Anda di halaman 1dari 49

HERNIA SCROTALIS

PERMAGNA
HASTUTI ERDIANTI HS
PEMBIMBING : dr.Andanu Sp.B(K)Digestive
LAPORAN KASUS

Nama : Tn. A

Jenis kelamin : Laki - laki

Usia : 54 tahun

Alamat : Jln. Karet Pasar RT 03/03

Agama : Islam

Pekerjaan : Tukang Parkir

Status : Belum menikah


Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 25 Oktober 2016 Pkl. 07.00
pagi di ruang rawat P. Salawati RSAL dr. Mintohardjo

KELUHAN UTAMA :
Skrotum membesar sejak 12
tahun SMRS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Benjolan menetap, dan


Benjolan di lipat pahan makin membesar kebawah
Biji kemaluan besar sejak kanan 12 tahun yang lalu, sampai biji kemaluan
10 tahun yang lalu hilang timbul, terlihat saat kanan, dan sekarang
batuk atau berdiri mengisi seluruh ruang
kantong kemaluan

Pasien hanya merasakan


berat dan tidak nyaman
saja , mual(-) demam(-), riwayat sukar BAB (-),
nyeri perut (-), BAB normal, batuk lama (-) Pasien
BAK pancara tidak baik. merasa malu terhadap
Kembung (-) , Buang angin penyakitnya
(+)
Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat benjolan di tempat lain juga tidak pernah dialami.

Hipertensi (-) DM(-)

Batuk darah (-), riwayat penyakit jantung (-) infeksi paru (-)
keganasan, riwayat infeksi saluran kemih dan kelamin disangkal
pasien.
Riwayat Pengobatan

 Pasien belum berobat ke dokter maupun mengkonsumsi obat sebelumnya untuk


mengatasi penyakit ini.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada yang pernah mengalami hal seperti ini di anggota keluarga
pasien.
Riwayat Pekerjaan
Pengangkut Beban / Kuli
Tukang Parkir

Riwayat Kebiasaan
Pasien merokok dengan jumlah 10 batang dalam sehari. Pasien
juga gemar mengkonsumsi kopi. Pasien jarang berolah raga.

Riwayat Sosial dan Ekonomi


Pasien tinggal dengan seorang diri. Sehari-harinya pasien mengaku
kurang dalam hal keuangan
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 25 Maret 2016 Pkl. 07.00
pagi di ruang rawat P. Salawati RSAl dr. Mintohardjo

 Keadaan umum
 Kesadaran : Compos mentis Tanda vital
 Kesan sakit : Sakit sedang Tekanan darah : 130/90 mmHg
 Kesan gizi
Frekuensi nadi : 82 kali/menit
: Gizi Baik
Frekuensi napas : 20 kali/menit
 BB : 79 kg
Suhu : 36,8 oC
 TB : 167 cm
STATUS GENERALIS

 Kepala : Normocephali, distribusi rambut merata


 Mata : Konjungtiva anemis (-)/(-),
 Sklera ikterik (-)/(-)
 Telinga : Normotia, secret (-)/(-), darah (-)/(-)
 Hidung : Deformitas (-), deviasi septum (-)
 Mulut : Bentuk normal, Tonsil T1/T1
 Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
 Thorax :
 Pulmo : Simetris, suara napas vesikuler, rhonki (-)/(-)
 wheezing (-)/(-)
STATUS GENERALIS

 Cor : BJ I/II regular, murmur (-), gallop (-)


 Abdomen : Supel, bising usus 1 kali/menit, timpani,
 nyeri tekan (-)
 Extremitas : Simetris, oedem (-), akral hangat (+)
STATUS LOKALIS

 Dilakukan dengan posisi berbaring


 Inspeksi :
 benjolan di biji kemaluan, tidak tampak kemerahan
 Palpasi :
 bentuk bulat, ukuran ± 20 x 20 x 18 cm, konsistensi lunak, permukaan licin,
nyeri tekan (-) mudah digerakkan, testis kanan tidak teraba, tesitis kiri (+) ,
annulus inguinalis teraba (+) inginal kanan
 Auskultasi : Bising usus (+)
 Finger Tip Test : tidak dilakukan
 Transiluminasi cahaya : (-)
RESUME

Pasien Tn. A berumur 54 tahun datang dengan


keluhan skrotum membesar sejak 10 tahun. Mula- Tekanan Darah 130/90 mmHg, Frekuensi nadi 82
mula terdapat benjolan kecil di lipat paha kanan kali/menit, frekuensi napas 20 kali/menit, suhu
12 tahun yang lalu, benjolan tersebut awalnya 36,8 oC. Status generalis dalam keadaan normal.
hilang timbul, timbul saat batuk terlihat saat Status lokalis ; Inspeksi terdapat benjolan di biji
berdiri dan masih bisa dimasukkan. Benjolan kemaluan, tidak tampak kemerahan. Palpasi :
dibiarkan kemudian tidak dapat dimasukkan lagi bentuk bulat, ukuran ± 20 x 20 x 18 cm,
dan makin turun ke biji kemaluan pasien. Mulanya konsistensi lunak, permukaan licin, nyeri tekan (-)
hanyak disebalah kanan saja, namun sekarang mudah digerakkan, testis kanan tidak teraba,
sudah memenuhi seluruh lapang biji kemaluan tesitis kiri (+) , annulus inguinalis teraba (+)
pasien. Pasien hanya merasakan berat inginal kanan . Auskultasi : Bising usus (+). Finger
dikemaluannya saja, dan pancaran pipi kurang Tip Test tidak dilakukan .Transiluminasi cahaya (-)
baik
LABORATORIUM
Darah Rutin
Leukosit 9.300/ul
Eritrosit 5.00 juta/ul
Hemoglobin 14.3 g/dl
Hematokrit 44 %
Trombosit 302.000/ul
Hemostasis
Masa perdarahan 2’30”
Masa pembekuan 12’00”
Kimia Klinik
Glukosa 86
Glukosa darah 2 jam pp 171
Bilirubin Total 0.52
Bilirubin Direk 0.23
Bilirubin Indirek 0.29
LABORATORIUM

Fungsi Hati  
Total Protein 6.8
Albumin 4.1
Globulin 2.7
Fungsi Ginjal  
Ureum 26
Kreatinin 1.3
Elektrolit  
Na 144
K 4.02
Cl 105
RO THORAX
DIAGNOSIS KLINIS
Hernia Skrotalis Permagna

DIAGNOSIS
BANDING
Hidrocele
Epidimitis
Non-Operatif Operatif
Rencana operasi hernioplasty
Cairan infuse Ringer laktat 30 tetes per menit

Pasang Kateter Foley no.18

Puasa persiapan operasi

Cukur rambut kemaluan sampai abdomen

Antibiotik profilaksis sebelum operasi : Inj. Cefotaxime 1 gram dan


Metronidazole 500mg Intra Vena 1 jam pre op

Siapkan PRC 500cc

Operatif

Rencana operasi hernioplasty


 LAPORAN OPERASI
 Diagnosis pra bedah : Hernis Skrotalis Permagna
 Diagnosis pasca bedah : Hernis Skrotalis Permagna
 Jenis operasi : Hernioplasty
 Anestesi : General Anesthesia
Laporan Operasi :
Hernioraphy

Pasien telentang dalam general anastesi

Lakukan tindakan asepsis dan antisepsis

Pasang duk steril pada daerah operasi

Cuci dengan alkohol

Insisi sepanjang 10cm, 2 jari di atas ligamentum inguinale dextra

Setelah kulit dibuka, subkutis dan jaringan lemak disiangi sampai tampak
aponeuresis muskulus obliqus eksternus yang merupakan dinding depan kanalis
inguinalis.
Laporan Operasi
Kira-kira 2 cm cranial ligamentum inguinalis. Irisan ke medial sampai membuka anulus inguinalis eksternus.

Aponeuresis obliqus eksternus yang telah dibuka lalu dilakukan eksplorasi untuk membuka kantong hernia.

Setelah eksplorasi tampak omentum dan usus pada kantong hernia, lalu, kantong hernia dibebaskan dari omentum dan usus lalu
dipisahkan dari funikulus spermaticus.

Isi kantong hernia direposisi agar masuk kembali ke cavum abdomen kemudian omentum yang berlebihan di eksisi. Kantong hernia
dijahit dan diikat setinggi mungkin lalu dipotong.

