Fungsi Gastrointestinal
(Faal Pencernaan 1)
DR. HANNA CAKRAWATI
LABORATORIUM FISIOLOGI
FK UMM
Sistem pencernaan
Sistem pencernaan
Saluran
Organ pencernaan aksesorius
gastrointestinal/
(proses kimiawi)
saluran alimentarius
Gerakan mencampur
Ringkasan Jalur utama yang
melibatkan molekul nutrient
organik
Bahan bakar Metabolik Simpanan di
Tubuh
Proses dalam Sistem pencernaan :
Dinding saluran
cerna terdiri 4
lapisan
Mengandung
Epitel mukosa pembuluh darah
proteksi, sekresi, besar, pembuluh Lapisan sirkular Cairan serosa
absorbsi limfe dan pleksus
submukosa
Lamina
propriaMALT
Lapisan longitudinal
(mucosa-associated
lymp tissue)
Pleksus mienterikus
(pleksus Auerbach)
Kontrol Saraf Terhadap Fungsi
Gastrointestinal- Sistem Saraf
Enterik
Pleksus
Meissner
Motilitas Sekresi
Aliran darah
lokal
Cabang Simpatis dan
Parasimpatis Berasal dari
Daerah yang Berbeda
Pengaturan Hormon terhadap
motilitas gastrointestinal
1. H.Gastrin :
~ disekresi di antrum (sel G)
Respon terhdap rangsangan menelan
makanan
~ rangs sekresi :
- bila ada makanan masuk lambung
( terutama daging)
- asetilkolin, parasimpatis, vagus
- regangan dinding lambung
Efek Gastrin
Merangsang
1. Peningkatan gerak lambung
2. Pengosongan lambung
3. Relaksasi sfingter ileosekal
4. Gerak mass
5. Sekresi getah lambung (asam lambung)
6. Sekresi getah pancreas
7. Perangsangan pertumbuhan mukosa lambung
2. Hormon Kholesistokinin (CCK)
Liur
• Pencernaan karbohidrat di mulut amylase lingual (klnjr.
Parotis dan submandibular)
• Lipase lingual
• Mempermudah proses menelan
• Lisozim enzim yg menghancurkan bakteri tertentu
• Membantu berbicara
• Higiene mulut
• Liur kaya akan bikarbonat
FARING DAN ESOFAGUS
FARING DAN ESOFAGUS
• Bolus didorong lidah ke belakang mulut menuju faring
• Tekanan bolus merangsang reseptor-reseptor tekanan faring
• Mengirim impuls aferen ke pusat menelan (medula batang otak)
• Pusat menelan memicu gelombang peristaltik primer pada otot polos sirkular
Menelan ( mendorong bolus) dan peristaltik kedua & sekresi liur (reseptor tekanan
dinding dan mengirim melalui pleksus saraf intrinsik)
Reseptor orofaring
Pusat menelan
Lambung
Anatomi
Sfingter
Fundus Korpus Antrum
pilorus
Motilitas lambung
Mukosa lambung
Pyloric Gland
Mukosa oksintik
Area (PGA)
Fundus dan
antrum
korpus
Lipase gastric
H2
Usus halus
Klnjr. Brunner
(duodenum)
Usus besar
Usus besar
Menerima 500 ml
kismus dari usus
halus/hari residu Kontraksi haustra
Kolon, sekum, Fungsi utama:
makanan yg tak mengaduk isi kolon
apendiks dan menyimpan tinja
tercerna (selulosa), maju-mundur
rektum sebelum defekasi
komponen empedu secara perlahan
yg tdk diserap dan
cairan
Feses dikeluarkan o/refleks defekasi
Perenggangan di rektum
Refleks defekasi
Sfingter ani internus melemas, rektum dan kolon sigmoid berkontraksi lbh kuat, sfingter externus melemas.
Gambar. Mekanisme umpan balik dalam pengaturan asupan makanan. Reseptor renggang di dalam lambung
mengaktifkan jaras sensorik aferen di dalam saraf vagus dan menghambat asupan makanan. Pepetida YY (PYY),
kolesistokinin (CCK), dan insulin merupakan hormone gastrointestinal yang dilepaskan oleh proses pencernaan
makanan dan menekan asupan makanan lebih lanjut. Gherlin dilepaskan oleh lambung terutama selama keadaan
berpuasa, dan merangsang selera. Leptin merupakan hormone yang produksinya meningkat sejalan dengan
semakin meningkatnya ukuran sel-sel lemak; sehingga leptin menghambat asupan makanan.
Gambar. Ringkasan penjelasan regulasi Food intake yang dipengaruhi oleh
hormone pencernaan terhadap penghantaran sinyal menuju hipotalamus di
pusat makan
Gambar. Hunger and satiety signalling during consumption of standard (left) and palatable (right) food. Left. Hunger
and satiety signalling during intake of a standard meal. Hunger signals, such as ghrelin in the stomach and NPY,
orexin, AgRP in the hypothalamus, are depressed after intake of standard food, while satiety signals like CCK,
GLP-1, PYY, insulin and leptin are raised. Food intake is terminated as a result. Right. Hunger and satiety
signalling after a period on a diet of palatable food. Hunger signals are either depressed, like ghrelin in the
stomach and NPY in the hypothalamus, in response to a meal consisting of palatable food or raised, as for orexin
and AgRP in the hypothalamus. Satiety signals like insulin and leptin are increased. Palatable food induces
resistance to several satiety signals, documented for CCK, insulin and leptin, resulting in overeating. Food intake
is driven by an increased activity in the reward system (dopamine, serotonin and opiates), triggered by the
Gambar. (a) Kerusakan pada area nucleus lateral hipotalamus
menyebabkan tikus mengalami inanisi, (b) Kerusakan
pada nucleus ventromedial hipotalamus menyebabkan
tikus menjadi hiperfagia
Gambar. Pengaturan keseimbangan energi oleh dua jenis neuron
nucleus arkuatus (1) neuron pro-opiomelanocortin
(POMC) yang melepaskan a-melanocyte-stimulating
hormone (a-MSH) dan cocaine and amphetamine-related
transcript (CART), mengurangi asupan makanan dan
meningkatkan pengeluaran energi; dan (2) neuron yang
menghasilkan agouti-related protein (AGRP) dan
neuropeptide Y (NPY), meningkatkan asupan makanan dan
mengurangi pengeluaran energi. a-MSH yang dikeluarkan
oleh neuron POMC menstimulasi reseptor melanocortin
(MCR-3 dan MCR-4) di inti paraventrikular (PVN), yang
kemudian mengaktifkan jalur neuron yang
memproyeksikan ke nukleus tractus solitarius (NTS) dan
meningkatkan aktivitas simpatik dan pengeluaran energi.
AGRP bertindak sebagai antagonis dari MCR-4. Insulin,
leptin, dan cholecystokinin (CCK) adalah hormone yang
menghambat neuron AGRP-NPY dan merangsang neuron
POMC-CART yang berdekatan, sehingga mengurangi
asupan makanan. Ghrelin, sebuah hormone dikeluarkan
dari lambung, mengaktifkan neuron AGRP-NPY dan
merangsang asupan makanan. LepR, reseptor leptin; Y1R,
kesimpulan