FARINGITIS
Devi Suryani
1410070100130
Preseptor:
dr. Jenny Tri Yuspita Sari, Sp.THT-KL
4
NASOFARING
5
orofaring
• Batas atas : Palatum mole
• Batas bawah : Tepi atas epiglotis
• Batas depan : Rongga mulut
• Batas belakang : Vertebra
servikal
6
LARINGOFARING
‐ Batas bagian superior adalah tepi atas epiglotis.
‐ Batas bagian anterior ialah laring.
‐ Batas bagian inferior adalah esofagus.
‐ Batas bagian posterior ialah vertebra servikal.
7
FISIOLOGI FARING
Fungsi menelan
Terdapat 3 fase dalam proses menelan yaitu:
‐ fase oral : bolus makanan dari mulut menuju ke
faring. Gerakan disini disengaja (voluntary)
‐ fase faringeal : pada waktu transport bolus makanan
melalui faring. Gerakan disini tidak
sengaja(involuntary)
‐ fase esofagal : waktu bolus makanan bergerak secara
peristaltik di esofagus menuju lambung
8
Fungsi faring dalam proses bicara
9
DEFI
NISI
“
Faringitis merupakan peradangan dinding
faring yang dapat disebabkan oleh virus (40-
60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma, toksin,
dan
lain-lain.
EPIDEMIOLOGI
Penyebab tersering dari faringitis ini
Di USA, lebih sering terjadi pada anak-anak . yaitu streptokokus grup A, karena itu
Sekitar 15 – 30 % terjadi pada anak usia sering disebut faringitis GAS (Group A
Streptococci). Bakteri penyebab
sekolah, terutama usia 4 – 7 tahun tersering yaitu Streptococcus Pyogenes.
sekitar 10% nya diderita oleh dewasa. Sedangkan, penyebab virus tersering
yaitu rhinovirus dan adenovirus.Masa
Faringitis ini jarang terjadi pada anak usia< 3 infeksi GAS paling sering yaitu pada
tahun. akhir musim gugur hingga awal musim
semi.
PATOGE
NESIS Bakteri S. Pyogenes memiliki sifat
penularan yang tinggi dengan droplet
udara yang berasal dari pasien
faringitis.Droplet ini dikeluarkan melalui
batuk dan bersin. Jika bakteri ini hinggap
Infeksi faringitis bakteri maupun virus
pada sel sehat, bakteri ini akan
secara langsung menginvasi mukosa faring
bermultiplikasi dan mensekresikan
menyebabkan respon lokal inflamasi. Virus
toksin. Toksin ini menyebabkan
seperti rinovirus dan korona virus
kerusakan pada sel hidup dan inflamasi
menyebabkan iritasi sekunder mukosa
pada orofaring dan tonsil. Kerusakan
faring hingga sekresi nasal.
jaringan ini ditandai dengan adanya
tampakan kemerahan pada
faring.Periode inkubasi faringitis hingga
gejala muncul yaitu sekitar 24 – 72 jam.
Beberapa strain dari S. Pyogenes
menghasilkan eksotoksin eritrogenik yang
menyebabkan bercak kemerahan pada kulit
pada leher, dada, dan lengan. Bercak tersebut
terjadi sebagai akibat dari kumpulan darah
pada pembuluh darah yang rusak akibat
pengaruh toksin.
klasifikasi
• Faringitis viral, Faringitis bakterial,
Faringitis akut Faringitis fungal, Faringitis gonorea
16
TERAPI
Vestibulum
Gejala dan tanda: congue
TERAPI: Vestibulum
congue
Gejala:
Terapi
Pengobatan ditujukan pada rhinitis
atrofinya dan untuk faringitis kronik atrofi
ditambahkan dengan obat kumur dan
menjaga kebersihan mulut.
FARINGITIS SPESIFIK
1) Faringitis Luetika
Faringitis leutika atau faringitis syphilis ini dapat disebabkan oleh Treponema palidum yang dapat
menimbulkan infeksi di daerah faring seperti penyakit lues di organ lain. Gambaran kliniknya
tergantung pada stadium penyakit primer, sekunder atau tertier.
Vestibulum
congue
a) Stadium primer
Vestibulum
congue
b) Stadium Tersier
Diagnosis
Keadaan umum pasien buruk karena Untuk menegakkan diagnosis diperlukan
anoreksia dan odinofagia.Pasien mengeluh pemeriksaan sputum basil tahan asam,
nyeri yang gebat di tenggorok, nyeri di foto toraks untuk melihat adanya
telinga atau otalgia serta pembesaran tuberculosis paru dan biopsi jaringan yang
kelenjar limfa servikal. terinfeksi untuk menyingkirkan
Vestibulum proses
keganasan serta mencari
congue kuman basil
tahan asam di jaringan.
Terapi
Sesuai dengan terapi tuberkulosis paru.
KESIMPULAN
Faringitis merupakan peradangan dinding faring
yang dapat disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri
(5-40%), alergi, trauma, toksin, dan lain-lain. Virus
dan bakteri melakukan invasi ke faring dan
menimbulkan reaksi inflamasi local.Infeksi bakteri
grup A Streptokokus hemolitikus dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat,
karena bakteri ini melepaskan toksin.
KESIMPULAN
Faringitis ini diklasifikasikan menjadi faringitis
akut, kronik, dan spesifik. Faringitis akut terdiri dari
faringitis viral, bakterial, fungal, dan gonorea.
Faringitis kronik terdiri dari faringitis kronik
hiperplastik dan faringitis kronik atrofi. Dan faringitis
spesifik terdiri dari faringitis luetika dan faringitis
tuberculosis. Masing-masing memiliki gejala dan
tanda yang berbeda, maka tatalaksana yang
diberikan sesuai dengan jenis faringitis.
TERIMA
KASIH