Lantai kanalis inguinalis kemudian direkonstruksi dengan teknik Lichtenstein dan Rutkow. Dan dipasang mesh

Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis.

Kemudian fascia scarpa ditutup dengan jahitan

Kemudian dibuat jahitan subkutikular.

Luka operasi ditutup dengan betadine, kassa, plester hepavix.

Operasi selesai.
  27 Oktober 2016 28 Oktober 2016
S Nyeri Luka operasi -

KU : CM/TSS KU : CM/TSS
TN : 130/90 TN : 130/80
N : 80x/menit N : 88x/menit
RR : 20x/menit RR : 20x/menit
S : 36,7 oC S : 36,7 oC
O Status generalis : dalam batas normal Status generalis : dalam batas normal
Status Lokalis : Status Lokalis :
Regio abdomen kanan bawah Regio abdomen kiri bawah
Luka operasi tertutup oleh perban Luka operasi tertutup oleh perban
Tidak tampak rembesan darah Tidak tampak rembesan darah
   

A Post operasi hernioplasty Post operasi hernioplasty

Inj.Ceftriaxone 2x1gr
Inj.Ceftriaxone 2x1gr
Inj. Metronidazole 3x500mg
Inj. Metronidazole 3x500mg
P Inj. As. Mefenamat 1x500mg
Vit C 1x400mg
Vit C 1x400mg
 
PROGNOSIS

 Ad vitam : ad bonam
 Ad sanatioanm : dubia ad bonam
 Ad fungsionam : ad bonam
HERNIA

Definisi
• Penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan. Hernia
terdiri dari cincin, kantong dan isi hernia
EMBRIOLOGI

 Testis berkembang di dalam retroperitoneal dibawah ginjal kira-kira setinggi T10.


 Dalam 2 bulan terakhir gestasi, mesenterikurogenital menempel pada testis dan mesonephros
pada dinding belakang abdomen. Akan terbentuk caudal genital ligament dan juga memanjang ke
bagian caudal dari testis bernama gubernaculum.
 Testis mengalami penurunan melalui annulus inguinalis internal, tonjolan berlebih dari
gubernaculum terbentuk dan terbentuklah region inguinal melalui scrotal swelling. Normalnya,
testis mencapai inguinal pada usia 12 minggu gestasi, bermigrasi melalui kanalis inguinalis pada
28 minggu dan mencapai skrotum pada 33 minggu.
 Selain itu dari penurunan testis, peritoneum mengalami evaginasi dari midline ke depan abdomen.
Evaginasi ini disebut prosesus vaginalis, mengkuti gubernaculum testis ke scrotal swelling.
 Prosessus vaginalis ini diikuti olek otot dan fasia pada dinding abdomen membentuk kanalis
inguinalis.
EPIDEMIOLOGI

 Sekitar 75% hernia terjadi disekitar lipat paha berupa hernia inguinalis direk, indirek
serta femoralis.
 Meskipun insiden hernia inguinalis lateralis pada bayi dan anak-anak tidak diketahui,
dilaporkan insiden sekitar 1-5%.
 Hernia inguinalis lebih banyak terjadi pada laki-laki daripada wanita, ratio sekitar 4-
8:1.
 Anak prematur memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mengalami hernia inguinalis,
rata insiden pada perempuan 2% dan laki-laki 7-30%.
ETIOLOGI

• Prosessus vaginalis persisten


• Naiknya tekanan intraabdominal secara berulang
• Lemahnya otot-otot dinding abdomen
KLASIFIKASI HERNIA

Berdasarkan Letak
• hernia diafragma, inguinal, umbilikal, femoralis

Berdasarkan Terjadinya
• Hernia Kongenital
• Hernia didapat

Berdasarkan Sifat
• Hernia Reponible, Irreponible, Inkarserata, Strangulated
HERNIA INGUINALIS

Hernia inguinalis indirek


Hernia inguinalis direk
HERNIA INGUINALIS
GEJALA KLINIS

 BENJOLANG DI LIPAT PAHA, PAHA, ATAUPUN SKROTUM


 RASA MENGGANJAL
 NYERI PERUT
 GANGGUAN BAB
 NYERI ABDOMEN
 MUAL , MUNTAH
PEMERIKSAAN FISIK

 STATUS GENERALIS
 STATUS LOKALIS
STATUS LOKALIS

FINGERTIP TEST
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 LABORATORIUM DARAH
 USG
PENATALAKSANAAN

 Penanganan di Unit Gawat Darurat


 Memberikan sedasi yang adekuat dan analgetik untuk mencegah nyeri
 Pasien harus istirahat agar tekanan intraabdominal tidak meningkat
 Menurunkan tegangan otot abdomen. Posisikan pasien berbaring terlentang dengan bantal di
bawah lutut. Pasien pada posisi Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20°.
 Kompres dengan kantung dingin untuk mengurangi pembengkakan dan menimbulkan proses
analgesia selama 20-30 menit

KONSERVATIF
reposisi dan pemakaian penyangga
OPERATIF

HERNIOTOMY
HERNIORAPPHY
HERNIOPLASTY
HERNIOTOMY
Pembebasan kantong hernia sampai dengan lehernya

dibuka dan dibebaskan isi hernia, jika ada perlekatan lakukan reposisi, kemudian
kantong hernia dijahit setinggi-tinggi mungkin lalu dipotong.

Herniotomi dilakukan melalui insisi kulit inguinal, membuka fascia Scarpa, setelah
itu oblik external.

Melalui insisi yang minimal, cord di raih. Vas dan pembuluh darah dipisahkan dari
kantong yang kemudian dipisahkan dan bagian proximal diligasi.

Melibatkan pembukaan aponeurosis otot obliqus abdominis eksternus dan


membebaskan funikulus spermatikus.
Fascia transversalis kemudian dibuka, dilakukan inspeksi kanalis spinalis, celah
direct dan indirect. Kantung hernia diligasi dan dasar kanalis spinalis di
rekonstruksi
HERNIORAPPHY

 operasi hernia yang terdiri dari operasi herniotomi dan hernioplasti


 Tindakan memperkuat daerah defek, misalnya pada hernia inguinalis, tindakannya
memperkecil cincin inguinalis internal dan memperkuat dinding posterior kanalis
inguinalis
Open Anterior Repair(teknik
Bassini, McVay dan Shouldice)
Metode Bassini
• Memperkecil cincin inguinalis internal dan memperkuat
dinding posterior kanalis inguinalis, yaitu perkuat fascia
transversa, menjahit pertemuan otot transversus
internum abdominis dan otot oblikus internus
abdominis (conjoint tendon), ke ligamentum inguinal
Pouparti
Metode McVay
• menjahit fascia transversa, otot transversus abdominis
dan otot oblikus internus abdominis ke ligamentum
Cooper
Open Posterior Repair (iliopubic
repair dan teknik Nyhus)

Membelah lapisan dinding abdomen superior hingga ke cincin luar


dan masuk ke properitoneal space.

Diseksi kemudian diperdalam kesemua bagian kanalis inguinalis.

Perbedaan utama antara teknik ini dan teknik open anterior adalah
rekonstruksi dilakukan dari bagian dalam.

Posterior repair sering digunakan pada hernia dengan kekambuhan


karena menghindari jaringan parut dari operasi sebelumnya.
Tension-free repair with Mesh
(teknik Lichtenstein dan Rutkow)

Menggunakan pendekatan awal yang sama dengan


teknik open anterior.

Akan tetapi tidak menjahit lapisan fascia untuk


memperbaiki defek, tetapi menempatkan sebuah
prostesis, yaitu Mesh yang tidak diserap..
Laparoscopy

Teknik laparoscopy herniorapi dilakukan menggunakan salah satu pendekatan


transabdominal preperitoneal (TAPP) atau total extraperitoneal (TEP).

Pendekatan TAPP dilakukan dengan meletakkan trokar laparoskopik dalam


cavum abdomen dan memperbaiki regio inguinal dari dalam. Ini
memungkinkan mesh diletakkan dan kemudian ditutupi dengan peritoneum.

TEP adalah prosedur laparokopik langsung yang mengharuskan masuk ke


cavum peritoneal untuk diseksi. Konsekuensinya, usus atau pembuluh darah
bisa cedera selama operasi
KOMPLIKASI

 Jepitan cincin hernia akan menyebabkan gangguan perfusi jaringan isi hernia.
 Perforasi yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel, atau peritonitis jika
terjadi hubungan dengan rongga perut.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai