Anda di halaman 1dari 32

Referat

FARINGITIS

Devi Suryani
1410070100130

Preseptor:
dr. Jenny Tri Yuspita Sari, Sp.THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN THT-KL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
RSUD M. NATSIR SOLOK
2020
ANATOMI FARING

Kantong fibromuskuler yang


bentuknya seperti corong,
merupakan ruang utama traktus
respiratorius dan traktus digestiv,
faring mulai dari basis cranii
sampai setinggi vertebra cervical 6
OTOT-OTOT FARING
Otot longitudinal :
• m. Stilofaring  melebarkan faring dan menarik laring
dipersyarafi oleh n. glossofaringeus
• m.palatofaringmempertemukan itsmus orofaring, menaikkan
bagian bawah faring laring.
Dipersyarafi oleh n. vagus
OTOT-OTOT FARING
Otot sirkuler :

• m. kontrikstor faring superior


• m. kontrikstor faring media
• m. kontrikstor faring inferior
(berbentuk kipas) untuk
mengecilkan lumen.
dipersyarafi oleh n. vagus

4
NASOFARING

• Batas atas : Dasar tengkorak


• Batas bawah : Palatum mole
• Batas depan : Rongga hidung
• Batas belakang : Vertebra servikal.

5
orofaring
• Batas atas : Palatum mole
• Batas bawah : Tepi atas epiglotis
• Batas depan : Rongga mulut
• Batas belakang : Vertebra
servikal

6
LARINGOFARING
‐ Batas bagian superior adalah tepi atas epiglotis.
‐ Batas bagian anterior ialah laring.
‐ Batas bagian inferior adalah esofagus.
‐ Batas bagian posterior ialah vertebra servikal.

7
FISIOLOGI FARING
Fungsi menelan
Terdapat 3 fase dalam proses menelan yaitu:
‐ fase oral : bolus makanan dari mulut menuju ke
faring. Gerakan disini disengaja (voluntary)
‐ fase faringeal : pada waktu transport bolus makanan
melalui faring. Gerakan disini tidak
sengaja(involuntary)
‐ fase esofagal : waktu bolus makanan bergerak secara
peristaltik di esofagus menuju lambung

8
Fungsi faring dalam proses bicara

Pada saat berbicara dan menelan terjadi


gerakan terpadu dari otot-otot palatum
dan faring. Gerakan ini antara lain berupa
pendengaran palatum mole ke arah
dinding belakang faring.

9
DEFI
NISI

Faringitis merupakan peradangan dinding
faring yang dapat disebabkan oleh virus (40-
60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma, toksin,
dan
lain-lain.
EPIDEMIOLOGI
Penyebab tersering dari faringitis ini
Di USA, lebih sering terjadi pada anak-anak . yaitu streptokokus grup A, karena itu
Sekitar 15 – 30 % terjadi pada anak usia sering disebut faringitis GAS (Group A
Streptococci). Bakteri penyebab
sekolah, terutama usia 4 – 7 tahun tersering yaitu Streptococcus Pyogenes.
sekitar 10% nya diderita oleh dewasa. Sedangkan, penyebab virus tersering
yaitu rhinovirus dan adenovirus.Masa
Faringitis ini jarang terjadi pada anak usia< 3 infeksi GAS paling sering yaitu pada
tahun. akhir musim gugur hingga awal musim
semi.
PATOGE
NESIS Bakteri S. Pyogenes memiliki sifat
penularan yang tinggi dengan droplet
udara yang berasal dari pasien
faringitis.Droplet ini dikeluarkan melalui
batuk dan bersin. Jika bakteri ini hinggap
Infeksi faringitis bakteri maupun virus
pada sel sehat, bakteri ini akan
secara langsung menginvasi mukosa faring
bermultiplikasi dan mensekresikan
menyebabkan respon lokal inflamasi. Virus
toksin. Toksin ini menyebabkan
seperti rinovirus dan korona virus
kerusakan pada sel hidup dan inflamasi
menyebabkan iritasi sekunder mukosa
pada orofaring dan tonsil. Kerusakan
faring hingga sekresi nasal.
jaringan ini ditandai dengan adanya
tampakan kemerahan pada
faring.Periode inkubasi faringitis hingga
gejala muncul yaitu sekitar 24 – 72 jam.
Beberapa strain dari S. Pyogenes
menghasilkan eksotoksin eritrogenik yang
menyebabkan bercak kemerahan pada kulit
pada leher, dada, dan lengan. Bercak tersebut
terjadi sebagai akibat dari kumpulan darah
pada pembuluh darah yang rusak akibat
pengaruh toksin.
klasifikasi
• Faringitis viral, Faringitis bakterial,
Faringitis akut Faringitis fungal, Faringitis gonorea

• Faringitis kronik hiperplastik, Faringitis


Faringitis kronik kronik atrofi

Faringitis spesifik • Faringitis luetika, Faringitis tuberculosis


1) FARINGITIS VIRAL
Faringitis Akut
Rinovirus menimbulkan gejala rinitis dan beberapa hari kemudian akan
menimbulkan faringitis.

Gejala dan tanda: Vestibulum


congue

- Demam disertai rinorea, mual, nyeri tenggorok dan sulit menelan.


- Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis. Rinovirus
menimbulkan gejala rhinitis dan beberapa hari kemudian akan
menimbulkan faringitis. Virus influenza, coxsachievirus dan
cytomegalovirus tidak menghasilkan eksudat.Coxachievirus dapat
menimbulkan lesi vesicular di orofaring dan lesi kulit berupa
mauclopapular rash.
- Adenovirus selain menimbulkan gejala faringitis, juga
menimbulkan gejala konjungtivitis terutama pada anak.
- Epstein Barr Virus (EBV) menyebabkan faringitis yang
disertai produksi eksudat pada faring yang banyak.Terdapat
pembesaran kelenjar limfa di seluruh tubuh terutama
retroservikal dan hepatosplenomegali.
- Faringitis yang disebabkan HIV-1 menimbulkan keluhan
nyeri tenggorok, nyeri menelan, mual, dan demam. Pada
pemeriksaan tampak faring hiperemis, terdapat eksudat,
limfadenopati akut di leher dan pasien tampak lemah.

16
TERAPI

- Istirahat dan minum yang cukup.Kumur dengan air hangat.


Analgetika jika perlu dan tablet isap. Vestibulum
congue
- Antivirus metisoprinol (Isoprenosine) diberikan pada
infeksi herpes simpleks dengan dosis 60-100 mg/kgBB
dibagi dalam 4-6 kali pemberian/hari pada orang dewasa
dan pada anak <5 tahun diberikan 50 mg/kgBB dibagi dalam
4-6 kali pemberian/hari.
Faringitis Akut
1) FARINGITIS BAKTERIAL

Infeksi grup A Streptokokus hemolitikus merupakan penyebab


faringitis akut pada orang dewasa (15%) dan pada anak (30%).

Vestibulum
Gejala dan tanda: congue

- Nyeri kepala yang hebat, muntah kadang-kadang disertai demam


dengan suhu yang tinggi, jarang disertai batuk.
- Pada pemeriksaan tampak tonsil membesar, faring dan tonsil
hiperemis dan terdapat eksudat di permukaannya.Beberapa hari
kemudian timbul bercak petechiae pada palatum dan faring. Kelenjar
limfa leher anterior membesar, kenyal, dan nyeri pada penekanan.
TERAPI

- Antibiotik diberikan terutama bila diduga penyebab faringitis akut ini


grup A Streptokokus hemolitikus. Penicillin G Benzatin 50.000
U/kgBB, IM dosis tunggal, atau amoksisilin 50 mg/kgBB dosis dibagi 3 Vestibulum
kali/hari selama 10 hari dan pada dewasa 3 x 500 mg selama 6-10 congue

hariatau eritromisin 4 x 500 mg/hari


- Kortikosteroid: deksametason 8-16 mg, IM, 1 kali. Pada anak 0.08-
0.3 mg/kgBB, IM, 1 kali.
- Analgetika
- Kumur dengan air hangat atau antiseptic.
Faringitis Akut
1) FARINGITIS FUNGAL

Candida dapat tumbuh di mukosa rongga mulut dan faring.

Gejala dan tanda: Vestibulum


congue

Keluhan nyeri tenggorok dan nyeri menelan.Pada


pemeriksaan tampak plak putih di orofaring dan mukosa
faring lainnya hiperemis.
Pembiakan jamur ini dilakukan dalam agar Saburoud TERAPI:
dextrose.
Nystatin 100.000-400.000 2
kali/hari dan analgetika.
Faringitis Akut
1) FARINGITIS GONOREA

Hanya terdapat pada pasien yang melakukan kontak orogenital.

TERAPI: Vestibulum
congue

Sefalosporin generasi ke-3,


Ceftriaxon 250 mg IV.
FARINGITIS KRONIK
1) Faringitis kronik
hiperplastik

Pada faringitis kronik hiperplastik terjadi perubahan mukosa dinding


posterior faring.Tampak kelenjar limfa di bawah mukosa faring dan
lateral band hiperplasi. Pada pemeriksaan tampak mukosa dinding Vestibulum
posterior tidak rata, bergranular. congue

Gejala:

Pasien sering mengeluh mula-mula tenggorok kering gatal


dan akhirnya batuk yang berdahak.
TERAPI

Terapi lokal dengan melakukan kaustik faring dengan


memakai zat kimia larutan nitras argenti atau dengan
Vestibulum
listrik (electro cauter). Pengobatan simptomatis congue
diberikan obat kumur atau tablet isap. Jika diperlukan
dapat diberikan obat batuk antitusif atau
ekspektoran.Penyakit di hidung dan sinus paranasal
harus diobati.
FARINGITIS KRONIK
2) Faringitis kronik atrofi

