Anda di halaman 1dari 79

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

GAMBARAN KEJADIAN PERDARAHAN SALURAN CE


RNA PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK
DI RSUP M. DJAMIL PADANG

ASRINING TYAS
1510312083

Pembimbing 1 : dr. Saptino Miro, Sp. PD (K)


Pembimbing 2 : dr. Ade Asyari, Sp. THT-KL (K)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ANDALAS

1 PENDAHULUAN

2 TINJAUAN PUSTAKA

3 METODELOGI PENELITIAN

HASIL PENELITIAN
4

5 PEMBAHASAN

6 PENUTUP
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ANDALAS

BAB 1
PENDAHULUAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ANDALAS

LATAR BELAKANG
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah keadaan
klinis kerusakan struktur ataupun fungsi ginjal
selama 3 bulan atau lebih dengan Laju Filtrasi
Glomerulus (LFG) <60 mL/menit/1,73m2 dan
dikatakan sudah mencapai tahap akhir jika
LFG mencapai <15 mL/menit/1,73m2 dengan
atau tidak dialisis
Di dunia prevalensi PGK berkisar
11-13% dengan prevalensi terbesar
pada stadium 3 (Hill NR, 2016).

PGK merupakan penyebab kematian


ke-27 di dunia pada tahun 1990 dan
meningkat menjadi urutan ke-18 pada
tahun 2010. (Cossio MLT, 2012) .

Lebih dari 2 juta penduduk di dunia


mendapatkan perawatan dengan
dialisis atau transplantasi ginjal dan
hanya sekitar 10% yang benar-benar
mengalami perawatan tersebut .
(Cossio MLT, 2012) .

Di Indonesia sendiri prevalensi PGK


sebesar 0,2% dan menempati peringkat
ke-10 (3%) penyebab kematian di
Indonesia (RISKESDAS, 2013).
Prevalensi PGK di Sumatera Barat
sebesar 0,2% (Profil Kesehatan
Indonesia, 2013)

Prevalensi PGK tertinggi sebesar 0,4%


yaitu di Kabupaten Tanah Datar dan
Kota Solok (Profil Kesehatan Indonesia,
2013)

Kota Padang didapatkan prevalensi


PGK sebesar 0,3% (Profil Kesehatan
Indonesia, 2013)

Data rekam medis tahun 2018 di Bagian


Penyakit Dalam RSUP M. Djamil Padang
di ditemukan pasien PGK sebanyak 471
orang
LATAR BELAKANG

PGK dapat menyebabkan berbagai manifestasi klinis, salah satunya adalah


gangguan saluran cerna. Manifestasi gangguan saluran cerna dapat berupa
nausea, vomitus, nyeri abdomen, diare, konstipasi, serta perdarahan.

Gangguan saluran cerna akan menganggu asupan gizi yang pada akhirnya
berkaitan dengan malnutrisi, hal ini meningkatkan morbiditas dan mortalitas
pada pasien PGK

Salah satu gangguan pada saluran cerna yang sering ditemukan akibat
komplikasi PGK adalah perdarahan. Insidens dan mortalitas perdarahan
saluran cerna pada pasien PGK lebih tinggi dibandingkan pada populasi
umum.
LATAR BELAKANG

Efek perdarahan saluran cerna sangat serius karena penurunan tekanan darah
akibat perdarahan akan semakin menurunkan LFG yang berarti semakin
memperburuk PGK.

Selain itu, perdarahan saluran cerna juga menimbulkan komplikasi lain seperti
malnutrisi dan anemia.

Anemia akibat perdarahan saluran cerna tersebut dapat menyebabkan penyakit


jantung iskemi ataupun gagal jantung yang pada akhirnya berujung ke
kematian. Oleh karena itu perdarahan saluran cerna pada pasien PGK perlu
mendapat perhatian.
LATAR BELAKANG

Namun, hingga saat ini patogenesis perdarahan saluran cerna pada PGK masih
belum jelas dan bersifat multifaktorial.

Diduga faktor yang berperan terhadap perdarahan saluran cerna pada PGK
disebabkan karena penggunaan anti-trombosit dan anti-koagulan, heparinisasi
pada saat dialisis, prosedur operasi, serta efek uremia terhadap mukosa saluran
cerna, disfungsi trombosit, dan eritrosit.
(Sohal,2006)
LATAR BELAKANG

Akibat fungsi residual ginjal yang tidak adekuat, terjadi peningkatan kadar
ureum serum pada pasien PGK. Pasien PGK dengan kadar ureum serum
yang tinggi (pasien uremik) memiliki risiko perdarahan yang tinggi pula, hal
ini disebabkan oleh karena toksin ureum yang mengubah fungsi trombosit
dan eritrosit.

Perdarahan oleh karena efek ureum serum yang meningkat disebut uremic
bleeding. Walaupun terdapat beberapa teori yang menjelaskan mekanisme
uremic bleeding, patogenesis uremic bleeding pada perdarahan saluran
cerna masih belum jelas
(Lai Y,2009)
Perdarahan saluran cerna telah sering
3-7% dilaporkan sebagai komplikasi PGK dan
merupakan penyebab kematian 3-7% dari
pasien PGK (Hasnain,1983)

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan


terhadap pasien PGK stadium 3-5, dari total
13% 2968 pasien didapatkan 386 orang (13%)
mengalami PSC
(Liang, 2014)

Berdasarkan hasil studi yang dilakukan


terhadap populasi umum dari 398213
9% pasien dengan PSC, 35985 orang (9%)
PGK.
(Sood, 2012)
LATAR BELAKANG

Perdarahan saluran cerna merupakan komplikasi yang sering ditemukan pada PGK

Dari semua penyebab kehilangan darah pada pasien PGK, salah satu yang paling
umum adalah perdarahan saluran cerna. (Ahmad S, 2012)

Perdarahan saluran cerna meningkatkan morbidias dan mortalitas pada PGK

HD juga dapat menyebabkan perdarahan saluran cerna

Meningkatkan kadar ureum serum, menyebabkan uremic bleeding

Walaupun terdapat beberapa teori yang menjelaskan mekanisme uremic bleeding,


patogenesis uremic bleeding pada perdarahan saluran cerna masih belum jelas.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ANDALAS

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana gambaran kejadian perdarahan saluran cerna
pada pasien penyakit ginjal kronik di RSUP M. Djamil
Padang?
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum

Mengetahui gambaran kejadian perdarahan saluran cerna


pada pasien penyakit ginjal kronik di RSUP M. Djamil Padang

Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik pasien PGK stadium 4 dan 5 rawat inap periode Januari – Desember
2018 RSUP M. Djamil Padang berdasarkan stadium, jenis kelamin, usia, kadar ureum, kadar
Hb, dan HD rutin.
2. Mengetahui gambaran kejadian PSC pada pasien PGK berdasarkan stadium 4 dan 5.
3. Mengetahui gambaran kejadian PSC pada pasien PGK stadium 4 dan 5 berdasarkan jenis
kelamin
4. Mengetahui gambaran kejadian PSC pada pasien PGK stadium 4 dan 5 berdasarkan kadar
ureum serum.
5. Mengetahui gambaran kejadian PSC pada pasien PGK stadium 4 dan 5 berdasarkan kadar
Hb (anemia atau tidak).
6. Mengetahui gambaran kejadian PSC pada pasien PGK stadium 4 dan 5 berdasarkan HD
rutin.
7. Mengetahui gambaran manifestasi klinis kejadian PSC pada pasien PGK stadium 4 dan 5.
MANFAAT PENELITIAN

Bagi Penulis Bagi Perguruan Tinggi


01 • Berlatih menerapkan ilmu tentang metlit
• Menambah wawasan dan pengetahuan
02 • Realisasi tridarma PT dalam
melaksanakan fungsinya sebagai
lembaga yang menyelenggarakan
mengenai gambaran kejadian PSC pada penidikan, penelitian, dan pengabian
pasien PGK
masyarakat . 

Bagi Penelitian Selanjutnya Bagi Tenaga Kesehatan


03 Menjadi bahan referensi untuk
memperdalam dan melengkapi 04 Memberikan informasi kepada klinisi
tentang kejadian PSC pada pasien PGK
untuk meningkatkan pelayanan
kekurangan dalam penelitian ini.
kesehatan, menurunkan resiko
terjadinya perdarahan saluran cerna
serta meningkatkan
kualitas hidup pasien PGK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ANDALAS

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ANDALAS

PENYAKIT GINJAL KRO


NIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Menurut Kidney Disease Improving Global ANDALAS
Outcomes (KDIGO), penyakit ginjal kronik
didefinisikan sebagai abnormalitas dari
struktur atau fungsi ginjal yang
berlangsung >3 bulan dengan memenuhi
salah satu kriteria berikut:1
Salah satu dari kriteria berikut yang terjadi > 3 bulan, yaitu
albuminuria (AER > 30 mg/24 jam, ACR > 30 mg/g) ;
abnormalitas sedimen urin; abnormalitas elektrolit dan lainnya
karena kelainan tubular; abnormalitas struktur ginjal yang
dibuktikan dengan biopsi atau pencitraan; atau riwayat
transplantasi ginjal.

Penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) kurang dari


60mL/menit/1,73 m2 selama minimal 3 bulan dengan atau
tanpa
ETIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ANDALAS

Penyakit yang
mendasari Penyebab PGK paling
sering adalah diabetes
melitus dan hipertensi, hal
ini ditemukan pada hampir
Your Text Here
70% kasus PGK.
Your Text Here Penyebab yang lebih jarang
adalah
glomerulonefritis,batu ginjal,
lupus eritematosus,
Pola hidup gangguan sistem imun
lainnya, serta infeksi saluran
tidak sehat kemih yang berulang.
STADIUM

Berdasarkan kategori LFG

Berdasarkan kategori albuminuria


PATOFISIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ANDALAS

Pada PGK akibat paparan agen yang terus-menerus,


akan menyebabkan remodeling dengan terbentuknya Hipertrofi struktural
jaringan parut disertai dengan penurunan fungsi ginjal.

fungsi residual ginjal yang tidak


adekuat.

penurunan fungsi nefron yang


progresif

Penumpukan zat sisa dan volume Memunculkan berbagai manifestasi


darah klinis
GEJALA KLINIS
Sindroma Uremia

Endokrin

Kardiovaskuler
Hiperparatiroidisme
Abnormalitas tiroid
Hematologi
Amenore
Hipertensi Disfungsi ereksi
Gagal jantung
Saluran Cerna
Penyakit arteri
Anemia
koroner
Perdarahan
Perikarditis
Infeksi
Anoreksia
Nausea
Vomiting
Perdarahan
Gastritis
GEJALA KLINIS
Sindroma Uremia

Muskulosletal

Respirasi
Kalsipitasi vaskuler
dan jaringan lunak
Neurologi
Osteomalasia
Udem paru Osteitis fibrosa
Pleuritis uremik
Metabolik
Pneumonia
Fatigue
Nyeri kepala
Parestesia
Intoleransi
Gangguan tidur
karbohidrat
Ensefalopati
Hiperlipidemia
GEJALA KLINIS
Sindroma Uremia

Psikiatri

Penglihatan
Cemas
Depresi
Integumen Strees
Hypertensive
retinophaty
Pruritus
Ekimosis
Kulit kering
GEJALA KLINIS
Gejala Komplikasi

OSTEODISTRO Asidosis
HIPERTENSI ANEMIA FI RENAL metabolik
.

.
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN DARAH
Terdapat tanda
Anemia normositik
Peningkatan ureum dan kreatinin serum
Elektrolit abnormal

PEMERIKSAAN URIN
Hematuria
Proteinuria
BJ urin rendah

RADIOLOGI
CT San
MRI
Venografi
Rontgen Abdomen
KOMPLIKASI

01 02 03

ANEMIA MALNUTRISI HIPERTENSI

05
04 06

GANGGUAN OSTEODISTROFI PERDARAHAN


CAIRAN DAN RENAL SALURAN CERNA
ELEKTROLIT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ANDALAS

PERDARAHAN SALURAN C
ERNA PADA PGK
ETIOLOGI

Toksin Antikoagulan
Efek uremia menyebabkan Dialisis Prosedur
Ureum kronis Operasi
perdarahan disebut uremic
bleeding, yaitu perdarahan
oleh karena kadar ureum
serum yang meningkat akibat
dari penyakit lain. Paling
sering oleh karena komplikasi
PGK.
Penggunaan antikoagulan dan
heparinisasi saat HD dan
prosedur iatrogenic
PATOFISIOLOGI

01 Disfungsional interaksi
glikoprotein dengan
02 Peningkatan
Prostasiklin dan NO
vWF

03 Penyimpanan ADP dan


serotonin trombosit 04 Defek siklus
siklo-oksigenasi
yang berkurang
PATOFISIOLOGI

05 Akumulasi toksin
menggagu fungsi
06 ANEMIA

biologi dan biokimia.

07 HIPERGASTRINEMIA
MANIFESTASI KLINIS

Penyebab perdarahan saluran cerna pada uremic bleeding biasanya tukak


lambung, hemoragik esofagitis, gastritis, duodenitis, dan telangiectasis
lambung.

Tukak lambung dan duodenum mencapai 67%, dengan kejadian paling


banyak di antrum (50%). Perdarahan kandung empedu jarang ditemukan.

Presentasi klinis terbanyak perdarahan saluran cerna adalah hematemesis (muntah darah), emesis
hitam seperti bubuk kopi, dan melena (feses hitam seperti aspal).

Sekitar 30% pasien perdarahan ulkus mengalami hematemesis, 20% melena, dan 50% keduanya.

Sekitar 5% pasien mengalami hematokezia (buang air besar berwarna merah marun),biasanya jika
perdarahan lebih dari 1.000 mL.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Gold Standart

Endoskopi

Pem. Lain

Status Hemodinamik
TATALAKSANA

PPI Rekombinan Estogen


Transfusi Transfusi Desmopresin
erithropoietin Kriopresipitat terkonjugasi
trombosit eritrosit
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ANDALAS

KERANGKA TEORI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ANDALAS

BAB 3
METODELOGI PENELITIAN
JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian yang


digunakan adalah
Penelitian deskriptive
obervasional TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

dengan desain Penelitian ini dilakukan di


cross sectional bagian rekam medik
RSUP M.Djamil Padang
pada bulan Januari – Mei
2019.
Populasi
Populasi adalah semua pasien Kriteria Inklusi
PGK Stadium 4 dan 5 di RSUP Pasien yang memiliki riwayat
M.Djamil Padang pada periode perdarahan saluran cerna maupun
Januari – Desember 2019 Yang tidak mengalami perdarahan
saluran cerna selama menderita PGK
periode Januari – Desember 2018
Sampel
Populasi yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi

Kriteria Eksklusi
Pasien PGK dengan catatan medis
Tidak lengkap, yaitu nama, stadium
PGK, jenis kelamin, usia, kadar ureum,
kadar Hb, HD rutin, serta manifestasi
PSC.
BESAR SAMPEL

n = Zα2 P Q
d2
TEKNIK PENGAMBILAN
Sampel minimal yang SAMPEL
diperlukan dalam penelitian
ini adalah 174 orang Teknik pengambilan sampel
dengan drop out 10 %, total menggunakan metode
sampel menjadi 191 orang. probability sampling yaitu
Simple random sampling.
DEFINISI OPERASIONAL
Stadium PGK
01
Definisi : Derajat keparahan penyakit pasien PGK periode Januari –
Desember 2018 rawat inap RSUP M. Djamil Padang yang
tercantum dalam status rekam medis.

Alat ukur : Formula CKD-EPI

Cara ukur : Observasi

Hasil ukur : PGK Stadium 4 (LFG 15 – 29 mL/menit/1,73 m2)


PGK Stadium 5 (LFG <15 mL/menit/1,73 m2)

Skala ukur : Ordinal


02
Jenis Kelamin
03 Usia

Definisi : Usia pasien PGK pada tahun 2018


berdasarkan status rekam medis pasien
Definisi : Jenis kelamin pasien PGK berdasarkan
status rekam medis pasien Alat Ukur : Data rekam medis

Alat ukur : Data rekam medis Cara Ukur : Observasi

Cara ukur : Observasi Hasil Ukur : <30 tahun


30 – 39 tahun
Hasil ukur : Laki-laki 40 – 49 tahun
Perempuan 50 – 59 tahun
>60 tahun
Skala ukur : Nominal
Skala Ukur : Ordinal
04
Perdarahan Saluran Cerna
05 Kadar Ureum Serum

Definisi : Hasil pengukuran kadar ureum yang


diperiksa dari serum darah
Definisi : Ditemukan adanya perdarahan SCBA
(hematemesis dan/atau melena) dan/atau
Alat Ukur : Fotometer
perdarahan SCBB (hematokezia)
Cara Ukur : Observasi
Alat ukur : Anamnesis dan pemeiksaan fisik
Hasil Ukur : <101 mg/dL
Cara ukur : Observasi
101 – 200 mg/dL
201 – 300 mg/dL
Hasil ukur : Ya
301 – 400 mg/dL
Tidak
>400 mg/dL
Skala ukur : Nominal
Skala Ukur : Ordinal
06
Kadar Hb
07 HD Rutin

Definisi : Pasien PGK menjalani HD 2x seminggu


Definisi : Besarnya pigmen darah membawa secara rutin sejak awal terapi hingga
oksigen pada eritrosit untuk menilai anemia saat penelitian dilakukan selama >3bulan

Alat ukur : Hematology analyzer Alat Ukur : Data rekam medis

Cara ukur : Observasi Cara Ukur : Observasi

Hasil ukur : Anemia Hasil Ukur : Ya


Tidak Anemia Tidak

Skala ukur : Nominal Skala Ukur : Nominal


INSTRUMEN PENELITIAN
Menggunakan Rekam Medik
ALUR PENELITIAN
CARA PENGOLAHAN DATA

Editing
Editing adalah memeriksa
kelengkapan dan kejelasan data
rekam medik data
Processing

Coding 1 Memasukkan (entry) dan mengolah


data yang diperoleh dari rekam
medik ke program komputer.
Coding adalah mengelompokan
data. Pengelompokkan data 2 3
4
dilakukan dengan memberikan
kode pada semua data yang
terkumpul, untuk mempermudah
analisis dan mempercepat Cleaning
proses entry data. Cleaning adalah pembersihan data
yang merupakan kegiatan untuk
memeriksa
kembali data yang telah dimasukkan
untuk mengetahui adanya kesalahan
dalam proses entry atau coding.
ANALISIS DATA
ANALISIS UNIVARIAT
Analisis univariat bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik masing-masing variabel
yang diteliti dalam bentuk persentase.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ANDALAS

BAB 4
HASIL PENELITIAN
1 Karakteristik Epidemiologi Sampel

Stadium Jenis Kelamin Kel Usia HD


6% 16%
23%
40% 12%
44%
60% 31% 18% 56%
94%

Stadium 4 Stadium 5 LK PR <30 30 - 39


40 - 49 50 - 59 Rutin
> 60 Tidak HD/Tidak Rutin
2 Hasil Laboraorium Sampel

Kadar Hb Kadar Ureum


3% 6%
7% <101
17%
101 - 200
Anemi 201 - 300
a 25% 301 - 400
>400
45%
97%
3 Kadar Rerata Ureum Serum

Kadar Ureum Serum (mg/dL)

Stadium
<101 101 – 200 201 – 300 301 – 400 >400 Mean

Stadium 4 6 4 1 1 0 124,5 + 93,65

Stadium 5 29 89 51 13 13 191,04 + 103,17

Total 35 93 52 14 13 187,39 + 111,37


Gambaran Kejadian PSC pada Pasien PGK Stadium 4 dan 5 Berdasarkan Stadium 4 dan 5
4
200
180
160
140
120
100 PSC
Non PSC
80
60
40
20
0 (8,33) (11,8)
Stadium 4 Stadium 5
Gambaran Kejadian PSC pada Pasien PGK Stadium 4 dan 5 Berdasarkan Jenis kelamin

5 120
100

80

60 PSC
Tidak PSC
40

20

0 (12,8) (10,84)
LK PR
Gambaran Kejadian PSC pada Pasien PGK Stadium 4 dan 5 Berdasarkan Kadar Ureum Serum
6
90
80
70
60
50
PSC
40 Tidak PSC
30
20
10
(8) (14) (27) (38)
0
<101 101 - 200 201 - 300 301 - 400 >400
7
Gambaran Kejadian PSC pada Pasien PGK Stadium 4 dan 5 Berdasarkan Kadar Rerata Ureum Serum

PSC Mean + Std. deviasi Min Max

Ya 277,79 + 134,92 114 573

Tidak 176,27 + 103,17 12 535

8 Gambaran Kejadian PSC pada Pasien PGK Stadium 4 dan 5 Berdasarkan Kadar Rerata Hb

PSC Mean + Std. deviasi Min Max

Ya 7,43 + 2,5 3,0 11,6

Tidak 8,78 + 7,38 3,4 14,3


9 Gambaran Kejadian PSC pada Pasien PGK Stadium 4 dan 5 Berdasarkan Kadar Hb

200
180
160
140
120
100 PSC
80 Tidak PSC
60
40
20
(12)
0
Anemia Tidak Anemia
Gambaran Kejadian PSC pada Pasien PGK Stadium 4 dan 5 Berdasarkan HD Rutin

10
120

100

80

60 PSC
Tidak PSC
40

20
(12,07) (10,09)
0
HD Rutin Tidak HD Rutin
11 Gambaran Manifestasi Klinik Kejadian PSC pada Pasien PGK Stadium 4 dan 5

25

20

15
Atas
10 Bawah

0
Stadium 4 Stadium 5
12 Gambaran Manifestasi Klinik Kejadian PSC pada Pasien PGK Stadium 4 dan 5

12
10
8
6
4
2
0 Stadium 4
Stadium 5
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ANDALAS

BAB 5
PEMBAHASAN
Karakteristik Sampel Penelitian
Berdasarkan Stadium

Hill di National TEORI


Ndraha (2018), Institute for Health
Sagita (2017), Research United
Kingdom (2016)
Hidayat (2016),
Di populasi umum
Isranurhaq (2016),
stadium terendah adalah
Tjekyan (2014)
stadium 5.
Stadium Namun, PGK stadium 1-
terbanyak adalah 3 belum memperlihatkan
Hasil Penelitian stadium 3.
Stadium 4 > gejala dan keluhan yang
Stadium terkecil spesifik, oleh karena itu
Stadium 5
adalah stadium 5 kebanyakan pasien
Stadium 4 > datang berobat saat
Stadium 5 keluhan sudah berat dan
pada saat dilakukan
pemeriksaan
lanjutan sudah berada
pada stadium terminal
(stadium 5).
Karakteristik Sampel Penelitian
Berdasarkan Jenis Kelamin

TEORI
Sarwana (2015),
Tjekyan (2014),
Ayu (2011), • JK bukan faktor risiko
Ndraha (2018), utama
Surya (2018), • Dipengaruhi oleh ras,
LK < PR genetik, lingkungan.
• Namun, LK 2x >
Hasil Penelitian mengalami PGK
LK > PR karena perbedaan
hormon, tekanan
LK > PR darah, gaya hidup,
konsumsi rokok,
alkohol, asupan protein
dan garam.
• Testosteron
meningkatkan risiko
PGK, sedangkan
estradiol menurunkan
PGK
Karakteristik Sampel Penelitian
Berdasarkan Usia

TEORI
Surya (2018),
NHANES (2013-2016),
Pranandari (2011), • Pertambahan usia
akan mempengaruhi
Delima (2017),
anatomi, fisiologi, dan
Tjekyan (2014)
Usia terbanyak sitologi ginjal.
• Pada usia 40, jumlah
>60 tahun
Hasil Penelitian nefron berkurang
Usia terbanyak sekita 10% per 10
50 -59 tahun tahun.
atau <60 tahun • Penebalan membran • Penurunan kliens
Usia terbanyak
basal glomerulus, kreatinin rata-rata 0,75
50 – 59 tahun
ekspansi mesangium, mL/menit/tahun.
dan deposit protein • Setelah 30 tahun,
matriks ekstraseluler ginjal mengalami atrofi
menyebabkan dan ketebalan korteks
glomerulosklerosis. akan berkurang 20%
• PGK sudah dimulai setiap dekade.
sejak usia muda
Karakteristik Sampel Penelitian
Berdasarkan Kadar Ureum

TEORI

Liang (2014),
Ibrahim (2017), • Ureum berasal dari
katabolisme protein
• Dieksresikan melalui
Anwar (2017) Kadar ureum ginjal sebagai
serum stadium 5 komponen urine
Hasil Penelitian > • Marker fungsi ginjal
100% mengalami stadium 4 • Salah satu dampak
peningkatan kadar
penurunan LFG adalah
ureum
• 95,65% meningkatnya kadar
mengalami ureum serum
peningkatan
kadar ureum
Serum
• Kadar ureum
serum stadium 5
> stadium 4
Karakteristik Sampel Penelitian
Berdasarkan Kadar Hb (Anemia/Tidak)

TEORI

Ndraha (2018), • Sel-sel peritubular


Hidayat (2016), yang menghasilkan
Isranurhaq (2016), eritropoietin rusak
Sarwana (2015) • Hepsidin : • Kerusakan sel-sel
hormon utama darah saat HD
Hasil Penelitian
yang • Asupan gizi yang
Anemia > tidak bertanggungjawa kurang
anemia pada b untuk menjaga • Defisiensi besi,
pasien PGK homeostatis besi
• 96,62% • Sindrom nefrotik,
mengalami sistemik. • Penggunaan ACE
anemia • Hepsidin inhibitor/ARB, uremic
mencegah bleeding.
masuknya zat
besi ke plasma.
• Sitokin inflamasi
menginduksi
hepsidin (pada
Karakteristik Sampel Penelitian
Berdasarkan HD

TEORI

Isranurhaq (2016) di
Makassar Berdasarkan data IRR
2017 terjadi peningkatan
Poluan (2016) di
pasien HD di Indonesia,
Manado HD < Tidak HD faktor JKN berperan
dalam menjaga
Hasil Penelitian kelangsungan terapi ini.
HD > Tidak HD
Peningkatan psien baru
di Sumbar dan Sulut
HD > Tidak HD mencapai 800 lebih
sedangkan Sulsel hanya
berada di angka 200.
Kejadian PSC pada PGK
Berdasarkan Stadium

TEORI

Hwang (2012) • Hubungan tingkat


uremia dengan PSC
• Uremic bleeding
Liang (2014) Stadium 5 > menyebabkan
stadium 4 disfungsi trombosit.
Hasil Penelitian • Stadium 5
Stadium 5 > Pasien stadium 5 menggunakan dialisis,
stadium 4 memiliki risiko sehingga penggunaan
Stadium 5 > 4,1x lebih besar heparin, agen
Setiap 5 dibanding
Stadium 4 trombosit, dan
mL/menit/1,73 m2 stadium 3-4 antikoagulan.
peningkatan LFG
dikaitkan dengan
risiko PSC 10%
lebih rendah
Kejadian PSC pada PGK
Berdasarkan Jenis Kelamin

TEORI

Trivedi (2015)
Jiing (2011) • Mekanisme estrogen
menurunkan kejadian
Wasse (2003),
perdarahan saluran cerna
Sotoudehmanesh (2002) LK < PR belum sepenuhnya
dipahami.
Hasil Penelitian • Estrogen terkonjugasi
LK > PR
dapat menurunkan L-
arginin, yang merupakan
LK > PR prekursor NO
• Estrogen meningkatkan
pembentukan
tromboksan, namun tidak
ada efek pengurangan
prostasiklin
Kejadian PSC pada PGK
Berdasarkan Kadar Ureum Serum

TEORI

• Uremia menghambat
Rebeca (2017), adhesi dan agregasi
Liang (2014) trombosit
Ureum berlebih • Trombosit uremic
menyebabkan anemia memproduksi lebih
Hasil Penelitian : banyak NO dan
Ureum serum • Uremia mencegah prostasiklin
pasien PGK yang penyerapan besi • cAMP meningkat 
mengalami PSC • Menginaktifkan
Ureum serum mengubah mobilisasi
lebih tinggi dari eritropoietin
pasien PGK yang kalsium sehingga
pada yang tidak • Menekan respon
mengalami PSC TXA2 dan ADP
mengalami PSC sumsum tulang
lebih tinggi dari berkurang
pada yang tidak tehadap • Hipergastrinemia
mengalami PSC eritropoietin • Meningkatnya refleks
• Pendeknya masa empedu
hidup eritrosit • Menurunnya sekresi
bikarbonat
Kejadian PSC pada PGK
Berdasarkan Kadar Hb

TEORI

Rebeca (2019), Hwang (2012) • Studi reologi, massa


Marinescu (2016),
eritrosit memberikan
Liang (2014),
tekanan radial ke luar
Lepere (2005) Anemia pada PGK sehingga trombosit
disebabkan oleh lebih dekat dengan
Hasil Penelitian • Efek uremia lumen p.darah
Anemia > Tidak • Hilangnya darah • Eritrosit juga
Anemia saat HD melepaskan TXA2 dan
Hb pasien PGK • Anemia defisiensi
Anemia > Tidak ADP
yang besi karena
Anemia • Hb mengikat NO dan
mengalamiPSC penyakit kronik
Hb pasien PGK yang prostasiklin.
lebih rendah dari
mengalamiPSC lebih
pada yang tidak
rendah dari
mengalami PSC
pada yang tidak
mengalami PSC
Kejadian PSC pada PGK
Berdasarkan HD Rutin

TEORI
Marinescu (2016),
Trivedi (2015),
Anemia yang disebabkan
Gerson (2013),
HD
Kuo (2013), • Kehilangan zat besi
Jiing (2011) Penggunaan • Iatrogenic kehilangan
antikogulan darah di hemodializer
Hasil Penelitian heparin) • Perdarahan dari fistula
HD > non-HD selama HD arteriovenosa
• Paparan berulang
HD > non-HD bedah vaskuler untuk
perbaikan atau
pembuatan akses
vaskuler baru untuk
dialisis
Kejadian PSC pada PGK
Manifestasi Klinik PSC pada PGK

TEORI

Syed (2017), Lepere (2005) • Melena adalah gejala


Marinescu (2016),
palimg sering pada
Trivedi (2015),
lambung.
Rebeca (2019) Melena, • Lesi PSC pada PGK
hematokezia, tersering adalah di
Hasil Penelitian hematemesis + lambung 50%.
100% perdarahan hematokezia • Hematokezia sering
SCBA
disebabkan oleh
100% perdarahan Hipergastrinemia : hemorid. Hemoroid
Melena, Ureum
SCBA meningkat pada pasien
hematemesis + Berkurangnya bersihan gastrin dengan dialisis
melena, Mekanisme umpan balik
Melena, peritoneal
hematemesis. menetralisir amonia pada
hematemesis +
melena, lambung
hematemesis. Tingginya refluks empedu
Menurunnya sekresi bikarbonat
oleh pankreas
Keterbatasan Penelitian

Masih terdapat banyak variabel lain terkait dengan


PSC pada pasien PGK yang tidak dimasukkan
dalam variabel penelitian ini, seperti riwayat
merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, dan
infeksi Helicobacter pylori .
BAB 6
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Penelitian ini menunjukkan bahwa pasien PGK terbanyak adalah stadium 5
dengan jenis kelamin laki-laki, kelompok usia 50-59 tahun, kadar ureum
rerata 101-200 mg/dL, hemoglobin dengan anemia, dan menjalani HD.
2. Kejadian PSC pada PGK semakin meningkat dengan meningkatnya stadium.
3. Laki-laki lebih berisiko mengalami kejadian PSC pada PGK.
4. Kejadian PSC pada PGK semakin meningkat dengan meningkatnya kadar
ureum serum.
5. Kejadian PSC pada PGK akan semakin meningkat dengan menurunnya
kadar Hb.
6. Kejadian PSC pada PGK semakin meningkat pada PGK dengan HD
dibanding PGK non-HD.
7. PSC pada pasien PGK yang paling sering ditemukan adalah PSC bagian
atas.
SARAN
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai analisis kejadian PSC
pada pasien PGK dengan variable lain, seperti riwayat merokok, konsumsi
alcohol, aktivitas fisik, penggunaan obat anti-koagulan lain, dan infeksi
Helicobacter pylori .
2. Bagi instansi kesehatan yang berada dibidang rekam medis diharapkan
dapat memperbaharui system engumpulan data agar tidak ada data yang
hilang atau tercampur dengan data pasien lainnya.
3. Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat mengisi data rekam medis
dengan lengkap.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
ANDALAS

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai