Kelompok Uts Kriminlogi
Kelompok Uts Kriminlogi
ANALISIS KASUS
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
(KDRT)
TIM PENYUSUN
• KRIMINOLOGI KLASIK
Ajaran klasik ini merupakan adanya pemikiran bahwa pada dasarnya
manusia adalah makhluk yang memiliki kehendak bebas ( Free Will ) yang
mana dalam bertingkah laku ia memiliki kemampuan untuk memperhitungkan
segala tindakan berdasarkan ke inginan nya ( Hedonisme ) dengan makna lain
manusia dalam berprilaku di pandu di pandu oleh dua hal yakni penderitaan
Dan Kesenangan yang menjadi resiko dari tindakan yang dilakukan nya .
Dalam hal ini hukuman di jatuhkan berdasarkan tindakan nya bukan kesalahan
nya.
ALIRAN KRIMINOLOGI
• KRIMINOLOGI POSITIVE
Aliran pemikiran ini bertolak pada pandangan bahwa perilaku manusia
ditentukan oleh faktor-faktor di luar kontrolnya, baik yang bempa faktor biologik maupun
kultural. Ini berarti bahwa manusia bukan mahkluk yang bebas untuk menuruti dorongan
keinginannya dan intelegensinya, akan tetapi mahkluk yang dibatasi atau ditentukan
perangkat biologiknya dan situasi kulturalnya. Manusia berkembang bukan semata-mata
kerena intelegensinya, akan tetapi melalui proses yang berjalan secara perlahan-lahan dari
aspek biologiknya atau evolusi kultural. Aliran pemikiran positive ini menghasilkan dua
pandangan yang berbeda yaitu determinis biologik yang menganggap bahwa organisasi
sosial berkembang sebagai hasil individu dan perilakunya dipahami dan sebagai
pencerminan umum dan warisan biologik. Sebaliknya determinis kultural menganggap
perlikau manusia dalam segala aspeknya selalu berkaitan dan mencerminkan ciri-ciri
dunia sosio kultural secara relatif tidak tergantung pada dunia biologik, dalam arti
perubahan pada yang satu tidak berarti sesuai atau segera menghasilkan perubahan pada
lainnya. Perubahan kultural diterima sebagai sesuai dengan bekerjanya ciri-ciri istimewa
atau khusus dari fenomena kultural daripada sebagai akibat dari keterbatasan-keterbatasan
biologik semata. Dengan demikian biologi bukan penghasil kultur, begitu juga penjelasan
biologik tidak mendasari fenomena kultural.
ALIRAN KRIMINOLOGI
• NEO KLASIK
Aliran neo klasik berkembang pada abad ke 19. Ia mempunyai basis
pemikiran yang sama dengan aliran klasik, yakni kepercayaan pada kebebasan
pada kebebasan berkehendak manusia. Doktrin dasarnya sama dengan aliran
klasik, yakni bahwa manusia adalah mahkluk mempunya rasio, berkehendak
bebas karenanya bertanggungjawab atas perbuatan-perbuatannya. Meski
demikian, terdapat sejumlah revisi yang dilakukan terhadap inti ajaran aliran
klasik. Perubahan-perubahan tersebut antara lain :
A. Perubahan pada doktrin kehendak bebas. Bagi aliran neo klasik, dalam
melakukan suatu perbuatan jahat, pelaku tidak hanya ditentukan free-will
semata, tetapi juga dipengaruhi oleh :
ALIRAN KRIMINOLOGI
Patologi, ketidakmampuan untuk bertindak, sakit jiwa atau lain-lain keadaan yang
mencegah seseorang untuk memperlakukan kehendak bebasnya.
Premeditasi, niat yang dijadikan ukuran dari kebebasan kehendak, akan tetapi hal
iniberkaitan dengan hal-hal yang aneh (irrasional). Sebab, jika benar maka pelaku
tindak pidana baru (untuk pertama kali) harus dianggap lebih bebas untuk memilih
daripada residivis yang terkait oleh kebiasaan-kebiasaannya, oleh karena itu harus
dihukum lebih berat.
B. Pengakuan adanya keadaan-keadaan atau keadaan mental dari individu.
C. Cerubahan doktrin tanggungjawab sempurna yang mendasari pembalasan dalam
aliran klasik. Bagi pemikir neo klasik, kesalahan tidak boleh ditimpahkan sepenuhnya
kepada pelaku. Sebab, bias saja seorang melakukan kejahatan karena factor lain seperti
kegilaan, kedunguan, usia dan lain-lain keadaan yang mempengaruhi “pengetahuan dan
niat” pada waktu seseorang melakukan kejahatan.
D. Dimasukkan keterangan ahli dalam dalam acara pengadilan untuk menentukan
besar tanggungjawab, apakah si terdakwa mampu memilih antara yang benar dan yang
salah.
ALIRAN KRIMINOLOGI
• KRIMINOLOGI KRITIS
Pemikiran kritis yang dikenal dalam berbagai disiplin ilmu seperti politik,
ekonomi, sosiologi dan filsafat, mucul pada beberapa dasawarsa terakhir ini. aliran
pemikiran kritis tidak berusaha menjawab pertanyaan apakah perilaku manusia itu bebas
atau ditentukan, akan tetapi lebih mengarahkan pada mempelajari proses-proses manusia
dalam ( membangun dunianya dimana dia hidup. Kriminologi kritis misalnya berpendapat
bahwa fenomena kejahatan sebagai konstruksi sosial, artinya manakala masyarakat
mendefinisikan tindakan tertentu sebagai kejahatan, maka orang-orang tertentu dan
tindakan-tindakan mungkin pada waktu tertentu memenuhi batasan sebagai kejahatan. Ini
berarti bahwa kejahatan dan penjahat bukanlah fenomena yang berdiri sendiri yang dapat
diidentifikasikan dan dipelajari secara obyektifoleh ilmuwan sosial, sebab dia ada hanya
karena hal itu dinyatakan sebagai demikian oleh "masyarakat". Oleh karenanya
krimmologi kritis mempelajari proses-proses dimana kumpulan tertentu dari orang-orang
dan tindakan-tindakan ditunjuk sebagai kriminal pada waktu dan tempat tertentu.
kriminologi kritis bukan sekedar mempelajari perilaku dari orang-orang yang
didefinisikan sebagai kejahatan, akan tetapi juga dari perilaku dari agen-agen kontrol
sosial (aparat penegak hukum), disamping mempertanyakan dijadikannya tindakan-
tindakan tertentu sebagai kejahatan
ANALISA KASUS
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
(KDRT)
BERDASARKAN ALIRAN-ALIRAN YANG ADA DALAM
KRIMINOLOGI
Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga Yang Berjudul
“ Berantem, Suami Tusuk Jari Tangan dan Jari kaki Istri ”
Rendi (18) dan Desi Lasar Diyanti (18) yang merupakan suami istri
bertengkar untuk memperebutkan hak asuh anak mereka. Korban tidak mau
menyerahkan anaknya dengan alasan suaminya tidak bekerja dan anaknya
masih kecil Karena merasa kesal tidak bisa mendapatkan anaknya, pelaku
langsung mengambil pisau di dapur dan menikam jari dan kaki korban hingga
terluka Karena tidak terima dengan tindakan suaminya tersebut, akhirnya
korban melaporkan kejadian itu ke Polres Pangkal pinang. Laporan mengenai
tindak kekerasan tersebut sudah diterima Polres Pangkal pinang dan saat ini
pelaku masih dalam pengejaran pihak kepolisian.
DASAR HUKUM TERHADAP KDRT
B. Kriminologi Positivis
C. Kriminologi Kritis
• . Ekonomi
Dalam kasus di atas diketahui bahwa pelaku Rendi tidak bekerja, hal ini tentu
menyebabkan perekonomian keluarganya tergolong rendah dan menimbulkan
ketidakpercayaan isteri kepada suami untuk memberikan anak mereka yang masih
berumur 1 Tahun.
• Usia perkawinan Pada kasus ini diketahui bahwa Rendi (suami) dan Desi Lasar
Diyanti (isteri) diketahui sama-sama masih berumur 18 Tahun, hal ini dapat
menjadi faktor dari ketidakharmonisan hubungan suami isteri tersebut, akibat
belum matangnya usia mereka dalam berfikir dan bertindak. Sehingga
menyebabkan usia perkawinan tidak dapat berlangsung panjang dan kini mereka
telah pisah ranjang.
• Tidak ada bantuan pihak ke-3 Dikarenakan usia mereka masih dini yakni 18
Tahun, seharusnya ditengah permasalahan meraka ada pihak ke-3 yang menengahi
dan membantu menyelesaikan, sehingga tidak akan menimbulkan pertengkaran
yang berlangsung berkali-kali diantara keduanya tanpa ada penyelesaian yang baik.
SOLUSI PENYELESAIAN MASALAH KDRT
Jika terjadi KDRT, maka korban dapat melaporkan kepada kepolisian untuk
diproses hukum. Hanya perlu dijelaskan bahwa dalam konteks KDRT, pelapor tidak
saja korban (kategori delik aduan), tetapi keluarga ataupun siapa saja yang melihat dan
atau mengetahui adanya KDRT dalam suatu keluarga. Di dalam UU KDRT secara tegas
diuraikan mengenai pidana yang dapat dijatuhkan kepada pelaku jika terbukti
melakukan KDRT.
KESIMPULAN