Gejala dan tanda


Faringitis kronik atrofi sering timbul Pasien sering mengeluh
bersamaan dengan rhinitis atrofi. Pada tenggorok kering dan tebal serta mulut
rhinitis atrofi, udara pernapasan tidak diatur berbau. Pada pemeriksaan tampak
suhu serta kelembabannya, sehingga mukosa faring ditutupi oleh lendir yang
menimbulkan rangsangan serta infeksi pada kental dan bila diangkat tampak mukosa
Vestibulum
faring. kering. congue
 

Terapi
Pengobatan ditujukan pada rhinitis
atrofinya dan untuk faringitis kronik atrofi
ditambahkan dengan obat kumur dan
menjaga kebersihan mulut.
FARINGITIS SPESIFIK
1) Faringitis Luetika

Faringitis leutika atau faringitis syphilis ini dapat disebabkan oleh Treponema palidum yang dapat
menimbulkan infeksi di daerah faring seperti penyakit lues di organ lain. Gambaran kliniknya
tergantung pada stadium penyakit primer, sekunder atau tertier.

Vestibulum
congue
a) Stadium primer

Kelainan pada stadium primer terdapat pada lidah,


palatum mole, tonsil, dan dinding posterior faring
berbentuk bercak keputihan.Bila infeksi terus
berlangsung maka timbul ulkus pada daerah
faring seperti ulkus pada genitalia yaitu tidak
nyeri.Juga didapatkan pembesaran kelenjar\
mandibular yang tidak nyeri tekan.
b) Stadium Sekunder

Stadium ini jarang ditemukan.Terdapat eritema pada dinding faring


yang menjalar kearah laring.

Vestibulum
congue
b) Stadium Tersier

Pada stadium ini terdapat guma. Predileksinya pada tonsil dan


palatum.J arang pada dinding posterior faring.Guma pada
dinding posterior faring dapat meluas ke vertebra servikal dan
bila pecah dapat menyebabkan kematian. Guma yang terdapat
di palatum mole, bila sembuh akan terbentuk jaringan parut
yang dapat menimbulkan gangguan fungsi palatum secara Vestibulum
permanen. congue

Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan serologi.Terapi penisilin


dalam dosis tinggi merupakan obat pilihan utama.
FARINGITIS SPESIFIK
2) Faringitis tuberculosis

Faringitis tuberkulosis merupakan proses sekunder dari tuberculosis


paru. Pada infeksi kuman tahan asam jenis bovinum dapat timbul
tuberculosis faring primer.Cara infeksi eksogen yaitu kontak dengan Vestibulum
sputum yang mengandung kuman atau inhalasi kuman melalui udara. congue
Cara infeksi endogen yaitu penyebaran melalui darah pada
tuberculosis miliaris.Bila infeksi timbul secara hematogen maka tonsil
dapat terkena pada kedua sisi dan lesi sering ditemukan pada dinding
posterior faring, arkus faring anterior, dinding lateral hipofaring,
palatum mole, dan palatum durum. Kelenjar regional leher
membengkak.Saat ini juga penyebaran secara limfogen.
Gejala

Diagnosis
Keadaan umum pasien buruk karena Untuk menegakkan diagnosis diperlukan
anoreksia dan odinofagia.Pasien mengeluh pemeriksaan sputum basil tahan asam,
nyeri yang gebat di tenggorok, nyeri di foto toraks untuk melihat adanya
telinga atau otalgia serta pembesaran tuberculosis paru dan biopsi jaringan yang
kelenjar limfa servikal. terinfeksi untuk menyingkirkan
Vestibulum proses
keganasan serta mencari
congue kuman basil
tahan asam di jaringan.

Terapi
Sesuai dengan terapi tuberkulosis paru.
 
KESIMPULAN
Faringitis merupakan peradangan dinding faring
yang dapat disebabkan oleh virus (40-60%), bakteri
(5-40%), alergi, trauma, toksin, dan lain-lain. Virus
dan bakteri melakukan invasi ke faring dan
menimbulkan reaksi inflamasi local.Infeksi bakteri
grup A Streptokokus hemolitikus dapat
menyebabkan kerusakan jaringan yang hebat,
karena bakteri ini melepaskan toksin.
KESIMPULAN
Faringitis ini diklasifikasikan menjadi faringitis
akut, kronik, dan spesifik. Faringitis akut terdiri dari
faringitis viral, bakterial, fungal, dan gonorea.
Faringitis kronik terdiri dari faringitis kronik
hiperplastik dan faringitis kronik atrofi. Dan faringitis
spesifik terdiri dari faringitis luetika dan faringitis
tuberculosis. Masing-masing memiliki gejala dan
tanda yang berbeda, maka tatalaksana yang
diberikan sesuai dengan jenis faringitis.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai