Anda di halaman 1dari 150

KAS DAN REKONSILASI BANK

Pengertian.
Kas ialah uang tunai dan kertas-kertas berharga yang berfungsi sebagai uang tunai:
Cirri-ciri kertas berharga yang dapat digolongkan sebagai kas adalah sebagai berikut:
Diterima Bank ( dalam pertukaran ) nilainya sama dengan nilai nominal
Tidak mempunyai tanggal jatuh tempo.
Untuk dijadikan uang tunai tidak memerlukan biaya.
Karena sifatnya antara lain : Volume pisik kecil, nilainya tetap besar (sebesar nominal) tidak adanya identifikasi pemilikan,
maka Kas sering menjadi objek penyelewengan. Oleh sebab itu pengawasan terhadap kas harus diadakan secara teliti dan
tepat, sejak penerimaan sampai dengan pengeluaran.
Beberapa prinsip pengawasan terhadap kas adalah sebagai berikut:
Adanya pembagian tugas antara : penerima, penyimpanan, dan pembukuan kas.
Setiap penerimaan harus segera disetor ke Bank (diberikan batas waktu penyetoran misalnya : paling lambat satu hari).
Gunakan system Voucher untuk pengeluaran, agar pengeluaran-pengerluaran untuk pribadi dapat dicegah, stidak-tidaknya
dikurangi.
Sistem kas kecil diselenggarakan untuk pengeluaran dalam jumlah yang kecil (dengan penetapan jumlah maksimum), dan
kas kecil tersebut sebaliknya diselenggarakan dalam bentuk dana tetap (imperest fund).
Dibagian keuangan ditunjuk seorang petugas untuk mencatat semua penerimaan. Baik dalam bentuk uang tunai, cek
maupun bilyet giro dalam suatu daftar tersendiri.
Kecuali pembayaran melalui kas kecil, maka pengeluaran sebaiknya dengan cek.
Pejabat yang mengeluarkan cek harus mempunyai daftar, untuk mencatat semua cek yang telah dikeluarkan.
Kas opname diadakan dengan jarak waktu yang tidak teratur dan mendadak.

Jurnal penerimaan dan pengeluaran kas


Untuk mempermudah mengetahui perubahan saldo kas ( pertambahan/pengurangan ), maka penerimaan dan
pengeluaran kas dicatat masing-masing dalam jurnal (buku harian) tersendiri. Adapun prinsip penyusunan kedua buku
harian tersebut adalah sebagai berikut:
Jurnal Penerimaan Kas
Setiap sumber penerimaan kas yang sering terjadi disediakan kolom tersendiri disebelah kredit.
Sumber penerimaan kas yang jarang terjadi dalam dicatat dalam satu kolom “Serba serbi” dengan menyediakan kolom jumlah, Ref ,
dan Perkiraan.
Untuk kolom debet, selain perkiraan kas, juga perkiraan potongan penjualan apabila dalam syarat pembayaran dalam penjualan
kredit dimungkinkan adanya potongan penjualan.
Berikut ini diberikan contoh bentuk junal penerimaan kas
Jurnal (Buku) Penerimaan Kas

KREDIT DEBET
Tgl. Ketr . Ref Penjualan Piutang Serba – serbi Pot. Penjualan Kas
Jumlah Ref. Perkiraan

Jurnal pengeluaran Kas


Setiap pos pengeluaran kas yang sering terjadi dicatat dalam kolom tersendiri di sebelah Debet.
Pos-pos pengeluaran yang jarang terjadi dicatat dalam satu kolom , serba seri dengan menyediakan kolom jumlah Ref dan Perkiraan.
Untuk kolom kredit, selain perkiraan Kas, juga perkiraan potongan pembelian.
Berikut ini diberikan contoh bentuk jurnal pengeluaran kas.

Jurnal (Buku) Penerimaan Kas

KREDIT DEBET
Tgl. Ketr. Ref Pembelian Utang Serba – serbi Pot. Penjualan Kas
Jumlah Ref. Perkiraan
Tentu saja dibalik jurnal penerimaan kas maupun pengeluaran kas dapat disusun dalam bentuk lain, misalnya serba serbi
hanya terdiri dari satu kolom. Dalam hal ini nomor perkiraan yang dicatat dalam kolom serba serbi dicatat di kolom
keterangan. Juga dapat ditambahkan nomor bukti, nomor cek (khusus jurnal pengeluaran kas).
Contoh 1.
Pada sebuah perusahaan dipakai antara lain buku-buku harian :
a. Buku penerimaan kas dengan pembagian lajur: Tanggal, Keterangan, Ref, Serba-serbi (K), Piutang (K), Potongan
penjualan (D), Kas (D)
b. Buku pengeluaran kas dengan pembagian lajur: Tanggal, Keterangan, Ref, Serba-serbi (D), Utang (D), Potongan
pembelian (K), Kas (K)
c. Memorial dengan pembagian lajur : Tanggal, Keterangan, Ref, Deber, Kredit.
Transaksi-transaksi yang dilakukan oleh perusahaan itu, yang ad hubungannya dengan ketiga buku harian tersebut diatas
adalah :
Sept 2 Dibayar sewa bulan September Rp. 150.000
3 Debeli per Kas separtai barang dagang dengan harga Rp. 127.500
5 Penjualan tunai barang dagang Rp. 315.000
7 Dibeli inventaris took dari took Mebel Maju dengan harga Rp. 325.000 dari jumlah ini dibayar
per kas Rp. 125.000. Sisanya dalam tempo 30 hari, (Mengenai seluruh pembelian adakan
catatannya di dalam memorial, mengenai pembayaran per kas adakan catatannya di dalam
buku pengeluaran kas.
8 Diterima pelunasan Wesel atas Fa. Kasih (Wesel tagih) yang jatuh tempo hari ini sebesar Rp.
300.000
8 Diterima dari M. Husni Rp. 100.000 sebagai pembayaran sebagian dari harga faktur kita
tertanggal 2 September yang lalu, sebesar Rp. 275.000. Untuk sisanya diterima dari dia
sebuah mesin tulis bekas. (Masukkan yang Rp. 100.000 itu kedalam buku penerimaan kas
dan tentang penerimaan mesin tulis itu adakan catatannya di dalam memorial).
10 Dibayar rekening telepon bulan Agustus Rp. 15.000
12 Dibayar kepada Firma ARTHA, pelunasan harga fakturnya Rp. 140.000 dikurangin dengan 2%
untuk potongan tunai.
12 Penjualan tunai barang dagang Rp. 315.000
13 Dibayar biaya reparasi mobil pribadi pemilik Rp. 35.000
14 Diterima Rp. 245.000 dari H.Halim, pelunasan harga faktur kita setelah dikurangi dengan 2%
untuk potongan tunai.
16 Dijual sebagian dari tanah dengan harga Rp. 2.750.000 harga beli tanah itu dulu Rp.
2.500.000
18 Diterima bunga atas deposito di Bank sebesar Rp. 15.000
19 Dibayar utang wesel per hari ini Rp. 300.000
21 Dibayar harga faktur M.Husni per hari ini Rp. 175.000
23 Dibayar biaya iklan Rp. 15.000
25 Dibeli per Kas separtai barang dagang dengan harga sebesar
Rp. 250.000
26 Penjualan tunai barang dagang Rp. 185.000
28 Diterima dari K.Tarwo, pelunasan harga faktur kita ad Rp. 300.000 dikurangi dengan 2% untuk
potongan tunai.
30 Dibayar gaji karyawan Rp. 215.000
30 Diterima pelunasan promes dari debitur (Wesel tagih) yang tempo hari ini sebesar Rp.
150.000
Diminta :
Buka ketiga macam buku harian tersebut di atas, dan catat transaksi-transaksi di atas ke buku harian yang sesuai
Jawab
Jurnal (Buku) Penerimaan Kas
Tanggal Keterangan Ref Kredit Debet
Penjualan Piutang Serba-serbi Pot. Penj Kas
Sept 5 Penjualan tunai 315.000 - - - 315.000
8 Wesel tagih - - 300.000 - 300.000
8 M.Husni - 100.000 - - 100.000
12 Penjualan tunai 315.000 - - - 315.000
14 H.Halim - 250.000 - 5.000 245.000
16 Tanah - - 2.500.000 - 2.500.000
16 Laba atas penjualan - - - - 250.000
18 Tanah - - 250.000 - 15.000
26 Pendapatan 185.000 - - - 185.000
28 Bunga - 300.000 15.000 - 294.000
30 Penjualan tunai - - - - 150.000
K.Tarwo - 6.000
Wesel tagih 150.000 -
815.000 650.000 3.125.000 11.000 4.669.000

Jurnal (Buku) Pengeluaran Kas


Tanggal Keterangan Ref Kredit Debet
Pembelian Utang Serba-serbi Pot. Pemb Kas
Sept 2 Biaya sewa - - 150.000 - 150.000
3 Pemb. Tunai 127.500 - - - 127.500
7 Took mebel Maju - 125.000 - - 125.000
10 Biaya telepon - - 15.000 - 15.000
12 Firma Artha - 140.000 - 2.800 137.000
13 Pengembalian Prive - - 35.000 - 35.000
19 Wesel bayar - - 300.000 - 300.000
21 M.Husni - 175.000 - - 175.000
23 Biaya iklan - - 15.000 - 15.000
25 Pembelian tunai 250.000 - - - 250.000
30 Biaya gaji karyawan - - 215.000 - 215.000
377.500 440.000 730.000 2.800 1.544.700
Jurnal (Buku) Memorial

Tanggal Perkiraan dan Keterangan Ref Debet Kredit


Sept 7 Inventaris toko Rp. 325.000 Rp. –
8 Utang - Rp. 325.000
Inventaris Kantor Rp. 175.000 Rp. –
Piutang - Rp. 175.000
Rp.500.000 Rp. 500.000

C. Rekonsiliasi Bank
Apabila perusahaan menyimpan uangnya di Bank, dan melakukan pembayaran dengan cek (kecuali
pengeluaran-pengeluaran dalam jumlah kecil),maka secara periodic Bank akan mengirim laporan saldo uang tersebut ke
perusahaan.
Laporan saldo tersebut dalam bentuk Rekening Koran yaitu: Suatu daftar secara sistematis yang menunjukkan perubahan
saldo uang nasabah yang disusun oleh Bank.
Dalam rekening Koran tersebut oleh Bank dicatat semua pertambahan (kredit) dan pengurangan (Debet), disertai biaya-
biaya (debet) maupun jasa giro (kredit) yang mengakibatkan perubahan saldo uang nasabah yang bersangkutan.
Pada prinsipnya saldo uang menurut laporan bank akan selalu sama dengan saldo uang menurut buku kas perusahaan.
Namun ada beberapa factor yang menyebabkan perbedaan antara saldo menurut laporan Bank (Rekening Koran) dengan
saldo menurut buku kas perusahaan.
Faktor – faktor tersebut adalah:
A. Transaksi-transaksi yang telah dicatat oleh Perusahaan tetapi belum di catat (diketahui) oleh Bank yaitu:
1. Simpanan dalam proses (Deposit in transit), yaitu : Simpanan yang dilakukan oleh perusahaan tetapi oleh Bank belum
dicatat/dibukukan, sehingga tidak tercantum dalam laporan Bank.
2. Cek dala peredaran (out standing checks), yaitu : cek yang telah di keluarkan perusahaan, tetapi oleh pemegang
belum diuangkan ke Bank sehingga pengeluaran tersebut belum dicatat oleh Bank.
3. Kesalahan dalam pencatatan yang dilakukan oleh Bank.
B. Transaksi-transaksi yang telah dicatat oleh Bank tetapi belum dicatat oleh Perusahaan :
1. Adanya uang hasil inkasso Bank (Piutang/Wesel tagih).
2. Cek tidak cukup dana (cek kosong), yaitu cek yang diterima perusahaan kemudian didepositokan ke Bank, akan tetapi
dikembalikan Bank karena tidak cukup dana (not sufficient fund)
3. Cek di tempat (counter check), yaitu : pengambilan uang dari Bank dengan tidak mempergunakan buku cek, melainkan
dengan formulir khusus di Bank.
4. Ongkos-ongkos jasa Bank, yaitu : Biaya-biaya yang dibebankan oleh bank kepada perusahaan (Biaya administrasi,
ongkos tagih dan lain-lain) Bank Service Charges.
5. Jasa giro, yakni : bunga yang diberikan Bank kepada perusahaan atas saldo rekeningnya.
6. Kesalahan pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan.
Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut di atas, maka apabila perusahaan menerima laporan dari Bank untuk
mengetahui saldo Bank yang sebenarnya harus disusun Rekonsiliasi Bank ( Bank Reconciliation).
Ada beberapa cara menyusun rekonsiliasi Bank, yaitu :
1. Memperbaiki baik saldo Kas maupun saldo bank.
2. Hanya memperbaiki saldo perkiraan kas.
3. Hanya memperbaiki saldo laporan bank.
Di antara ketiga cara tersebut di atas, maka cara pertama merupakan cara yang paling umum dan paling banyak dipakai.
Dengan cara ini maka semua sebab-sebab perbedaan antara saldo perkiraan kas dengan saldo laporan Bank dapa
diketahui:
Bentuk Rekonsilian Bank :
Rekonsilian Bank dapat disusun dalam bentuk :
1. Skontro/Horizontal (Account form), dalam bentuk ini saldo perkiraan kas dan saldo laporan Bank diperbaiki dengan
letak sebelah menyebelah/horizontal.
2. Laporan/Vertikal/halaman (Report form) dalam bentuk ini saldo perkiraan Kas dan saldo laporan Bank diperbaiki
dengan letak vertical.
Ayat penyesuaian setelah Rekonsiliasi bank.
Apabila rekonsiliasi Bank selesai disusun, maka agar saldo perkiraan Kas sesuai dengan saldo yang sebenarnya, maka setiap
jumlah yang mempengaruhi saldo perkiraan Kas (baik menambah/mengurang) harus dijurnal.
Adapun prinsip pembuatan ayat jurnal penyesuaian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Debet : Kas, sebesar jumlah seluruh pertambahan (yang menambah saldo kas)
Kredit : Perkiraan-perkiraan, sumber pertambahan kas tersebut.
2. Debet : Perkiraan-perkiraan yang menyebabkan pengurangan (yang mengurangi saldo kas )
Kemudian perlu ditekankan, bahwa dalam menyusun rekonsiliasi Bank harus ditulis:
a. Nama perusahaan
b. Kata “Rekonsiliasi Bank”
c. Tanggal penyusunan
Contoh :
Pada tanggal 31 Maret 2015 : Toko “MACOA” milik Tuan Mangadar menerima laporan dari Bank Dagang Negara yang
menunjukkan Saldo sebesar Rp. 3.666.000 pada tanggal yang sama buku Kas perubahan menunjukkan Saldo sebesar Rp.
3.333.000. Setelah diadakannya pemeriksaan ternyatalah hal-hal sebagai berikut :
1. Wesel yang ditangihkan oleh Bank sebesar Rp. 500.000
Dengan memperhitungkan ongkos inkaso sebesar Rp. 3.000
2. Bank memberikan jasa giro sebesar Rp. 5.000
3. Sebuah cek yang diterima dari seorang debitur dan
Didepositokan ke Bank ternyata tidak mempunyai dana
Dan dikembalikan oleh Bank Rp. 350.000
4. Sebuah cek di tempat untuk keperluan pribadi pemilik
Ternyata belum dicatat sebesar Rp. 150.000
5. Bank membebani Toko “MOCOA” untuk biaya-biaya
Bank sebesar Rp. 5.000
6. Simpanan dalam proses Rp. 230.000
7. Terjadi kesalahan pencatatan di Bank, deposito sebesar
Rp. 191.000 oleh Bank telah dicatat sebesar Rp. 119.000
8. Kesalahan pencatatan oleh Perusahaan yaitu cek
Sebesar Rp. Rp. 70.000 untuk pembayaran ongkos pembelian
Telah keliru dicatat sebesar Rp. 40.000
9. Cek yang sedang beredar pada tanggal 31 Maret 2015
No. 511 sebesar Rp.140.000
No. 505 sebesar Rp. 328.000
No. 515 sebesar Rp. 200.000
Diminta :
a) Susunlah Rekonsiliasi Bank untuk Toko “MACOA” per 31 Maret 2015 dalam bentuk Skontro!
b) Susunlah Rekonsiliasi Bank untuk Toko “MACOA” per 31 Maret 2015 dalam bentuk laporan!
c) Buatlha ayat penyesuaian yang diperlukan!
Jawab :
a)
TOKO MACOA
Rekonsiliasi Bank
31 Maret 2015

Saldo Kas sebelum Saldo Bank sebelum


Rekonsialiasi Rp. 3.333.000 rekonsiliasi Rp. 3.666.000
Ditambah : Ditambah :
Wesel tagih Rp. 500.000 Simpanan dalam
Pendapatan proses Rp. 230.000
Bunga (Jasa koreksi
Giro) Rp. 5.000 +/+ deposito Rp. 72.000 +/+
Rp. 505.000 Rp. 302.000 +/+
Rp. 3.830.000 Rp. 3.968.000
Dikurangi : Dikurangi
Biaya-biaya Cek yang
Bank Rp. 8.000 beredar
Cek kosong No. 511 Rp. 140.000
Dari debitur Rp. 350.000 No. 505 Rp. 328.000
Pribadi (cek di No. 515 Rp. 200.000
Tempat) Rp. 150.000
Koreksi ongkos
Angkut
Pembelian Rp. 30.000 +/+ +/+
Rp. 538.000 - Rp. 668.000 -
Saldo setelah rekonsiliasi Rp. 3.300.000 Saldo setelah rekonsiliasi Rp. 3.300.000
b)
Toko “MACOA”
Rekonsiliasi Bank
31 Maret 2015

Saldo Kas sebelum Rekonsiliasi Rp. 3.333.000


Ditambah :
Wesel tagih Rp. 500.000
Pendapatan bunga Rp. 5.000 +/+
Rp. 505.000 +/+
Rp. 3.838.000
Dikurangi :
Biaya-biaya Bank Rp. 8.000
Cek kosong dari Debitur Rp. 350.000
Pengambilan prive (cek di tempat) Rp. 150.000
Koreksi ongkos angkutan pembelian Rp. 30.000 +/+
Rp. 538.000
Saldo Kas setelah Rekonsiliasi Rp. 3.300.000
Saldo Bank sebelum rekonsiliasi Rp. 3.666.000
Ditambah :
Simpanan dalam proses Rp. 230.000
Koreksi deposito Rp. 72.000 +/+
Rp. 302.000 +/+
Rp. 3.968.000
Dikurangi :
Cek yang sedang beredar :
No. 511 Rp. 140.000
No. 505 Rp. 328.000
No. 515 Rp. 200.000 +/+
Rp. 668.000 -/-
Saldo Bank setelah rekonsiliasi Rp. 3.300.000

c) Ayat Jurnal Penyesuaian 31 Maret 2015


1) Kas Rp. 505.000 Rp. –
Wesel tagih Rp. – Rp. 500.000
Pendapatan bunga Rp. – Rp. 5.000
2) Biaya-biaya Bank Rp. 8.000 Rp. –
Debitur Rp. 350.000 Rp. –
Pengambilan prive Tn. Mangadar Rp. 150.000 Rp. –
Kas Rp. – Rp. 538.000

Pencatatan pengeluaran Kas dengan system Voucher


Penggunaan system voucher dalam pengeluaran kas terutama untuk tujuan memperkecil kemungkinan penggunaan untuk
kepentingan pribadi.
PROSEDUR PENCATATAN KAS (VOUCHER SYSTEM)

Masing-masing dicatat juga


Pada buku tambahan biaya
Yang bersangkutan

Tangga Dibaya Nom Dibayar Hutang Pembelian Biaya Biaya


l r KPD or Serba-serbi
Voucher Dr Penjualan administrasi HutangVoucher Pembelian
Bukt Tgl No Perkiraan
i
Cr Dr Saldo 5.000.000
.Cek
1.000.000
2-1-15 PT. X 1 3/1- 007 1.000.000 1.000.000 7.000.000
3-1-15 PT. Y 2 15 - 250.000 250.000 500.000 Peralatan 1.000.000 10.000.000
4-1-15 NV. Z 3 - - 1.000.000 Toko
5-1-15 CV. P 4 - 008 500.000
6/1-
15

Jumlah 10.000.00 5.000.000 3.000.000 1.000.000 1.000.000


0

Biaya Penjualan Peralatan toko


3.000.000 1.000.000
Daftar Cek

Tgl Dibaya Nomor Nomor Hutang Potongan Kas Biaya Administrasi


r KTD Bukti Check Voucher Dr. Pemb. Cr. (Cr)
1.000.000
3-1-15 PT. X 1 007 1.000.000 20.000
6-1-15 CV. P 4 008 500.000
kas
980.000
500.000 6.000.000
Potongan Pembelian
7.000.000 400.000 6.600.000
400.000
Masing-masing Accounting Department
Dep. yang Ber- Pembuat Pemegang Daf- Pembuat Pemegang
hubungan Voucher Tar Voucher Check Daftar Check

Pembelian Faktur
pembelian
Voucher Voucher
Penerimaan Laporan
barang penerimaan
barang

Biaya-biaya
yang harus
dibayar Faktur biaya Daftar Voucher Voucher
1Gaji

2Sewa

3Telepon Kumpulan Check Daftar


voucher Voucher
4DLL Belum dibayar

Check
Check + Voucher dikirim ke Voucher
Penerima
Voucher

Daftar Arsip
Voucher

Kumpulan
voucher
Lunas
PROSEDUR PENGELUARAN KAS (VOUCHER SYSTEM)
CATATAN : Voucher dibuat dalam rangkap 2
Adapun langkah-langkah dalam pemakaian system Voucher adalah sebagai berikut :
1. Voucher untuk pengeluaran Kas dibuat apabila barang atau jasa telah diterima perusahaan atau apabila bukti-bukti
untuk pengeluaran telah dilengkapi dan disetujui.
2. Bagian pembukuan mencatat setiap pembuatan voucher dalam voucher register
3. Voucher beserta cek yang telah disiapkan dalam bukti-bukti yang mendukung pengeluaran tersebut diserahkan kepada
pejabat yang berwenang untuk menanda tangani cek.
4. Cek di tanda tangani apabila pejabat tersebut telah meneliti kebenaran voucher dan bukti-bukti yang terlampir.
5. Cek yang sudah ditanda tangani dicatat oleh pembagian pembukuan di dalam daftar cek (Check Register)
6. Cek dan voucher diserahkan kepada penerima pembayaran.

Untuk jelasnya prosedur system Voucher digambarkan seperti pada hal : 11-12 (gbr. 1 & 2 )

Contoh 3
Sebuah perusahaan dagang di Semarang mencatat transaksi pembelian barang ke dalam Register Voucher sedangkan
transaksi pembayaran ke dalam Register cek.
Selama bulan Januari 2015 pada perusahaan itu terdapat transaksi-traksaksi sebagai berikut :
Jan 1 Dibayar utang kepad Fa Sepakat sebesar Rp. 100.000 dengan Cek No. AC.001 Voucher No.62
2 Dibeli dengan kredit dari Fa. Sepakat 10 ton kopi dengan harga faktur Rp. 5.000.000 syarat
2/10;n/30. Voucher No.01
5 Dibeli tunai dari toko Dua Sekawan perlengkapan kantor sebesar Rp. 35.000 dengan Cek
No.Ac.002 Voucher No.02
9 Dibayar iklan pada Harian Kompas sebesar Rp. 100.000 dengan cek No.Ac.003 Voucher
No.03
10 Dibayar kepada Fa. Sepakat atas transaksi tertanggal tertanggal 2 Januari sebesar Rp.
4.500.000 dengan Cek No.Ac.004
13 Dibeli dengan kredit dari PT. Setia Kawan 5 ton gula harga faktur Rp. 3.000.000
syarat 2/10.n/60 Voucher No.04
15 Dibayar biaya angkut gula yang dibeli tertanggal 13 Januari sebesar Rp. 120.000 dengan cek
No.Ac.005 kepada PT.Ekspedisi Kilat Voucher No.05
18 Dibeli tunai dari took kalmias peralatan kantor dengan Cek No.Ac.006 sebesar Rp. 500.000
Voucher No.06
20 Dibayar kepada kantor telepon rekening telepon bulan Desember 1981 sebesar Rp. 80.000
dengan Cek No.Ac.007 Voucher No.07
22 Dibayar biaya pengiriman barang dengan Cek No.Ac.008 sebesar Rp. 50.000
kepad PT.Ekspedisi Kilat, Voucher No.08
25 Dibayar kepada PT.Setia Kawan sebagian dari pembelian gula tertanggal 13 Januari dengan
Cek No.Ac.009 sebesar Rp. 1.000.000 Voucher No.04
26 Dibeli tunai perlengkapan untuk gudang dari Toko Fajar dengan Cek No.Ac.010 sebesar Rp.
25.000 Voucher No. 09
27 Dibeli tunai 10 Ton gula dari CV Maju menurut harga faktur Rp. 5.980.000 dengan cek
No.Ac.011 Voucher No.10
28 Dibayar biaya angkutan barang yang dibeli tertanggal 27 Januari kepada PT.Ekspedisi Kilat
dengan cek No.Ac.012 sebesar Rp. 75.000 Voucher No.11
29 Dibeli dengan kredit 10 ton kopi dari CV Dunia Damai menurut harga faktur Rp. 5.000.000
syarat 2.10; n/30 dan dibayar biaya angkut kopi tersebut kepada PT.Ekspedisi Kilat dengan
Cek No.Ac.013 sebesar Rp. 75.000 Voucher No.12
30 Dibeli dengan kredir dari PT. Kencana sebuah mobil Toyota dengan harga Rp. 8.000.000 dan
membayar kepada :
Biro Administrasi Jasa untuk bea balik nama mobil Rp. 880.000
PT. Kencana untuk uang muka mobil Rp. 4.000.000
Dengan cek No.Ac.014 voucher No.13 Rp. 4.880.000
31 Dibeli dengan kredit dari Toko Andalas 5 Ton gula menurut harga faktur Rp. 3.000.000 syarat
2/10;n/30 voucher No.14
31 Dibayar kepada PT.Setia Kawan pelunasan faktur pembelian ter tanggal 13 Januari dengan
Cek No.Ac015 Voucher No.04
Diminta :
Mencatat semua transaksi tersebut di atas ke dalam Register Voucher dan Register Cek dengan kolom-kolom sebagai
berikut :

REGISTER VOUCHER

No. Kredi- Dibayar Utang Pembe- Biaya Perleng- Biaya Biaya Umum
Vou- tur (K) lian angkuta kapan iklan pengi-
cher (D) n masuk Kantor (D) Riman
Tgl Cek (D) (D) (D) Perk. Ref jumlah
No. y.a
dide-
bet
Rp. Rp. Rp. Rp Rp. Rp. Rp.
REGISTER CEK

Tanggal Kreditur No. Check Utang Potongan Kas


Voucher (D) pembelian (K) (K)
Rp. Rp. Rp.

REGISTER VOUCHER
Tanggal No Kreditur Dibayar Utang Pembelian Biaya Perlengka- Biaya Biaya Umum
Vou- Tgl Cek No. Voucher (D) angkut pan kantor iklan pengiriman Perk. Yg Ref Jumlah
cher (K) masuk (D) (D) (D) Akan di
(D) Debet
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Jan 2 62 Firma “Sepakat” 10/1 Ac. 002 5.000.000 5.000.000 - - - - - -
Jan 5 01 Toko “Dua sekawan 5/1 Ac. 003 35.000 - - 35.000 - - - -
Jan 9 - Harian kompas 9/1 Ac. 009/15 100.000 - - - 100.000 - - -
Jan 13 - PT. Setia kawan 25-31/1 Ac. 005 3.000.000 3.000.000 - - - - - -
Jan 15 - PT. Ekspreses Kilat 15/1 Ac. 006 120.000 - 120.000 - - - - -
Jan 18 - Toko “Kalimas” 18/1 Ac. 007 500.000 - - - - - P. Kantor 500.000
Jan 20 - Kantor Telepon 20/1 Ac. 008 80.000 - - - - - Biaya Telp 80.000
Jan 22 - PT. Ekspress Kilat 22/1 Ac. 010 50.000 - - - - 50.000 - -
Jan 26 - Toko “Fajar” 26/1 Ac. 011 25.000 - - - - - Perlengk. 25.000
Jan 27 - CV. Maju 27/1 Ac. 012 5.890.000 5.890.000 - - - - Gudang -
Jan 28 - PT. Ekspress Kilat 28/1 - 75.000 - 75.000 - - - - -
Jan 29 - CV. Dunia Damai - Ac. 013 5.000.000 - - - - - - -
Jan 29 - PT. Ekspress Kilai 29/1 Ac. 014 75.000 - 75.000 - - - - -
Jan 30 - PT. Kencana 30/1 Ac. 014 8.000.000 - - - - - - 8.000.000
Jan 30 - Biro Administrasi 30/1 880.000 - - - - - Mobil 880.000
Jan 31 - Toko Andalas - 3.000.000 3.000.000 - - - - Mobil -
-

31.920.000 21.980.000 270.000 35.000 100.000 50.000 9.485.000


REGISTER CEK
Tanggal Kreditur No No Utang Potongan Kas
Voucher Cek Voucher pembelian (K)
(D) (K)
Rp Rp Rp
Jan 1 Firma Sepakat 62 Ac.001 100.000 - 100.000
5 Took Dua Sekawan 02 Ac.002 35.000 - 35.000
9 Harian kompas 03 Ac.003 100.000 - 100.000
10 Firma Sepakat 01 Ac.004 5.000.000 100.000 4.900.000
15 PT. Ekspres Kilat 05 Ac.005 120.000 - 120.000
18 Toko Kalimas 06 Ac.006 500.000 - 500.000
20 Kantor Telepon 07 Ac.007 80.000 - 80.000
22 PT. Ekspres Kilat 08 Ac.008 50.000 - 50.000
25 PT. Setia Kawan 04 Ac.009 1.000.000 - 1.000.000
26 Toko “Fajar” 09 Ac.010 25.000 - 25.000
27 CV. Maju 10 Ac.011 5.980.000 - 5.980.000
28 PT. Ekspres Kilat 11 Ac.012 75.000 - 75.000
29 PT. Ekspres Kilat 12 Ac.013 75.000 - 75.000
30 PT. Kencana/Biro 13 Ac.014 4.880.000 - 4.880.000
31 Adm. Jasa 04 Ac.015 2.000.000 - 2.000.000
PT. Setia Kawan
20.000.000 100.000 19.920.000

Kas Kecil (Patty Cash)


Apabila volume pekerjaan kasir bertambah besar sehingga sulit nutk diselesaikan oleh satu orang, maka perusahaan dapat
mengambil tindakan sebagai berikut : Khusus untuk pengeluaran-pengeluaran dalam jumlah yang kecil diurus oleh seorang
kasir tersendiri yang disebut Kas Kecil (petty cash). Dengan demikian dasar pembentukan Kas Kecil ialah : Pembagian tugas
dengan tidak melupakan unsur pengawasan.
Pembukuan Kas Kecil:
Terdapat dua metode dalam pembukuan Kas Kecil, yaitu sebagai berikut:
1. System dana tetap (Imperest fund system)
Dalam metode ini Kas Kecil tidak mencatat pengeluaran-pengeluarannya, saldo Kas Kecil berubah hanya apabila ada
penambahan/pengurangan besarnya dana Kas kecil.
2. Sistem dana berubah ( Fluctuation fund system)
Dalam metode ini setiap terjadi perubahan jumlah uang dalam Kas Kecil selalu disertai dengan pencatatan.

Contoh 4
Took “ESTHER” melakukan transaksi-transaksi yang berikut, berhubung dengan Kas Kecilnya selama bulan Mei 2015.
Mei 1 Diserahkan kepada pemegang Kas Kecil uang tunai sebesar Rp. 75.000 sebagai pembentukan dana Kas Kecil.
5 Kas Kecil membayar
Biaya Iklan Rp. 15.000
Biaya telegram Rp. 5.000
Ongkos angkut pembelian Rp. 10.000
18 Dana Kas kecil dianggap terlalu besar, maka Rp. 25.000 disetor kembali ke Kas
20 Kas kecil membayar
Biaya suplais toko Rp. 10.000
Biaya iklan Rp. 5.000
23 Dana Kas Kecil diisi kembali
25 Dana Kas Kecil dianggap terlalu kecil dan ditambah sebesar Rp. 10.000

Diminta :
Jurnal transaksi-transaksi tersebut diatas apabila Kas kecil memakai :
Sistem dana tetap
Sistem dana berubah
Jawab :
Tanggal A. Sistem dana tetap Sistem dana berubah
Rp Rp Rp Rp
Mei 1 Kas kecil 75.000 - Kas kecil 75.000 -
5 Kas - 75.000 Kas - 75.000
18 - 25.000 - Biaya iklan 15.000 -
20 Kas - 25.000 Biaya telegram 5.000 -
23 Kas kecil 20.000 - Ongkos angkut pemb. 10.000 -
25 Biaya iklan 5.000 - Kas kecil - -
Biaya telegram 10.000 - Kas 25.000 -
Ongkos angkut pemb. 10.000 - Kas kecil - 25.000
Biaya supplais toko - 45.000 Biaya supplais toko 10.000 -
Kas 10.000 - Biaya iklan 5.000 -
Kas kecil - 10.000 Kas keil - 15.000
Kas Kas kecil 45.000 -
Kas - 45.000
Kas kecil 10.000 10.000
Kas -

Keterangan :
Pembukuan tanggal 23 Mei adalah mengganti pengeluaran-pengeluaran yang telah dibayar oleh kas kecil.
Agar jelas rincian tentang pengeluaran-pengeluaran Kas kecil, maka pemegang Kas kecil harus menyelenggarakan Buku Kas
Kecil antara lain seperti bentuk yang berikut :
Keterangan :
Pembukuan tanggal 23 Mei adalah mengganti pengeluaran-pengeluaran yang telah dibayar oleh kas kecil.
Agar jelas rincian tentang pengeluaran-pengeluaran Kas kecil, maka pemegang Kas kecil harus menyelenggarakan Buku Kas
Kecil antara lain seperti bentuk yang berikut :

Buku kas kecil

Tanggal No. Keterangan Penerimaan Pengeluaraan Perkiraan yang akan di Debet


Surat
Bukti Biaya Biaya Biaya Serba-serbi
Perk. Juml
ah

Contoh 5
PT. “FAJAR EKAWATY” menyelenggarakan Kas kecil, untuk membayar pengeluaran-pengeluaran/biaya-biaya dalam jumlah
kecil. Pemegang kas kecil diwajibkan untuk melaporkan pengeluarannya setiap senin dengan menyerahkan bukti-bukti
pengeluarannya serta menerima uang pengganti pengeluaran tersebut.
Kas kecil tersebut mulai dibuka pada hari senin 5 Januari 2015, dengan menerima uang sebanyak Rp. 100.000 dari Kas
sebagai pembentukan dana pertama Kas kecil. Kemudian s/d hari sabtu 10 Jan 2015 terjadi transaksi-transaksi yang
berikut, yang berhubungan dengan kas kecil : (Nomor bukti ditentukan sendiri)
Jan 6 Dibeli meterai seharta Rp. 5.000
6 Dibayar ongkos angkut barang yang dibeli Rp. 10.000
7 Dibayar biaaya telegram sebesar Rp. 3.000
7 Dibayar iklan ke harian Kompas Rp. 15.000
8 Dibeli perangko seharga Rp. 10.000
9 Dibeli keperluan toko (supplais) Rp. 3.000
9 Dibayar reparasi mesin tulis Rp. 5.000
9 Dibayar ongkos angkut barang yang dibeli Rp. 7.500
10 Dibayar ongkos angkut penjualan Rp. 9.500
10 Dibayar biaya iklan di harian Sinar Harapan Rp. 10.000
10 Dibayar biaya telegram sebesar Rp. 3.000

Diminta :
A. Bukukanlah transaksi-transaksi tersebut di atas ke dalam buku Kas kecil denga liniatur sebagai berikut :

Tgl Keterangan No Penerimaan Pembayaran Perkiraan yang akan di Debet


Bukti Biaya Biaya Biaya Serba
Materai Tele- Iklan serbi
& Gram
Prank.

Pada tanggal 12 Januari 2015, pemegang Kas kecil menyerahkan kepada kas umum, bukti-bukti pengeluarannya, serta
menerima uang pengganti pengeluaran tersebut :
B. Buatlah ayat jurnal untuk transaksi-transaksi Kas kecil diselenggarakan dengan system :
1. Dana tetap (Imperest fund system)
2. Dana tidak tetap (Fluctuation fund system)

Jawab :
A
Kas Kecil

Tgl Keterangan No Peneri- Penge- Perkiraan-perkiraan yang akan di Debet


Bukti Maan Luaran Biaya Biaya Biaya iklan Serba -
perang telegram serbi
ko dan
materai
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Jan 5 Pembentukan dana 01 100.000 - - - - -
6 Materai 02 - 5.000 5.000 - - -
6 Ongkos angkut pembelian 03 - 10.000 - - - 10.000
7 Telegram 04 - 3.000 - 3.000 - -
7 Iklan dalam Kompas 05 - 15.000 - - 15.000 -
8 Perangko 06 - 10.000 10.000 - - -
9 Keperluan toko 07 - 3.000 - - - 3.000
9 Biaya reparasi mesin 08 - 5.000 - - - 5.000
9 Ongkos angkut pembelian 09 - 7.500 - - - 7.500
10 Ongkos angkut penjualan 10 - 9.500 - - - 9.500
10 Iklan dlm Sinar Harapan 11 - 10.000 - - 10.000 -
10 Telegram 12 - 3.000 - 3.000 - -
12 Saldo V - 19.000 - - - -
12 Saldo 100.000 100.000 15.000 6.000 25.000 35.000
Pengisian kembali/ 19.000 - - - - -
Penggantian 81.000 - - - - -
Catatan:
Bentuk di atas hanya merupakan contoh, tentu saja bentuk-bentuk lain terutama untuk rincian pengeluaran dapat dibuat
sesuai dengan kebutuhan. Dapat juga dibuat kolom serba-serbi dibagi atas : Nama perkiraan dan jumlah. Dalam contoh di
atas nama perkiraan yang tercantum dalam serba-sebi dicatat dalam kolom keterangan.

B1. Jurnal menurut sistem Dana tetap:

Tgl Perkiraan dan Keterangan Ref Debet kredit


Rp Rp
Jan 5 Kas kecil 100.000 100.000
12 Kas - -
Mencatat pembentukan dana - -
Kas kecil - -
Biaya perangko dan materai 15.000 -
Biaya telegram 6.000 -
Biaya iklan 25.000 -
Ongkos angkut pembelian 17.500 -
Keperluan toko 3.000 -
Biaya reparasi mesin 5.000 -
Ongkos angkut penjualan 9.500 -
Kas 181.000 81.000
Mencatat pengisian kembali 181.000
Dana kas kecil
B2. Jurnal menurut system dana tidak tetap
Tgl Perkiraan dan Keterangan Ref Debet kredit
Rp Rp
Jan 5 Kas kecil 100.000 100.000
6 Kas - -
6 Mencatat pembentukan dana - -
7 Kas kecil - -
7 Biaya perangko dan materai 5.000 -
8 Kas kecil - 5.000
9 Mencatat pembelian materai - -
9 Ongkos angkut pembelian 10.00 -
9 Kas kecil - 10.000
10 Mencatat pembayaran ongkos- - -
10 Angkut pembelian barang dagang - -
10 Biaya telegram 3.000 3.000
12 Kas kecil - 10.000
Mencatat pembayaran biaya telegram 10.000 15.000
Biaya iklan 15.000 3.000
Kas kecil 3.000 5.000
Mencatat biaya iklan di SK Kompas 5.000 7.500
Biaya perangko dan materai 7.500 9.500
Kas kecil 9.500 10.000
Mencatat pembelian perangko 10.000 3.000
Keperluan toko 3.000 81.000
Kas kecil 81.000
Mencatat pembelian keperluan toko
Biaya reparasi mesin
Kas kecil
Mencatat biaya reparasi mesin
Ongkos angkut pembelian
Kas kecil
Mencatat pembayaran ongkos angkut
Barang yang dijual
Ongkos angkut penjualan
Kas kecil
Mencatat pembayaran ongkos angkut
Barang yang dijual
Biaya iklan
Kas kecil
Mencatat pembayaran iklan ke
SK. Sinar Harapan
Biaya telegram
Kas kecil
Mencatat pembayaran biaya telegram
Kas kecil
Kas
Mencatat pengisian kembali dana -
Kas kecil
Rp. 262.000 Rp. 262.000
D. Selisih Kas/Kekurangan dan Kelebihan Kas ( Cash Short an Over )
Mengingat seringnya uang tunai menjadi objek penyelewengan maka sebaiknya pada saat-saat tertentu (dengan
jarak waktu yang tidak teratur) diadakan perhitungan kas secara fisik. Tujuan utaman perhitungan tersebut adalah untuk
menguji kebenaran Saldo Kas menurut catatan pembukuan
Perhitungan saldo kas
Apabila ternyata terdapat perbedaan antara saldo Kas menurut catatan pembukuan (saldo perkiraan kas) dengan
jumlah kas yang sebenarnya (jumlah uang tunai), maka penyelesaiannya adalah sebagai berikut:
Apabila ternyata selisih tersebut timbul karena adanya kesalahan pemubukuan maka diadakan koreksi terhadap
pembukuan tersebut.
Apabila ternyata selisih tersebut timbul tidak karena adanya kesalahan maka selisih tersebut dicatat pada perkiraan
“Selisih Kas” sebagai berikut :
a. Apabila jumlah Kas (uang tunai) lebih besar dari saldo perkiraan kas, maka dibuat jurnal :
Kas Rp. xx Rp. –
Selisih Kas Rp. – Rp. xx
b. Apabila jumlah Kas (uang tunai) lebih kecil dari saldo perkiraan kas, maka dibuat jurnal :
Selisih Kas Rp. xx Rp. –
Kas Rp. – Rp. xx
Dalam laporan keuangan saldo perkiraan selisih kas, merupakan perkiraan nominal yaitu sebagi berikut :
a. Saldo kredit sebagai “Pendapatan di luar usaha”
b. Saldo debet sebagai “Biaya umum lain-lain”

E. Investasi Jangka Pendek


Pengertian
Yang dimaksud dengan investasi jangka pendek ialah : Penanaman Modal dengan maksud digunakan kembali dalam
jangka pendek yang pada umumnya dilakukan dengan pembelian surat-surat berharga (saham/dan obligasi).
Pencatatan
Apabila investasi jangka pendek dalam bentuk pembelian saham/ dan obligasi, maka semua transaksi berhubungan
dengan pembelian dan penjualan surat-surat berharga tersebut dicatat dalam satu perkiraan yaitu : Perkiraan Efek
(Markertable Securities).
Adapaun prinsip pemakaian perkiraan efek adalah sebagai berikut :
Debet : Pada saat pembelian saham/dan obligasi berdasarkan harga perolehan (cost), yang terdiri dari harga beli ditambah
ongkos-ongkos pembelian (provisi dan materai).
Kredit : Pada saat penjualan saham/dan obligasi berdasarkan harga perolehan (cost), tanpa memperhatikan besarnya
harga jual.

Apabila sebelum penjualan terdapat beberapa pembelian yang masing-masing mempunyai harga perolehan yang
berbeda-beda, maka harga pokok penjualan ditentukan sebagai berikut :
Berdasarkan identifikasi apabila penjualan tersebut dapat diketahui dengan pasti berasal dari pembelian tertentu.
Apabila penjualan tersebut tidak diketahui berasal dari sesuatu pembelian (tidak dapat diidentifikasi), maka harga pokok
penjualan ditentukan berdasarkan :
MPKP (FIFO), metode ini dipakai secara umum (apabila tidak ditentukan metode yang dipergunakan)
MTKP (LIFO)
Rata-rata
Apabila harga jual efek tidak sama dengan harga pokok, maka selisih tersebut (selisih harga jual dengan harga
pokok) dicatat:
Debet : Rugi penjualan efek ( Loss on sale of marketable securities), apabila harga jual lebih kecil dari harga pokok.
Kredit : Laba penjualan efek (Profit/Gain on sale of marketable securities), apabila harga jual lebih tinggi dari harga
pokok.
Apabila efek terdiri dari obligasi, maka bunga berhubung dengan obligasi tersebut dicatat pada perkiraan
“Pendapatan Bunga” sebagai berikut:
Debet : Sebesar bungan berjalan (tanggal kupon terakhir ke tanggal penjualan pada saat penjualan.
Kredit :
a. Sebesar bunga berjalan (tanggal kupon terakhir ke tanggal penjualan) pada saat penjualan.
b. Sebesar bunga untuk 6 (enam) bulan tiap-tiap menerima bunga pada tanggal kupon.
c. Sebesar bunga berjalan (tanggal kupon terakhir ke tanggal penutupan pembukuan) pada saat penutupan
pembukuan (akhir) periode akuntansi.
Catatan :
- Yang dimaksud dengan tanggal kupon ialah tanggal-tanggal pembayaran bunga obligasi yang umumnya tiap-tiap 6
(enam) bulan, misalnya : 1/1-1/7,1/2-1/8,1/3-1/9 dan seterusnya.
- Bunga berjalan ialah : bunga yang telah timbul tetapi belum diteima, dihitung dari tanggal pembayaran (tanggal
kupon) terakhir ke tanggal transaksi/ke tanggal akhir periode (tiap bulan dihitung 30 hari)
- Apabila transaksi tanggal : 16/4 dengan tanggal kupon 1/3-1/9 maka bunga berjalan : 1/3-16/4 = 45 hari (1bulan +
15 hari). Sebaliknya bunga berjalan ke akhir periode (31/12) : 1/9 -31/12 : 120 hari/4 bulan (3 bulan + 30 hari).
Kemudian untuk memberikan gambaran yang jelas tentang pencatatan transaksi efek berikut ini diberikan sebuah
contoh:
Contoh 6.
PT. Adar melakukan transaksi yang bersangkutan berhubung dengan investasi jangka pendeknya (efek) selama
tahun 2015.
Maret 5 Dibeli 20 lembar saham PT.Semen Cibinong nominal Rp. 10.000 per lembar dengan kurs 97 ½
% ditambah provisi dan materai Rp. 2.500.
16 Dibeli 40 lembar, 12% obligasi PT.Jasa Marga nominal Rp. 10.000, per lembar kurs 108% kupon : 1/3 – 1/9,
ditambah provisi dan materai Rp. 2.500
April 21 Dibeli 60 lembar, 12% obligasi PT.Jasa Marga nominal Rp. 10.000, per lembar kurs 94% kupon : 1/3 – 1/9,
ditambah provisi dan materai Rp. 2.500
Mei 20 Dibeli 30 lembar, 12% obligasi PT.Semen Cibinong nominal Rp. 10.000, per lembar kurs 115%, ditambah
provisi dan materai Rp. 2.500
31 Djual 50 lembar, 12% obligasi PT.Jasa Marga dengan kurs 104%, dengan provisi dan materai Rp. 2.500
Juni 15 Dibeli 30 lembar saham PT.Semen Cibinong dengan kurs 110%, dengan provisi dan materai Rp. 2.500
Diminta :
Buatlah jurnal untuk PT. Adar, mencatat transaksi-transaksi tersebut diatas dengan menggunakan ketentuan :
A. Perusahaan memakai metode MPKP (FIFO)
B. Perusahaan memakai metode MTKP (LIFO)
Jawab :
A. Metode MPKP (FIFO)
Maret 5 Efek Rp. 197.500 Rp. –
Kas Rp. - Rp. 197.500
Perhitungan :
Kurs beli = 97 ½ % (20 x Rp. 10.000) = Rp. 195.000
Provisi dan materai Rp. 2.500 +
Harga beli (cost) efek Rp. 197.500
Maret 16 efek Rp. 434.000
Pendapatan bunga Rp. 2.000
Kas Rp. 436.500
Perhitungan :
Kurs beli = 108% (40 x Rp. 10.000) Rp. 432.000
Provisi materai Rp. 2.500 +/+
Harga beli (cost) efek Rp. 434.500
Bunga berjalan (1/3 – 16/3) = 15 hari :
15 (12% x Rp. 400.000) = Rp. 2.000
360
Dibayar per Kas Rp. 436.500
April 21 efek Rp. 565.500 Rp. –
Pendapatan bunga Rp. 10.000 Rp. –
Kas Rp. – Rp. 576.000
Perhitungan :
Kurs beli = 94% (60xRp. 10.000) = Rp. 564.000
Provisi dan materai = Rp. 2.500
Harga bei (cost) efek = Rp. 566.500
Bunga berjalan (1/3-2/4) = 50 hari
50/360 (12%xRp.600.000) = Rp. 10.000
Dibayar per kas = Rp. 576.500

Mei 20 Efek Rp.347.500 Rp. –


Kas Rp. – Rp. 347.500
Perhitungan :
Kurs beli : 115% (30xRp.10.000) = Rp. 345.000
Provisi dan materai = Rp. 2.500
Harga beli (cost) efek Rp. 347.500

Mei 31 kas Rp. 532.500 Rp. –


Rugi penjualan efek Rp. 11.416,67 Rp. –
Efek Rp. – Rp. 528.916,67
Pendapatan bunga Rp. – Rp.
15.000
Perhitungan :
Kurs jual : 105% (50xRp. 10.000) = Rp. 520.000
Provisi dan materai = Rp. 2.500
Harga jual bersih = Rp. 517.500

Harga pokok (MPKP)


Pembelian : 16/3 = 40 lbr Rp. 434.500
Pembelian 21/4 = 10 lbr =
10/60 x Rp. 565.500 Rp. 94.416,67 +/+
= Rp. 528.916,67
Rugi penjualan efek = Rp. 11.416,67
Harga jual bersih Rp. 517.500
Bunga berjalan (1/3-31/5) = 90 Hari
90 (12% x Rp. 500.000) Rp. 15.000 +/+
360 diterima per kas Rp. 532.500

Juni 15 Kas Rp. 327.500 Rp. –


Efek Rp. – Rp. 313.333,33
Laba penjualan efek Rp. – Rp. 14.116,67
Perhitungan :
Kurs jual = 110% (30xRp. 10.000 = Rp. 330.000
Provisi materai = Rp. 2.500 -/-
Harga jual bersih = Rp. 327.000
Harga pokok (MPKP)
Pembelian : 5/3 = 20 lbr Rp. 197.500
Pembelian : 20/5 =
10 x Rp. 347.500 Rp. 115.833,33 +/+
30 Rp. 313.333,33 -/-
Laba penjualan efek Rp. 14.166,67

Metode MTKP (LIFO)


Khusus untuk transaksi pembelian baik metode MPKP (FIFO), maupun metode MTKP (LIFO) perhitungannya adalah sama. Oleh sebab
itu dalam metode MTKP (LIFO) ini hanya dibuat pencatatan penjulan (perbedaan kedua metode ini hanya dalam perhitungan : Harga
pokok penjualan).
Mei 31 Kas Rp. 532.500 Rp. –
Efek Rp. – Rp. 472.083,33
Pendapatan bunga Rp. – Rp. 15.000
Laba penjualan efek Rp. – Rp. 45.416,67
Perhitungan :
Kurs jual : 104% (50xRp. 10.000) = Rp. 520.000
Provisi material = Rp. 2.500 -/-
Harga jual bersih = Rp. 517.500
Harga pokok (MTKP)
Pembelian 21/4 = 50/60 x Rp. 566.000 = Rp. 472.083,33
Laba penjualan efek Rp. 45.416,67
Bunga berjalan (1/3 – 31/5) = 90 hari
90 (12%xRp. 500.000) Rp. 15.000
360
Harga jual bersih Rp. 517.500 +/+
Diterima per kas Rp. 532.000

Juni 15 Kas Rp. 327.500 Rp. –


Rugi penjualan efek Rp. 20.000 Rp. –
Efek Rp. – Rp. 347.500
Perhitungan :
Kurs jual = 110% (30xRp. 10.000) = Rp. 330.000
Provisi materai = Rp. 2.500
Harga jual bersih (diterima per Kas) Rp. 327.500
Harga pokok (MTKP)
Pembelian : 20/5 = 30 lbr Rp. 347.500
Rugi penjualan efek Rp. 20.000

Kemudian seandainya s/d 31 Desember 2015, tidak ada transaksi pembelian maupun penjualan efek, maka pencatatan yang perlu
dibuat berhubung dengan efek adalah sebagai berikut :
Sept 1 (Tgl kupon) mencatat penerimaan bunga obligasi atas sisa obligasi yang masih ada yaitu : 50 lbr (40
lbr + 60 lbr-50lbr) sebagai berikut :
Kas Rp. 30.000 Rp. –
Pendapatan bunga Rp. – Rp. 30.000
Perhitungan :
Bunga (1/3-1/9) = 6 bln dari nominal :
50 x Rp. 10.000 = Rp. 500.000
6/12 (12% x Rp. 500.000) = Rp. 30.000
Des 31 (Tgl. Akhir periode) mencatat bunga berjalan atas sisa obligasi sbb :
Bunga yang diterima Rp. 20.000 Rp. –
Pendapatan bunga Rp. – Rp. 20.000
Bunga berjalan s/d 31/12 = 1/9 – 31/12 = 120 hari
120/360 (12% x Rp. 500.000) Rp. 20.000

Penilaian persedian efek.


Untuk menilai persedian efek di neraca pada akhir periode terhadap beberapa metode sebagai berikut :
1. Metode harga perolehan (cost)
Menurut metode ini, maka persediaan efek di neraca selalu dicatat sebesar harga perolehan. Dengan demikian nilai
persediaan efek selalu sama dengan saldo perkiraan efek. (efek di Debet dan di Kredit menurut harga perolehan
dengan demikian saldonya tentu sama dengan harga perolehan juga).
2. Nilai terendah antara harga pokok dengan harga pasar dapat dicatat berdasarkan :
Harga pokok (cost), apabila pada saat penilaian tersebut, harga pasar lebih tinggi dari harga pokok.
Harga pasar (harga pokok pengganti), apabila pada saat penilaian efek tersebut, harga pasar lebih rendah dari
harga pokok. Dalam hal ini terhadap perkiraan efek harus dibuat jurnal penyesuaian untuk penurunan nilai
efek itu sebagai berikut :
Turunnya nilai efek Rp. xx Rp. -
Cadangan turunnya nilai efek Rp. - Rp. xx
3. Harga pasar (market price)
Menurut metode ini, maka persediaan efek selalu dicatat sebesar harga pasar baik harga tersebut lebih rendah maupun
lebih tinggi dari harga perolehan. Dengan demikian setiap harga pasar tidak sama dengan harga perolehan, maka
terhadap persediaan efek tersebut, harus dibuat jurnal penyesuaian sebagai berikut :
a. Apabila : Harga pasar lebih rendah dari harga pokok
Ayat jurnal penyesuaian :
Turunnya nilai efek Rp. xx Rp. –
Cadangan turunnya nilai efek Rp. - Rp. xx
b. Apabila : Harga pasar lebih tinggi dari harga pokok
Ayat jurnal penyesuaian :
Efek Rp. xx Rp. –
Kenaikan modal karena efek Rp. - Rp. xx

Catatan :
Sifat dari perkiraan-perkiraan yang timbul karena penilaian persediaan efek adalah sebagai berikut :
1. Perkiraan “Turunnya nilai efek” (Decline in value of marketable securities) merupakan perkiraan nominal
(Rugi/Laba) dalam laporan Rugi-Laba disajikan sebagai : Biaya diluar usaha
2. Cadangan “Turunnya nilai efek” ( Allowance for Decline in value of marketable securities) merupakan perkiraan
permanen (Neraca) sebagai perkiraan kontra sktiva, dalam neraca disajikan mengurangi nilai efek.
3. “Kenaikan modal karena efek” (Apprasial capital in marketable securities) sebagai perkiraan permanen (Neraca)
sebagai perkiraan modal, dalam neraca disajikan sebagai kelompok Modal.
Pertanyaan :
1. Sebutkan apa yang dimaksud dengan Kas, serta cirri-cirinya ?
2. Sebutkan beberapa cara pengawasan kas ?
3. Jelaskan apa manfaat mencatat transaksi Kas (penerimaan dan pengeluaran) dalam buku harian tersendiri !
4. Jelaskan apa yang dimaksud engan Rekonsilliasi Bank.
5. Jelaskan pengaruh factor-faktor berikut ini ke sldo kas/saldo Bank sebelum rekonsiliasi.
a. Setoran dalam proses
b. Cek tidak cukup dana
c. Cek ditempat
d. Cek tidak cukup dana
e. Biaya-biaya Bank
f. Jasa Giro
Jelaskan bentuk pencatatan yang harus dilakukan apabila terdapat selisih Kas.

Soal-soal
1) A.Sebutkanlah pengaruh keterangan-keterangan yang berikut, ke saldo kas dan saldo Bank sebelum rekonsiliasi.
Jawaban hendaknya dibuat sebagai berikut :

Pengaruh ke saldo kas Pengaruh ke saldo Bank


No Keterangan
Menam Mengu Menam Mengu
bah rang bah rang
01 Setoran dicatat Bank terlalu Rp. – Rp. – Rp. Rp. –
02 kecil Rp. - 18.000 -
Utang, pembayaran dengan cek 18.000 -
dicatat terlalu besar

Contoh :
01. Setoran Rp. 75.000 oleh Bank dicatat Rp. 57.000
02. Cek yang dikeluarkan untuk membayar utang sebesar Rp. 168.000 oleh pembukuan dicatat sebesar Rp. 186.000
Keterangan-keterangan yang harus dikerjakan :
a. Simpanan dalam proses berjumlah sebesar Rp. 1.500.000
b. Belum dicatat oleh perusahaan hasil inkaso Bank atas wesel tagih sebagai berikut : Nominal Rp. 600.000 ditambah
bunga Rp. 24.000 dengan ongkos inkaso Rp. 10.000
c. Cek tidak cukup dana (cek TCD) yang diterima dari debitur yang dikembalikan oleh Bank sebesar Rp. 230.000
d. Cek yang sedang beredar berjumlah Rp. 400.000 dalam jumlah tersebut terdapat sebuah cek yang sebesar Rp. 50.000
yang telah di fiat oleh Bank (certified check).
e. Cek ditempat (counter check) untuk pengambilan prive belum dicatat perusahaan sebesar Rp. 150.000
f. Biaya administrasi Bank sebesar Rp. 15.000
g. Jasa giro (pendapatan) bunga atas saldo rekening Bank perusahaan berjumlah sebesar Rp. 23.000
h. Kesalahan pencatatan :
Oleh perusahaan :
- Sebuah cek yang dikeluarkan untuk pembayaran gaji pegawai sebesar Rp. 400.000 telah keliru dicatat sebesar Rp.
40.000
- Sebuah cek untuk pembayaran utang sebesar Rp. 450.000 telah keliru dicatat sebesar Rp. 540.000
- Sebuah cek dari Debitur sebesar Rp. 630.000 yang telah disetor ke bank keliru dicatat sebesar Rp. 650.000
- Setoran hasil penjualan tunai sebesar Rp. 700.000 keliru dicatat sebesar Rp. 400.000
Oleh Bank :
- Pembayaran atas cek yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp. 86.000 keliru dicatat sebesar Rp. 68.000
- Setoran yang dilakukan oleh perusahaan lain (yang namanya sama) telah keliru dicatat oleh bank ke rekening
perusahaan sebesar Rp. 300.000
B. Buat juga jurnal penyesuaian yang perlu dibuat oleh perusahaan berhubung dengan keterangan-keterangan tersebut.

2) Toko “Adar” menyelenggarakan kas kecil untuk pengeluaran- pengeluaran kecil. Liniatur kas kecil diselenggarakan sebagai
berikut : (Nomor bukti berurut No: 01,02 seterusnya).
Tgl Keterangan No Penerimaan pembayaran Perkiraan yang akan di Debet
bukti Biaya Biaya Biaya Serba
Matera Iklan Telegr Serbi
i am

Transaksi-transaksi yang berhubungan dengan kas kecil minggu pertama November 2015.
Nov 1 Pemegang kas kecil menerima uang sebesar Rp. 150.000 sebagai pembentukan dana kas
kecil.
1 Dibeli materai seharga Rp. 10.000
2 Dibayar biaya telegram sebesar Rp. 6.000
2 Dibayar biaya iklan dibeberapa harian sebesar Rp. 60.000
3 Dibayar biaya reparasi mesin tulis kantor sebesar Rp. 15.000
3 Dibayar biaya telegram sebesar Rp. 6.000
5 Dibeli perlengkapan (suplais) toko seharga Rp. 12.500
5 Dibeli materai seharga Rp. 4.000
6 Dibayar biaya iklan di RRI sebesar Rp. 20.000
6 Dibayar biaya reparasi mesin-mesin kantor sebesar Rp. 14.000
Diminta :
A. Catatlah transaksi-transaksi tersebut diatas ke dalam buku kas kecil
B. Buatlah jurnal atas transaksi-transaksi tersebut berdasarkan :
a. Metode dana tetap
b. Metode dana berubah

3) M. Baskoro mendirikan sebuah perusahaan dagang pada tanggal 1 Sept 2015. Buku-buku harian yang digunakan antara
lain sebuah buku penerimaan kas dan sebuah buku pengeluaran kas, yang masing-masing mempunyai pembagian lajur
sebagai berikut (lajur-lajur referensi diabaikan).
Buku Penerimaan Kas

Pos-pos Debet Nama Pos-pos Kredit


Keterangan Kas Pot. Serba-serbi Piutang Penjualan Serba
ak ntansi
Tgl Penjualan serbi
Di kredit
Akunt Jumla
. h

Buku Pengeluaran Kas

Pos-pos Kredit Pos-pos Debet


Keterangan Pot. Serba-serbi Utang Pembelian Serba
Nama
Tgl Kas Pembelian serbi
Akunt. Jumlah akuntansi
Di Debet
Catatlah transaksi-transaksi yang berikut ini kedalam buku-buku harian tersebut. Tutup buku-buku itu pada 30 September
2015.
Sept. 1 M.Baskoro menginfestasikan Rp. 50.000 dari uang pribadinya ke dalam kas perusahaan.
Dibayar sewa gedung toko untuk bulan September Rp. 1.600.000
Dibeli barang dagangan per kas Rp. 1.000.0000
Dijual barang dagangan per Kas Rp. 600.000
6 Dijual barang dagangan per Kas Rp. 800.000
8 Diterima bayaran dari K.Agus, yaitu harga faktur kita tanggal 2 Sept adalah Rp. 900.000 dikurangi dengan
2% (dua persen) untuk potongan tunai.
8 Dibayar kepada Firman Ali, yaitu harga fakturnya tertanggal 4 September adalah Rp. 1.400.000 dikurangi
dengan 2% (dua persen) untuk potongan tunai.
9 Dibeli tanah Rp. 30.000.000 dan gedung Rp. 70.000.000 untuk digunakan oleh perusahaan. Dibayar tunai
Rp. 40.000.000 dam untuk sisanya ditandatangani sebuah promes sebesar Rp. 60.000.000 (tanah dan
gedung diperoleh dalam satu transaksi).
10 Dijual sebagian tanah yang tidak diperlukan oleh perusahaan dengan harga Rp. 14.000.000 dan untuk ini
diterima per kas Rp. 2.000.000 dan sebuah promes Rp. 12.000.000. Harga pokok tanah Rp. 10.000.000.
12 Diterima pembayaran S.Bakri, yaitu harga faktur kita tertanggal 4 September adalah Rp. 2.000.000
dikurangin dengan 2% (dua persen) untuk potongan tunai.
17 Dibayar gaji bagian penjualan Rp. 1.200.000
20 Diterima pembayaran dari D.Eri, yaitu harga faktur kita tertanggal 13 September adalah Rp. 1.800.000
dikurangin dengan 2% (dua persen) untuk potongan tunai.
26 Dibayar kepada Pardi & Co, yaitu harga fakturnya tertanggal 17 September adalah Rp. 1.700.000 dikurangin
dengan 2% (dua prosen) untuk potongan tunai.
27 Dibeli barang dagangan per kas Rp. 800.000
27 Dijual barang dagangan per kas Rp. 250.000
29 Dibeli barang dagangan per kas RP. 1.300.000
29 Dibayar biaya iklan di dalam surat kabar Rp. 100.000
30 Dibayar Rp. 1.440.000 untuk polis asuransi tiga tahunan.
30 Diperoleh pinjaman dari Bank sebanya Rp. 8.000.000 untuk itu ditandatangani sebuat promes sebesar
jumlah tersebut.
4. Untuk menyusun neraca akhir tahun saudara mendapatkan data yang behubungan dengan kas Fa. Jelita setelah
dibandingkan dengan laporan bank tanggal 31 Desember 2015. Dari buku kas Fa.Jelita dan laporan bank yang diterima
tanggal 31 Desember 2015 didapatkan data sebagai berikut :
a. Saldo kas pembukuan perusahaan pada tanggal 1 Desember 2015 adalah Rp. 716.800
b. Penerimaan kas yang tercantum dalam buku penerimaan kas bulan Desember berjumlah Rp. 1.321.400
c. Buku pengeluaran kas menunjukkan pengeluaran selama bulan Desember sebesar Rp. 987.500
d. Setoran Rp. 150.000 yang dikirim ke bank pada tanggal 30 Desember 2015 belum diterima oleh Bank.
e. Biaya administrasi bank bulan Desember adalah Rp. 2.200
f. Cek dari Fa.Roxy Rp. 47.500 ternyata tidak cukup dana.
g. Cek dalam peredaran berjumlah Rp. 123.950
h. Bank berhasil menagihkan piutang sebesar Rp. 280.000 dan memotongnya Rp. 2.800 sebagai biaya penagihan.
Perusahaan baru mengetahui hal ini setelah menerima laporan bank 31 Desember 2015.
i. Setoran Fa.Juwita Rp. 71.680 oleh bank dimasukkan ke rekening Fa Juwita
j. Pengeluaran cek No.7168 sebesar Rp. 14.880 dibukukan sebesar Rp. 14.480
Diminta :
Tentukan berapa saldo kas yang dicantumkan di dalam Neraca per 31 Desember 2015 (sertakan perhitungannya).

5. Di bawah ini disajikan keterangan-keterangan mengenai pencatatan CV. TITIWUNGEN mengenai uang kasnya dan
keterangan Bank Bumi Daya dimana CV. TITIWUNGEN sebagai nasabah.
1. Saldo menurut rekening Koran per 31 Desember 2015 menunjukkan kredit sebesar Rp. 1.227.500
2. Saldo menurut buku kas CV TITIWUNGEN per 31 Desember 2015 menunjukkan debet sebesar Rp. 1.000.000
3. Cek-cek yang sudah dikeluarkan CV TITIWUNGEN tetapi belum ditukarkan si penerima ke bank sampai 31
Desember 2015 sebesar Rp. 300.000
4. Setoran per 31 Desember 2015 belum dibukukan oleh bank sebesar Rp. 100.000
5. Setoran dari S.Arifin melalui bank untuk pembayaran utangnya pada CV TITIWUNGEN baru diberitahukan bank
bersama rekening Koran Rp. 80.000
6. Biaya administrasi bank menurut laporannya yang dibebankan kepada CV TITIWUNGEN Rp. 500
7. Bunga yang diberikan bank (jasa giro) atas simpanan perusahaan menurut laorannya Rp. 2.500
8. Setoran perusahaan kepada bank beruba cek sebesar Rp. 54.500 ternyata tidak cukup dana.
Diminta :
1. Buatlah rekonsiliasi bank bentuk vertical menurut saldo yang sebenarnya per 31 Desember 2015
2. Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan.

6. PD Jaya Agung melakukan penerimaan dan pengeluaran kas melalui Bank. Data – data di bawah ini adalah data yang diperoleh dari
perusahaan tersebut :
Rekonsiliasi Bank per 30 November 2105.
Saldo menurut catatan Bank Rp. 47.942.900
Setoran dalam perjalanan Rp. 6.263.800
Rp. 54.206.700
Check yang beredar : No.212 Rp. 4.217.000
No.213 Rp. 624.000
No.214 Rp. 609.000
Rp. 5.450.000
Saldo yang disesuaikan Rp. 48.756.000
Saldo menurut perusahaan Rp. 49.023.700
Biaya Bank Rp. 267.000
Saldo yang disesuaikan Rp. 48.756.700

Penyetoran ke bank selama bulan Desember 2015


Tanggal jumlah tanggal jumlah tanggal jumlah
02-12 Rp. 4.917.250 12-12 Rp. 7.657.000 22-12 Rp. 2.958.000
06-12 Rp. 1.804.200 16-12 Rp. 1.824.000 25-12 Rp. 4.321.000
09-12 Rp. 4.457.000 19-12 Rp. 3.256.000 30-12 Rp.2.116.000

Pengeluaran selama bulan Desember 2015


No.Check jumlah No.Check jumlah No.Check jumlah
215 2.713.000 219 2.821.000 223 2.327.000
216 4.127.000 220 Batal 224 1.284.000
217 Batal 221 1.183.200 225 4.156.000
218 6.114.000 222 4.216.350 226 7.163.000
Bank memberikan laporan per 31 Desember 2015
Debet Kredit
No.Check 212 Rp. 4.217.000 Saldo 01/12 Rp. 47.942.900
213 Rp. 624.000 Setoran 01/12 Rp. 6.263.800
215 Rp. 2.173.000 02/12 Rp. 4.917.250
216 Rp. 4.127.000 06/12 Rp. 1.804.200
218 Rp. 6.114.000 09/12 Rp. 4.457.000
219 Rp. 2.821.000 12/12 Rp. 7.657.000
222 Rp. 4.216.000 16/12 Rp. 1.824.000
224 Rp. 1.284.000 19/12 Rp. 3.256.000
225 Rp. 4.156.000 22/12 Rp. 2.958.000
Biaya Bank Rp. 149.000 25/12 Rp. 4.321.000
Saldo 31/12 Rp. 57.439.600 Diterima dari piutang Rp.
Wesel Rp. 1.870.000
Bunga Rp. 50.000
Rp. 87.321.150 Rp. 87.321.150

Diminta :
1. Berdasarkan data di atas buatlah rekonsiliasi bank per 31 Desember 2015
2. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan

7. Keterangan-keterangan yang diberikan di bawah ini dapat digunakan untuk mengadakan rekonsiliasi rekening Koran
bank untuk perusahaan dagang Santosa pada 31 Desember 2015
a. Akun “Kas” di dalam buku besar umum Perusahaan Dagang Santosa memperlihatkan pada tanggal 31 Januari 215
saldo debet sebesar Rp. 11.649.960 termasuk didalamnya dana kas kecil sebesar Rp. 150.000. Dikehendaki supaya
di dalam buku besar umum membuka sebuah akun tersendiri untuk dana kas kecil itu.
Rekening Koran dari Bank per 31 Januari 2015 untuk perusahaan dagang santosa menyenbut saldo kredit sebesar
Rp. 14.602.050
b. Penerimaan-penerimaan kas pada 31 Januari 2015 sejumlah Rp. 8.769.300 telah dikirimkan ke Bank pada hari itu
juga, tetapi ternyata bahwa jumlah tersebut oleh bank dimuatkan ke dalam rekening Koran bulan Januari 2015.
Di dalam jumlah penerimaan-penerimaan itu termasuk sebuah cek adalah Rp. 6.000.000 yang diterima dari firmas
Setia Budi, yaitu mengenai penjualan sebidang tanah, yang harga pokoknya adalah Rp. 9.405.000 baik hasil
penjualan tanah itu, maupun penerimaan-penerimaan dari pada debitur (sejumlah Rp. 2.765.300) belum ada
pencatatannya di dalam buku-buku Perusahaan Dagang Santosa.
c. Sejumlah cek sebesar Rp. 33.000 yang diterima dari seorang langganan S.Sobari yang oleh Perusahaan Dagang
Santosa telah disetorkan pada Bank tanggal 30 Januari 2105 oleh Bank dikirimkan kembali bersama dengan rekening
Koran, dengan keterangan bahwa cek itu adalah sebuah cek TCD (Tidak Cukup Dana).
d. Dari cek-cek yang dikeluarkan oleh Perusahaan Dagang Santosa dalam bulan Januari 2015 ternyata bahwa cek-cek
tersebut ini tidak tercantum di dalam rekening Koran.
Cek No. Jumlah Cek No. Jumlah
32602 Rp. 204.375 32611 Rp. 142.500
32603 Rp. 157.500 32615 Rp. 1.074.225
32608 Rp. 17.190 32620 Rp. 90.000
32609 Rp. 1.240.050
e. Sebuah jumlah sebesar Rp. 510.000 oleh bandk telah dibebankan pada rekening Perusahaan Dagang Santosa sebagai
bunga KMKP, sedangkan Perusahaan Dagang Santosa tidak pernah menikmati kredit demikian itu. Setelah bank
diberitahu tentang hal itu per telepon, diperoleh ketegasan bahwa bank mengakui kekeliruan itu dan menjanjikan
akan segera mengirimkan nota kreditnya.
f. Sebuah promes sebesar Rp. 1.035.000 yang dimiliki oleh Perusahaan Dagang Santosa pada tanggal 25 januari 2015
telah diserahkan pada bank untuk disuruh inkasokan. Pada tanggal 31 Januari 2015 Perusahaan Dagang Santosa
menerima dari bank sebuah nita kredit sebesar jumlah tersebut dikurangin dengan Rp. 7.500 untuk biasa inkaso.
Tentang penagihan promes itu belum ada pencatatannya di dalam buku-buku Perusahaan Dagang Santosa.
g. Di dalam rekening Koran tersebut terdapat dua buah pos, yang belum terdapat di dalam buku-buku Perusahaan
Dagang Santosa. Pos pos tersebut adalah : sebuah pos debet adlah Rp. 19.950 untuk biaya administrasi Bank, dan
sebuah pos kredit adlaah Rp. 8.700 untuk jasa giro.
Diminta :
1. Membuat sebuah rekonsiliasi Bank per 31 Januari 2015 dalam bentuk vertikal
2. Membuat ayat-ayat jurnal yang diperlukan per 31 Januari 2015 untuk membuat akun-akun di dalam buku besar
umum Perusahaan Dagang Santosa sesuai dengan kedudukannya yang semestinya. Kerugian yang diderita karena
penjualan sebidang tanah supaya dicatat pada sebuah akun khusu dengan diberi judul “Rugi atas penjualan aktiva
tetap”

8. Transaksi –transaksi dibawah ini dikutip dari PT.ZAKI yang berkaitan dengan efek-efek sebagai investasi jangka
pendeknya selama tahun 2015.
Jan 10 Dibeli 50 lembar saham PT. MAU JAYA nominal Rp. 100.000 setiap lembar dengan harga kurs 95% (Sembilan
puluh lima persen), biaya provisi dan materai sebesar Rp. 48.000
Feb 1 Dibeli 100 lembar obligasi PT. SENATAN nominal Rp. 75.000 setiap lembar dengan harga kurs 105% (seratus
lima persen) biaya provisi Rp. 79.250 bunga obligasi 12% (dua belas persen) setahun, kupon 1/3-1/9.
Juli 11 Dibeli 30 lembar saham PT.MAU JAYA nominal Rp.100.000 setiap lembar, dengan harga kurs 102% (seratus
dua persen) biaya provisi dan materai Rp. 31.000
Okt 1 Dijual 80 lembar obligasi PT.SENATAN dengan harga kurs 98% (Sembilan puluh depalan persen) biaya provisi
dan materai Rp. 59.300
Nov 23 Dijual 60 lembar saham PT. MAU JAYA dengan harga kurs 107% (seratus tujuh persen) biaya provisi dan
materai Rp. 64.700.

Diminta :
Buatlah ayat juranal atas kejadian-kejadian di atas
Keterangan :
a. Dalam penjualan efek-efek, PT.ZAKI menganut metode LIFO
b. Setiap jurnal sertakan perhitungannya.
9. A) Sebuah perusahaan membeli selama tahun 2015 saham-saham berikut ini :
Saham PT Bayer Indonesia Rp. 1.175.000
Saham PT. Prodenta Rp. 1.520.000
Saham PT. Multi Bintang Indonesia Rp. 1.490.000
Jumlah harga perolehan secara agregatif Rp. 4.185.000

Harga pasar saham-saham itu pada tanggal 31 Desember 2105 adalah :


Saham PT Bayer Indonesia Rp. 1.020.000
Saham PT. Prodenta Rp. 1.530.000
Saham PT. Multi Bintang Indonesia Rp. 1.450.000
Jumlah harga perolehan secara agregatif Rp. 4.000.000

Diminta :
Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada 31 Desember 2015 atas dasar harga terendah antara harga
perolehan secara agregatif dan harga pasar secara agregatif.

B) Selama tahun 2015 tidak ada dilakukan pembelian dan penjualan saham oleh perusahaan tersebut. Harga pasar secara
agregatif saham-saham tersebut pada 31 Desember 2015 adalah Rp. 4.120.000
Diminta :
Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada 31 Desember 2015 atas dasar harga terendah antara harga
perolehan agregatif dan harga pasa secara agregatif.

C) Pada tanggal 15 Mei 2015 oleh perusahaan tersebut diatas dijual semua saham PT. Multi Bintang Indonesia dengan
harga Rp. 1.500.000
Diminta :
Buatlah ayar jurnal pada tanggal 15 mei itu untuk mencatat penjualan saham PT. Multi Bintang Indonesia tersebut.
D) Saham-saham yang ada dalam portepel pada perusahaan tersebut di atas pada 31 Desember 2015 adalah :
Harga Perolehan Harga Pasar
Saham PT. Bayer Indonesia Rp. 1.175.000 Rp. 1.300.000
Saham PT. Prodenta Rp. 1.520.000 Rp. 1.580.000
Rp. 2.695.000 Rp. 2.880.000

Diminta :
Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan pada 31 Desember 2015 atas dasar harga terendah antara harga
perolehan agregatif dan harga pasa secara agregatif.
WESEL DAN PROMES
A. Pengertian
Wesel adalah surat perintah membayar tanpa syarat, dan yang berpiutang ditunjukan kepada yang berutang.
Promes adalah surat pengakuan berutang dari yang berutang kepada yang berpiutang yang dibuat tanpa adanya
permintaan dari pihak yang berpiutang.
B. Perkiraan berhubung dengan Wesel dan Promes
Perkiraan yang timbul berhubung dengan wesel dan promes adalah sebagai berikut:
1. Bagi yang berpiutang : Wesel Tagih (Notes Receivable)
Pemakaian perkiraan ini adalah sebagai berikut :
Di Debet : (Sebesar nilai nominal)
a. Menarik wesel atas Debitur
b. Menerima Promes/Aksep dari Debitur
c. Mendiskonto (membeli) Wesel tagih
Di Kredit : (Sebesar nilai nominal)
a. Menerima pelunasan Wesel/Promes pada tanggal jatuh tempo
b. Mendiskontrokan/menjual Wesel tagih sebelum jatuh tempo.
2. Bagi yang berutang : Wesel Bayar (Notes Payable)
Pemakaian perkiraan ini adlaah sebagai berikut :
Di Debet : (Sebesar nilai nominal)
a. Mengaksep wesel
b. Menyerahkan promes/askep
Di Kredit : (Sebesar nilai nominal)
a. Melunasi Wesel/promes/askep pada tanggal jatuh tempo
b. Mendiskontro (membeli) wesel, promes/askep sendiri sebelum jatuh tempo.

Berdasarkan uraian di atas dapar disimpulkan bahwasannya berbeda dengan Piutang/Utang dagang yang tidak
disertai perjanjian tertulis, maka wesel tagih dan wesel bayar, merupakan piutang/utang yang disertai perjanjian tertulis,
yang dibuat sesuan dengan ketentuan undang-undang.
C. Jenis-jenis dan pencatatan wesel tagih
Jenih-jenis wesel tagih :
1. Wesel tagih tanpa bunga/wesel berdiskontro (Non bearing interest notes).
2. Wesel tagih berbunga (bearing interest notes)
Beberapa prinsip dalam pencatatan wesel tagih :
1. Perkiraan wesel tagih seperti halnya piutang merupakan aktiva lancer di Debet dan Kredit sebesar Nominal (FACE
VALUE).
2. Wesel tagih berbunga, bunganya dihitung dari nilai nominal untuk selama umurnya.
3. Jatuh tempo (maturity date) sesuatu wesel ditentukan sebagai berikut :
a. Wesel tagih harian (umur disebutkan dalam hari)
Jatuh temponya dihitung harian, mulai satu hari setelah tanggal penarikan s/d tanggal jatuh tempo tiap bulan
menurut hari yang sebenarnya.
Contoh :
Tgl. Penarikan 31 Jan umur 90 hari, akan jatuh tempo : 1 Mei
Tgl. Penarikan 29 Maret umur 90 hari, akan jatuh tempo : 27 Juni
Tgl. Penarikan 23 Nov umur 90 hari, akan jatuh tempo 21 Feb
b. Wesel tagihan bulanan (Umurnya disebutkan dalam bulan)
Jatuh tempo tanggal yang sama dengan tanggal penarikan beberapa bulan kemudian sesuai umurnya. Apabila
tidak terdapat tanggal yang sama dalam bulan yang bersangkutan, jatuh temponya pada tanggal terakhir bulan
tersebut.
Contoh :
Tgl. Penarikan 31 Jan umur 3 bulan, akan jatuh tempo : 30 April
Tgl. Penarikan 29 Maret umur 3 bulan, akan jatuh tempo : 29 Juni
Tgl. Penarikan 23 Nov umur 3 bulan, akan jatuh tempo 23 Feb

4. Apabila wesel tagih dijual/didiskontokan (discounted) sebelum jatuh tempo, maka diskonto (discount) dihitung
sebagai berikut:
a. Dasar perhitungan diskonto adlaah nilai pada tanggal jatuh tempo yaitu : Nominal untuk wesel tagih tidak
berbungan dan Nominal tambah bungan untuk wesel tagih berbunga.
b. Hari diskonto dihitung mulai tanggal pendiskontoan s/d tanggal jatuh tempo atau sebaliknya (salah satu tanggal
tidak dihitung)
c. Tiap bulan dihitung menurut hari yang sebenarnya. Bulan februari umumnya dihitung 28 hari, kecuali tahun
terjadinya transaksi, dalam hal ini tahun kabisat (tahun yang habis dibagi 4 dihitung 29 hari).

5. Diskonto dicatat sebagai berikut :


a. Debet perkiraan biaya bunga, sebesar diskonto tersebut pada wesel tagih tidak berbunga.
b. Untuk wesel tagih berbunga selisih diskonto dengan bunga wesel tagih yang bersangkutan dicatat dalam debet
perkiraan biaya bunga apabila : Diskonto > bunga

6. Pada saat mendiskontokan wesel tagih, perkiraan wesel tagih didiskontokan (N/R discounted) di kredit sebesar
Nominal, kecuali dinyatakan wesel tagih tersebut didiskontokan tanpa hak regres.
Dalam hal seperti ini (pendiskontoan tanpa hak regres) maka perkiraan wesel tagih langsung di kredit sebesar
nominal.
7. Di neraca wesel tagih disajikan sebesar Nominal dikurangi jumlah yang telah di Diskontokan atau sebesar neto
(wesel tagih dikurangi yang di diskontokan), jumlah yang didiskontokan dijelaskan dalam bentuk foot note.
Contoh :
Pada tanggal 1 Maret 2015, Toko Lidya melakukan penjualan kredit sebagai berikut :
Kepada Toko Ekawaty sebesar Rp. 150.000 per 30 hari
Kepada Toko Lia sebesar Rp. 250.000 per 60 hari
Kepada Toko Ruth sebesar Rp. 200.000 per 90 hari

Pada tanggal 31 maret 2015 dari para debitur diterima askep sebagai berikut :
Dari Toko Ekawaty sebesar Rp. 150.000 per 2 bulan dengan bunga 6%
Dari Toko Lia sebesar Rp. 250.000 per 30 hari
Dari Toko Ruth sebesar Rp. 200.000 per 60 hari
Pada tanggal 16 April 2015 didiskontokan ke Bank dengan diskonto 7%.
Askep Toko Ekawaty sebesar Rp. 150.000
Askep Toko Lia sebesar Rp. 250.000
Askep Toko Ruth sebesar Rp. 200.000 tanpa hak regres
Diminta :
a. Buatlah jurnal untuk took “LIDYA” berdasarkan transaksi tersebut diatas.
b. Buatlah jurnal pada tanggal jatuh tempo masing-masing wesel tagih tersebut dengan anggapan semua askep
dibayar oleh para debitur yang bersangkutan.
c. Buatlah jurnal yang diperlukan pada tanggal jatuh tempo wesel tagih dengan anggapan semua askep tidak
dibayar (DISHONORED) oleh para debitur yang bersangkutan.
d. Buatlah jurnal pada tanggal jatuh tempo wesel tersebut seandainya tidak terjadi transaksi tanggal 16 April 2015
(wesel tagih tidak didiskontokan) dan pembayaran diterima sebagai berikut :
1. Dari toko Ekawaty nominal ditambah bunga
2. Dari took Lia Rp. 200.000 sisanya diterima dalam bentuk promes 2 bulan dengan bunga 6%.

Jawab :
a. 1 Maret 2015 :
Piutang Rp. 600.000 Rp.
Penjualan Rp. Rp. 600.000
31 Maret 2015 :
Wesel tagih Rp. 600.000 Rp.
Piutang Rp. Rp. 600.000
16 April 2015 : (untuk jelasnya setiap wesel akan dijurnal tersendiri)
Kas Rp. 150.174,37 Rp.
Wesel tagih di-
Diskontokan Rp. Rp.150.000
Pendapatan bunga Rp. 174,37
Perhitungan :
Nominal Rp. 150.000
Bunga (umur 2 bulan) = 2/12 x
(6% x Rp. 150.000) = Rp. 1.500 +
Nilai pada saat jatuh tempo (J.T) Rp. 151.000
Diskonto (16/4-31/5) = 45 hari :
45/360 x (7% x Rp. 151.500) = Rp. 1.325,63
Diterima per Kas Rp. 150.174,37
Nilai nominal Rp. 150.000
Pendapatan bunga Rp. 174,37

(jumlah ini sama dengan Rp. 1.500 – Rp. 1.325,63)


Kas Rp. 249.319,44 Rp. -
Biaya bunga Rp. 680,56 Rp. -
Wesel tagih didiskontokan Rp. - Rp. 250.000
Perhitungan :
Nominal Rp. 250.000
Diskonto (16/4-30/4) = 14 hari :
14/360 (7% x Rp. 250.000) = Rp. 680,56
Diterima per kas/nilai tunai
(Present Value) Rp. 249.319,44
Kas Rp. 198.288,89 Rp. –
Biaya bunga Rp. 1.711,11 Rp. –
Wesel tagih Rp. - Rp. 200.000
Perhitungan :
Nominal Rp. 200.000
Diskonto (16/4-30/5) = 44 hari :
44/360 (7% x 200.000) = Rp. 1.711,11
Diterima per kas/nilai tunai Rp. 198.288,89

Jurnal pada saat tanggal jatuh tempo wesel tagih yang bersangkutan 30 April 2015 : (Tgl. Jatuh tempo dari took Lia) :
Wesel tagih didiskontokan Rp. 250.000 Rp. –
Wesel tagih Rp. - Rp. 250.000
31 Mei 2015 : (Tgl jatuh tempo Wesel tagih dari Toko Ekawaty) :
Wesel tagih didiskontokan Rp. 150.000 Rp. –
Wesel tagih Rp. - Rp. 150.000

Catatan :
Jurnal-jurnal tersebut diatas (30 April = 31 mei) dibuat untuk menutup perkiraan wesel tagih didiskontokan dan
mengeluarkan jumlah-jumalh tersrbut dari perkiraan wesel tagih karena wesel tagih tersebut telah dilunasi. Tanggal 30
mei yaitu tanggal jatuh tempo wesel tagih dari Toko Ruth tidak perlu dibuat Jurnalnya karena wesel tersebut
didiskontokan tanpa hak regres. Dengan demikian pada saat didiskontokan langsung dikeluarkan dari pembukuan.
c. Apabila wesel tagih yang telah didiskontokan ternyata tidak dibayar oleh yang kena tarik (pembayar), maka
pemegang akan menjalankan hak regresnya. Dengan demikian pemegang wesel tagih tersebut akan
mendapat ganti rugi sebesar :
 Nominal wesel
Bunga apabila wesel tersebut berbunga
Biaya protes (protest fee) jika ada
Kecuali untuk wesel tagih yang didiskontokan tanpa hak regres maka resiko tersebut (tidak dibayar) menjadi
tanggungan pembeli yang bersangkutan.
Sesuai dengan keterarangan tersebut diatas, maka jurnal yang perlu dibuat oleh toko LIDYA adalah sebagai berikut :
(Jurnal dibuat ketika pemegang menjalankan hak regresnya).
30 April 2015
Piutang (Toko Lia) Rp. 250.000 Rp. –
Kas Rp. - Rp. 250.000
(Mencatat pembayaran ke Bank yang menjalankan hak regres dan timbulnya piutang Toko Lia karena tidak membayar
askepnya).
Wesel tagih didiskontokan Rp. 250.000 Rp. –
Wesel tagih Rp. - Rp. 250.000
(Mencatat penerimaan kembali wesel tagih didiskontokan dan penghapusan wesel tagih)
Catatan :
Wesel tagih yang pada tanggal jatuh temponya tidak dibayar oleh yang kena tarik (pembayar), berarti tidak berlaku
lagi baik sebagai wesel tagih bagi pemegang maupun sebagai wesel bayar kepada pembayar.
d. 30 April 2016
Kas Rp. 200.000 Rp. –
Wesel tagih (baru) Rp. 50.000 Rp. –
Wesel tagih (lama) Rp. - Rp. 250.000
(Mencatat pembayaran sebagian dari Toko Lia, dan penerimaan Wesel tagih yang baru bunga 6%)
31 Mei 2015
Kas Rp. 151.500 Rp. –
Wesel tagih Rp. Rp. 150.000
Pendapatan bunga Rp. - Rp. 1.500
(Mencatat pelunasan aksep dari Toko Ekawaty ditambah bunga).

e. Penyajian piutang di Neraca :


Akhirnya berikut ini, diberikan contoh tentang penyajiab piutang di Neraca :
Piutang Rp. 1.650.000
Cadangan Kerugian piutang RP. 99.000
Rp. 1.551.000
Wesel tagih Rp. 750.000
Wesel tagih didiskontokan RP. 150.000
Rp. 600.000
Piutang penghasilan ( .. yang masih harus diterima) Rp. 69.000
Rp. 2.220.000
Biaya biaya dibayar dimuka Rp. 60.000
Rp. 2.280.000
Pertanyaan :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan :
a. Wesel b. Promes c. Askep
2. Sebutkan transaksi-transaksi yang menyebabkan perkiraan Wesel Tagih dan Wesel bayar di Debet dan Kredit.
3. Sebutkan cara-cara penentuan tanggal jatuh tempo Wesel/Promes
4. Jelaskan prinsip-prinsip perhitungan diskonto
5. Jelaskan bentuk pencatatan pada saat :
a. Menerima wesel dari debitur
b. Menerima pelunasan pada tanggal jatuh tempo
c. Mendiskontokan wesel
6. Jelaskan perbedaan antara wesel tidak berbunga dengan wesel berbunga dalam hal.
a. Nilai pada saat jatuh tempo
b. Perhitungan diskonto
Soal-soal.
1. Berdasarkan transaksi-transaksi yang berikut buatlah jurnal untuk :
A. PT.Fajar
B. PT.Adar
C. Bank keluarga
februari 5 : PT. Fajar membeli barang dagang dari PT.Adar seharga Rp. 6.000.000 dengan syarat per 30 hari
8 : PT.Fajar mengembalikan (retur pembelian) sebagian barang yang dibelinya dari PT.Adar, seharga Rp.
400.000
Maret 6 : Karena belum mempunyai uang tunai PT.Fajar menyerahkan kepada PT.Adar, sebuah promes per 2
bulan, nilai nominal sebesar sisa utangnya dengan bunga : 12% per tahun.
22 : PT.Adar mendiskontokan promes yang diterima dari PT.Fajar ke Bank Keluarga dengan diskonto: 9%
Mei 6 : PT.Fajar melunasi promesnya ke Bank keluarga yang jatuh tempo hari ini.
2. Pada tanggal 20 Mei 2015 PT.Maratur menerima dari Fa. Kasih sebuah aksep nominal Rp. 6.000.000 bunga 12% per 90
hari. Pada tgl 4 Juli 2015 oleh PT.Maratur aksep tersebut didiskontokan ke Bank Keluarga dengan diskonto :10%
Diminta :
A. Tentukanlah tgl jatuh tempo aksep tersebut
B. Buatlah jurnal PT.Maratur untuk tanggal 20 Mei, 4 Juni, dan pada tangal jatuh tempo askep tersebut.
C. Buatlah juranl Fa.Kasih untuk :
- Tanggal 20 Mei pada saat menyerahkan aksep tersebut kepada PT.Maratur
- Pada saat melunasi askep tersebut ke Bank Keluarha pada tanggal jatuh tempo
D. Buatlah jurnal Bank untuk :
- Tanggal 4 Juli pada saat mendiskonto aksep tersebut dari PT. Maratur
- Pada saat menerima pelunasan aksep tersebut dari Fa. Kasih pada tanggal jatuh tempo askep tersebut.
3. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi yang berikut ini:
a. Dijual per 30 hari barang dagang seharga Rp. 4.200.000 atas harga jual tersebut diterima promes per 30 hari tanpa
bunga.
b. Debeli barang dagang seharga Rp. 2.400.000 untuk ini diserahkan sebuah askep per 2 bulan dengan bunga 12%
c. Dipinjam dari bank dengan menanda tangani sehelai wesel nominal Rp. 6.000.000 tanpa bunga. Bank mendiskontokan
wesel tersebut dengan diskonto 12% untuk masa 3 bulan.
d. Diterima pelunasan untuk wesel yang ditarik atas debitur 2 bulan yang lalu Nominal Rp. 4.000.000 bunga 16% jatuh
tempo hari ini.
e. Dibayar promes kepada kreditur nominal Rp. 1.750.000 bunga 14% per 3 bulan dan jatuh tempo hari ini.
f. Didiskontokan ke Bank wesel yang ditarik kembali atas debitur nominal Rp. 2.450.000 oer 60 haru yang diterima 15 har
yang lalu. Bunga wesel tersebut 12% , diskonto 9%.

4. A) Catatlah transaksi-transaksi di bawah ini dalam bentuk ayat-ayat jurnal umum.


Maret 10 Dibeli barang dangang dengan kredit dari “RONDANG” Jakarta Rp. 600.000 syarat
pembayaran 2/10 n/30
18 Dibayar harga faktur Rondang tertanggal 10 Maret.
April 5 Dibeli barang dagang dengan kredit dari Firma “Adar” seharga Rp. 1.500.000
15 Dibuatkan sebuah promes per 1 bulan tanpa bunga sebesar Rp. 1.500.000 dan diserahkan
kepada Fa.Adar
Mei 15 Dibayar promes tertanggal 15 April pada Firma “Adar” nominal Rp. 1.500.000
25 Diserahkan sebuah promes 60 harian tidak berbunga sebesar Rp. 3.600.000 kepada Bank
NAULI. Bank mendiskonto promes ini dengan diskonto 9%
Juli 10 Dipinjam dari HARYONO sebesar Rp. 2.400.000 untuk jumlah tersebut dikeluarkan dan
diserahkan sebuah promes 60 harian berbunga 9%
25 Dibayar promes kepada Bank Nauli tertanggal 25 mei yang jatuh tempo hari ini.
Sept 9 Promes kepada HARYONO tertanggal 10 Juli, yang jatuh tempo hari ini, diperbaharui dengan
mengeluarkan sebuah promes 30 harian yang baru berbunga 12% nominal Rp. 2.400.000
Okt 8 Dibayar promes atas HARYONO yang jatuh tempo hari ini nominal Rp. 2.400.000 berbunga
12%
Des 3 Dibeli dari PT “SOALAGOGO” peralatan kantor seharga Rp. 6.500.000 Jumlah tersebut
dibayar tunai Rp. 2.000.000. Untuk sisanya di tandatangani satu promes nominal Rp.
4.500.000 berbunga 9% setahun dengan jarak untuk 30 hari.

B) Hitunglah bunga terutang per 31 Desember atas promes nominal Rp. 4.500.000 buat pula ayat penyesuaiannya.
PIUTANG DAGANG

A. Pengertian
Piutang dagang (Account Recivables) ialah : Piutang yang timbul dari penjualan kredit barang/jasa yang merupakan
hasil usaha dari perusahaan yang bersangkutan.
B. Pencatatan Piutang tak tertagih
Adakalanya sejumlah piutang tidak dapat ditagih (tidak dapat diperoleh pembayarannya) misalnya karena debitur
yang bersangkutan jatuh pailit. Adanya piutang tak tertagih tersebut merupakan kerugian bagi perusahaan, yang dicatat
sebagai biaya usaha dengan nama perkiraan.
Kerugian piutang tak tertagih/kerugian piutang/biaya penghapusan piutang. Adapun medote untuk mencatat
kerugian piutang tak tertagih adalah sebagai berikut :
1. Metode langsung (direct method), dengan cirri-ciri sebagai berikut :
a. Kerugian dicatat pada periode penerimaan piutang, berdasarkan jumlah piutang yang dihapuskan.
b. Setiap penghapusan piutang langsung dicatat pada perkiraan : Kerugian piutang tak tertagih dengan jurnal :
Kerugian piutang tak tertagih Rp. xx Rp. –
Piutang Rp. - Rp. xx
2. Metode tidak langsung/metode cadangan (Indirect/allowance method) dengan cirri-ciri sebagai berikut :
a. Mencatat kerugian piutang tak tertagih (berdasarkan taksiran) pada periode penjualan/terjadinya piutang melalui
ayat jurnal penyesuaian :
Kerugian piutang tak tertagih Rp. xx Rp. –
Cadangan Piutang tak tertagih Rp. - Rp. xx
b. Setiap penghapusan piutang dibebankan ke cadangan piutang tak tertagih dengan jurnal :
Cadangan Piutang tak tertagih Rp. xx Rp. –
Piutang Rp. - Rp. xx
Penentuan besarnya kerugian piutang tak tertagih.
Dalam metode cadangan , kerugian piutang tak tertagih dicatat sebelum terjadi, melalui taksiran. Adapun cara-cara
untuk menetapkan besarnya taksiran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Ditetapkan sebesar persentase tertentu (…%) dari penjualan.
Dalam hal ini dasar perhitungan mungkin :
• Penjualan kotor
• Penjualan bersih
• Penjualan kredit bersih.
2. Ditetapkan berdasarkan persentase tertentu (…%) dari saldo piutang.
Dalam hal ini terdapat 3 cara sebagai berikut :
1) Jumlah cadangan kerugian piutang tak tertagih ditambah sebesar persentase (%) tertentu dari saldo piutang (tanpa
memperhitungkan saldo cadangan yang masih ada).
2) Jumlah cadangan kerugian piutang tak tertagih dijadikan sebesar persentase (%) tertentu dari saldo piutang (dengan
memperhitungkan saldo cadangan yang masih ada).
3) Jumlah cadangan kerugian piutang tak tertagih dijadikan sejumlah tertentu dalam rupiah (Rp….) yang ditetapkan
berdasarkan analisa umur piutang (dengan memperhitungkan saldo cadangan yang masih ada).
Untuk jelasnya cara penentuan besarnya kerugian piutang tak tertagih dalam metode cadangan berikut ini diberikan
sebuah contoh :
Contoh 1
Pada tanggal 31 Desember 2015, dalam pembukuan PT.Adar terdapat antara lain perkiraan beserta saldonya sebagai
berikut :
Piutang Rp. 6.500.000
Cadangan piutang tak tertagih (Debet) RP. 60.000
Penjualan (60% penjualan kredit) Rp. 12.500.000
Retur penjualan (dari penjualan kredit) Rp. 500.000
Potongan penjualan Rp. 300.000
Diminta :
Jurnal penyesuaian 31 Desember 2015 untuk mencatat taksiran kerugian tak tertagih dengan ketentuan :
1. Besarnya kerugian piutang tak tertagih ditaksir sebesar :
a. 2% dari penjualan
b. 2% dari penjualan bersih
c. 2% dari penjualan kredit bersih.
2. Besarnya cadangan piutang tak tertagih ditetapkan
a. Ditambah 4% dari saldo piutang
b. Dijadikan 4% dari saldo piutang
c. Dijadikan RP. 200.000 (dua ratus ribu rupiah) yang di tetapkan berdasarkan analisa piutang
d. Dijadikan 4% dari saldo piutang tetapi dalam hal ini saldo cadangan piutang tak tertagih (kredit) sebesar Rp. 60.000
Jawab :
Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2015
1.
a. Kerugian pitang tak tertagih Rp. 250.000 Rp. –
cadangan piutang tak tertagih Rp. Rp. 250.000
= 2% x Rp. 12.500.0000 = Rp. 250.000
b. Kerugian piutang tak tertagih Rp. 234.000 Rp. –
cadangan piutang tak tertagih Rp. - Rp. 234.000
= 2% x [Rp. 12.500.000 – (Rp. 500.000 + Rp. 300.000)] = Rp. 234.000
c. Kerugian piutang tak tertagih Rp. 134.000 Rp. –
cadangan piutang tak tertagih Rp. - Rp. 134.000
Pejualan kredit = (60% x Rp. 12.500.000) = Rp. 7.500.000
Retur dan potongan penjualan = Rp. 800.000 -/-
Penjualan kredit bersih = Rp. 6.700.000
Kerugian piutang tak tertagih = 2% x Rp. 6.700.000 = Rp. 1.4.000

2.
a. Kerugian pitang tak tertagihRp. 260.000 Rp. –
cadangan piutang tak tertagih Rp. Rp. 260.000
= 4% x Rp. 6.500.0000 = Rp. 260.000
c. Kerugian pitang tak tertagih Rp. 320.000 Rp. –
cadangan piutang tak tertagih Rp. Rp. 320.000
Saldo akhir cadangan = 4% x Rp. 6.500.000 = Rp. 260.000
Saldo cadangan (debet) = Rp. 60.000 +/+
Jumlah penyesuaian Rp. 320.000
Catatan : saldo akhir cadangan setelah penyesuaian harus menunjukkan saldo kredit
d. Kerugian piutang tak tertagih Rp. 260.000 Rp. –
Cadangan piutang tak tertagih Rp. - Rp. 260.000
Saldo akhir cadangan Rp. 200.000
Saldo cadangan (debet) Rp. 60.000 +/+
Jumlah penyesuaian Rp. 260.000

Kerugian pitang tak tertagih Rp. 200.000 Rp. –


cadangan piutang tak tertagih Rp. Rp. 200.000
Saldo akhir cadangan = 4% x Rp. 6.500.000 = Rp. 260.000
Saldo cadangan (Kredit) Rp. 60.000. -/-
Jurnal penyesuaian Rp. 200.000

C. Penerimaan dari Piutang yang telah dihapuskan


1. Apabila piutang yang telah dihapuskan diterima pembayarannya, maka pencatatannya adalah sebagai berikut :
Apabila penerimaan tersebut terjadi pada periode yang sama dengan periode penghapusan, maka baik metode langsung maupun
metode cadangan sifat pencatatannya sama yaitu : Mengadakan koreksi terhadap jurnal pada saat penghapusan dengan jurnal
sebagai berikut :
Metode langsung :
Kas Rp. xx Rp.
Kerugian piutang tak tertagih Rp. Rp. xx
Metode cadangan/tidak langsung :
Kas Rp. xx Rp.
Cadangan piutang tak tertagih Rp. Rp. xx
2. Apabila penerimaan tersebut terjadi pada periode setelah periode penghapusan maka baik metode langsung maupun
metode cadangan mencatat dengan cara (jurnal) yang sama sebagai berikut:
Piutang Rp. xx Rp.
Piutang hapus kembali Rp. Rp. xx
Kas Rp. xx Rp.
Piutang Rp. Rp. Xx
Perkiraan piutang hapus kembali di dalam laporan rugi laba disajikan sebagai pendapatan di luar usaha.

D. Perjanjian piutang di neraca


Menurut prinsip akuntansi Indonesia (prinsip 3.1.Pasal9) disebutkan bahwa : Jumlah bruto piutang harus tetap
disajikan di Neraca, oleh karena jumlah yang tidak dapat direalisasikan hanya merupakan perhitungan berdasarkan
taksiran.
Berdasarkan prinsip tersebut, maka cara penyajian piutang di neraca ialah dengan menyatakan jumlah bruto tagihan
dikurangi dengan jumlah yang diperkirakan tidak dapat direalisasikan.
Contoh :
Piutang Rp. 1.760.000
Cadangan piutang tak tertagih Rp. 160.000 -/-
Rp. 1.600.000
Kemudian untuk memberikan gambaran yang jelas, tentang cara pencatatan kerugian piutang tak tertagih baik menurut
metode langsung maupun metode cadangan, berikut ini diberikan contoh :
Contoh 2
Pada tanggal 31 desember 2015 dalam pembukukan Fa. Adar terdapat antara lain perkiraan yang berikut :
Piutang Rp. 6.000.000
Cadangan piutang tak tertagih (Debet) Rp. 60.000
Selama tahun 2015 transaksi-transaksi yang berhubungan dengan piutang adalah sebagai berikut :
1. Penjualan kredit Rp. 34.000.000
2. Penerimaan pembayaran dari debitur Rp. 32.000.000
3. Penghapusan piutang Rp. 400.000
4. Penerimaan dari piutang yang telah dihapuskan pada
Tahun 2015 Rp. 100.000
5. Penerimaan promes dari debitur Rp. 1.500.000
6. Penerimaan dari piutang yang telah dihapuskan pada
Tahun 2015 Rp. 50.000
Diminta :
Berdasarkan transaksi-transaksi tersebut diatas buatlah untuk Fa.Adar :
a. Jurnal penyesuaian 31 Desember 2015, apabila cadangan piutang tak tertagih dijadikan 6% dari saldo piutang.
b. Jurnal untuk transaksi-transaksi selama tahun 2015 , baik menurut metode langsung maupun metode cadangan (tidak
langsung).
c. Jurnal penyesuian 31 Desember 2015, apabila cadangan piutang tak tertagih dijadikan 6% dari saldo piutang.
Jawab :
a. Jurnal penyesuaian 31 Desember 2015 :
Kerugian piutang tak tertagih Rp. 420.000 Rp. –
Cadangan piutang tak tertagih Rp. - Rp. 420.000
Perhitungan :
Saldo akhir cadangan piutang tak tertagih (Kredit):
6% x Rp. 6.000.000 = Rp. 360.000
Saldo cadangan piutang tak tertagih (sebelum
Penyesuaian) Debet : = Rp. 60.000
Jumlah penyesuaian = Rp. 420.000
Catatan :
Perkiraan cadangan piutang tak tertagih saldo setelah penyesuaian adalah saldo kredit, sesuai dengan sifatnya sebagai
perkiraan kontra aktifa. Saldo sebelum penyesuaian mungkin :
Debet : Apabila jumlah cadangan yang dibentuk lebih kecil dari jumlah piutang yang dihapusakan pada periode yang
bersangkutan.
Kredit : Apabila cadangan yang dibentuk lebih besar dari jumlah piutang yang dihapuskan pada periode yang
bersangkutan.
b. Jurnal transaksi-transaksi tahun 2015

No Metode Langsung Metode Cadangan (tidak langsung)


Rp Rp Rp Rp
1 Piutang 3.400.000 - Piutang 3.400.000 -
2 Penjualan - 3.400.000 Penjualan - 3.400.000
3 Kas 32.000.000 - Kas 32.000.000 -
4 Piutang - 32.000.000 Piutang - 32.000.000
5 Kerugian piutang- 400.000 - Kerugian piutang- 400.000 -
6 tak tertagih - - tak tertagih - -
Piutang 100.000 400.000 Piutang 100.000 400.000
Piutang - - Piutang - -
Piutang hapus- 100.000 100.000 Piutang hapus- 100.000 100.000
Kembali - - Kembali - -
Kas 1.500.000 - Kas 1.500.000 -
Piutang - 100.000 Piutang - 100.000
Wesel Tagih 50.000 - Wesel Tagih 50.000 -
Piutang - 1.500.000 Piutang - 1.500.000
Kas - Kas -
Kerugian piutang 50.000 Kerugian piutang 50.000
tak tertagih tak tertagih
c. Jurnal penyesuaian 31 Desember 2016
Kerugian piutang tak tertagih Rp. 356.000 Rp. –
Cadangan piutang tak tertagih Rp. Rp. 356.000
Perhitungan :
Saldo akhir cadangan piutang tak tertagih
Setelah penyesuaian) 6% x Rp. 6.100.000 =Rp. 366.000
Saldo cadangan piutang tak tertagih (Kredit) =Rp. 10.000
Jumlah penyesuaian =Rp. 356.000
Penentuan saldo piutang dan cadangan adalah sebagai berikut :

D Piutang
Tgl Keterangan jumlah Tgl Keterangan jumlah
1/1-16 Rp. 6.000.000 2015
2016 Saldo 6.100.000 Rp. 34.000.000 2 Rp. 32.000.000
1 Rp. 100.000 3 Rp. 400.000
4 4 Rp. 100.000
31/12 5 Rp. 1.500.000
Rp. 40.000.000 Rp. 34.000.000
D Cadangan Piutang Tak Tertagih

Tgl Keterangan jumlah Tgl Keterangan jumlah


2016 1/1-16 Rp. 360.000
3 Rp. 400.000 2016 Rp. 50.000
6
31/12
Rp. 400.000 Rp. 410.000

Pertanyaan :
1. Sebutkan apa yang dimaksud dengan piutang dagang ?
2. Sebutkan cara penyajian di Neraca menurut prinsip akuntansi Indonesia (Prinsip 3.1.Pasal 9)J
3. elaskan 2 metode pencatatan piutang tak tertagih?
4. Sebutkan metode yang mencatat kerugian piutang tak tertagih pada :
a. Periode penjualan
b. Periode penerimaan piutang
5. Jelaskan cara-cara untuk menentukan besarnya kerugian piutang tak tertagih dalam metode cadangan
6. a) Jelaskan prinsip pencatatan penerimaan dari piutang yang telah dihapuskan menurut metode langsung dan
metode cadangan.
b) Sebutkan cara penyajian perkiraan piutang hapus kembali dalam laporan keuangan.
Soal :
1. Jurnal lah transaksi-transaksi berikut ini menurut:
A. Metode langsung
B. Metode tidak langsung (cadangan)
a. Penjualan barang dagang seharga Rp. 4.000.000 dengan pembayaran per kas Rp. 1.500.000 sisanya per 30 hari.
b. Seorang debitur dengan jumlah utangnya Rp. 475.000 membayar per kas Rp. 400.000 sisanya dihapuskan.
c. Seorang debitur dengan jumlah utangnya Rp. 600.000 dinyatanya jatuh pailit. Oleh BHP (Badan Harta
Peninggalan) diumukan bahwa semua kreditu hanya akan mendapat pembayaran sebesar 60% (enam puluh
persen) dari jumlah tagihan masing-masing.
d. Diterima sebuah cek dari seorang debitur untuk pelunasan sisa utangnya sebesar Rp. 1.250.000
e. Diterima dari piutang yang telah dihapuskan tahun yang lalu sebesar Rp. 176.000
f. Dari seorang debitur diterima sebuah promes per 90 hari nominal Rp. 900.000 dengan bunga 12%
g. Dihapuskan piutang atas seorang debitur sebesar Rp. 250.000 karena yang bersangkutan tidak diketahui lagi
alamatnya.
h. Diterima dari debitur sebesar Rp. 80.000 piutang ini telah dihapuskan tahun yang lalu.
2. Dalam buku besar Fa. Keluarga terdapat a/l Perkiraan piutang dari cadangan piutang tak tertagih masing-masing
dengan saldo per 31 Desember 2016 sebagai berikut :
Piutang Rp. 4.500.000
Cadangan piutang tak tertagih (Debet) Rp. 50.000
Ringkasan transaksi yang berhubungan dengan piutang selama tahun 2017
1. Penjualan kredit Rp. 18.750.000
2. Penerimaan piutang Rp. 12.500.000
3. Penghapusan piutang Rp. 300.000
4. Penerimaan promes dari debitur Rp. 2.450.000
5. Penerimaan dari piutang yang telahDihapuskan Tahun 2016 Rp. 150.000
6. Penerimaan dari piutang yang telah Dihapuskan Tahun 2017 Rp. 60.000

Diminta :
A. Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2016 untuk mencatat kerugian piutang tak tertagih, apabila besarnya
cadangan dijadikan 8% (delapan persen) dari saldo piutang.
B. Jurnal untuk transaksi-transaksi tahun 2017 menurut metode cadangan.
C. Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2017 untuk mencatata kerugian piutang tak tertagih apabila besarnya
cadangan dijadikan 8% (delapan persen) dari saldo piutang.
D. Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2017, apabila besarnya cadangan piutang tak
tertagih setiap akhir periode ditambah sebesar 8% (delapan persen) dari saldo piutang.
E. Perkiraan : Piutang cadangan piutang tak tertagih dan kerugian tak tertagih dalam bentuk T sederhana untuk
tahun 2017 sesuai dengan pertanyaan B dan C
F. Junal transaksi-transaksi tahun 2017 menurut metode langsung.
3. Dalam neraca saldo suatu perusahaan terdapat a/l perkiraan yang bersangkutan.
Piutang saldo Rp. 8.000.000
Cadangan piutang tak tertagih dengan saldo (Kredit) Rp. 60.000
Diminta:
Tunjukkanlah posisi perkiraan tersebut, dan perkiraan piutang tak tertagih di Neraca Lajur 10 kolom dengan
ketentuan.
A. Besarnya cadangan ditambah 6% dari saldo piutang
B. Besarnya cadangan dijadikan 6% dari saldo piutang
C. Jawablah kembali pertanyaan A dan B apabila saldo cadangan piutang tak tertagih di Neraca saldo (debet) Rp.
60.000
D. Untuk masing-masing jawaban A,B dan C berikan ayat jurnal Penyesuaian dan penutup yang diperlukan.
4. Saldo perkiraan piutang dan cadangan penghapusan piutang dalam neraca PT. Megah per 31 Desember 2015 adalah
sebagai berikut :
Piutang Rp. 6.557.080
Cadangan penghapusan piutang Rp. 40.980
Transaksi-transaksi yang berhubungan dengan piutang yang terjadi s/d 31 Desember 2016 adalah sebagai berikut :
Penjualan secara kredit Rp. 6.557.080
Penerimaan kas dari Debitur Rp. 7.144.900
Termin atas penjualan kredit yang ditetapkan perusahaan adalah 2/10, n/30 dan debitur-debitur yang telah
membayar dengan mendapat potongan berjumlah Rp. 5.024.605
Dalam penerimaan kas tersebut di atas termasuk pula Rp. 12.250 yang merupakan pembayaran atas piutang
perusahaan yang telah dihapuskan tahun yang lalu.
Kredit memo yang telah dibuat perusahaan atas penjualan retur Rp. 92.175 Piutang dagan yang dihapuskan Rp.
46.750
Diminta :
a. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi diatas selama tahun 2016
b. Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat taksiran kerugian piutang per 31 Desember 2016. Metode yang
digunakan perusahaan adalah presentase tertentu dari saldo piutang pada akhir tahun dimana presentase
tersebut untuk tahun 2015 ditetapakn 2/3 dari presentase tahun 2015.
5. Didalam neraca pe 31 Desember 2015, yang disusun oleh Firma Tribuana, terdapat antara lain pos-pos berikut pada
kelompok aktiva lancer :
Piutang Rp. 9.542.500
Dikurangi : Cadangan piutang ragu-ragi Rp. 162.250
Rp. 9.380.250
Selama tahun 2015 oleh perusahaan itu dilakukan transaksi-transasksi berikut, yang berhubungan dengan piutang
(piutang dagang):
a. Dijual dengan kredit Rp. 43.477.500
b. Retur penjualan dengan piutang (piutang dagang) Rp. 522.500
c. Diterima bersih per kas dari para debitur (termasuk-
Penerimaan dari piutang yang dihapuskan dalam tahun
2014 sejumlah Rp. 192.5000 Rp. 46.153.800
d. Dihapuskan piutang kepada H.Hartawan Rp. Rp. 275.000
Syarat pembayaran yang ditetapkan oleh Firma Tribuana atas penjualan kredit adalah 2/10,n/30. Potongan tunai yang
telah diberikan adalah atas piutang sejumlah Rp. 30.250.000
Diminta :
1. Berilah pencatatan-pencatatan dalam bentuk ayat-ayat jurnal umum dengan disertai perhitungan-perhitungan
seperlunya, untuk ke empat transaksi tersebut di atas.
2. Buatlah jurnal ayat penyesuaian yang diperlukan 31 Desember 2015, kalau diketahui bahwa firma tribuana
sudah sejak beberapa tahun menetapkan besar cadangan piutang ragu-ragunya oada akhir tahun sebagak 2%
(dua persen) dari saldo piutang.
3. Menyusun akun cadangan piutang ragu-ragu dan akun kerugian atas piutang ragu-ragu dalam bentuk T
sederhana. Seimbang akun cadangan piutang ragu-ragu dan tutup akun kerugian atas piutnag ragu-ragu pada
tanggal Desember 2015. Sudah itu perlihatkan kembali saldo akun cadangan piutnag ragu-ragu itu pada 1
Januari 2016.
6. Firma CHANDRA & CO selalu menjual barang dagangan dengan kredit selama 30 hari.
Bagi pembeli yang tidak dapat melunasi kewajibannya tepat waktu diharuskan merubah utang mereka menjadi utang
promes dengan bunga 6% (enam persen)
Dibawah ini adalah transaksi-transaksi yang berhubungan dengan piutang promes pemilik Firma CHANDRA & CO.
16 April ’15 Dijual barang dagangan kepada Tuan Bambang seharga RP. 2.000.000 denga syarat
pembayaran n/30-2/10.
22 April ’15 Dijual barang dagangan kepada Ny.Adhi seharga Rp 1.500.000 dengan syarat pembayaran
n/30-2/10.
16 Mei ’15 Diterima promes 30 hari, 6% (enam persen) dari Tuan Bambang sebagai pelunasan utangnya.
19 Mei ’15 Diterima pembayaran dari Ny. Adhi sebagai pelunasan utangnya.
30 Mei ’15 Didiskontokan promes dari Tuan Bambang ke Bank dengan suk diskonto bank 7%.
15 Juni ’15 Diterima pemberitahuan dari Bank bahwa promes dari Tuan Bambang tidak dapat ditagih
pada jatuh temponya.
18 Juni ’15 Diberikan pinjaman uang kepada Tuan Budhi sebesar
Rp. 7.500.00 dan atas pinjaman tersebut Tuan Budhi menyerahkan promes 60 hari dengan
bunga 6%.

Diminta :
A. Membuat jurnal umum untuk mencatat transaksi-transaksi di atas.
B. Membuat jurnal penyesuaian per 30 Juni 2015 (tanggal tutup buku Firma CHANDRA & CO).
Catatan :
1. Harus dilampirkan perhitungan anda untuk transaksi jurnal umum tanggal 30 Mei 2015 dan jurnal penyesuaian tanggal
30 Juni 2015.
2. Hari diskonto dihitung mulai dari sampai dengan tanggal jatuh tempo.
PERSEDIAAAN

Pengertian
Persediaan adalah : Barang yang dimiliki dengan tujuan untuk dijual kembali/untuk diproses dan kemudian di jual.
Berdasarkan pengertian tersebut, dan sesuai dengan prinsip Akuntansi Indonesia (prinsip aktiva Ps.2.4.1) istilah
persediaan digunakan untuk menyatakan barang berwujud yang :
a. Tersedia untuk dijual (barang dagang/barang jadi)
b. Masih dalam proses produksi untuk diselesaikan, kemudian di jual (barang dalam proses/pengolahan)
c. Akan digunaan untuk produksi barang jadi yang akan dijual (bahan baku dan bahan pembantu) dalam rangka kegiatan
normal perusahaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persediaan yang dimiliki tetapi untuk dipakai sendiri (supplies/perlengkapan)
tidak termasuk dalam pengertian persediaan tersebut di atas. Oleh karena itu jenis-jenis persediaan yang dimilik oleh
suatu perusahaan tergantung pada jenis usaha perusahaan yang bersangkutan, yaitu sebagai berikut :
a. Perusahaan jasa : tidak mempunyai persediaan
b. Perusahaan dagang : mempunyai satu jenis persediaan yaitu persediaan barang dagang.
c. Perusahaan industry : mempunyai 3 jenis persediaan yang terdiri dari :
•Persediaan bahan baku
•Persediaan barang dalam proses
•Persediaan barang jadi

Peranan persediaan dalam Laporan Keuangan


Ketetapan dalam penilaian persediaan adalah sangat penting bagi perusahaan. Hal ini mengingat peranan persediaan
baik dalam perhitungan Rugi-Laba maupun dalam neraca.
Dalam perhitungan Rugi-Laba nilai persediaan (awal dan akhir) mempengaruhi besarnya : Harga pokok penjualan.
(Harga pokok penjualan = Persediaan awal +
Pembelian bersih – persediaan akhir). Sebaliknya persediaan akhir di neraca tercatat sebagai Aktiva Lancar.
Oleh sebab itu dalam penyusunan laporan keuangan, maka persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik
laporan Rugi-Laba maupun neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian
persediaan akan langsung berakibat kesalahan baik dalam laporan Rugi-Laba maupun neraca.

 Pencatatan Persediaan
Untuk mencatat transaksi-transaksi yang mempengaruhi nilai persediaan, terdapat 2 metode sebagai berikut :
1. Metode Pisik/Periodik (Periodic/Physical Inventory System).
Dalam metode ini pencatatan persediaan hanya dilakukan pada akhir periode akuntansi (pada saat akan menyusun
laporan keuangan) melalui ayat jurnal penyesuaian. Penilaian persediaan dilakukan dengan mengadakan perhitungan
pisik. Transaksi-transaksi yang mempengaruhi persediaan, dicatat masing-masing dalam perkiraan tersendiri sebagai
berikut : Pembelian, Return pembelian, penjualan dan Retur penjualan.
2. Metode Perpetual/permanen/terus menerus (Perpetual/Continual Inventory Sistem).
Dalam metode ini pencatatan persediaan dilakukan setiap terjadi transaksi yang mempengaruhi persediaan. Dengan
demikian setiap saat saldo perkiraan persediaan akan menunjukkan saldo persediaan yang sebenarnya. Dengan
demikian pada akhir periode akuntansi (pada saat akan menyusun laporan keuangan) tidak diperlukan ayat penyesuaian
terhadap persediaan. Dal hal ini perlu dijelaskan bahwa pencatatan transaksi ke dalam perkiraan persediaan, adalah
berdasarkan harga pokok, baik transaksi pembelian maupun penjualan.
Untuk jelasnya kedua metode tersebut, berikut ini diberikan sebuah contoh transaksi dan pencatatan menurut masing-
masing metode tersebut.
.
N Transaksi Metode Pisik/Periodik Metode Perperual/Permanen
o
Rp Rp Rp Rp
1 Pembelian Pembelian 1.760.000 - Persediaan- 1.760.000 -
4 Kredit seharga Barang - 1.760.000
Rp. 1.760.000 Utang - 1.760.000 Utang 160.000 -
Retur pem- Utang 160.000 - Utang - 160.000
Belian seharga Retur - 160.000 Pers. Barang
Rp. 160.000 Pemb. 760.000 -
Penj. Kredit 760.000 - Piutang - 760.000
Harga jual Piutang - 760.000 Penjualan 600.000 -
Rp. 760.000 Penjualan - Harga pokok- - 600.000
Harga pokok Pejualan 60.000 -
Rp. 600.000 Pers.barang 60.000
Retur penj. 60.000 Retur penj. -
Harga jual Retur Penj.
Rp. 60.000 - 60.000 Piutang
Harga pokok Piutang 48.000
Rp. 48.000 Pers. Barang 48.000
Harga pokok
penjualan
 Penilaian Persediaan
Untuk penentuan hasil usaha selama periode tertentu, maka persediaan memegang peranan yang sangat penting. Hali ini
terutama disebabkan karena jumlah barang yang terjual dalam satu periode tidak sama dengan jumlah barang yang
dibeli/diproduksi dalam periode yang sama. Disamping itu harga pokok barang yang dibeli/diproduksi pun dalam suatu
periode berbeda-beda.
Adapun masalah yang timbul dalam penilaian persediaan dalam suatu periode adalah :
a. Menetapkan jumlah dan nilai persediaan yang sudah terjual /sudah menjadi biaya.
b. Menetapkan jumlah dan nilai persediaan yang belum terjual (yang harus dilaporkan di Neraca).
Perlu diperhatikan bahwa yang dimaksud dengan harga pokok (cost) dalam persediaan adalah semua pengeluaran-
pengeluaran langsung/tidak langsung yang timbul untuk perolehan, penyiapan dan penempatan agar persediaan
tersebut siap untuk dijual.
Dengan demikian termasuk antara lain : Harga beli, biaya-biaya pembelian, ongkos angkut, pajak, asuransi,
pergudangan dan lain-lain. Meskipun demikian harga pokok barang biasanya hanya terdiri dari harga beli ditambah
ongkos angkut, sedangkan biaya-biaya lain dicatat sebagai dalam perkiraan tersendiri untuk periode yang
bersangkutan.
Kemudian untuk penilaian persediaan terdapat beberapa metode sebagai

a) Metode berdasarkan harga pokok


Menurut metode pisik
•Metode Tanda Pengenal Khusus (Specifiec indentification method)
•Metode Rata-rata Sederhana (simple average method)
•Metode Rata-rata Tertimbang (Weighted average method)
•Metode Masuk Pertama Keluar Pertama ( First in firt out/ FIFO)
•Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama ( Last in firt out/ LIFO)
Menurut Metode Perpetual/Permanen :
Didalam metode perpetual terdapat beberapa cara penilaian persediaan yaitu :
MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama) FIFO
MTKP (Masuk Terakhir Keluar Pertama) LIFO
Rata-rata bergerak/rata-rata perpetual (Moving Avarage)
b) Metode Taksiran
Apabila perhitungan persediaan secara pisik tidak mungkin dilakukan (karena terbakar) maka untuk menilai persediaan
dipakai metode taksiran sebagai berikut :
Metode Harga Eceran (AT RETAIL METHOD)
Metode Laba Kotor (GROSS PROFIT METHOD)
c) Metode Nilai Pengganti (REPLACEMENT COST)
Meskipun pada prinsipnya persediaan dinilai menutut perolehannya (cost), tetapi adakalanya metode atau cara tersebut
diganti dengan mengakui nilai pengganti
Persediaan menurut metode ini dihitung dengan cara:
• Metode nilai terendah antara harga pokok dan harga pasar.
(Cost of Market Price Wichever is Lower).
Contoh : 1.
Dari catatan suatu perusahaan diperoleh keterangan-keterangan yang berikut khusus mengenai barang dagang:
Jan. 1 Persediaan 300 Unit @ Rp. 60/unit
Jan. 3 Persediaan 750 Unit @ Rp. 63/unit
Jan. 12 Pembelian 600 Unit @ Rp. 61/unit
Jan. 18 Pembelian 800 Unit @ Rp. 65/unit
Jan. 25 Pembelian 500 Unit @ Rp. 62/unit
Pada tanggal 31 Januari berdasarkan inventaris pisik persediaan ternyata jumlah barang dagang yang masih ada banyak
600 unit.
Apabila perusahaan memakai metode pisik, maka hitunglah nilai persediaan akhir 31 Januari berdasarkan :
oMetode tanda pengenal khusus
oMetode rata-rata sederhana
oMetode rata-rata tertimbang
oMetode masuk pertama keluar pertama (MPKP/FIFO)
oMetode masuk terakhir keluar pertama (MPKP/FIFO)
Jawab :
1. Metode Tanda Pengenal Khusus
Di dalam metode ini setiap yang mempunyai harga pokok yang sama diberikan tanda yang sama pula. Pada saat
inventarisasi selain dihitung jumlah persediaan juga diperhatikan jenis tanda-tanda tersebut.
Penentuan nilai persediaan didasarkan kepada tanda-tanda yang terdapat pada masing-masing barang yang
bersangkutan.
Misalkan dari contoh diatas kelompok barang-barang tersebut secara berurutan diberi tanda A,B,C,D,E.
Kemudian berdasarkan inventarisasi ternyata persediaan terdiri dari :
B = 300 unit
D = 200 unit
E = 100 unit
Dengan demikian nilai persediaan akhir sebagai berikut :
B : 300 x Rp. 63 = Rp. 18.900
D : 200 x Rp. 65 = Rp. 13.000
E : 100 x Rp. 62 = Rp. 6.200
600 unit = Rp. 38.100
2. Metode rata-rata sederhana
Didalam metode rata-rata sederhana nilai persediaan ditentukan berdasarkan :
 Jumlah unit x harga rata-rata per unit
Rata-rata per unit ditentukan dnegan tiap kelompok barang diwakilik hanyak 1 unit, hingga :
Rata-rata per unit = Jumlah harga
Banyak kelompok
Rata-rata per unit = Rp. 60 + Rp. 63 + Rp. 61 + Rp.62 = Rp. 311 = Rp. 62,20
5 5
Persedian akhir, 600 unit = 600 x Rp. 62,20 = Rp. 37.320
3. Metode Rata-rata tertimbang
Pada prinsipnya rata-rata tertimbang menentukan nilai persediaan akhir sama dengan metode rata-rata sederhana,
yaitu :
Jumlah unit x harga rata-rata per unit
Akan tetapi rata-rata per unit didalam metode ini ditentukan sebagai berikut:
∑ (unit x harga) = Rata-rata per unit
∑ unit
Rata-rata/unit = (300x60) + (750x63) + (600x61) + (800x65) + (500x62) =
2.950
= Rp. 184.850 = Rp. 62,66
2.950

Nilai persedian akhir = 600 x Rp. 62,66 = Rp. 37.596

4. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP)


Di dalam metode ini terdapat anggapan bahwa barang yang dibeli pertama juga dijual pertama, dengan demikian
persediaan akan selalu berasal dari banrang yang dibeli terakhir atau masuk terakhir.
Nilai persediaan : 300 x Rp. 60 = Rp. 18.000
: 300 x Rp. 63 = Rp. 18.900
Persediaan akhir : 600 unit = Rp. 36.900
a. Metode penilaian dan perpetual
Karena di dalam perpetual setiap transaksi yang memperngaruhi besarnya persediaan dicatat ke dalam perkiraan
persediaan maka selain pembelian transaksi penjualan pun dicatat keperhitungan persediaan (menurut harga pokok).
Contoh 2
Jan 1 Persediaan 300 unit @ Rp.60
Jan 3 Penjualan 750 unit @ Rp. 63
Jan 8 Pembelian 1000 unit @ Rp. –
Jan 12 Pembelian 600 unit @ Rp. 61
Jan 18 Pembelian 800 unit @ Rp. 65
Jan 20 Penjualan 1350 unit @ Rp. –
Jan 25 Pembelian 500 unit @ Rp. 62
Berdasarkan keterangan – keterangan tersebut, maka nilai persediaan akhir ditetapkan sebagai berikut :
1. M.P.K.P

Tgl Masuk Keluar persediaan


Unit H/unit Jumlah Unit H/unit Jumlah Unit H/unit Jumlah
1/1 - - - - - - 300 Rp. 60 Rp. 18.000
3/1 750 Rp. 63 Rp. 47.250 - - - 300 Rp. 60 Rp. 18.000
750
Rp. 63 Rp. 47.250
1.050
Rp. 65.250
8/1 - - - 300 Rp. 60 Rp. 18.000 50 Rp. 63 Rp. 3.150
700 Rp. 63 Rp. 44.100
12/1 600 Rp. 61 Rp. 36.000 - - - 50 Rp. 63 Rp. 3.150
600
Rp. 61 Rp. 36.600
650
Rp. 39.600
18/1 800 Rp. 65 Rp. 52.000 - - - 50 Rp. 63 Rp. 3.150
600
Rp. 61 Rp. 36.600
800
1.450 Rp. 65 Rp. 52.000
Rp. 91.750
20/1 - - - 50 Rp. 63 Rp. 3.150 100 Rp. 65 Rp. 6.500
600 Rp. 61 Rp. 36.600
700 Rp. 63 Rp. 45.500
25/1 500 Rp. 62 Rp. 31.000 - - - 100 Rp. 65 Rp. 6.500
500 Rp. 62 Rp. 31.000
600 Rp. 37.500
2. M.T.K.P

Tgl Masuk Keluar persediaan


Unit H/unit Jumlah Unit H/unit Jumlah Unit H/unit Jumlah
1/1 - - - - - - 300 Rp. 60 Rp. 18.000
3/1 750 Rp. 63 Rp. 47.250 - - - 300 Rp. 60 Rp. 18.000
750 Rp. 63 Rp. 47.250
1.050 Rp. 65.250
8/1 - - - 750 Rp. 63 Rp. 47.250 50 Rp. 60 Rp. 3.000
250 Rp. 60 Rp. 15.000
12/1 600 Rp. 61 Rp. 36.000 - - - 50 Rp. 60 Rp. 3.000
600 Rp. 61 Rp. 36.600
650 Rp. 39.600
18/1 800 Rp. 65 Rp. 52.000 - - - 50 Rp. 60 Rp. 3.000
600 Rp. 61 Rp. 36.600
800 Rp. 65 Rp. 52.000
1.450 Rp. 91.600
20/1 - - - 800 Rp. 65 Rp. 52.000 50 Rp. 60 Rp. 3.000
550 Rp. 61 Rp. 33.500 50 Rp. 61 Rp. 3.050
25/1 500 Rp. 62 Rp. 31.000 - - - 50 Rp. 60 Rp. 3.000
50 Rp. 61 Rp. 3.050
500 Rp. 62 Rp. 31.000
600 Rp. 37.050
3. Rata-rata bergerak

Tgl Masuk Keluar persediaan


Unit H/unit Jumlah Unit H/unit Jumlah Unit H/unit Jumlah
1/1 - - - - - - 300 Rp. 60 Rp. 18.000
3/1 750 Rp. 63 Rp. 47.250 - - 1.050 Rp. 62,14 Rp. 65.250
8/1 - - - 1.000 Rp. 62,14 Rp. 62.140 50 Rp. 62,20 Rp. 3.110
12/1 600 Rp. 61 Rp. 36.000 - - - 650 Rp. 61,09 Rp. 39.710
18/1 800 Rp. 65 Rp. 52.000 - - - 1.450 Rp. 63,24 Rp. 91.710
20/1 - - - 1.350 Rp. 63,24 Rp. 85.374 100 Rp. 63,36 Rp. 6.336
25/1 500 Rp. 62 Rp. 31.000 - - 600 Rp. 62,22 Rp. 37.336

b. Metode Taksiran
Pada prinsipnya dalam metode ini penilaian persediaan di dasarkan atas taksiran.
Terdapat 2 metode penilaian persediaan dalam metode taksiran yaitu :
1. Metode Harga Eceran
Untuk menentukan nilai persediaan di dalam metode harga eceran terdapat langkah-langkah sebagai berikut :
a) Tiap kelompok barang yang dimiliki ditetapkan harga ecerannya masing-masing.
b) Berdasarkan jumlah barang yang dapat dijual (menurut harga pokok dan harga eceran) ditetapakan rasio
(perbandingan) antara harga pokok dengan harga eceran, di dalam prosentasi yaitu sebagai berikut :
Harga pokok x 100% = ..…. %
Harga eceran
c) Ditetapkan persediaan akhir menurut harga eceran yaitu barang yang dapat dijual menurut harga eceran dikurangi
penjualan.
D) Persediaan akhir menurut harga pokok ditetapkan berdasarkan prosentase rasio harga pokok terhadap harga eceran.
Contoh 3
Dari catatan suatu perusahaan dagang diperoleh keterangan-keterangan yang berikut :
Harga Pokok Harga Eceran
Persediaan awal Rp. 15.000 Rp. 21.000
Pembelian Rp. 35.000 Rp. 59.000
Penjualan Rp. 69.000
Diminta :
Tentukan nilai persediaan akhir.
Jawab :
Harga Pokok Harga Eceran
Persediaan awal Rp. 15.000 Rp. 21.000
Pembelian Rp. 35.000 Rp. 59.000
Barang yang dapat-
Dijual =Rp. 50.000 Rp. 80.000
Ratio harga pokok terhadap harga eceran.
(Cost ratio to sale) : 50.000 x 100% = 62,50
80.000
Penjualan Rp. 69.000
Persediaan akhir (harga eceran) Rp. 11.000
Persediaan akhir (harga pokok) =
62,50% x Rp. 11.000 = Rp. 6.875
2. Metode Laba Kotor
Didalam metode laba kotor terdapat anggapan bahwa persen laba kotor untuk 2 periode yang berurutan dianggap sama
besarnya. Penetapan nilai persediaan akhir dalam metode ini ditentukan sebagai berikut:
• Barang yang dijual menurut harga pokok dikurangi harga pokok penjualan
• Harga pokok penjualan ditentukan berdasarkan :
Penjualan – Laba kotor
Contoh 4
Dari catatan-catatan suatu perusahaan diperoleh sebagai berikut :
2015 2016
Persediaan awal Rp. 100.000 Rp. 120.000
Pembelian Rp. 425.000 Rp. 780.000
Retur pembelian Rp. 25.000 Rp. 30.000
Penjualan Rp. 630.000 Rp, 600.000
Retur penjualan Rp. 30.000 Rp. –
Diminta :
Berdasarkan keterangan-keterangan di atas tentukanlah nilai persediaan akhir 2015-2016 dengan memakai
metode laba kotor.
Jawab :
TAHUN 2015
Penjualan = Rp. 630.000
Retur penjualan = Rp. 30.000 -/-
Penjualan bersih = Rp. 600.000
Harga pokok penjualan.
Persediaan awal Rp. 100.000
Pembelian Rp. 425.000
Retur pemb. Rp. 25.000
Rp. 400.000 +
Rp. 500.000
Pers. Akhir = pers.awal ’17 Rp. 120.000 -
Rp. 380.000
Laba kotor = Rp. 220.000
% Laba kotor 2015 = 220.000 x 100% = 37%
600.000

TAHUN 2016
Persediaan awal = Rp. 120.000
Pembelian Rp. 780.000
Retur pembelian Rp. 30.000 -/-
Pembelian bersih = Rp. 750.000 +/+
Barang yang dapat dijual = Rp. 870.000
Penjualan Rp. 600.000
Laba kotor 37% x 600.000 Rp. 222.000
Harga pokok penjualan = Rp. 378.000 -/-
Persediaan akhir tahun 2016 = Rp. 492.000

Metode nilai terendah antara harga pokok dan harga pasar (Cost or market wicherver is lower/the lower of cost or market)
Meskipun pada prinsipnya persediaan dinilai menurut harga perolehan, tetapi kadang-kadang prinsip tersebut ditinggalkan.
Hal ini terutama disebabkan turunya harga pasar, yang sesuai dengan prinsip akuntansi (konservatisme) dapat diakui sebagai
kerugian.
Penerapan metode nilai terendah antara harga pokok dengan harga pasar terhadap persediaan dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Untuk setiap jenis barang (Individual inventory items)
b. Untuk masing-masing kelompok ( class department)
c. Untuk total seluruh persediaan (Inventory as a whole/total)
Sebagai ilustrasi disajikan contoh dibawah ini

Harga Harga Total Nilai terendah antara harga dengan


Pokok Pasar Harga pasar
Keterangan Kuan-
/Unit /unit
titas Harga Harga pasar Tiap jenis Tiap Total
Pokok barang Kelompok persediaan

I Bahan baku : Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
II Bahan A 3000 120 110 360.000 330.000 330.000 - -
III Bahan B 4000 50 40 200.000 160.000 160.000 - -
Bahan C 2000 100 110 200.000 220.000 200.000 - -
Barang dlm 6000 160 140 760.000 710.000 840.000 710.000 -
Proses 8000 100 120 960.000 840.000 800.000 - -
Barang D 4000 200 170 800.000 960.000 680.000 - -
Barang E 2000 150 160 1.760.000 1.800.000 300.000 1.760.000 -
Barang jadi 800.000 680.000 1.000.000 -
Barang F 300.000 320.000 -
Barang G 1.100.000 1.000.000 -
3.620.000 3.510.000 3.510.000

3.310.000 3.470.000 3.510.000


Pertanyaan :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan persediaan. Jelaskan pula pengertian persediaan menurut prinsip akuntansi Indonesia
(Prinsip Aktiva. 2.4.1)
2. Jelaskan hubungan antara : Persedian, Laporan Rugi Laba, dan Neraca.
3. Sebutkan dan jelaskan 2 metode pencatatan persediaan.
4. Sebutkan beberapa metode penilaian persediaan yang didasarkan atas nilai perolehan (harga pokok) baik dalam pencatatan
berkala (pisik) maupun terus menerus (Perpetual).
5. Sebutkan metode manakah yang menghasilkan nilai persediaan lebih besar diantara MPKP (FIFO) dengan MTKP (LIFO) apabila :
• Harga-harga naik
• Harga-harga turun
6. Sebutkan dan jelaskan 2 metode penilaian persendian berdasarkan nilai taksiran.
7. Jelaskan prinsip penilaian persediaan dalam metode nilai pengganti (replacement cost metod).
Soal :
1. Keterangan tentang barang dagang dari Fa. Adar selama bulan Februari 2015 adalah sebagai berikut :
Feb 1 Pembelian 400 unit @ Rp. 4.500/unit
5 Pembelian 3000 unit @ Rp. 4.600/unit
8 Pembelian 8000 unit @ Rp. 4.200/unit
18 Pembelian 6000 unit @ Rp. 3.800/unit
20 Pembelian 4500 unit @ Rp. 4.100/unit
23 Pembelian 3400 unit @ Rp. 3.750/unit
25 Pembelian 7500 unit @ Rp. 3.000/unit
Pada tanggal 29 Februari 2015 berdasarkan inventarisasi secara pisik ternyata jumlah persediaan sebanyak : 12.000 unit
Diminta :
Tentukan nilai persediaan 29 Februari 2015 berdasarkan metode :
 Metode tanda pengenal khusus, dalam hal diketahui bahwa 60% dari persediaan tersebut berasal dari pembelian tanggal 8
Februari, sisanya dari pembelian tanggal 25 Februari.
 Metode rata-rata sederhana
 Metode rata-rata tertimbang
 Metode MPKP (FIFO)
 Metode MTKP (LIFO)
2. Transaksi-transaksi di bawah ini adalah transaksi-transaksi yang bersangkutan dengan jual-beli barang dagang, yang
dilakukan oleh perusahaan Dagang Sejati selama bulan Maret 2015
Maret 3 Dibeli separtai barang dagang dari PT. Murni dengan harga Rp. 26.880.000 dengan syarat
pembayaran 2/10, n/30
5 Dibayar biaya angkutan barang tersebut di atas Rp. 630.000
9 Dijual separtai barang dagang kepada Sarjan & Co dengan harga Rp. 20.650.000 dengan syarat
pembayaran 1/10, n/30
Harga pokok partai itu bagi perusahaan dagang sejati adalah Rp. 15.120.000
11 Dibayar harga barang yang dibeli pada tanggal 3 Maret yang lalu dari PT. Murni, setelah dikurangi
dengan potongan tunai/
13 Diterima kembali karena rusah dari Sarjan & Co, sebagian dari barang dagangan yang dijual
kepadanya pada tanggal 9 Maret yang lalu. Harga pokok barang yang diterima kembali itu Rp.
875.000 harga jualnya Rp. 1.190.000.
15 Diterima pembayaran harga barang yang dijual pada tanggal 9 Maret yang lalu kepada Sarjan & Co,
setelah dikurangi dengan penerimaan kembali yang rusak (lihat tanggal 13 Maret) dan potongan
tunai.
Diminta :
Buatlah ayat-ayat jurnal umum untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut di atas untuk Perusahaan Dagang Sejati
a. Menurut metode inventarisati berkala
b. Menurut metode inventarisati terus menerus.

A) Perusahaan Jaya Raya menjual barang dagangannya dengan laba kotor 30% dari penjualan.
Dibawah ini tercantum angka-angka pembelian dan penjualan selama 3 bulan terakhir tahun 2015. Persediaan pada
tanggal 1 Oktober berjumlah Rp. 50.000.000

Bulan Pembelian Penjualan


Oktober Rp. 65.000.000 Rp. 100.000.000
November Rp. 75.000.000 Rp. 120.000.000
Desember Rp. 90.000.000 Rp. 150.000.000
Diminta :
Hitunglah jumlah persediaan pada tiap akhir bulan.
B) Data-data mengenai pembelian barang dagang Toko “SETIA” selama bulan januari 2015 sebagai berikut :
a) Pembelian barang-barang secara kredit Rp. 8.975.000
b) Pembayaran biaya angkut barang dagang yang dibeli Rp. 245.000
c) Penjualan barang dagang sebagai berikut :
Tunai Rp. 2.350.000
Kredit Rp. 6.550.000
d) Membayar utang sejumlah Rp. 7.000.000 dengan potongan tunai 2%.
e) Menerima kembali barang dagang yang sebelumnya telah dijual secara kredit dengan harga Rp. 450.000. Harga
pokok penjualan barang tersebut adalah Rp. 325.000
f) Menerima pelunasan piutang untuk faktur yang berjumlah Rp. 5.000.000 dengan potongan tunai 2%.
Diminta :
Buatlah ayat-ayat jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi diatas, bila perusahaan tersebut mempergunakan :
Metode berkala
Metode terus menerus

4. Persediaan barang dagang perusahaan dagang SEMAI tanggal 1 Juni 2015 sebesar 25.000 kg @ Rp. 200. Selama bulan
Juni 2015 perusahaan melakukan transaksi-transaksi sebagai berikut :
Tanggal 4 = Pembelian 15.000 kg @ Rp. 210
10 = Pembelian 30.000 kg @ Rp. 230
25 = Pembelian 20.000 kg @ Rp. 240
Catatan penjualan selama bulan Juni 2015 adalah sebagai berikut :
3 = Pembelian 20.000 kg
20 = Pembelian 40.000 kg
27 = Pembelian 15.000 kg
Diminta :
Tentukanlah besarnya nilai persediaan barang dagang pada tanggal 30 Juni 2015.
1) Menurut cara rata-rata tertimbang, apabila perusahaan mencatat pembelian penjualannya menganut metode berkala
(metode Pisik)
2) Menurut FIFO , apabila perusahaan mencatat pembelian dan penjualannya menganut metode terus-menerus (metode
perpetual) dengan bagan sebagai berikut :

Masuk Keluar Persediaan


Tangga Kilo Harga Jumlah Kilo Harga Jumlah Kilo Harga Jumlah
l Gram Gram Gram

5. Persediaan barang dagang perusahaan dagang MARATUR tanggal 1 Juni 2015 sebesar 25.000 kg @ Rp. 200. Selama
bulan Juni 2015 perusahaan melakukan transaksi-transaksi sebagai berikut :
Tanggal 2 = Pembelian 15.000 kg @ Rp. 210
8 = Pembelian 30.000 kg @ Rp. 230
23 = Pembelian 20.000 kg @ Rp. 240
Catatan penjualan selama bulan Juni 2015 adalah sebagai berikut :
3 = Pembelian 20.000 kg
20 = Pembelian 40.000 kg
27 = Pembelian 15.000 kg
Diminta :
Tentukanlah nilai persediaan barang dagang pada tanggal 30 Juni 2015 berdasarkan:
1) Metode cara rata-rata bergerak (rata-rata perpetual), apabila perusahaan mencatat pembelian dan penjualan dengan
system terus menerus (perpetual)
2) Menurut LIFO , apabila perusahaan mencatat pembelian dan penjualannya menganut metode terus-menerus
(metode perpetual) dengan bagan sebagai berikut :

Masuk Keluar Persediaan


Tanggal Kilo Harga Jumlah Kilo Harga Jumlah Kilo Harga Jumlah
Gram Gram Gram

6. Dibawah ini disajikan sebagian data tentang persediaan barang dagang pembelian dan penjualan untuk Toko Perkasa
dan Fa. Sentosa
Toko Perkasa Harga Pokok Harga Eceran
Persediaan barang dagang
per 1 Mei Rp. 5.414.110 Rp. 8.003.840
Transaksi-transaksi selama
bulan Mei :
Pembelian Rp. 1.640.314 Rp. 2.791.620
Potongan pembelian Rp. 36.350 Rp. –
Penjualan Rp. - Rp. 3.563.690
Retur penjualan dan –
Potongan harga Rp. - Rp. 46.930

Fa. Santosa Harga Eceran


Persediaan barang dagang per 1 Mei Rp. 4.687.500
Transaksi-transaksi selama bulan Mei :
Pembelian Rp. 5.580.000
Potongan pembelian Rp. 65.000
Ongkos angkut pembelian Rp. 12.500
Penjualan Rp. 7.675.000
Retur penjualan dan potongan harga Rp. 102.500
Taksiran laba kotor 30% dari harga pokok penjualan.
Diminta :
1. Buatlah perhitungan nilai persediaan barang dagang Toko Perkasa per 31 Mei dengang menggunakan metode harga
eceran.
2. Buat perhitungan taksiran nilai persediaan Fa. Sentosa per 31 Mei dengan metode prosentase laba kotor.
INVESTASI

Pengertian
Yang dimaksud dengan investasi ialah penanaman modal untuk jangka panjang (lebih dari satu tahun).
Investasi dapat dilakukan dalam bentuk :
A. Investasi dalam saham (Investment in stock)
B. Investasi dalam obligasi (Investment in bond)
C. Investasi dalam dana (Investment in fund)
Berikut ini akan dijelaskan tentang pencatatan ke tiga jenis investasi tersebut :
A. Investasi Dalam Saham
Yang dimaksud dengan investasi dalam saham ialah pembelian saham-saham perusahaan lain dengan maksud dimiliki
dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun), baik saham tersebut merupakan saham biasa (saham yang tidak
mempunyai hak-hak istimewa) maupun saham preferensi (saham dengan hak-hak istimewa).
Adapun tujuan investasi dalam saham pada umumnya adalah :
a. Untuk memperoleh pendapatan yaitu berupa dividen.
b. Untuk dapat mengontrol perusahaan lain.
c. Untuk membentuk dana khusus.
d. Untuk menjaga hubungan baik antar perusahaan.
Pencatatan Pembelian Saham
Pada prinsip pencatatan pembelian saham untuk investasi adalah sama dengan pembelian saham dalam investasi jangka
pendek (efek), yaitu : Di Debet dan Di Kredit sebesar harga perolehan (cost), tetapi dengan memakai perkiraan investasi
dalam saham.
Apabila saham yang dibeli terdiri dari dua jenis (saham biasa dan saham preferen), maka pembelian tersebut dicatat secara
terpisah masing-masing dalam perkiraan “Penanaman modal dalam saham biasa dan penanaman modal dalam saham
preferen”. Adapun dasar yang dipakai untuk menentukan harga pokok masing-masing saham ialah : Harga pasar masing-
masing saham,atau total harga pokok dikurangin harga pasar saham yang diketahui (apabila yang diketahui hanya harga
pasar saham satu jenis saham). Apabila tidak ada yang diketahui harga pasar kedua
jenis saham tersebut, maka pembelian itu dicatat dalam satu perkiraan : Penanaman modal dalam saham biasa dan saham
prefen. Kelak apabila harga pasar salah satu saham/keduanya diketahui segera diadakan pemisahan.
Contoh :
Dibeli 60 lembar saham yang terdiri dari 20 lembar saham preferen dan 40 lembar saham biasa dengan harga Rp. 420.000.
Harga pasar masing-masing saham adalah sebagai berikut :
Saham biasa @ Rp. 4.962,50 per lembar
Saham preferen @Rp. 7.575 per lembar
Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah :
Penanaman modal dalam saham preferen Rp. 181.800 Rp. –
Penanaman modal dalam saham biasa Rp. 238.200 Rp. –
Kas Rp. - Rp. 420.000
Keterangan :
Harga beli dua jenis saham Rp. 420.000
Harga pasar masing-masing saham :
Saham preferen = 20 x Rp. 7.575 = Rp.151.500
Saham biasa = 40 x Rp. 4.962,50 = Rp. 198.500
Rp. 350.500
Harga pokok saham preferen = 151.500 x Rp. 420.000 = Rp. 181.800
350.000
Harga pokok saham biasa = 198.500 x Rp. 420.000 = Rp. 238.200
350.000

Pencatatan Dividen
Sebagai hasil penanaman dalam saham ialah dividen (bagian laba yang dibagikan kepada para pemegang saham). Dividen
yang dibagikan tersebut dapat berbentuk :
•Uang Tunai (Cash Dividen)
•Akhitva (Property Dividen)
•Saham dari perusahaan yang bersangkutan (Stock Dividen)
1. Dividen Kas
Pencatatan pada saat penerimaan adalah sebagai berikut :
Kas Rp. xxx Rp. –
Pend. Dividen Rp. - Rp. xxx
Apabila yang diterima itu berupa dividen likwidasi yaitu dividen yang disertai pengembalian modal, maka jurnalnya adalah
sebagai berikut :
Kas Rp. xxx Rp. –
Pend. Dividen Rp. - Rp. xxx
Penanaman modal Rp. - Rp. xxx
Dividen likwidasi biasanya diberikan oleh perusahaan yang mengusahakan sumber-sumber alam seperti tambang.
2. Dividen Harta (Aktiva)
Apabila dividen yang diterima berupa aktiva lain diluar uang tunai, maka dividen tersebut dicatat sebesar harga pasar dari
aktiva yang bersangkutan, dan dijurnal sebagai berikut :
…. ( nama aktiva yang diterima) Rp. xxx Rp. –
Pendapatan dividen Rp. - Rp. xxx

3. Dividen Saham.
Dividen saham ialah dividen yang diterima berupa saham dari perusahaan yang mengeluarkan saham yang telah
dimiliki.
Pencatatan dividensaham adlaah sebagai berikut :
a. Apabila saham yang diterima itu sejenis dengan saham yang dimiliki maka penerimaan tersebut tidak di jurnal,
hanya dicatat sebagai memo. Hal ini disebabkan nilai buku saham tetap, hanya saja harga pokok saham yang
dimiliki untuk tiap lembar turun.
b. Apabila saham yang diterima berbeda dengan saham yang dimiliki, maka penerimaan itu dicatat, dana pemisahaan
harga pokoknya didasarkan harga pasar tiap-tiap jenis saham yang bersangkutan.
Contoh :
1. Dibeli 60 lembar saham biasa @ Rp. 10.000 Nominal per lembar dengan harga Rp. 10.500 per lembar.
2. Diterima sebagai dividen 40 lembar saham @ Rp. 10.000 Nominal per lembar.
3. Dijual 10 lembar saham biasa dengan harga @ Rp. 10.750 per lembar.
Untuk mencatat transaksi tersebut dibuat jurnal sebagai berikut :
1. Investasi dalam saham biasa Rp. 630.000 Rp. –
Kas Rp. - Rp. 630.000
2. Apabila yang diterima tersebut saham biasa, penerimaan tidak di jurnal. Dalam hal ini harga pokok saham yang dimiliki
per lembar akan menjadi =
Rp. 630.000 : (60+40) = Rp. 6.300

Tetapi apabila saham yang diterima adalah saham preferen, maka diadakan pemisahan berdasarkan harga pasar
masing-masing saham (seandainya diketahui harga pasar saham preferen @ Rp. 9.750/lembar dan saham biasa Rp.
8.500 per lembar,maka jurnal dibuat sebagai berikut :
Investasi dalam saham preferen Rp. 273.000 Rp. –
Investasi dalam saham biasa Rp. - Rp. 273.000
Keterangan :
Harga pasar saham biasa = 60 x Rp. 8.500 = Rp. 510.000
Harga pasar saham preferen = 40 x Rp. 9.750 = Rp. 390.000
Rp. 900.000
Harga pokok saham biasa = 510.000 x Rp. 630.000 = Rp. 357.000
900.000
Harga pokok saham preferen = 390.000 x Rp. 630.000 = Rp. 273.000
900.000

Untuk mencatat penjualan perlu diperhatikan apakah yang dijual tersebut saham biasa / preferen
Apabila yang diterima sebagai dividen adalah saham biasa, maka jurnal pada saat penjualan adalah sebagai berikut :
Kas Rp. 107.500 Rp. –
Investasi dalam saham biasa Rp. - Rp. 630.000
Laba penjualan saham Rp. - Rp. 44.500
Keterangan :
Harga jual = 10 x Rp. 10.750 = Rp. 107.500
Harga pokok = 10 x Rp. 6.300 = Rp. 63.000
Laba atas penjualan saham = Rp. 44.500

(Setelah penerimaan dividen saham biasa 40 lembar, jumlah saham biasa menjadi 100 lembar dengan harga pokok Rp.
630.000)
Apabila yang diterima sebagai dividen adalah saham preferen, maka jurnal untuk mencatat penjualan adalah sebagai
berikut :
Kas Rp. 107.500 Rp. –
Investasi dalam saham biasa Rp. - Rp. 59.500
Laba penjualan saham Rp. - Rp. 48.000
Keterangan :
Harga jual = 10 x Rp. 10.750 = Rp. 107.500
Harga pokok = 10 x (Rp. 357.000) = Rp. 59.500
60
Laba atas penjualan saham = Rp. 48.000

(Setelah penerimaan dividen berupa saham preferen maka harga pokok saham biasa untuk 60 lembar adalah Rp. 357.000)

B. Inventasi Dalam Obligasi


Yang dimaksud dengan investasi dalam obligasi adalah pembelian obligasi-obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan
lain dengan maksud untuk dimiliki dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun).
Pada umumnya tujuan investasi dalam obligasi ialah untuk memperoleh penghasilan yang tetap berupa bunga. Hal ini
dimungkinkan karena obligasi member bunga yang tetap setiap waktu-waktu tertentu.
Pencatatan Investasi dalam Obligasi.
Pada prinsipnya pencatatan berhungan dengan transaksi-transaksi investasi dalam obligasi adalah sebagai berikut:
1) Pada saat pembelian perkiraan “Investasi dalam Obligasi” di Debet sebesar nilai pokok (cost), tidak termasuk bunga
berjalan (dari tanggal pembayaran bunga yang terakhir ke tanggal pembelian).
2) Pada saat penjualan perkiraan “Investasi dalam Obligasi” di Kredit sebesar nilai buku pada saat penjualan. Nilai buku
adalah : harga pokok ditambah akumulasi discount (disagio) atau harga pokok dikurangi amortisasi premium (agio).
Selisi harga jual dengan nilai buku dicatat :
a. Laba penjualan Obligasi apabila : Harga Jual > nilai buku
b. Rugi penjualan Obligasi apabila : Harga Jual < nilai buku
3) Selisih harga pokok obligasi dengan nilai nominal disebut :
a. Discount (disagio) apabila harga beli lebih rendah dari nilai nominal yang pada prinsipnya merupakan keuntungan.
b. Premium (disagio) apabila harga beli lebih tinggi dari nilai nominal yang pada prinsipnya merupakan kerugian.
Baik discount (laba) maupun premium (rugi) pengakuannya ke tiap-tiap periode dilakukan melalui akumulasi untuk
discount/amortisasi untuk premium sesuai dengan umur obligasi tersebut.
Pencatatan melalui ayat penyesuaian sebagai berikut :
Akumulasi untuk discount :
Invesatasi dalam obligasi Rp. x x x Rp. –
Pendapatan bunga Rp, - Rp. x x x
Amortisasi untuk premium
Pendapatan bunga Rp. x x x Rp. –
Invesatasi dalam obligasi Rp, - Rp. x x x
Besarnya akumulasi/amortisasi perperiode ditetapkan berdasarkan metode garis lurus yaitu : Jumlah agio/disagio
dibagi umur obligasi.
Dengan adanya akumulasi/amortisasi tersebut maka pada tanggal jatuh tempo obligasi, saldo perkiraan investasi dalam
obligasi akan menjadi sama dengan nilai Nominal obligasi yang bersangkutan.
4. Bunga yang timbul dari obligasi dicatat pada perkiraan “Pendapatan Bunga” sebagai berikut:
a. Pada saat pembelian di Debet sebesar bunga berjalan.
b. Pada tiap-tiap penerimaan bunga (pada tanggal kupon) di Kredit.
Masing-masing untuk 6 bulan (karena pada umumnya pembayaran barang tiap 6 bulan.)
c. Pada tiap-tiap akhir periode akuntansi sebesar bunga berjalan dari tanggal kupon terakhir ke tanggal akhir periode,
dicatat dengan ayat penyesuaian sebagai berikut :
Bunga yang masih harus diterima Rp. x x x Rp. –
Pendapatan bunga Rp. - Rp. x x x
d. Pada saat penjualan, sebesar bunga berjalan di Kredit dihitung dari tanggal kupon terakhir ke tanggal penjualan.
Contoh :
PT. MANGADAR melakukan transaksi pembelian dan penjualan berhubungan dengan investasi dalam Obligasi
sebagai berikut :
1 Maret 2015 : Dibeli 32 lembar obligasi 6% PT.MARATUR @ Rp. 10.000 Nominal per lembar kupon ¼-1/10.
Dengan harga termasuk : Komisi, provisi dan materai Rp. 10.750 per lembar.
1 Mei 2017 : 8 lembar obligasi PT. MARATUR dijual oleh PT. MANGADAR dengan harga Rp. 10.250 per
lembar belum termasuk bunga berjalan.
16 Nop 2017 : 16 lembar obligasi PT. MARATUR dijual oleh PT.MANGADAR dengan harga Rp. 11.250 per
lembar termasuk bunga berjalan.

Jurnal PT.MANGADAR sejak 1 Maret 2015 s/d Nop. 2017 berdasarkan transaksi-transaksi tersebut maka jurnal yang
dibuat oleh PT.MANGADAR adalah sebagai berikut :
1 Maret 2015 : Investasi dalam obligasi Rp. 344.000 Rp. –
Pendapatan bunga Rp. 8.000 Rp. –
Kas Rp. - Rp. 352.000
Keterangan :
Harga beli = 32 x Rp. 10.750 = Rp. 344.000
Bunga berjalan = (1/10-1/3) = 5/12 (6% x 320.000) = Rp. 8.000
Dibayar per kas Rp. 352.000
1 April 2015 : Kas Rp. 9.600 Rp. –
Pend. Bunga Rp. - Rp. 9.600
Keterangan :
Penerimaan bunga untuk 6 bulan (1/10-1/4)
6/12 (6% x Rp. 320.000)= Rp. 9.600
1 Okt 2015 : Kas Rp. 9.600 Rp. –
Pend. Bunga Rp. - Rp. 9.600
Keterangan :
Penerimaan bunga 6 bulan (1/4 – 1/10)
Desember 31 : Ayat Penyesuaian :
Piutang bunga Rp. 4.800 Rp. –
Pendapatan bunga Rp. - Rp. 4.800
(Bunga berjalan 1/10 – 31/12 = 3 bulan)
3/12 (6% x Rp. 320.000) = Rp. 4.800
Pendapatan bunga Rp. 4.000 Rp. –
Investasi dalam Obligasi Rp. - Rp. 4.000
(Amortisasi agio : 1/3 – 31/12 = 10 bulan)
Agio = Rp. 344.000 – Rp. 320.000 = Rp. 24.000
Umur obligasi 5 tahun = 60 bulan
Amortisasi 2015 = 10 ( Rp. 24.000) = Rp. 4.000
60
Ayat penutup :
Pendapatan bunga Rp. 12.000 Rp. –
Ikhtisar laba rugi Rp. - Rp. 12.000
(menutup saldo perkiraan pendapatan bunga)
Saldo perkiraan pendapatan bunga :
1/3 Debet Rp. 8.000
1/4 Kredit Rp. 9.600
1/10 Kredit Rp. 9.600
31/12 Kredit
Rp. 4.800 – Rp. 4000 = Rp. 800
Rp. 20.000
Saldo kredit Rp. 12.000

2016 :
Januari 1 : Ayat Pembalik :
Pendapatan bunga Rp. 4.800 Rp. –
Piutang bunga Rp. Rp. 4.800
April 1 : Kas Rp. 9.600 Rp. -
Pendapatan bunga Rp. - Rp. 9.600
Oktober 1 : Kas Rp. 9.600 Rp. –
Pendatapan bunga Rp. - Rp. 9.600
(mencatat penerimaan bunga 6 bulan)
Desember 31 : Ayat Penyesuaian
1. Piutang bunga Rp. 4.800 Rp. –
Pendapatan bunga Rp. - Rp. 4.800
(mencatat bunga berjalan 1/10-31/12)
2. Pendapatan bunga Rp. 4.800 Rp. –
Investasi dalam obligasi Rp. - Rp. 4.800
Amortasi agio untuk 2016 = 12 bulan
= 12 (Rp. 24.000) = Rp. 4.800
60
Ayat penutup :
Pendapatan bunga Rp. 14.400 Rp. –
Ikhtisar laba rugi Rp. Rp. 14.400
(menutup perkiraan pendapatan bunga)
2017 :
Januari 1 : Ayat Pembalik :
Pendapatan bunga Rp. 4.800 Rp. –
Piutang bunga Rp. Rp. 4.800
April 1 : Kas Rp. 9.600 Rp. -
Pendapatan bunga Rp. - Rp. 9.600
(mencatat penerimaan bunga 6 bulan : 1/10-1/4)
Mei 1 : Kas Rp. 400 Rp. –
Pendatapan bunga Rp. - Rp. 400
Kas Rp. 82.400 Rp. –
Rugi penjualan obligasi Rp. 1.400 Rp. –
Investasi dalam obligasi Rp. - Rp. 83.400
Pendapatan bunga Rp. Rp. 400

Keterangan :
Harga jual = 8 x Rp. 10.250 = Rp. 82.000
Premium = 8/32 x Rp. 24.000 Rp. 6000
Amortasi 1981 = 8 x 4000 = Rp. 1000
32
1982 = 8 x 4800 = Rp. 1200
32
1983 = 4 x 1200 = Rp. 400
12
Rp. 2.600
Sisa Premium (agio) Rp. 3.400
Nominal = 8 x Rp. 10.000 Rp. 80.000
Nilai buku pada saat penjualan = Rp. 83.400
Rugi penjualan obligasi Rp. 1.400
Harga jual
Bunga berjalan (1/4-/15) = 1 bulan
= 1 (6% x Rp. 80.000) = Rp. 400
12
Penerimaan per kas Rp. 82.400
November 16 : Pendapatan bunga Rp. 2.200 Rp. –
Invest. Dalam obligasi Rp. - Rp. 2.300
Kas Rp. 180.000 Rp. –
Investasi dalam obligasi Rp. - Rp. 165.400
Pendapatan bunga Rp. - Rp. 1.200
Laba Penjualan obligasi Rp. - Rp. 13.400
Keterangan :
Harga jual ditambah bunga berjalan = 16 x 11.250 = Rp. 180.000
Bunga berjalan (1/10-16/11) = 45x Rp. 160.000 x 6 = Rp. 1.200
36.000
Harga jual obligasi Rp. 178.800
Nominal yang dijual = 16 x Rp. 10.000 = Rp. 160.000
Premium/agio = 16 x 24.000 = Rp. 12.000
32
Amortisasi :
2015 = 16 x 4.000 = Rp. 2.000
32
2016 = 16 x 4.800 = Rp. 2.400
32
2017 = 11 x 2.400 = Rp. 2.200
12
Rp. 6.600
Sisa premium yang belum diamortisasi Rp. 5.400
Nilai buku obligasi pada saat penjualan Rp. 165.400
Laba penjualan obligasi Rp. 13.400

C. Investasi Dalam Dana


Yang dimaksud dengan investasi dalam dana ialah pembentukan dana dengan tujuan tertentu. Pemakaian dana tersebut dapat
dalam jangka pendek (dicatat sebagai aktiva lancer) ataupun dalam jangka panjang (dicatat sebagai aktiva tetap).
Dalm bab ini akan dibahas pencatatan dana jangka panjang pembentukan dana ini (dana jangka panjang), tujuannya antara lain
adalah untuk :
1) Expansi perusahaan
2) Pembayaran pension
3) Pelunasan pinjaman obligasi
4) DLL
Adapun pengurus dana tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Diurus sendiri oleh perusahaan
Dalam hal ini transaksi-transaksi yang menyangkut dana tersebut langsung dicatat oleh perusahaan. Untuk
membedakan antara perkiraan-perkiraan yang berhubungan dengan dana dengan perkiraan-perkiraan lainnya, maka
tiap perkiraan untuk dana tersebut, diberi nama dana yang bersangkutan.
b. Diserahkan pengurusannya kepada sebuah Trustee
Dalam hal ini perusahaan secara periodic menerima laporan dari trustee. Pembukuan perusahaan sehubungan dengan
dana tersebut hanya dibuat sesusi dengan laporan yang diterima dari trustee. Akan tetapi seperti halnya apabila diurus
sendiri, dalam hal ini pun perkiraan untuk dana dibedakan dengan perkiraan-perkiraan lain dengan member nama
dana yang bersangkutan disetiap perkiraan yang berhubungan dengan dana.
Akhirnya untuk member gambaran tentang pencatatan dana, maka berikut ini diberikan contoh dengan
pencatatan/pengurus baik oleh perusahaan maupun diserahkan kepada trustee.
Pertanyaan :
1. Jelaskan yang dimaksud dengan investasi
2. Sebutkan jenis-jenis investasi
3. Jelaskan prinsip-prinsip pencatatan untuk :
a. Investasi dalam saham
b. Penerimaan dividen (kas, aktiva, dan saham)
4. Jelaskan prinsip-prinsip pencatatan untuk :
a. Investasi dalam obligasi
b. Bunga obligasi
5. Sebutkan ayat penyesuaian yang perlu dibuat pada akhir periode berhubungan dengan investasi dalam obligasi.
6. Jelaskan prinsip-prinsip pencatatan investasi dalam dana
.
Transaksi-transaksi Dana diurus sendiri Dana diserahkan pengurusnya kepada Trustee
Pembukuan Perusahaan Pembukuan Trustee
2015 :
1 Januari 2015 : 1 Jan 2015 15.000.000 - 1 Jan 2015 : 15.000.000 15.000.000 1 Jan 2015 15.000.000 15.000.000
PT. “ADAR” menyisihkan uang Kas – DPO 14.750.000 15.000.000 Trustee - DPO - 45.750 Kas 14.750.000 14.750.000
Tunai sebesar Rp. 15.000.000 Kas 47.750 14.750.000 Kas 44.000 - PT.Adar 45.750 45.750
Untuk dana Pelunasan Oblg. 20 Mei 2015 1750 45.750 20 Mei 2015 : 1750 1.750 20 Mei 2015 1.750 1.750
(DPO) Efek DPO 45.750 1750 23 Nov 2015 : 45.750 44.000 Efek 45.750 1.750
20 Mei 2015 : Kas DPO 14.900.000 1750 31 Des 2015 15.000.000 15.150.000 Kas 14.900.000 44.000
Kas DPO dibelikan Efek berupa 23 Nov 2015 - 44.000 Trustee DPO 150.000 44.000 23 Nov 2015 15.150.000 14.750.000
Saham dengan harga beli Kas DPO 15.000.000 14.750.000 Biaya DPO 44.000 Kas 44.000 150.000
Rp. 14.750.000 Pend. Dividen DPO 150.000 150.000 Pend.Dividen - Pend. Dividen 15.150.000
23 Nop. 2015 : 31 Des 2015 44.000 15.150.000 Pend. Dividen 31 Des 2015 44.000
Diterima dividen dari Efek Biaya DPO 44.000 Biaya DPO Biaya
DPO sebesar Rp. 45.750 Kas DPO Ikht. R/L Kas
31 Des 2015 : Pend. Dividen DPO 18 Nov 2017 Pend. Dividen
Dibayar biaya penyimpanan Biaya DPO 23 Nov 2017 Biaya
Dana sebesar Rp. 1.750 Ikht.R/L Pinj. Oblg. 6% PT. Adar
Ayat Penutup : 18 Nov 2017 Biaya bunga 18 Nov 2017
2017 : Kas DPO Trustee DPO Kas
18 Nov 2017 Efek DPO 25 Nov 2017 Efek
Semua efek dijual per Laba penj. Efek DPO Kas Laba penj. efek
Kas Rp. 14.900.000 23 Nov 2017 Trustee 23 Nov 2017
23 Nov 2017 Pinj. Oblg 6% PT. Adar
Dilunasi Pinjaman Biaya bunga Kas
Oblg. 6% Rp. 15.000.000 Kas DPO 25 Nov 2017
Ditambah bunga berjalan 25 Nov 2017 PT.Adar
2 bulan Rp. 150.000 Kas Kas
25 Nov 2017 Kas DPO
Saldo Kas DPO dikembalikan
ke Kas
Soal-soal.
1. Tuan Fajar pada tanggal 1 Juli 2015 membeli 30 lembar obligasi PT. “LIA” @ Rp. 6.000 Nominal per lembar dengan harga
Rp. 6.250 per lembar. Bunga obligasi tesebut 6 % setahun dengan tanggal pembayaran : 1/4-1/10.
Obligasi tersebut jatuh tempo 1 Juli 2020. Karena Tuan Fajar memerlukan uang maka pada tanggal 30 Junir 2016, 6
lembar obligasi tersebut di jual dengan harga RP. 6.500 per lembar.
Diminta.
Buatlah semua jurnal yang diperlukan untuk Tuan Fajar (pencatatan penyesuaian, penutup dan pembalikan) sejak saat
pembelian (1/7-2016) s/d penjualan (30/6-2016).
2. Dalam tahun 2016 PT.Ekawati membeli saham PT. Adar sebagai berikut :
Seri (Lot) I tanggal 20 Januari : 500 lembar @ Rp. 2.400 per lembar
Seri (Lot) II tanggal 20 Mei : 400 lembar @ Rp. 2.500 per lembar
Keterangan – keterangan selanjutnya
Tanggal 5 Februari 2016 PT.Adar mengeluarkan stok dividen sebesar 20%.
3. Tuan Fajar pada tanggal 1 Juli 2016 membeli 20 lembar obligasi Bina Marga, nominal @ Rp. 10.000 per lembar bunga
6% dengan kurs 94%. Tanggal kupon (pembayaran bunga) tiap-tiap 1/3-/19. Obligasi tersebut oleh Bina Marga akan
dilunasi pada 30 Juni 2021.
Karena membutuhkan uang, maka pada tanggal 30 September 2017 Tuan Fajar menjual obligasi tersebut sebanyak 5
lembar dengan harga Rp. 11.250 per lembar.
Diminta :
Buatlah semua jurnal untuk Tuan Fajar sejak tanggal 1 Juli 2016 s/d 30 Desember 2017 (pencatatan, penyesuaian,
penutup dan pembalikan).
4. Fa. Keluarga Rukun pada tanggal 1 Januari 2016 mempunyai investasi dalam saham yang terdiri dari :
200 lembar saham preferen 5% PT. Kasih nominal Rp. 500 per lembar dengan harga pokok Rp. 138.000
750 lembar saham biasa PT. Damai dengan harga pokok Rp. 453.750
Selama tahun 2016, terjadi transaksi-transaksi sebagai berikut :
Februari 5 Dibeli 255 lembar saham Biasa PT. Cinta dengan harga Rp. 725 per lembar
Maret 29 Diterima dividen kas sebesar Rp. 75 per lembar serta dividen saham 20% dari PT. Damai.
Mei 20 Diterima dividen untuk setangah tahun atas saham preferen dari PT. kasih.
Juni 18 Dibeli 375 lembar saham biasa PT. Holong @ Rp. 750 nominal per lembar dengan kurs 96%
Juli 23 Saham PT.Cinta dijual tunai 125 lembar dengan harga Rp. 740 per lembar.
Des. 30 Diterima dividen kas dari PT. Damai sebesar Rp.150 per lembar dan dividen saham dari PT.
Cinta sebanyak 20%.
Des. 31 Diterimas dividen kas untuk setengah tahun atas saham preferen PT. Kasih.

Diminta :
A. Catatlah semua transaksi-transaksi tersebut di atas dalam bentuk ayat jurnal umum.
B. Tentukanlah berapa besarnya dividen kas yang diterima oleh Fa. Keluarga Rukun selama tahun 2016.
C. Buatlah perkiraan “Invesatasi dalam saham” untuk tahun 2016, tentukanlah berapa saldo perkiraan tersebut pada
tanggal 31 Desember 2016.
AKTIVA TETAP

A. Pengertian
Aktiva tetap ialah aktiva (kekayaan) yang dimiliki oleh perusahaan yang pemakaiaanya dalam jangka panjang/lebih dari
satu periode normal akuntansi (satu tahun).
Berdasarkan sifatnya dan untuk keperluan akuntansi, maka aktiva tetap dibagi atas :
1. Aktiva tetap berwujud (Tangible fixed assets).
2. Aktiva tetap tidak berwujud (Intangible fixed assets).
Dalam buku ini sesuai dengan kurikulum, akan dibahas tentang aktiva tetap berwujud, pembahasan tentang aktiva
tetap secara lengkap disajikan dalam buku : Pelajaran Akuntansi Tingkat Trampil (Intermediate).
Aktiva tetap berwujud adalah aktiva tetap yang mempunyai bentuk pisik dengan cirri-ciri sebagai berikut :
1. Dimiliki untuk dipakai, tidak untuk investasi/dijual kembali
2. Umur pemakaian lebih dari 1 tahun.
3. Mempunya manfaat bagi perusahaan yang dapat diukur, serta nilainya cukup berarti.

B. Harga perolehan (cost) Aktiva tetap


Sesuai dengan prinsip harga perolehan (cost), maka setiap aktiva tetap yang dimiliki akan dicatat sebesar semua
pengorbanan (dinilai dengan uang) untuk memperoleh aktiva tetap tersebut, sampai dengan aktiva tetap yang
bersangkutan siap untuk dipakai.
Dengan demikian , maka harga perolehan suatu aktiva tetap dapat meliputi :
a. Harga beli berdasarkan harga tunai. Apabila aktiva tetap dibeli secara kredit, maka selisih harga tunai dengan jumlah
yang dibayar dalam pembelian kredit merupakan biaya bunga.
Contoh : Harga tunai sebuah aktiva tetap sebesar Rp. 1.500.000, apabila dibeli dengan pembayaran kredit harus dibayar
sebesar Rp. 1.600.000. Dalam hal ini Rp. 100.000 (Rp. 1.600.000 - Rp. 1.500.000) adalah merupakan biaya bunga.
b. Biaya surat-surat pemilikan, apabila kativa tetap tersebut memerlukan surat-surat pemilikan misalnya : Bea Balik nama,
Bea pembuatan surat akte dll.
c. Ongkos angkut
d. Biaya pemasangan/reparasi/biaya percobaan sebelum dapat dipakai
e. Komisi.

C. Cara-cara pemilikan aktiva tetap berwujud (Acquisition of Plant and Equipment).


Untuk memilik aktiva tetap berwujud terdapat beberapa cara sebagai berikut :
1) Pembelian tunai (Purchase for cash)
Nilai aktiva tetap berwujud yang dimiliki melalui pembelian tunai, adalah sebesar total pengeluaran uang sampai
dengan aktiva tersebut siap untuk dipakai (total cash outly) yang antara lain terdiri : Harga faktur (dikurangi potongan
harga jika ada), ongkos angkut, biaya asuransi selama dalam perjalanan, biaya pemasangan, biaya percobaan dan bea
balik nama.
2) Pembelian kredit (Purchase on Deferred payment)
Dalam hal ini nilai aktiva tetap yang bersangkutan ialah sebesar nilai tunainya.
Sedangkan selisih nilai tunai dengan jumlah yang dibayar (harga pembelian kredit) dicatat sebagai Biaya Bunga.
3) Pertukaran (Acquisition by exchange/trade in)
Apabila aktiva tetap berwujud diperoleh melalui pertukaran dengan aktiva tetap berwujud yang telah dimilik, maka
pencatatannya adalah sebagai berikut :
a. Diadakan penyesuaian penyusutan untuk periode pertukaran yaitu : mulai dari awal tahun sampai dengan tanggal
pertukaran.
b. Dikredit sebesar harga pokok (cost) aktiva yang bersangkutan.
c. Saldo perkiraan akumulasi penyusutan seluruhnya dikeluarkan dari pembukuan (debet sebesar saldonya), yaitu
jumlah setelah disesuaikan.
d. Selisih nilau buku dengan nilai dalam pertukaran dicatat : Ke Rugi/laba pertukaran, apabila pertukaran Rugi/laba
diakui/dicatat. Laba pertukaran ….. (nama aktiva) : apabila nilai dalam pertukaran lebih besar dari pada nilai buku
(Profit on trade in).
Rugi pertukaran …. (nama aktiva) : apabila nilai buku lebih besar dari nilai dalam pertukaran (Loss on trade in).
Ke harga aktiva baru apabila Rugi/Laba pertukaran tidak diakui.
a. Mengurangi harga aktiva baru apabila nilai dalam pertukaran lebih besar dari nilai buku.
b. Menambah harga aktiva baru apabilai nilai dalam pertukaran lebih kecil dari pada nilai buku.
Ativa baru :
a. Dicatat sebesar harga tunai (harga pasar) aabila rugi/laba pertukaran diakui/dicatat.
b. Dicatat sebesar harga tunai/pasar dikurangi laba, atau harga tunai pasar ditambah dengan rugi apabila rugi/laba
pertukaran tidak diakui.
Contoh 1:
Sebuah perusahaan memiliki sebuah mesin sebagai berikut :
Harga beli Rp. 300.000
Jumlah penyusutan (s/d akhir tahun 3) Rp. 180.000 (Rp. 60.000/tahun)
Pertengahan tahun ke 4 ditukar dengan mesin baru seharga Rp. 500.000. Dalam pertukaran perusahaan menambah per Kas Rp.
350.000
a) Apabila rugi/laba pertukaran diakui (dicatat) :
Jurnal Penyesuaian :
Penyusutan mesin Rp. 30.000 Rp. –
Akum. Penyusutan mesin (lama) Rp. - Rp. 30.000
Jurnal pertukaran :
Mesin (baru) Rp. 500.000 Rp. –
Akum. Penyusutan mesin (lama) Rp. 210.000 Rp. –
Mesin (lama) Rp. - Rp. 300.000
Kas Rp. - Rp. 350.000
Laba pertukaran mesin Rp. - Rp. 60.000
Perhitungan :
Harga beli mesin lama Rp. 300.000
Penyusutan s/d tahun ke 3 Rp. 180.000
Penyusutan tahun ke 4 ( ½ thn)
= ½ x Rp. 60.000 Rp. 30.000 +
Rp. 210.000
Nilai buku mesin lama pada saat pertukaran Rp. 90.000
Nilai dalam pertukaran : Rp. 500.000- Rp. 350.000 = Rp. 150.000
Laba pertukaran mesin Rp. 60.000
b) Apabila rugi/laba pertukaran tidak diakui :
Jurnal Penyesuaian :
Penyusutan mesin Rp. 30.000 Rp. –
Akum. Penyusutan mesin Rp. - Rp. 30.000
Jurnal pertukaran :
Mesin (baru) Rp. 440.000 Rp. –
Akum. Penyusutan mesin (lama) Rp. 210.000 Rp. –
Mesin (lama) Rp. - Rp. 300.000
Kas Rp. - Rp. 350.000
Perhitungan :
Harga beli mesin baru Rp. 500.000
Laba pertukaran (liat perhitungan pada
Jawaban a) Rp. 60.000
harga perolehan (cost) mesin baru Rp. 440.000

D. Penyusutan aktiva tetap


Pengertian
Penyusutuan ialah penggantian nilai presetasi yang hilang dari aktiva tetap yang mengakibatkan nilai aktiva tersebut
berkurang (turun). Penyusutan adalah merupakan cara untuk mengalokasikan harga perolehan aktiva tetap ke periode-periode
akuntansi yang menikmati manfaat aktiva yang bersangkutan.. adapun sebab-sebab yang menimbulkan hilangnya
prestasi/berkurangnya nilai aktiva adalah : Faktor teknis (using, rusak, aus) dan factor ekonomis (tidak seimbangnya antara biaya dan
penghasilan).
Untuk menetapkan besarnya beban penyusutan tiap periode perlu diperhatikan 3 fator sebagai berikut :
a. Harga perolehan (cost)
Yaitu semua pengeluaran sampai dengan aktiva siap untuk dipergunakan.
b. Umur ekonomis (useful life)
Yaitu umur sejak aktiva dipergunakan sampai dengan tidak dapat dipakai secara ekonomis (biaya lebih besar dari penghasilan).
c. Nilai residu/nilai sisa (Salvage Value)
Yaitu nilai aktiva setelah habis umur ekonomisnya.

Cara-cara/Metode perhitungan penyusutan.


1. Metode garis lurus (Straight line method)
Dalam metode ini setiap periode dibebani dengan penyusutan yang sama besarnya.
Adapun besarnya penyusutan tersebut ditetapkan dengan rumus sebagai berikut :
Penyusutan = HP – NS
UE
Keterangan :
NP = Harga Perolehan
NS = Nilai Sisa
UE = Umur Ekonomis

Contoh 2:
Harga perolehan mesin Rp. 500.000
Nilai sisa Rp. 50.000
Taksiran umur ekonomis 5 tahun
Besarnya penyusutan per tahun = 500.000 – 50.000 = Rp. 90.000
5
2. Metode penyusutan yang semakin menurun/metode penyusutan dipercepat (Reducing Charge Method/Acclerated Depreciation
Method). Dalam metode ini besarnya penyusutan tiap tahun selalu menurun. Hal ini didasarkan kepada pertimbangan, bahwa
semakin tua suatu aktiva semakin kecil pula hasilnya, sehingga penyusutannya pun semakin menurun.
Metode ini terdiri dari 2 cara sebagai berikut :
a. Metode jumlah angka tahun (Sum Of The Years Digits Method)
Langkah-langkah untuk menghitung penyusutan tahunan did ala metode ini adalah sebagai berikut :
- Tentukan jumlah angka tahun sesuai dengan umur ekonomis kativa yang bersangkutan.
Misalnya umur aktiva 5 tahun maka jumlah angka tahunnya ialah :
1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15
Atau dengan rumus : N (N+1) 5 (5+1) = 15
2 2
N = Umur Ekonomis
- Penyusutan tiap tahun dihitung dari beban penyusutan yaitu:
Harga perolehan – Nilai sisa.
-Dengan jumlah angka tahub sebagai penyebut, maka penyusutan tiap tahun ditentukan dengan memakai angka tahun sebagai
pembilang, dan dimulai dari angka tahun yang paling besar sesuai dengan umur aktiva yang bersangkutan.
Contoh : 3
Harga perolehan mesin Rp 500.000
Nilai sisa Rp 50.000
Taksiran umur ekonomis : 5 tahun.
Penyusutan tahunan selama 5 (lima) tahun dihitung sebagai berikut:
Jumlah angka tahunan = 5 (5 + 1) = 15
2
Beban penyusutan = Rp 500.000 - Rp-50.000 - =Rp 450.000
Penyusutan :
Tahun 1 = 5 x Rp. 450.000 = Rp. 150.000
15
2 = 4 x Rp. 450.000 = Rp. 120.000
15
3 = 3 x Rp. 450.000 = Rp. 90.000
15
4 = 2 x Rp. 450.000 = Rp. 60.000
15
5 = 1 x Rp. 450.000 = Rp. 30.000
15
b. Metode saldo menurun/Metode Persentase dari nilai buku (Declaining Balance Method).
Dalam metode ini penyusutan untuk setiap periode ditetapkan dengan persentasetertentu dari nilai buku aktiva yang
bersangkutan, karena nilai buku (harga perolehan dikurang penyusutan) selalu berkurang dari tahun ke tahun, maka besarnya
penyusutan pun selalu berkurang setiap tahun.
Besarnya persentase penyusutan untuk setiap periode dengan rumus sebagai berikut:
N
Persentase penyusutan per tahun = 1 - NS
HP

Keterangan:
N = Umur Ekonomis
NS = Nilai sisa
HP = Harga perolehan.
Adakalanya dalam metode tariff tetap dari nilai buku ini, besarnya persentase penyusutan pertahun, ditetapkan sebesar dua kali
persentase menurut garis lurus. Oleh sebab itu metode ini sering disebut “DOUBLE DECLAINING BALANCE METHOD”
Contoh 4.
Harga perolehan mesin Rp 500.000
Umur Ekonomis 5 tahun
Nilai residu Rp 50.000
Tarip penyusutan:
Menurut garis lurus berdasarkan umur 5 (lima) tahun= 20%
Tariff penyusutan per tahun = 2 x 20% = 40%
Dengan demikian besarnya penyusutan setiap tahun dari tahun pertama sampai dengan tahun kelima dapat dihitung sebagai berikut:
Tahun : 1. = 40% x Rp 500.000 = 200.000
2 = 40% x (Rp.500.000 - Rp. 200.000) = 120.000
3 = 40% x (Rp.500.000 - Rp. 320.000) = 72.000
4 = 40% x (Rp.500.000 - Rp. 392.000) = 43.200
5 = 40% x (Rp.500.000 - Rp. 435.000) = 25.920
Dalam metode ini, maka sisa nilai buku, setelah penyusutan selama umur ekonomis merupakan nilai sisa.
Apabila aktiva tersebut tidak mempunyai nilai sisa, pada prinsipnya metode ini tidak dapat dipergunakan. Tetapi untuk
mengatasi hal tersebut, maka nilai sisa aktiva itu dianggap = Rp. 1 ( satu rupiah).
Apabila kita perhatikan metode penyusutan di atas, yaitu metode garis lurus dengan metode penyusutan yang semakin
menurun, maka ternyata kedua-duanya menetapkan besarnya penyusutan berdasarkan umut (waktu) oleh sebab itu kedua
metode ini disebut : Metode penyusutan berdasarakan factor waktu (Time Factor Method).
 Penyusutan per satuan = Harga Perolehan – Nilai sisa
Taksiran Total Produksi Ativa Ybs
 Penyusutan per periode = Jumlah produksi x Penyusutan per satuan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwasannya metode ini, menetapkan besarnya penyusutan berdasarkan
pemakaian aktiva.
Oleh karena itu metode ini disebut juga “Metode penyusutan berdasarkan faktro pemakaian” (Use Facotr Method).
Berdasarkan satuan yang dipakai untuk menentukan besarnya penyusutan, maka metode ini dibagi atas :
a. Metode jam kerja (Service Hoursmethod).
Di dalam metode ini satuan yang dipakai untuk menentukan penyusutan adalah : jam kerja aktiva yang bersangkutan.
Contoh 5 :
Harga perolehan mesin Rp. 500.000
Taksiran nilai sisa Rp. 50.000
Taksiran jam kerja selama umur ekonomis Rp. 10.000 jam
Penetapan penyusutan dilakukan sebagai berikut :
Penyusutan per jam kerja = 500.000 – 50.000 = Rp. 45 /jam kerja
10.000
Seandainya pada tahun I dan ke II : Mesin tersebut masing-masing dipakai 2300 jam dan 2500 jam, maka penyusutan
untuk periode tersebut adalah sebagai berikut :
Tahun I = 2300 x Rp. 45 = Rp. 103.500
Tahun II = 2500 x Rp. 45 = Rp. 112.500
b. Metode hasil produksi (Productive Output Method)
Dalam metode ini, satuan yang dipakai untuk menetapkan besarnya penyusutan adalah : Hasil produksi aktiva yang
bersangkutan
Contoh 6 :
Mesin harga perolehan (cost) Rp. 500.000
Taksiran nilai sisa Rp. 50.000
Taksiran total hasil produksi salam umut ekonomis : 10.000 unit. Produksi selama 3 tahun berturut-turut : 2000 unit,
2300 unit dan 2500 unit
Penyusutan untuk 3 tahun berturut-turut dihitung sebagai berikut :
Penyusutan per unit = Rp. 500.000 – Rp. 50.000 = Rp. 45
10.000
Penyusutan tahun I = 2000 x Rp. 45 = Rp. 90.000
II = 2300 x Rp. 45 = Rp. 103.000
III = 2500 x Rp. 45 = Rp. 112.000

c. Metode tarip kelompok/gabungan (COMPOSITE DEPRECIATION)


Metode ini adalah metode garis lurus, yang diterapkan kepada sekelompok aktiva tetap. Dibandingkan dengan
perhitungan penyusutan untuk tiap-tiap aktiva, maka metode ini sesungguhnya kurang teliti. Prosedur penetapan
penyusutan dalam metode ini adalah sebagai berikut :
a. Berdasarkan metode garis lurus ditetapkan penyusutan tahunan tiap jenis aktiva
b. Tarip penyusutan gabungan d tahunan dalam persen ditetapkan berdasarkan perbandingan antara : Jumlah
penyusutan tahunan untuk seluruh aktiva dengan harga perolehan seluruh aktiva.
c. Umur aktiva gabungan ditetapkan berdasarkan jumlah beban penyusutan seluruh aktiva dibagi penyusutan
tahunan.
Contoh 6

Aktiva Harga Nilai Hanya perolehan Taksiran umur Penyusutan


Perolehan Residu yang disusutkan Ekonomis Tahunan
A Rp. 3.000.000 Rp. 250.000 Rp. 2.750.000 10 tahun Rp. 275.000
B Rp. 2.500.000 Rp. 150.000 Rp. 2.350.000 8 tahun Rp. 293.750
C Rp. 1.500.000 Rp. 100.000 Rp. 1.400.000 5 tahun Rp. 280.000
Rp. 7.000.000 Rp. 500.000 Rp. 6.500.000 Rp. 848.750

Tarip penyusutan gabungan = (848250 : 7.000.000) 100% = 12,13


Umur gabungan aktiva = 6.500.000 : 848.750 = 7,66 tahun

E. Penghentian Aktiva Tetap


Yang dimaksud dengan penghentian aktiva tetap ialah tidak dipakainya lagi suatu aktiva dalam operasi perusahaan
dan disertai penghapusan aktiva tetap tersebut dari pembukuan.
Adapun alasan-alasan/sebab-sebab penghentian aktiva tetap antara lain :
1. Habus umur ekonomis
2. Dijual sebelum habis umur ekonomi
3. Rusak sebelum habis umur ekonomis
4. Rusak akibat kecelakaan sebelum habis umur ekonomis
5. Ditukar dengan aktiva baru sebelum habis umur ekonomis.
Pada prinsipnya pencatatan berhubung dengan penghentian sesuati aktiva tetap adalah sebagai berikut :
1. Diadakan penyesuaian terhadap penyusutan apabila penghentian tersebur terjadi pada periode yang sedang berjalan,
tidak pada awal/akhir periode. (Penyusutan tersebut dihitung dari tanggal awal periode sampai denga tanggal
penghentian).
2. Saldo akumulasi penyusutan aktiva tersebut seluruhnya dihapus (jumlah setelah penyesuaian), dengan jalan mendebet
perkiraan akumulasi penyusutan sebesar saldonya.
3. Perkiraan aktiva di kredit sebesar harga perolehan aktiva tersebut.
.
4) Nilai buku pada saat penghentian (harga perolehan dikurangi seluruh penyusutan sampai dengan saat penghentian)
diacatat :
a. Rugi penghentian aktiva tetap apabila aktiva teteap tersebur tidak terjual.
b. Apabila aktiva tetap tersebut dijual, maka selisih nilai buku dengan harga jual dicatat :
Debet : Rugi penjualan aktiva apabila : Harga jual < nilai buku.
Kredit : Laba penjualan aktiva apabila : Harga jual > nilai buku.
c. Apabila aktiva tetap tersebut ditukar dengan aktiva baru, maka selisih nilai buku dengan nilai dalam pertukaran :
Debet : Rugi pertukaran aktiva apabila : Harga tukar < nilai buku.
Kredit : Laba pertukaran aktiva apabila : Harga tukar < nilai buku.
Contoh 7.
Pada tanggal 8 januari 2105 PT. Macoa membeli sebuah mesin dengan tunai seharga Rp. 8.000.000. Mesin ini ditaksir
mempunyai umur ekonomis 5 (lima) tahun dengan nilai sisa Rp. 50.000, penyusutan mesin ditetapkan menurut metode
garis lurus.
Diminta:
Buatlah jurnal untuk PT.Macoa berdasarkan ketentuan-ketentuan berikut ini :
1. Pada tanggal 10 Januari 2018 mesin dijual dengan harga sebesar nilai buku.
2. Pada tanggal 10 Januari 2018 mesin dibuang sebagai rongsokan (Serap).
3. Pada tanggal 30 Juni 2016 mesin rusak dan dibuang sebagai rongsokan.
4. Pada tanggal 30 Juni 2016 mesin terbakar dan dibuang sebagai rongsokan.
5. Pada tanggal 30 Juni 2016 mesin ditukar dengan mesin baru. Harga pasar meing baru Rp. 10.000.000, pembayaran :
mesin lama ditambah uang tunai Rp. 7.000.000.
Jawab :
1. Jurnal pada tanggal 10 Januari 2018
Kas Rp. 500.000 Rp. –
Akumulasi penyusutan mesin Rp. 7.500.000 Rp. –
Mesin Rp. - Rp. 8.000.000
Perhitungan :
Harga perolehan mesin Rp. 8.000.000
Penyusutan :
2013 = Rp. 8.000.000 – Rp. 500.000 = Rp. 1.500.000
5
2014 = Rp. 8.000.000 – Rp. 500.000 = Rp. 1.500.000
5
2015 = Rp. 8.000.000 – Rp. 500.000 = Rp. 1.500.000
5
2016 = Rp. 8.000.000 – Rp. 500.000 = Rp. 1.500.000
5
2017 = Rp. 8.000.000 – Rp. 500.000 = Rp. 1.500.000 +/+
5
Rp. 7.500.000 -/-

Nilai buku pada saat penjualan Rp. 500.000


Harga jual Rp. 500.000 -/-
Rugi/Laba Penjualan RP. –

Seandainya harga jual tidak Rp. 500.000 maka selisihnya merupakan Rugi/Laba penjualan sebagai berikut :
Harga jual : Rp. 400.000 Rugi penjualan mesin = Rp. 500.000 – Rp. 400.000 = Rp. 100.000
Harga jual : Rp. 560.000 Laba penjualan mesin = Rp. 500.000 – Rp. 560.000 = Rp. 60.000

2. Jurnal pada tanggal 10 Januari 2018


Akumulasi penyusutan mesin Rp. 7.500.000 Rp. –
Rugi penghentian mesin Rp. 500.000 Rp. –
Mesin Rp. - Rp. 8.000.000
Perhitungan :
Harga perolehan mesin Rp. 8.000.000
Penyusutan 2013 s/d 31 Des ’17 Rp. 7.500.000 -/-
(lihat perhitungan jawaban No.1)
Nilai buku saat penghentian Rp. 500.000
(kerugian penghentian)
Jurnal pada tanggal 30 Juni 2016
Penyusutan mesin Rp. 750.000 Rp. –
Akumulasi peny. Mesin Rp. Rp. 750.000
Akumulasi Peny. Mesin Rp. 5.250.000 Rp. –
Rugi karena kerusakan mesin Rp. 2.750.000 Rp. –
Mesin Rp. - Rp. 8.000.000
Perhitungan :
Harga perolehan Rp. 8.000.000
Penyusutan :
2013 = Rp. 8.000.000 – Rp. 500.000 = Rp. 1.500.000
5
2014 = Rp. 8.000.000 – Rp. 500.000 = Rp. 1.500.000
5
2015 = Rp. 8.000.000 – Rp. 500.000 = Rp. 1.500.000

2016 = (1/1 – 30/6) = 6 bulan :


6/12 x Rp. 1.500.000 = Rp. 750.000 +/+
Rp. 5.250.000 -/-
Nilai buku pada saat rusah (kerugian) Rp. 2.750.000

4. Jurnal pada tanggal 30 Juni 2016 :


Penyusunan mesin Rp. 750.000
Akumulasi peny. Mesin Rp. - Rp. 750.000
Akumulasi penyusutan mesin Rp. 5.250.000 Rp. –
Rugi karena kebakaran mesin Rp. 2.750.000 Rp. –
Mesin Rp. - Rp. 8.000.000

Kerangan :
Perhitungan sama dengan jawaba no. 3 diatas hanya perkiraan untuk mencatat kerugian disesuaikan dengan sebab terjadinya
kerugian tersebut.
Apabila aktiva tetap yang mengalami kecelakaan di asuransikan maka ganti rugi yang diterima dari perusahaan asuransi yang
menanggung aktiva tersebut dicatat sebagai mengurangi kerugian dengan jurnal.
Debet : Kas Rp. x x Rp. –
Kredit : kerugian karena …..
sesuai penyebabnya) Rp. - Rp. x x
Misalnya dari contoh di atas diterima ganti rugi dari perusahaan asuransi sebesar Rp. 2.000.000 maka penerimaan ini dicatat dengan
jurnal :
Kas Rp. 2.000.000 Rp. –
Rugi karena kebakaran mesin Rp. - Rp. 2.000.000
Jika ganti rugi dari perusahaan asuransi tidak langsung diterima, tetapi lebih dahulu kesanggupan/persetujuan kemudian
pembayaran, maka pencatatan adalah sebagai berikut :
Pada saat mencatat kesanggupan/persetujuan :
Debet : Piutang Rp. x x Rp. –
Kredit : Ganti rugi dari asuransi Rp. - Rp. x x
Pada saat penerimaan ganti rugi :
Debet : Kas Rp. x x Rp. –
Kredit : Piutang Rp. - Rp. x x

Jurnal pada tanggal 30 Juni 2016


Penyusunan mesin Rp. 750.000 Rp. -
Akumulasi peny. Mesin Rp. - Rp. 750.000
Mesin (baru) Rp. 10.000.000 Rp. -
Akumulasi penyusutan mesin Rp. 5.250.000 Rp. –
Kas Rp. - Rp. 7.000.000
Mesin (lama) Rp. - Rp. 8.000.000
Laba pertukaran mesin Rp. - Rp. 250.000

Perhitungan :
harga perolehan mesin Rp. 8.000.000
Penyusutan :
2013 = Rp. 8.000.000 – Rp. 500.000 = Rp. 1.500.000
5
2014 = Rp. 8.000.000 – Rp. 500.000 = Rp. 1.500.000
5
2015 = Rp. 8.000.000 – Rp. 500.000 = Rp. 1.500.000

2016 = (1/1 – 30/6) = 6 bulan : = Rp. 750.000 +/+


Rp. 5.250.000 -/-
Nilai buku pada saat pertukaran Rp. 2.750.000
Nilai pada saat
Pertukaran = Rp. 10.000.000 – Rp. 7.000.000 = Rp. 3.000.000 -/-
Laba pertukaran mesin = Rp. 250.000

F. Aktiva Tetap Tidak berwujud


Pengertian.
Aktiva tetap tidak berwujud ialah aktiva tetap yang tidak mempunyai bentuk secara pisik ( abstrak/imateril).
Berdasarkan umumnya aktiva tetap tidak berwujud dibagi atas :
1. Aktiva tetap tidak yang umumnya terbatas (LIMITED TERM OF EXISTENCE) baik oleh hokum, peraturan atau perjanjian.
Contohnya :
Hak patent; Hak cipta (Copyrights); sewa (LEASEHOLDS), FRANCHISES; GOODWILL (jika dapat diketahui umurnya).
2. Aktiva tetap tidak berwujud yang umurnya tidak terbatas (NO LIMITED TERM OF EXISTENCE).
Contohnya :
Merk dagang (Trade Mark), rumus-rumus dan proses yang dirhasiakan (FORMULA AND SPECIAL PROCESS) GOOD WILL.
Kedua jenis aktiva tetap tidak berwujud tersebut diatas, nilainya harus dicatat sebesar harga perolehan yang antara
lain terdiri dari :
- Harga beli dan biaya-biaya yang berhubungan dengan pembelian tersebut bagi yang diperoleh dari pembelian.
- Biaya-biaya percobaan dan pengembangan (RESEARCH AND DEVELOPMENT) beserta biaya-biaya lain sampai dengan
aktiva tersebut dimiliki (biaya pendaftaran, ongkos notaris dan lain-lain) apabila aktiva tersebut dibuat atau
dikembangkan sendiri.
Aktiva tetap tidak berwujud yang umumnya terbatas harus diamortisasikan setiap periode berdasarkan umur
manfaatnya. Pencatatan amortisasi tersebut dilakukan dengan jurnal sbb :
Amortisasi ……………… (nama aktiva) Rp. xxx Rp. –
………………(nama aktiva) Rp. - Rp. xxx

Untuk aktiva tetap tidak berwujud yang umurnya tidak terbatas dilaporkan di Neraca untuk selamanya,
kecuali ternyata aktiva tersebut tidak bermanfaat lagi. Dalam hal seperti ini maka aktiva tersebut dapat di amortisasikan
sesuai dengan pertimbangan perusahaan, asal layak dan masuk akal. Penghapusan ini harus disyahkan oleh pemegang
saham/dewan komisaris dan harus dinyatakan dalam laporang keuangan.
Bahkan kadang-kadang aktiva tetap tidak berwujud yang umurnya tidak terbatas, harus dihapuskan
sekaligus dan dibebankan ke rugi laba apabila ternyata tidak terbatas lagi. Selanjutnya berikut ini akan dijelaskan dengan
singkat masing-masing aktiva tetap tidak berwujud baik yang umurnya terbatas maupun tidak terbatas.

1. Patent ialah hak untuk membuat, menjual dan mengatasi sesuatu barang yang dilindungi dari peniruan-peniruan oleh
pihak lain.
Nilai patent adalah sebesar semua biaya sampai dengan hak tersebut diperoleh (biaya research percobaan-percobaan,
pendaftaran dan lain-lain) atau sebesar harga beli dan biaya-biaya pembelian apabila berasal dari pembelian.
2. Hak cipta (COPY RIGHTS) ialah hak atas sesuatu naskah/karangan yang diberikan oleh pemerintah kepada pengarang
untuk menerbitkan, menjual dan mengawasinya serta dilindungi dari peniruan-peniruan oleh pihak lain. Nilainya
sebesar semua biaya sampai dengan hak tersebut dimiliki, apabila merupakan hasil karya sendiri atau sebesar harga
beli dan biaya-biaya pembelian apabila berasal dari pembelian.
3. Sewa (LEASING) ialah biaya sewa untuk pemakaian sesuatu aktiva tetap yang dibayarkan kepada yang menyewakan
(LESSOR) yang meliputi beberapa periode. Oleh sebab itu sebagai sewa dibayar dimuka jumlah itu akan terlihat dalam
Neraca. Kemudian setiap periode sebagian dari sewa tersebut akan dibebankan sebagai biaya.
4. Franchise ialah hak untuk menggunakan fasilitas-fasilitas tertentu milik pemerintah, yang digunakan untuk kepentingan
umum ( public utility). Nilainya sebesar semua biaya sampai dengan hak tersebut dimiliki.
5. Merek dagang (TRADE MARK) ialah hak untuk menggunakan sesuatu tanda pengenal atau symbol atas suatu barang
yang dilindungi dari peniruan-peniruan pihak lain. Nilainya apabila dibuat sendiri adalah sebesar semua biaya sampai
dengan hak tersebut dimiliki atau sebesar harga beli dan biaya-biaya pembelian apabila berasal dari pembelian.
6. Rumus-rumus dan proses yang dirahasiakan (FORMULA AND SPECIAL PROCESS) ialah hak atas rumus dan proses suatu
produk/barang yang dilindungi dari peniruan-peniruan pihak lain. Nilainya apabila diperoleh sendiri adalah sebesar
semua biaya sampai dengan hak tersebut dimiliki atau harga beli ditambah biaya-biaya pembelian apabila berasal dari
pembelian.
7. Ongkos pendirian (ORGANIZATION COST) ialah semua biaya- biaya yang berhubungan dengan pendirian suatu
perusahaan (biaya rapat pendirian, biaya untuk izin, biaya pengeluaran saham dan obligasi, biaya research survey dll).
Kadang-kadang bahkan kerugian yang diderita pada tahun pertama pendirian dimasukan sebagai ongkos pendirian.
8. Goodwill ialah keistimewaan-keistimewaan yang dimiliki oleh perusahaan seperti letak yang strategis, nama baik
perusahaan, personaliaan yang baik dll.
Adanya keistimewaan-keistimewaan tersebut mengakibatkan perusahaan dapat memperoleh laba diatas laba normal
melebih laba yang diperoleh oleh perusahaan lain yang tidak memiliki keistimewaan tersebut.

Goodwill timbul dan dapat dicatat dalam pembukuan apablia terjadi transaksi-transaksi perusahaan seperti pembelian
perusahaan, merger (penggabungan perusahaan) reorganisasi, perubahan bentuk perusahaan, pembelian sebagian
perusahaan atau perubahan pemilikian dalam firma.
Adapun faktor-faktor yang menetukan nilai goodwill adalah sebagai berikut :
a. Keuntungan rata-rata tahunan yang diperoleh perusahaan (Avarage Earning).
b. Nilai seluruh aktiva berwujud yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan (Tangilbe Assets).
c. Keuntungan normal perusahaan yang sejenis (Normal Rate of Return).

Berdasarkan ketiga factor tersebut diatas, maka goodwill dihitung dengan metode sebagai berikut :
Kapitalisasi pendapatan bersih rata-rata (Netearning Method).
Kapitalisasi kelebihan laba rata-rata (Ezcess Earning Method).

Contoh 8.
PT. “ADAR” selama 6 tahun berturu-turut mendapat laba sebagai berikut :
Tahun 2015 Rp. 5.000.000
Tahun 2016 Rp. 7.000.000
Tahun 2017 Rp. 6.000.000
Tahun 2018 Rp. 7.500.000
Tahun 2019 Rp. 10.000.000
Tahun 2020 Rp. 12.500.000
Jumlah Rp. 48.000.000

Jumlah aktiva berwujud yang dimiliki tahun 2020 sebesar Rp. 78.500.000 sedangkan jumlah utang pada waktu yang sama sebesar Rp.
3.500.000. Keuntungan normal perusahaan sejenis adalah sebesar : 10%.
Dari data tersebut diatas, maka goodwill dapat dihitung sebagai berikut :
a. Menurut kapitalisasi pendapata bersih rata-rata :
Pendapatan rata-rata PT.Adar = Rp. 48.000.000 = Rp. 8.000.000
6
Aktiva yang diperlukan untuk memperoleh laba tersebut =
100 x Rp. 8.000.000 = Rp. 80.000.000
10
Aktiva yang dimiliki PT. Adar =
Rp. 78.500.000 – Rp. 3.500.000 = Rp. 75.000.000
Goodwill = Rp. 5.000.000
b. Kapitalisasi kelebihan laba rata-rata :
Laba rata-rata Rp. 8.000.000
Laba normal : 10% x Rp. 75.000.000 = Rp. 7.500.000
Kelebihan laba rata-rata Rp. 500.000
Goodwill = 100 x Rp. 500.000 = Rp. 5.000.000
10
Dalam pembelian suatu perusahaan, apabila goodwill tidak ditentukan besarnya, maka besarnya goodwill
adalah sebesar selisih antara harga yang dibayar dengan nilai harta bersih yang bersangkutan.
Contoh :
Sebuah perusahaan dengan nilai harga bersih (aktiva dikurangi utang) sebesar
Rp. 73.000.000 dibeli tunai seharga Rp. 79.000.000.
Maka besarnya goodwill = Rp. 79.000.000 – Rp. 73.000.000 = Rp. 6.000.000.
Apabila goodwill ditaksir memiliki umur tidak terbatas, maka goodwill harus selalu dicatat sebesar harga
perolehan. Tetapi jika ditaksir umurnya terbatas maka goodwill harus diamortisasi sesuai dengan umurnya tersebut.

Penyajian Aktiva Tetap di Neraca


Di neraca sebagai laporan keungan, aktiva tetap disajikan sebagai berikut :
1. Bagi aktiva tetap yang tidak mengalami penyusutan (misalnya : Tanah) disajikan sebesar : Haraga perolehan.
2. Aktiva tetap yang mengalami penyusutan (Misalnya : Gedung, Inventaris dan mesin-mesin) disajikan sebesar : Harga
perolehan dikurangi penyusutan sebagai berikut :
Gedong Rp. 175.000.000
Akumulasi penyusutan gedung Rp. 25.000.000 -/-
Rp. 150.000.000

3. Aktiva tetap tidak berwujud (misalnya : Goodwill, Paten dan Lain-lain) disajikan sebesar : Nilai buku (harga perolehan
setelah dikurangi amortisasi).
Pertanyaan :
1. Sebutkan apa yang dimaksud dengan aktiva tetap, serta sebutkan pembagiannya.
2. Jelaskan disertai cirri-ciri apa yang dimaksud dengan aktiva tetap berwujud.
3. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi (termasuk) harga perolehan aktiva tetap.
4. Sebutkan disertai contoh dan pencatatan cara-cara pemilikan aktiva tetap.
5. Sebutkan beberapa metode untuk menetapkan besarnya penyusutan disertai contoh.
6. Jelaskan prinsip pencatatan pada saat penghentian aktiva tetap.

Soal-soal :
1. Pada tanggal 30 Juni 2015, PT.Adar membeli tunai sebuah mesin seharga Rp. 3.250.000. Sebelum dapat dipergunakan
terhadap mesin tersebut dibayar :
a. Ongkos angkut Rp. 250.000
b. Biaya pemasangan Rp. 200.000
c. Biaya reparasi dan percobaan Rp. 300.000
Mesin mulai dipergunakan 20 Agustus 2015 ditaksir umut ekonomis 8 tahun dengan nilai sebesar Rp. 400.000.
Diminta :
A. Tentukanlah besarnya harga perolehan mesin tersebut.
B. Buatlah jurnal untuk mencatat pembelian serta pembayaran pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan
Mesin tersebut.
C. Hitunglah besarnya penyusutan mesin untuk tahun 2015 dan 2016 apabila untuk menentukan besarnya penyusutan
dipakai:
a. Metode garis lurus
b. Metode jumlah angka-angka tahun.
c. Metode persentase nilai buku dengan tarip penyusutan : dua kali persentase menurut garis lurus.
D. Buatlah jurnal pada saat pembelian mesin, apabila mesin dibayar sebagai berikut : Uang muka pada saat pembelian Rp.
250.000 sisanya dilunasi dengan 8 angsuran bulanan masing-masing Rp. 400.000 tiap angsuran.
2. Sebuah perusahaan mempunyai sebuah mesin dengan harga pembelian sebesar Rp. 26.278.000 ditaksir umur
ekonomisnya (masa manfaat) 5 tahun atau 50.000 jam kerja, dan ditentukan nilai residu (nilai sisa) sebesar Rp.
2.278.000.
Diminta :
Hitunglah penyusutan tiap-tiap tahun, apabila perusahaan menggunakan metode perhitungan untuk menghitung besarnya
penyusutan sebagai berikut :
a. Metode garis lurus (Straight Line Method).
b. Metode jumlah angka-angka tahun (Sum of the year’s digit method).
c. Metode jam kerja (Service Hour Method) bila diketahui jam kerja setiap tahunnya adalah sebagai berikut :
Tahun I 10.000 jam
Tahun II 12.000 jam
Tahun III 13.000 jam
Tahun IV 8.000 jam
Tahun V 7.000 jam
Keterangan :
Tunjukan data perhitungan dalam menjawab a,b dan c tersebut diatas
Khusus untuk pertanyaan b dan c pergunakan diagram seperti dibawah ini.

Tahun Perhitungan Penyusutan Akumulasi penyusutan Nilai buku

3. Fa. Kasih pada tanggal 29 Maret 2015 membeli sebuah mesin dengan harga Rp. 6.250.000 ditaksir umur ekonomis
mesin tersebut 5 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp. 250.000.
Diminta :
Buatlah jurnal pada tanggal 29 maret 2018 apabila pada tanggal tersebut mesin dihentikan pemakaiannya dengan
anggapan sebagai berikut :
a. Dijual tunai seharga Rp. 3.000.000
b. Dibuang sebagai rongsokan karena mengalami kebakaran.
c. Ditukar dengan mesin baru seharga Rp. 7.500.000 pembayaran mesin baru adalah sebagai berikut : Mesin lama
ditambah uang tunai Rp. 5.000.000
4. PT. Maruma selama tahun 2016 membeli empat buah mesin sebagai berikut :
Januari 5 Dengan harga Rp. 6.250.000 ditaksir umur ekonomis 5 tahun dengan nilai residu Rp. 250.000
Maret 29 Dua buah mesin masing-masing dengan harga Rp. 8.150.000 tiap mesin ditaksir mempunyai umut
ekonomis 8 tahun dan masing-masing nilai sisa Rp. 150.000
Oktober 5 Dengan harga Rp. 7.200.000 ditaksir umur ekonomis 5 tahun dengan nilai sisa.
Selama tahun 2017 terjadi transaksi-transaksi yang berhubungan dengan mesin sebagai berikut :
April 10 Mesin yang dibeli tanggal 5/1-2016 terbakar dan dibuang sebagai rongsokan.
Juni 20 Salah satu mesin yang dibeli tanggal 29/3-2016 ditukar dengan mesin baru seharga Rp. 10.000.000
pembayaran mesin baru tersebut adalah : Mesin lama ditambah uang tunai Rp. 3.000.000. Mesin baru
ditaksir mempunyai umur ekonomis 10 tahun tanpa nilai sisa.
Agustus 10 Dibeli sebuah mesin baru seharga Rp. 6.000.000 dengan taksiran umur ekonomis 5 tahun tanpa nilai
sisa.
Oktober 30 Mesin yang dibeli tanggal 5/10-2016, dijual dengan tunai harga 25% diatas nilai bukunya.

Diminta :
A. urnal transaksi mesin 2016 dan 2017 semua pembelian dibayar tunai.
B. Jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan mesin pada tanggal 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2017
(penyusutan mesin ditetapkan dengan metode garus lurus).
Tanggal 1 Juli 2015 PT.Adar membeli sebuah bis seharga Rp. 50.000.000 dimana umur ekonomis bis tersebut ditaksir 5
tahun dengan nilai sisa sebesar Rp. 5.000.000
Diminta :
Hitunglah penyusutan mobil tersebut sampai tahun ke 5, dengan bagan sebagai berikut :
Tahun Biaya Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku

Keterangan :
Perhitungan penyusutan menggunakan “Metode jumlah angka-angka tahun”
PT.Adar menutup pembukuannya tiap-tiap 31 Desember.

5. Pada tanggal 31 Desember 2015 dalam buku besar Firma “Rondang & Co” terdapat akun (perkiraan) :
Alat pengangkutan Rp. 17.500.000 dan akumulasi penyusutan alat pengangkutan Rp. 13.125.000. Taksiran umur
ekonomis alat pengangkutan ini 4 tahun dengan nilai residu Rp. 1.500.000.
Pada tanggal 25 Juni 2016 alat pengangkutan baru. Harga perolehan alat pengangkutan baru Rp. 27.500.000. Taksiran
umur ekonomis 5 tahun dengan nilai residu Rp. 2.500.000
Pada waktu pertukaran disepakati bahwa Fa. Rondang & CO membayar tunai Rp. 4.018.750 dan dengan askep per 3
bulan Rp. 19.000.000. Penyusutan alat pengangkutan baik yang lama maupun baru dihitung berdasarkan metpde saldo
menurun (declining balance metode) dengan tarip penyusutan dua kali persentase menurut garis lurus.
Diminta :
Buatlah ayat penyesuaian yang diperlukan 25 Juni 2016 jurnal umum pertukaran dan ayat penyesuaian per 31
Desember 2016, jika :
a. Rugi-laba pertukaran diakui
b. Rugi-laba pertukaran tidak diakui
c. Buatlah perhitungan yang diperlukan untuk angka-angka jurnal sebagai jawaban C
A) Pada tanggal 8 April 2015 dibeli 5 buah kendaraan @ Rp. 15.000.000 = Rp. 75.000.000
Waktu pembayaran dibayar tunai Rp. 50.000.000 dan sisanya dibayar 2 bulan berikutnya. Taksiran umur kendaraan ini 4
tahun dengan nilai residu Rp. 1.800.000 per kendaraan.
Dalam menghitung penyusutan kendaraan perusahaan Johan S menggunakan metode saldo menurun.
Diminta :
1) Jurnal pembelian kendaraan 8 April 2015
2) Hitunglah tarip penyusutan.
3) Hitunglah biaya penyusutan untuk periode akuntansi yang berakhir 31 desember 2015.
4) Ayat penyesuaian 31 Desember 2018.
B) Pada tanggal 25 Juli 2018 ditukar 2 buah kendaraa yang debeli tahun 2016 dengan dua kendaraan baru. Harga beli
kendaraan baru masing-masing Rp.17.500.000. Taksiran umur kendaraan ini empat tahun dengan nilai residu masing-
masing Rp. 1.500.000 pada waktu pertukaran dibayar tunai Rp. 25.000.000. Penyusutan kendaraan baru ini dihitung
dengan menggunakan metode saldo menurun.
Diminta :
a. Penyesuaian 25 Juli 2018
b. Jurnal umum atas pertukaran kendaraan, bila rugi laba pertukaran diakui.
c. Ayat penyesuaian yang diperlukan 31 desember 2018.
Perkiraan yang saudara buka selain perkiraan umumnya adalah kendaraan, akumulasi penyusutan kendaraan, biaya
penyusutan kendaraan, rugi atau laba pertukaran kendaraan.
6. Perusahaan Taxi SELAMAT pada tanggal 1 Januari 2015 membeli 10 buah mobil “Datsun” untuk ditaksikan.
Kendaraan tersebut dibeli dengan harga faktur Rp. 12.500.000 sebuah secara tunai.
Untuk mengoperasikannya masih harus dikeluarkan untuk BBn, pengurusan BPKB, serta STNK masing- masing Rp.
1.875.000 untuk satu mobil. Setiap kendaraan tersebut mempunyai umur 5 tahun dengan nilai residu sebesar Rp.
2.375.000.
Pada tanggal 1 juli 2015 satu kendaraan tersebut hancur karena kecelakaan dan mendapat penggantian dari
perusahaan asuransi Rp. 10.000.000. Pada tanggal yang sama dibeli kembali kendaraan yang baru sebagai pengganti
kendaraan yang hancur seharga Rp. 15.000.000, harga tersebut adalah harga beli kencaraan
siap untuk dioperasikan. Umur kendaraan tersebut 5 tahun, mempunyai nilai residu Rp. 4.250.000.
Pada tanggal 1 Juli 2015 salah satu kendaraan yang dibei tanggal 1 Januari 2015 dijual dengan harga Rp. 11.250.000
Diminta :
1. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan atas kejadian-kejadian di atas.
2. Buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan tanggal 31 desember 2015.
Keterangan :
a. Perhitungan penyusutan menggunakan “metode garis lurus”.
b. Setiap jurnal sertakan perhitungannya.
7. Dalam buku besar PT. Adar sebuah bengkel di Jakarta terdapat perkiraan “MESIN” dan “Akumulasi penyusutan Mesin”.
Mesin tersebut dibeli 5 januari 2015 dengan harga beli Rp. 3.000.000. Taksiran umur mesin 4 tahun dengannilai residu Rp.
600.000. Pada tanggal 30 april 2018 mesin tersebut ditukar dengan mesin baru. Pada tanggal 30 april 2018 mesin tersebut
ditukar dengan mesin baru. Harga beli mesin baru Rp. 4.500.0000 waktu pertukaran disepakati akan dibayar tunai Rp.
500.000 dan sisanya per 3 bulan Rp. 2.750.000, taksiran umur mesin baru ini 5 tahun dengan nilai residu Rp. 300.000.
Besarnya penyusutan tahunan baik mesin lama maupun mesin baru didasarkan dengan taksiran umur, menurut metode
garis lurus.
Diminta :
A) Buatlah jurnal penyesuaian atas penyusutan mesin pada saat pertukaraan 30 April 2018.
B) Buat jurnal pertukaraan mesin tanggal 30 april, buka perkiraan “Laba pertukaraan mesin”.
C) Buat ayat penyesuaian 31 Desember 2018.
D) Buatlah perkiraan : Mesin, akumulasi penyusutan mesin, biaya penyusutan mesin, laba pertukaraan mesin, dan
utang. Kemudian masukanlah jurnal A, dan B ke dalam perkiraan “Mesin dan Akumulasi penyusutan mesin”.
E) Saudara harap membuat perhitungan yang diperlukan sebagian jawaban E.
Catatan :
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit D/K Saldo
UTANG

A. Pengertian
Utang ialah kewajiban kepada pihka luar perusahaan (pihak ketiga) yang harus dibayar pada suatu saat tertentu dalam
bentuk uang / jasa.
Berdasarkan sifat (waktu pembayaran) maka utang dibagi menjadi:
1. Utang jangka pendek (current liabilities).
Yaitu utang yang waktu pembayarannya tidak lebih dari satu tahun. Salam neraca sebagai laporan keuangan utang
jangka pendek disusun sebagai berikut :
a. Utang wesel (wesel bayar).
Yaitu utang yang disertai adanya perjanjuan formil secara tertulis.
Wesel bayar timbul pada saat:
- Menandatangani wesel/mengaskep wesel
- Menyerahkan promes/askep.
b. Utang (utang dagang).
Yaitu utang yang timbul akibat pembelian kredit barang/jasa/meminjam uang tetapi tidak diserti adanya perjanjian
tertulis.
c. Biaya terutang (biaya yang masih harus dibayar)
Yaitu biaya-biaya yang sudah terjadi (sudah dinikmati manfaatnya) tetapi belum dibayar (timbul pada saat
penyesuaian akhir tahun).
Missalnya : gaji yang masih harus dibayar, sewa terutang, bunga yang masih harus dibayar dan lain-lain.
d. Pendapatan diterima di muka.
Yaitu pendapatan yang telah diterima tetapi transaki mengakibatkan timbunya pendapatan tersebut belum terjadi
(timbulnya pada saat penyesuaian pada akhir tahun).
Misalnya : sewa diterima di muka, dan lain-lain.
Contoh 1
Keterangan-keterangan yang berikut diambil dari catatan Fa. Maratur yang berhubungan dengan utang jangka pendeknya.
1) Pembelianbarang dari PT. Marisi seharga Rp. 600.000 per 30 hari.
2) Dipinjam uang dari Bank sebebar Rp. 400.000 untuk itu ditandatangani sebuah wesel per 3 bulan.
3) Diserahkan kepada debitur (Toko Lia) sebuah askep per 60 hari sebesar (nominal) Rp. 200.000
4) Pada tanggal 31 Desember dalam data untuk penyesuaian diketahui :
a. Gaji pegawai yang masih harus dibayar sebesar Rp. 60.000
b. Sewa diterima dimuka sebesar Rp. 20.000
Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, maka pencatatan (jurnal) yang harus dibuat oleh Fa. Maratur adalah sebagai berikut :
1) Pembelian Rp. 600.000 Rp. –
Utang Rp. - Rp. 600.000
2) Kas Rp. 400.000 Rp. -
Wesel bayar Rp. - Rp. 400.000
3) Utang Rp. 200.000 Rp. –
Wesel bayar Rp. Rp. 200.000
4) Ayat penyesuaian :
a.Biaya gaji Rp. 60.000 Rp. –
Gaji yang masih harus dibayar Rp. Rp. 60.000
b. Pendapatan sewa Rp. 20.000 Rp.
Sewa diterima di muka Rp. Rp. 20.000
Kemudian seandainya tidak terdapat utang jangka pendek lain, selain yang disebutkan di atas, maka di neraca susunan utang jangka
pendek akan terlihat sebagai berikut :
Wesel bayar Rp. 600.000
Utang Rp. 600.000
Gaji yang masih harus dibayar Rp. 60.000
Sewa diterima di muka Rp. 20.000
Jumlah utang jangka pendek Rp. 1.280.000

2. Utang Jangka Panjang (Long Term Debt).


Yaitu utang yang jangka waktu pembayarannya lebih dari satu tahun. Adapun jenis utang jangka panjang yang lazim terjadi adalah :
Pinjaman (Hipotek u/m)
b. Pinjaman obligasi
c. KIK (Kredit Modal Kecil)
d. KIKP (Kredit Modal Kerja Permanen).
Kemudian berikut ini akan diberi penjelasan singkat disertai pencatatan masing-masing utang jangka panjang tersebut :
a. Pinjaman Hipotek/Hipotek u/m/Hipotek u/t.
(u/m = uang masuk ; u/t = uang diterima).
Pengertian :
Pinjaman hipotek ialah pinjaman jangka panjang dengan jaminan barang-barang yang tidak bergerak (misalnya : tanah
dan bangunan).
Pencatatan berhubung dengan pinjaman hipotek meliputi :
a) Pada saat menerima (menutup) pinjaman :
Kas Rp. xx Rp. –
Pinjaman hipotek Rp. - RP. xx
b) Pada saat membayar bunga (umumnya tiap-tiap 6 bulan misalnya 1/3 -1/9 ; 1/4 -1/10).
Biaya bunga Rp. xx Rp. –
Kas Rp. - RP. xx
c) Pada saat membayar angsuran (apabila pelunasan secara angsuran)
Pinjaman hipotik Rp. xx Rp. –
Kas Rp. - RP. xx
d) Pada akhir periode akuntansi (31/12) melalui ayat jurnal penyesuaian untuk :
Bunga berjalan (bunga terutang) dari tanggal pembayaran bunga yang terakhir ke akhir dengan ayat penyesuaian :
Biaya bunga Rp. xx Rp. –
Bunga yg masih harus dibayar Rp. - RP. xx

(apabila diinginkan agar bunga Hipotek dicatat tersendiri/terpisah dari bunga pinjaman lainnya, maka untuk bunga yang
berhubungan dengan Hipotek diberi tambahan Hipotek, misalnya: Biaya bunga hipotek dan Bunga hipotek yang masih
harus dibayar.
e. Bagian dari Hipotek yang akan dibayar kurang dari satu tahun/pada periode berikutnya (angsuran Hipotek periode
berikutnya) dicatat dengan ayat penyesuaian:
Pinjaman Hipotek Rp xx Rp -
Angsuran Hipotek terutang Rp. - Rp xx
Dalam hal ini pada saat pembayaran angsuran Hipotek tersebut dicatat dengan jurnal (pada periode berikutnya):
Angsuran Hipotek terutang Rp. xx Rp. –
Kas Rp. - Rp. xx
Didalam neraca perkiraan: Angsuran Hipotek terutang disajikan sebagai utang jangka pendek:
Contoh:2.
Pada tanggal 1 januari 2015, PT. Fajar mendapat pinjaman Hipotek dari Bank Surya sebesar Rp 6.000.000 bunga
12% dibayar tiap-tiap 1/4-1/10, dengan jaminan rumah dan tanah. Hipotek diangsur tiap-tiap 1/7 dimulai tgl. 1/7-2016,
dengan besarnya tiap angsuran Rp. 1.000.000.
Diminta:
Buatlah semua Jurnal yang diperlukan berhubungan dengan pinjaman tersebut (termasuk pencatatan, penyesuaian,
penutupan dan pembalik) untuk tahun 2016 dan 2017.
Jawab:
Jan 1 Kas Rp. 6.000.000 Rp. –
Pinjaman Hipotek Rp. - Rp .6.000.000
April 1 Biaya bunga Rp. 180.000 Rp. –
Kas Rp. - Rp. 180.000
Pembayaran bunga (1/1-1/4)
= 3 bulan :
3/12 (12% x 6.000.000) = Rp 180.000,-
Okt 1 Biaya bunga Rp. 3.600.000 Rp. –
Kas Rp. - Rp. 360.000
Pembayaran bunga (1/4-1/10) = 6 bulan
6/12 (12% x 6.000.000) = Rp 360.000
Des 31 Ayat jurnal penyesuaian :
Biaya bunga Rp. 180.000
Bunga yang masih harus dibayar Rp. - Rp. 180.000
Bunga terutang (1/10 – 31/12) = 3 bulan :
3/12 (12% x Rp. 6.000.000) = Rp. 180.000
Pinjaman hipotek Rp. 1.000.000Rp. –
Angsurang hipotek terutang Rp. - Rp. 1.000.000
(Angsuran hipotek untuk 1/7 – 1987)
Ayat jurnal pernutup :
Ikhtisar laba rugi Rp. 720.000 Rp. –
Biaya bunga Rp. - Rp. 720.000
Menutup perkiraan biaya bunga :
( 1/4 = Rp. 180.000 : 1/10 = Rp. 360.000
31/12 = Rp. 180.000)

Jan 1 Ayat pembalik


Bunga yang masih dibayar Rp. 180.000 Rp. –
Biaya bunga Rp. - Rp. 180.000
April 1 Biaya bunga Rp. 360.000 Rp. –
Kas Rp. - Rp. 360.000
Pembayaran bunga (1/10 – 1/4)
= 6 bulan 6/12 (12% x Rp. 600.000)
= Rp. 360.000
Juli 1 Angsuran Hipotek terutang Rp. 1.000.000Rp. –
Kas Rp. - Rp. 1.000.000
Pembayaran angsuran pertama
Okt 1 Biaya bunga Rp. 330.000 Rp. –
Kas Rp. - Rp. 330.000
Pembayaran bunga (1/4 – 1/10)
1/4-/17 = 3/12 ( 12% x Rp. 6.000.000)
(12% x Rp. 6.000.000) = Rp. 180.000
1/7-1/10 = 3/12
(12% x Rp. 5.000.000) = Rp. 150.000
= Rp. 330.000
Des 31 Ayat jurnal penyesuaian :
Biaya bunga Rp. 150.000 Rp. –
Bunga yang masih harus dibayar Rp. - Rp. 150.000
Bunga terutang (1/10-31/12)
= 3 bulan 3/12 (12% x Rp. 5.000.000) = Rp. 1.500.000
Pinjaman hipotek Rp. 1.000.000 Rp. –
Angsuran hipotek terutang Rp. Rp. 1.000.000
(angsuran hipotek untuk 1/7 – 2018)
Ayat penutup :
Ikhtisar laba rugi Rp. 660.000 Rp.
Biaya bunga Rp. - Rp. 660.000
Menutup perkiraan biaya bunga
1/1 Ayat pembalik
(Kredit) Rp. 180.000
1/4 Pembayaran
(Debet) Rp. 360.000
1/10 Pembayaran
(Debet) Rp. 330.000
31/12 Bunga teru-
Tang (Kredit) Rp. 150.000 +/+
Rp. 660.000

B. Pinjaman Obligasi
Pengertian
Pinjaman obligasi ialah surat tanda berutang sebesar jumlah yang tercantum dalam surat terseut dari pihak yang
mengeluarkan surat itu kepada pemegangnya dengan disertai waktu pelunasan dalam jangka panjang dan juga disertai tingkat bunga
tertentu dan tanggal pembayaran.
Adapun pencatatan transaksi yang berhubungan dengan pinjaman obligasi dapat dilakukan dengan salah satu dari 2 metode sebagai
berikut :
1. Metode yang mencatat sejak penempatan (pencatatan baru dilakukan apabila benar-benar ada pinjaman obligasi yang
terjual).
Dalam metode ini perkiraan yang terjual berhubung dengan pinjaman obligasi ialah perrkiraan “Pinjaman Obligasi”
pemakaian perkiraan ini adalah sebagai barikut :
Di Kredit : Sebesar nilai nominal seteiap terjadi penempatan (penjualan pinjaman obligasi).
Di Debet : Sebesar nilai nominal seteiap terjadi pengurangan pinjaman obligasi yang berdedar (dibeli
kembali/dilunasi).
2. Metode yang mencatat sejak obligasi diterbitkan (selesai dicatak) meskipun belum ditempatkan /terjual (pencatatan
sejak pinjaman obligasi di otorisasikan / direncanakan untuk dijual).
Dalam metode ini perkiraan yang terjual berhubung dengan pinjaman obligasi ialah perrkiraan:
a. Pinjaman obligasi di otorisasikan (pinjaman obligasi yang akan ditempatkan) pemakaian perkiraan ini
adalah sebagai berikut :
Di Kredit : Sebesar nilai nomimal pinjaman obligasi yang diterbitkan (direncanakan untuk ditempatkan)
pada saat penerbitan.
Di Debet : Sebesar nilai nomimal pinjaman obligasi yang ditarik (berkurang) baik karena pembelian
sebelum jatuh tempo maupun karena peluanasan pada saat jatuh tempo.
b. Pinjaman obligasi yang belum ditempatkan (pinjaman obligasi dalam portepel) pemakaian perkiraan ini adalah
sebagai berikut :
Di Kredit : Sebesar nilai nomimal pinjaman obligasi yang selesai diterbitkan (dicetak) pada saat
penerbitan.
Di Debet : Sebesar nilai nomimal setiap terjadi penempatan pinjaman obligasi.

Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut diatas jelas bahwa setiap perkiraan pinjaman obligasi di debet maupun di
kredit selalu sebesar nilai nominal. Dengan demikian apabila pada saat penempatan (penjualan) pinjaman obligasi harga
jual (kurs penempatan) berbeda dengan nilai nominal, maka selisih tersebut dicatat sebagai berikut
Di Kredit : Perkiraan “Disagio pinjaman obligasi” apabila kurs penempatan dibawah nilai nominal (nilai nominal >
nilai kurs/harga jual).
Di Debet : Perkiraan “Agio pinjaman obligasi” apabila kurs penempatan diatas nilai nominal (nilai nominal < nilai
kurs/harga jual).

Pencatatan pinjaman obligasi.


Pinjaman obligasi pada umumnya deibayar tiap-tiap 6 bulan pada tanggal-tanggal tertentu yang disebut : tanggal
kupon, misalnya 1/1-1/7, 1/2 – 1/8, 1/3 – 1/9 dan seterusnya. Pada umumnya pencatatan berhubung dengan bunga
pinjaman obligasi selalu dicatat dalam perkiraan : “Biaya bunga”.
Kejadian-kejadian yang mengakibatkan timbulnya pencatatan biaya bunga pada pinjaman obligasi meliputi :

a. Penempatan (penjualan)
Apabila penempatan pinjaman obligasi tidak terjadi pada salah satu tanggal kupon, maka timbul bunga berjalan yang
harus dibayar oleh pembeli untuk masa : mulai tanggal kupon terakhir ke tanggal transaksi.
Misalnya tanggal penempatan : 16/5 tanggal kupon 1/3 – 1/9. Maka bunga berjalan dihitung untuk masa : 1/3 -16/5 =
75 hari.
Pencatatan bunga berjalan pada saat penempatan adalah :
Di Kredit : Perkiraan : Biaya bunga.
b. Tiap-tiap tanggal kupon
Untuk setiap pinjaman obligasi yang beredar (yang telah ditempatkan), maka tiap-tiap tanggal kupon dibayar bunga
masing-masing untuk masa 6 bulan. Pencatatan pembayaran bunga tersebut adalah sebagai berikut :
Di Debet : Perkiraan “Biaya bunga”.
c. Pada akhir periode akuntansi (31/12).
Bunga berjalan tiap-tiap akhir periode dihitung untuk masa dari tanggal kupon terakhir ke tanggal penyusunan neraca,
melalui ayat jurnal penyesuaian dicatat sebagai berikut :
Biaya bunga Rp. x x Rp. –
Bunga yang masih harus dibayar Rp. - Rp. x x
Misalnya tanggal kupon : 1/4 -1/10 apabila buku-buku ditutup pada tanggal 31/12 maka bunga berjalan pada akhir periode tersebut
dihitung untuk masa 1/10-31/12 = 90 hari.

Kemudian untuk jelasnya proses pencatatan pinjaman obligasi yang telah dijelaskan tersebut, beriktu ini diberikan sebuah contoh :
Contoh 3
Transaksi-transaksi berikut ini berhubungan dengan pinjaman obligasi PT.Marena.
Arpil 1 Diterbitkan 4000 lembar pinjaman obligasi 12% nominal Rp. 10.000 per lembar dengan kupun 1/4 - 1/10
April 16 Ditempatkan per Kas 1000 lembar obligasi dengan kurs 96%.
Mei 1 Ditempatkan 500 lembar obligasi dengan kurs pari (100%)
Sept 8 Ditempatkan 1500 lembar obligasi dengan kurs 104%.
Nov 23 Seluruh sisa obligasi ditempatkan dengan kurs 110%.
Diminta :
Buatlah jurnal (termasuk pencatatan, penyesuaian dan penutup) yang diperlukan sejak saat penerbitan sampai dengan 31 desember ,
dengan ketentuan :
A) Pencatatan sejak penerbitan
B) Pencatatan sejak penempatan.
Jawab :
Pencatatan sejak penerbitan
April 1 Pinjaman obligasi yang belum -
ditempatkan Rp. 40.000.000 Rp. –
Pinjaman obligasi yang -
Diotorisasikan Rp. - Rp. 40.000.000
April 16 Kas Rp. 9.650.000 Rp. –
Disagio pinjaman obligasi Rp. 400.000 Rp. –
Pinjaman obligasi yang-
Belum ditempatkan Rp. - Rp. 10.000.000
Biaya bunga Rp. - Rp. 50.000
Perhitungan :
Kurs penempatan = 96% (1000 x Rp. 10.000) = Rp. 9.600.000
Bungan berjalan (1/4-16/4) = 15/360
(12% x Rp. 10.000.000) = Rp. 50.000
Diterima kas = RP. 9.650.000
Disagio = (100%-96%) Rp. 10.000.000 = Rp. 400.000
Mei 1 Kas Rp. 5.050.000 Rp. –
Pinjaman obligasi yang belum -
ditempatkan Rp. Rp. 5.000.000
Biaya bunga Rp. - Rp. 50.000
Perhitungan :
Kurs penempatan = nominal = 500 x 10.000 Rp. 5.000.000
Bunga berjalan (1/4 – 1/5) = 30 hari =
30/360 (12% x 5.000.000 Rp. 50.000
Diterima per kas Rp. 5.050.000
Sept 8 Kas Rp. 16.385.000 Rp. –
Pinjaman obl. Yang belum-
Ditempatkan Rp. - Rp. 15.000.000
Agio pinjaman obligasi- Rp. - Rp. 600.000
Biaya bunga Rp. Rp. 785.000
Perhitungan :
Kurs penempatan = 104% (1500 x Rp. 10.000)
=Rp. 15.600.000
Bunga berjalan (1/4 – 8/9) = 157 h =
157/360 (12% x Rp. 15.000.000) =Rp. 785.000
Diterima per kas =Rp. 16.385.000
Kurs penempatan Rp. 15.600.000
Nilai nominal = 1500 x Rp. 10.000 Rp. 15.000.000
Agio pinjaman obligasi
(4% x Rp. 15.000.000) = Rp. 600.000
Okt 1 Biaya bunga Rp. 1.800.000 Rp. –
Kas Rp. - Rp. 1.800.000
Perhitungan :
Pinjaman obligasi yang telah beredar (ditempatkan) s/d tanggal 1 oktober = 16/4 = 1000 lembar, 1/5 = 500 lembar, 8/9 = 1500 lembar
= 3000 lembar = 3000 c Rp. 10.000 = Rp. 30.000.000.
Bunga (1/4-1/10) = 6 bulan = 6/12 (12% Rp. 30.000.000) = Rp. 1.800.000
Nov 23 Kas Rp. 11.190.666,67 Rp. –
Pinjaman obligasi yang belum -
Ditempatkan Rp. Rp. 10.000.000
Agio pinjaman obligasi Rp. 1.000.000
Biaya bunga Rp. 190.666,67
Perhitungan :
Kurs penempatan = 110%
(1000 x Rp. 10.000) Rp. 11.000.000
Bunga berjalan (1/12-23/11)
= 52 hari. 52/360 (12% x
Rp. 11.000.000 ) Rp. 190.666,67 +/+
Diterima per kas Rp. 11.190.666,67
Agio pinjaman obligasi = Rp. 11.000.000 – Rp. 10.000.000
= Rp. 1.000.000
Jumlah pinjaman obligasi yang ditempatkan pada tanggal 23 November
= 4000 lembar – 3000 lembar = 1000 lembar.
Des 31 Ayat penyesuaian :
Biaya bunga Rp. 1.200.000 Rp. –
Bunga yg blm dibayar Rp. - Rp. 1.200.000
Bunga terutang : 1/10 – 31/12
= 90 haru. 90/360 ( 12% x
Rp. 40.000.000) = Rp. 1.200.000
Ayat jurnal penutup:
Ikhstisar laba rugi Rp. 1.924.833,33 Rp. –
Biaya bunga Rp. Rp. 1.924.833,33
Perhitungan :
Saldo perkiraan bunga sebelum penutupan dapat dihitung sebagai berikut :
D Biaya Bunga K
1/10 Rp. 1.800.000 16/4 Rp. 50.000
31/12 Rp. 1.200.000 1/5 Rp. 50.000
8/9 Rp. 785.000
23/11 Rp. 190.166,67
R/l Rp. 1.924.833,33
Rp. 3.000.000 Rp. 3.000.000

Pencatatan sejak penempatan


Dalam metode ini penerbitan obligasi tidak dicatat
April 16 Kas Rp. 9.650.000 Rp.
Disagio pinjaman obligasi Rp. 400.000 Rp. –
Pinjaman obligasi Rp. - Rp. 10.000.000
Biaya bunga Rp. Rp. 50.000
(perhitungan sama dengan jawaban untuk pertanyaan A)
Mei 1 Kas Rp. 5.050.000 Rp. –
Pinjaman obligasi Rp. - Rp. 5.000.000
Biaya bunga RP. Rp. 50.000
Sept. 8 Kas Rp. 16.385.000 Rp. –
Pinjaman obligasi Rp. - Rp. 15.000.000
Agio pinjaman obligasi RP. Rp. 600.000
Biaya bunga Rp. - Rp. 785.000
Okt. 1 Biaya bunga Rp. 1.800.000 Rp. -
Kas Rp. Rp. 1.800.000
Nov. 23 Kas Rp. 11.19.666,67 Rp. –
Pinjaman obligasi Rp. Rp. 10.000.000
Agio pinjaman obligasi Rp. Rp. 1.000.000
Biaya bunga Rp. Rp. 190.666,67
Des. 31 Ayat penyesuaian :
Biaya bunga Rp. 1.200.000 Rp. –
Bunga yg msh harus dibayar Rp. - Rp. 1.200.000
Ayat jurnal penutup :
Ikhtisar laba rugi Rp. 1.924.833,33 Rp. –
Biaya bunga Rp. - Rp. 1.924833,33

Catatan :
Untuk jawaban pertanyaan B tidak disertakan perhitungan, karena perhitungan tersebut, tetap sama dengan perhitungan untuk
jawaban pertanyaan A.

C. Kredit Investasi Kecil (KIK)


Pengertian
Kredit investasi kecil ialan kredit yang diberikan kepada pengusaha/perusahaan kecil pribumi dengan persyaratan dan
prosedur khusus guna pembiayaan barang-barang modal serta jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi, modernisasi, perluasan proyek
dan pendirian proyek baru.
Beberapa ketentuan tentang KIK
1) Yang dimaksud dengan pengusaha/perusahan kecil adalah perusahaan dengan modal tidak lebih dari Rp. 40 juta (termasuk
rumah dan tanah pribadi pemilik) serta hasil usaha rata-rata tidak lebih dari Rp. 10 juta per bulan.
2) Yang dimaksud dengan perusahaan pribumi adalah :
 Perusahaan dengan modal ≥ 70% milik pribumi.
 Perusahaan dengan modal ≥ 50% pribumi, tetapi mayorutas pengurusnya adalah pribumi dan benar-benar aktif mengurus
perusahaan.
3) Pagu (plafond) KIK menurut surat edaran Bank Indonesia No. 13/11/UPK tanggal 23 September 2015 adalah sebesar Rp. 25 juta.
4) Suku bunga 10,5% setahun dibayar tiap-tiap tiga bulan.
5) Jangka waktu KIK yaitu 10 tahun dengan masa tenggang maximum 4 tahun .
6) Besarnya angsuran KIK ditetapkan oleh Bank, dalam bentuk daftar sebagai berikut:
Jadwal Angsuran KIK

Tgl Angsuran Pembayaran Keterangan


ke Pagu kredit Angsuran Bunga Jumlah

Pencatatan berhubung dengan KIK akan meliputi :


1. Pada saat menerima pinjaman :
Kas Rp. xx Rp. –
KIK Rp. Rp. xx
2. Pada saat membayar (angsuran + bunga)
KIK Rp. xx Rp. –
Biaya bunga Rp. Rp. xx
Kas Rp. Rp. xx

D. Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP)


Pengertian
Kredit modal kerja permanen adalah kredit diberikan kepada pengusaha/perusahaan kecil pribumi dengan persyaratan
dan prosedur khusus guna pembiayaan modal yang dipergunakan untuk kelancaran usaha secara terus menerus.
Beberapa ketentuan tentang KMKP :
1. KMKP merupakan fasilitas kredit untuk menjalankan usaha dapar diperoleh satu perusahaan bersama dengan KIK
secara bersamaan.
2. Pagu (Plafond) KMKP menurut surat edaran Bank Indonesia No.13/11/UPK tanggal 23 september 2015 sebesar Rp. 15
juta.
3. Suku bunga KMKP sebesar 12% setahun.
4. Jangka waktu KMKP maksimum 3 tahun dengan tenggang waktu yang diperlukan 1 tahun.
5. Angsuran KMKP disesuaikan dengan kemampuan pengambil kredit.
6. Bunga KMKP dibayar tiap-tiap triwulan secara tidak berbunga-bunga dalam triwulan yang bersangkutan, kecuali bunga
untuk masa tenggang waktu dihitung secara bunga berbunga.
7. Biaya-biaya KMKP sama dengan biaya KIK yaitu sebagai berikut :
 Bea materai Rp. 25 sampai dengan pinjaman sebesar Rp. 10 juta
 Bea materai 1%o (satu permil) untuk pinjaman diatas Rp. 10 juta
8. Jaminan KMKP sama juga dengan jaminan KIK yaitu :
Proyek atau usaha uang dibiayai dengan kredit tersebut.

Pencatatan berhubung dengan KMKP


Pada prinsipnya pencatatan berhubungan dengan KMKP adalah sama dengan KIK yakti meliputi :
1. Pada saat menerima pinjaman :
Kas Rp. xx Rp. –
KMKP Rp. Rp. xx

2. Pada saat membayar bunga


Biaya bunga Rp. xx Rp.
Kas Rp. Rp. xx
3. Pada saat membayar angsuran
KMKP Rp. xx Rp.
Kas Rp. Rp. xx
Pertanyaan :
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan utang. Serta sebutkan pembagian utang ditinjau dari waktu pembayaran.
2. Sebutkan susunan utang jangka pendek di Neraca.
3. Sebutkan disertai contoh beberapa utang jangka pendek yang umunya timbul pada saat penyesuaian (sebagai akibat
adanya cut off/pisah batas dalam pencatatan.
4. Sebut dan jelaskan dengan singkat jenis-jenis utang jangka panjang.
5. Sebut dan jelaskan 2 metode pencatatan pinjaman obligasi.
6. Jelaskan dengan singkat apa yang dimaksud dengan :
a. Nilai nominal obligasi
b. Tanggal kupon
c. Agio pinjaman obligasi
d. Disagio pinjaman obligasi.
Soal :
Jurnal transaksi-transaksi yang bersangkutan untuk Fa. Keluarga
Nov 1 Dibeli barang dagang seharga Rp. 4.250.000 dengan syarat pembayaran 2/10, n/30.
5 Dibeli kredit dari PT. Saudara
- Inventaris toko saharga Rp. 7.500.000
- Inventaris Kantor saharga Rp. 10.000.000
8 Dikirim retur barang yang dibeli pada tanggal 1/11 yang lalu seharga Rp. 50.000
9 Dibeli barang dagang seharga Rp. 1.760.000 dibayar per kas Rp. 760.000 sisanya per 30 hari.
10 Dibayar harga pembelian barang tanggal 1 November yang lalu.
15 Ditutup pinjaman hipotek di Bank dengan jaminan tanah dan Gedung milik perusahaan. Jumlah pinjaman
hipotek Rp. 12.000.000.
18 Dikirim cek kepada PT. Saudara sebesar Rp. 10.000.000 sebagai angsuran utang pembelian inventaris
tanggal 5/11 yang lalu.
20 Dibeli kredit dari usaha dagang FAMILI
- Perlengkapan toko seharga Rp. 176.000
- Perlengkapan kantor seharga Rp. 76.000
2. Dari keterangan untuk penyesuaian pada tanggal 31 desember 2015 diperoleh hal—hal sebagai berikut :
a. Gaji karyawan untuk tahun 2015 yang belum dibayar terdiri dari :
Gaji bagian penjualan sebesar Rp. 150.000
Gaji bagian administrasi sebesar Rp. 100.000
b. Dari sewa yang telah diterima dan telah dicatat sebagai pendapatan bunga selama tahun 2015 ternyata sebesar Rp..
250.000 adalah sewa untuk tahun 2016 yang akan datang
c. Pinjaman Hipotik sebesar Rp. 30.000.000 bunga 12% (dua belas persen) per tahun dibayar dibelakang tiap 1/4 – 1/10.
d. Dari saldo pinjaman hipotek tersebut sebesar Rp. 5.000.000 merupakan angsuran yang akan dibayar pada tanggal 1 April
2016 yang akan datang (lihat keterangan “C” di atas).
Diminta :
A. Jurnal penyesuaian per 31 Desember 2015, berdasarkan keterangan tersebut di atas.
B. Susunlah penyajian utang di Neraca per 31 Desember 2015, apabila disamping keterangan-keterangan tersebut di atas
ternyata bahwa perusahaan mempunyai : utang dagang Rp. 600.000 dan wesel bayar Rp. 750.000.

3. Transaksi-transaksi yang bersangkutan berhubung dengan penerbitan dan penempatan Pinjaman obligasi dari PT. Senangutang
selama bulan Agustus dan September 2015.
Agust. 1 Diterbitkan 8000 lembar pinjaman obligasi Nominal Rp. 10.000 tiap lembar bunga 12% setahun dengan tanggal
pembayaran bunga 1/3-1/9. Seluruh pinjaman obligasi tersebut akan jatuh tempo : 1 Agustus 2007.
Ditempatkan : 3000 lembar pinjaman obligasi dengan harga sesuai dengan nominal (Kurs pari/100%),
pembayaran diterima per kas.
16 Ditempatkan per Kas 1500 lembar pinjaman obligasi dengan kurs 94%.
Sept. 1 Ditempatkan per Kas 2500 lembar pinjaman obligasi dengan kurs : 110%
21 Seluruh sisa pinjaman obligasi ditempatkan per kas dengan kurs 120%.
Diminta :
A) Jurnal transaksi-transaksi tersebut di atas apabila pencatatan pinjaman obligasi :
1. Sejak penerbitan
2. Sejak penempatan.
B) Buatlah jurnal pada tanggal 1/9-2015 untuk mencatat pembayaran bunga atas pinjaman obligasi yang telah beredar.
C) Buatlah jurnal penyesuaian 31/12-2015 untuk mencatat bunga terutang.
D) Buatlah jurnal penutup untuk biaya bunga pada tanggal 31/12-2015.
E) Buatlah jurnal penyesuaian 31/12-2015 apabila sampai dengan tanggal tersebut, jumlah pinjaman obligasi yang
beredar hanya : 5000 lembar.

4. Berikut ini adalah jadwal angsuran kredit investasi kecil (KIK) yang disusun oleh BPD Bank Pembangunan Daerah/untuk
nasabahnya Tn. Sihar S.
Daftar Jadwal Angsuran KIK Untuk Tn. Sihar S.
Tgl Angsuran Pagu kredit Pembayaran Keterangan
Ke Angsuran Bunga Jumlah
Rp Rp Rp Rp
Jun 1 1 18.000.000 2.000.000 472.500 2.472.500 LUNAS
Apr 1 2 16.000.000 2.000.000 420.000 2.420.000
Juli 1 3 14.000.000 2.000.000 367.500 2.367.500
Okt 1 4 12.000.000 2.000.000 315.000 2.315.000
Jan 1 5 10.000.000 2.000.000 262.500 2.262.500
Apr 1 6 8.000.000 2.000.000 210.000 2.210.000
Juli 1 7 6.000.000 2.000.000 157.500 2.157.500
Okt 1 8 4.000.000 2.000.000 105.000 2.105.000
Jun 1 9 2.000.000 2.000.000 52.500 2.052.500

Diminta :
Buatlah Jurnal baik untuk Tn. Sihar S sebagai peminjam maupun Bank pembangunan daerah sebagai pemberi
pinjaman untuk setiap tanggal pembayaran angsuran (sejak 1 januari 2015 dan seterusnya) sesuai dengan Daftar Angsuran
tersebut di atas.

Anda mungkin juga menyukai