Anda di halaman 1dari 6

Anggota kelompok:

1. Bella Averina Jonathan 15000119130298


2. Khofifah Yuliana Saningtya 15000119140334
3. Tri Wahyu Handayani 15000119130225
4. Rafi Surya Hartanto 15000119130152
5. Audrey Rizky Pasha 15000119140162
ROLE THEORY
 Teori peran (role theory) merupakan teori gabungan
dari berbagai teori, orientasi, maupun disiplin ilmu.
Teori peran diambil dari ilmu sosiologi, psikologi,
dan anthropologi. Istilah “peran” diambil dari dunia
teater yang berarti seseorang bercermin menjadi
tokoh dengan perilaku tertentu).
 Menurut Biddle & Thomas, peran adalah
serangkaian rumusan yang membatasi perilaku-
perilaku yang diharapkan dari pemegang
kedudukna tertentu

 Sudharno mendifinisikan peran sebagai
perangkat patokan yang membatasi perilaku
apa yang mesti dilakukan seseorang yang
menduduki posisi tertentu.
 peran merupakan aspek dinamis
kedudukan(status), apabila seseorang
melakukan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya maka ia menjalankan
suatu peranan
 Dari berbagai pendapat tersebut pada intinya
peran merupakan perilaku atau tindakan
seseorang yang menjadi tugas dan kewajiban
orang yang bersangkutan dimana tindakan
tersebut diharapkan oleh banyak orang.
 Teori peran merupakan perspektif
dalam sosiologi dan psikologi sosial
dengan mengangap bahwa sebagain
besar kegiatan sehari-hari menjadi
pemeran dalam kategori sosial.
 Robert Linton (1936) berpendapat
bahwa teori peran menggambarkan
interaksi sosial dalam terminologi aktor-
aktor yang bermain sesuai dengan apa
yang ditetapkan oleh budaya
 Biddle dan Thomas membagi istilah teori peran dalam empat
golongan, diantaranya:

1. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial;

2. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut;

3. Kedudukan orang-orang yang berperilaku;

4. Kaitan antar orang dan perilaku;


 lima aspek penting dari peran, yaitu:
1. Peran itu bersifat impersonal: posisi peran I tu
sendiri akan menentukan harapannya, bukan
individunya.
2. Peran itu berkaitan dengan perilaku kerja ( task
behavior) – yaitu, perilaku yang diharapkan dalam
suatu pekerjaan tertentu.
3. Peran itu sulit dikendalikan – (role clarity role
ambiguity)
4. Peran itu dapat dipelajari dengan cepat dan
dapat menghasilkan beberapa perubahan perilaku
utama.
5. Peran dan pekerjaan (jobs) itu tidaklah sama –
seseorang yang melakukan satu pekerjaan bisa
saja memainkan beberapa peran

Anda mungkin juga menyukai