Hernia Skrotalis
Hernia Skrotalis
PERMAGNA
HASTUTI ERDIANTI HS
PEMBIMBING : dr.Andanu Sp.B(K)Digestive
LAPORAN KASUS
Nama : Tn. A
Usia : 54 tahun
Agama : Islam
KELUHAN UTAMA :
Skrotum membesar sejak 12
tahun SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Batuk darah (-), riwayat penyakit jantung (-) infeksi paru (-)
keganasan, riwayat infeksi saluran kemih dan kelamin disangkal
pasien.
Riwayat Pengobatan
Riwayat Kebiasaan
Pasien merokok dengan jumlah 10 batang dalam sehari. Pasien
juga gemar mengkonsumsi kopi. Pasien jarang berolah raga.
Keadaan umum
Kesadaran : Compos mentis Tanda vital
Kesan sakit : Sakit sedang Tekanan darah : 130/90 mmHg
Kesan gizi
Frekuensi nadi : 82 kali/menit
: Gizi Baik
Frekuensi napas : 20 kali/menit
BB : 79 kg
Suhu : 36,8 oC
TB : 167 cm
STATUS GENERALIS
Fungsi Hati
Total Protein 6.8
Albumin 4.1
Globulin 2.7
Fungsi Ginjal
Ureum 26
Kreatinin 1.3
Elektrolit
Na 144
K 4.02
Cl 105
RO THORAX
DIAGNOSIS KLINIS
Hernia Skrotalis Permagna
DIAGNOSIS
BANDING
Hidrocele
Epidimitis
Non-Operatif Operatif
Rencana operasi hernioplasty
Cairan infuse Ringer laktat 30 tetes per menit
Operatif
Setelah kulit dibuka, subkutis dan jaringan lemak disiangi sampai tampak
aponeuresis muskulus obliqus eksternus yang merupakan dinding depan kanalis
inguinalis.
Laporan Operasi
Kira-kira 2 cm cranial ligamentum inguinalis. Irisan ke medial sampai membuka anulus inguinalis eksternus.
Aponeuresis obliqus eksternus yang telah dibuka lalu dilakukan eksplorasi untuk membuka kantong hernia.
Setelah eksplorasi tampak omentum dan usus pada kantong hernia, lalu, kantong hernia dibebaskan dari omentum dan usus lalu
dipisahkan dari funikulus spermaticus.
Isi kantong hernia direposisi agar masuk kembali ke cavum abdomen kemudian omentum yang berlebihan di eksisi. Kantong hernia
dijahit dan diikat setinggi mungkin lalu dipotong.
Lantai kanalis inguinalis kemudian direkonstruksi dengan teknik Lichtenstein dan Rutkow. Dan dipasang mesh
Operasi selesai.
27 Oktober 2016 28 Oktober 2016
S Nyeri Luka operasi -
KU : CM/TSS KU : CM/TSS
TN : 130/90 TN : 130/80
N : 80x/menit N : 88x/menit
RR : 20x/menit RR : 20x/menit
S : 36,7 oC S : 36,7 oC
O Status generalis : dalam batas normal Status generalis : dalam batas normal
Status Lokalis : Status Lokalis :
Regio abdomen kanan bawah Regio abdomen kiri bawah
Luka operasi tertutup oleh perban Luka operasi tertutup oleh perban
Tidak tampak rembesan darah Tidak tampak rembesan darah
Inj.Ceftriaxone 2x1gr
Inj.Ceftriaxone 2x1gr
Inj. Metronidazole 3x500mg
Inj. Metronidazole 3x500mg
P Inj. As. Mefenamat 1x500mg
Vit C 1x400mg
Vit C 1x400mg
PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad sanatioanm : dubia ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
HERNIA
Definisi
• Penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia
terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia
EMBRIOLOGI
Sekitar 75% hernia terjadi disekitar lipat paha berupa hernia inguinalis direk, indirek
serta femoralis.
Meskipun insiden hernia inguinalis lateralis pada bayi dan anak-anak tidak diketahui,
dilaporkan insiden sekitar 1-5%.
Hernia inguinalis lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada wanita, ratio sekitar 4-
8:1.
Anak prematur memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami hernia inguinalis,
rata insiden pada perempuan 2% dan laki-laki 7-30%.
ETIOLOGI
Berdasarkan Letak
• hernia diafragma, inguinal, umbilikal, femoralis
Berdasarkan Terjadinya
• Hernia Kongenital
• Hernia didapat
Berdasarkan Sifat
• Hernia Reponible, Irreponible, Inkarserata, Strangulated
HERNIA INGUINALIS
STATUS GENERALIS
STATUS LOKALIS
STATUS LOKALIS
FINGERTIP TEST
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM DARAH
USG
PENATALAKSANAAN
KONSERVATIF
reposisi dan pemakaian penyangga
OPERATIF
HERNIOTOMY
HERNIORAPPHY
HERNIOPLASTY
HERNIOTOMY
Pembebasan kantong hernia sampai dengan lehernya
dibuka dan dibebaskan isi hernia, jika ada perlekatan lakukan reposisi, kemudian
kantong hernia dijahit setinggi-tinggi mungkin lalu dipotong.
Herniotomi dilakukan melalui insisi kulit inguinal, membuka fascia Scarpa, setelah
itu oblik external.
Melalui insisi yang minimal, cord di raih. Vas dan pembuluh darah dipisahkan dari
kantong yang kemudian dipisahkan dan bagian proximal diligasi.
Perbedaan utama antara teknik ini dan teknik open anterior adalah
rekonstruksi dilakukan dari bagian dalam.
Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia.
Perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel, atau peritonitis jika
terjadi hubungan dengan rongga perut.
TERIMA KASIH