, uji turniket positi,
trombositopeni dan hemokonsentrasi.
• Derajat II :
Seperti derajat I namun di sertai perdarahan
spontan di kulitdan atau perdarahan lain.
• Derajat III :
Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan
adanya nadi cepat dan lemah, tekanan darah
menurun disertai kulit dingin, lembab dan gelisah.
• Derajat IV :
Renjatan berat dengan nadi tidak teratur dan
tekanan darah yang tidak dapat diukur.
 
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala penyakit DHF antara lain :
• Demam tinggi selama 5 – 7 hari
• Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare,
konstipasi.
• Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit,
ptechie, echymosis, hematoma.
• Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
• Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
• Sakit kepala.
• Pembengkakan sekitar mata.
• Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
• Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan
dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary
refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Darah lengkap : hemokonsentrasi (hematokrit
meningkat 20 % atau lebih), trombositopenia
(100.000/mm3 atau kurang)
• Serologi : uji HI (hemoagutination inhibition test).
• Rontgen thoraks : effusi pleura
KOMPLIKASI

• Adapun komplikasi dari penyakit Dengue Hemoragic Fever menurut


• ( Hidayat Alimul , 2008) diantaranya:
• Ensepalopati
Sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan dengan perdarahan
dan kemungkinan dapat disebabkan oleh thrombosis pembuluh
darah ke otak.

• Syok (renjatan)
Karena ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sehingga dapat
terjadi syok hipovolemik.
• Efusi Pleura
Adanya edema paru akibat pemberian cairan yang berlebihan
dengan tanda pasien akan mengalami distress pernafasan.
• Perdarahan intravaskuler menyeluruh.
PENGKAJIAN

• Identitas pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak
dengan usia kurang dari 15 tahun) , jenis kelamin, alamat,
pendidikan, nama orang tua, pendidikan orang tua, dan
pekerjaan orang tua.
• Keluhan utama
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk
datang kerumah sakit adalah panas tinggi dan anak lemah
• Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai
menggigil dan saat demam kesadaran
composmetis.Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan
ke-7 dan anak semakin lemah.
PENGKAJIAN

• Riwayat penyakit yang pernah diderita


Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF anak biasanya
mengalami serangan ulangan DHF dengan tipe virus lain.
• Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka
kemungkinan akan timbulnya koplikasi dapat dihindarkan.
• Riwayat Gizi
Status gizi anak DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status
gizi baik maupun buruk dapat beresiko , apabila terdapat factor
predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami
keluhan mual, muntah dan tidak nafsu makan.Apabila kondisi
berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang
mencukupi, maka anak dapat mengalami penurunan berat badan
sehingga status gizinya berkurang.
PENGKAJIAN
• Kondisi Lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang
kurang bersih ( seperti air yang menggenang atau gantungan baju dikamar)
• Pola Kebiasaan
Nutrisi dan metabolisme : frekuensi, jenis, pantanganm nafsu makan
berkurang dan menurun,
• Eliminasi alvi (buang air besar) : kadang-kadang anak yang mengalami diare
atau konstipasi. Sementara DHF pada grade IV sering terjadi hematuria.
• Tidur dan istirahat: anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami
sakit atau nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur
maupun istirahatnya berkurang.
• Kebersihan: upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
cenderung kurang terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk
aedes aedypty.
• Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk
menajga kesehatan.
PEMERIKSAAN FISIK

• Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan


auskultasi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan
tingkatan DHF, keadaan anak adalah sebagai berikut :
• Grade I : kesadaran composmetis , keadaan umum lemah,
tanda-tanda vital dan andi elmah.
• Grade II : kesadaran composmetis, keadaan umum lemah, ada
perdarahan spontan ptechiae, perdarahan gusi dan telinga,
serta nadi lemah, kecil, dan tidak teratur
• Grade III : kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah,
nadi lemah, kecil dan tidak teratur, serta takanan darah
menurun.
• Grade IV : kesadaran coma, tanda-tanda vital: nadi tidak teraba,
tekanan darah tidak teratur, pernafasan tidak teratur,
ekstremitas dingin. berkeringat dan kulit tampak biru.
PEMERIKSAAN FISIK
• Sistem Integumen
• Adanya ptechiae pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncl keringat
dingin, dan lembab
• Kuku sianosis atau tidak
• Kepala dan leher : kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena
demam (flusy). mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan
(epitaksis) pada grade II,III. IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa
mulut kering , terjadi perdarahan gusi, dan nyeri telan. Sementara
tenggorokan mengalami hyperemia pharing dan terjadi perdarahan
ditelinga (pada grade II,III,IV).
• Dada : bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada poto
thorak terdapat cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi
pleura), rales +, ronchi +, yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.
• Abdomen mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegaly) dan
asites
• Ekstremitas : dingin serta terjadi nyeri otot sendi dan tulang.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

• Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan


permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan demam.
• Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit (virus dalam
darah/viremia).
• Gangguan pemenuhan kubutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan anoreksia.
• Resiko tinggi terjadinya perdarahan berhubungan dengan
trombositopenia.
• Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh
yang lemah.
• Resiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan kurangnya
volume cairan tubuh akibat perdarahan.
• Kurang pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan, dan
obat-obatan pasien berhubungan dengan kurangnya informasi.
DX.KEP. KEKURANGAN VOLUME CAIRAN BERHUBUNGAN DENGAN
PENINGKATAN PERMEABILITAS KAPILER, PERDARAHAN, MUNTAH
DAN DEMAM.

Tujuan :
Gangguan volume cairan tubuh dapat teratasi

Kriteria hasil :
Volume cairan tubuh kembali normal

Intervensi :
1) Kaji KU dan kondisi pasien
2) Observasi tanda-tanda vital ( S,N,RR )
3) Observasi tanda-tanda dehidrasi
4) Observasi tetesan infus dan lokasi penusukan jarum infus
5) Balance cairan (input dan out put cairan)
6) Beri pasien dan anjurkan keluarga pasien untuk memberi minum banyak 
7) Anjurkan keluarga pasien untuk mengganti pakaian pasien yang basah
oleh keringat
DX.KEP HIPERTEMIA BERHUBUNGAN DENGAN
PROSES INFEKSI VIRUS DENGUE

Tujuan :
Hipertermi dapat teratasi

Kriteria :
Hasil Suhu tubuh kembali normal

Intervensi :
1)Observasi tanda-tanda vital terutama suhu tubuh
2) Berikan kompres dingin (air biasa) pada daerah dahi dan ketiak 
3) Ganti pakaian yang telah basah oleh keringat
4) Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap
keringat seperti terbuatdari katun.
5) Anjurkan keluarga untuk memberikan minum banyak kurang lebih 1500 –
2000 cc per hari
6) kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi, obat penurun panas.
DX.KEP GANGGUAN PEMENUHAN
KUBUTUHAN NUTRISI KURANG DARI
KEBUTUHAN TUBUH BERHUBUNGAN
DENGAN ANOREKSIA
Tujuan :
Gangguan pemenuhan nutrisi teratasi

Kriteria hasil :
Intake nutrisi klien meningkat

Intervensi :
1)Kaji intake nutrisi klien dan perubahan yang terjadi
2) Timbang berat badan klien tiap hari
3) Berikan klien makan dalam keadaan hangat dan dengan porsi sedikit tapi
sering
4) Beri minum air hangat bila klien mengeluh mual
5) Lakukan pemeriksaan fisik Abdomen (auskultasi, perkusi, dan palpasi).
6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Therapi anti emetik.
7) Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diet.
DX.KEP RESIKO TINGGI SYOK HIPOVOLEMIK BERHUBUNGAN DENGAN
KURANGNYA VOLUME CAIRAN TUBUH AKIBAT PERDARAHAN.

Tujuan :
Shock hipovolemik dapat teratasi

Kriteria hasil :
Volume cairan tubuh kembali normal, kesadaran compos mentis.

Intervensi :
1)Observasi tingkat kesadaran klien
2) Observasi tanda-tanda vital (S, N, RR).
3) Observasi out put dan input cairan (balance cairan)
4) Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi
5) kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi cairan.
DX.KEP KURANG PENGETAHUAN TENTANG
PROSES PENYAKIT, DIET, PERAWATAN, DAN OBAT-
OBATAN PASIEN BERHUBUNGAN DENGAN
KURANGNYA INFORMASI.

Tujuan :
Pengetahuan keluarga tentang proses penyakit meningkat

Kriteria hasil :
Klien mengerti tentang proses penyakit DHF

Intervensi :
1)Kaji tingkat pendidikan klien.
2) Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang proses penyakit DHF
3) Jelaskan pada keluarga klien tentang proses penyakit DHF melalui
Penkes.
4) Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya yang belum
dimengerti atau diketahuinya.
5) Libatkan keluarga dalam setiap tindakan yang dilakukan pada klie
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai