Anda di halaman 1dari 11

Teknik General Anestesi

 1. MASKER (SUNGKUP MUKA)

INDIKASI PENGGUNAAN

 Untuk tindakan yang singkat (0,5 jam- 1 jam) tanpa membuka rongga perut
 Keadaan umum pasien cukup baik (status fisik ASA I atau ASA II)
 Lambung harus kosong

KONTRAINDIKASI PENGGUNAAN

 Operasi di daerah kepala dan jalan napas


 Operasi dengan posisi miring atau tertelungkup
 2. Laryngeal mask airway (LMA)
INDIKASI PENGGUNAAN

 Pemasangan LMA dilakukan dengan menempatkan sungkupLMA di area hipofaring


menutupi pintu masuk laring.
 Alternatif face mask dan intubasi endotrakheal untuk penanganan jalan nafas
 Untuk menghasilkan jalan nafas yang lancar tanpa menggunakan sungkup
muka

KONTRAINDIKASI PENGGUNAAN

 Resiko meningkatnya regurgitasi isi lambung (tidak puasa)


 Terbatasnya kemampuan membuka mulut atau ekstensi leher (misalnya artitis
rematoid yang berat atau ankilosing spondilitis), menyebabkan memasukkan LMA
lebih jauh ke hipopharynx sulit.
 Compliance paru yang rendah atau tahanan jalan nafas yang besar
 Obstruksi jalan nafas setinggi level larynx atau dibawahnya
Kelainan pada oropharynx (misalnya hematoma, dan kerusakan
jaringan)
 3. Intubasi Trakhea
adalah tindakan memasukkan pipa trakhea kedalam trakhea melalui rima glotis,
sehingga ujung distalnya berada kira-kira dipertengahan trakhea antara pita
suara dan bifurkasio trakhea

INDIKASI PENGGUNAAN

 mengontrol jalan napas, menyediakan saluran udara yang


bebas hambatan untuk ventilasi dalam jangka panjang,
meminimalkan risiko aspirasi
 mempertahankan saluran napas yang adekuat, melindungi
terhadap aspirasi paru, kebutuhan untuk mengontrol dan
mengeluarkan sekret pulmonal.
KONTRAINDIKASI PENGGUNAAN

beberapa kondisi yang diperkirakan akan mengalami kesulitan pada


saat dilakukan intubasi, antara lain:
 Tumor : Higroma kistik, hemangioma, hematom
 Infeksi : Abces mandibula, peritonsiler abces, epiglotitis
 Kelainan kongenital : Piere Robin Syndrome, Syndrom Collin
teacher, atresi laring, Syndrom Goldenhar, disostosis kraniofasial
 Benda asing
 Trauma : Fraktur laring, fraktur maxila/ mandibula, trauma tulang
leher
4. TIVA (total intravenous anesthesia)

INDIKASI PENGGUNAAN

 Onset induksi sangat cepat


 Onset aksi yang cepat yang tidak tergantung pada ventilasi alveolar
 Perbaikan kualitas pada saat bangun dari anestesi
 Pengurangan insidensi mual muntah post operasi
 Peningkatan kenyamanan pasien, kepuasan orang tua pasien pada periode post
operasi
KONTRAINDIKASI PENGGUNAAN

 Nyeri pada penyuntikan propofol


 Sulit memonitor pemberian intravena kontinyu
 Variasi farmakokinetik dan farmakodinamik individu yang lebih besar
Pemeriksaan Saluran Napas (Airway Assessment)

LEMON (Look, Evaluate, Mallampati, Obstruction, Neck).[1,2,4] Hal-hal yang harus diperiksa adalah:
 L (Lihat): Lakukan inspeksi secara eksternal jalan napas pasien
Hal-hal yang menandakan adanya jalan napas sulit adalah:
 Facies abnormal atau trauma wajah.
 Mandibula kecil.
 Lidah besar.
 Leher pendek dan lebar atau bull neck
 E (Evaluasi): Evaluasi dilakukan berdasarkan aturan 3-3-2 untuk menilai pembukaan mulut (mouth
opening), jarak hiomental, dan jarak tirohioid.
Hal ini dapat dilakukan pada pasien dengan jalan napas tanpa penyulit. Pengukuran dilakukan dengan cara:
 3 – pasien membuka mulut dan memasukkan 3 jari di antara gigi. Apabila dapat mengakomodasi 3 jari, maka
insersi laringoskop dan tuba endotrakeal relatif lebih mudah
 3 – pengukuran jarak hiomental dilakukan dengan meletakkan 3 jari pada dasar mandibula, diantara mentum dan
tulang hioid
 2 – penilaian jarak tirohioid dilakukan dengan meletakkan 2 jari diantara kartilago tiroid dan tulang hioid
 M (Mallampati): Klasifikasi Mallampati dilakukan untuk menilai ukuran lidah
dan rongga oral.
Penilaian ini dibedakan menjadi 4 kelas, yaitu:
 Kelas I: terlihat palatum durum, palatum mole, seluruh tonsil dan uvula.
 Kelas II: terlihat palatum mole, palatum durum, bagian atas tonsil dan
uvula.
 Kelas III: palatum durum, mole, dan dasar uvula terlihat.
 Kelas IV: palatum durum terlihat
Mallampati kelas III dan IV menunjukkan adanya manajemen jalan napas
sulit, sehingga intubasi sulit dilakukan.
 O (Obstruksi / Obesitas): Obstruksi ditandai dengan adanya stridor, suara
tidak jelas (hot potato voice), dan sulit menelan cairan
 N (Neck): Mobilitas leher perlu dinilai. Mobilitas leher yang kurang baik akan
mengganggu visualisasi glotis pada saat laringoskopi.
Tahapan Anestesi

pemberian obat diberi dengan tujuan untuk melancarkan


PREMEDIKASI induksi, rumatan anestesi

membuat kondisi pasien dari sadar ke stadium pembedahan. dapat


INDUKSI dilakukan dengan secara intravena, inhalasi, intramuskuler atau
rektal.

pemberian obat untuk mempertahankan atau memperdalam


PEMELIHARAAN stadium anestesi setelah induksi. Pada kasus ini menggunakan
Isofluran, N2O, dan O2.

melakukan penilaian berdasarkan Aldrete Score untuk


RECOVERY ROOM menentukan apakah pasien sudah dapat dipindahkan ke ruangan
atau masih perlu di observasi

Anda mungkin juga menyukai