Anda di halaman 1dari 10

Pengenalan Tanda Bahaya

Kehamilan
PERDARAHAN
Keluarnya darah dari jalan lahir. Perdarahan yang
terjadi pada kehamilan adalah hal yang perlu
diwaspadai. Perdarahan pervaginam merupakan
tanda terjadinya abortus, mola hidatidosa dan KET.
Mual berat dan muntah-muntah
Mual dan muntah ketika hamil
memang hal yang wajar terjadi,
namun bisa menjadi hal yang
serius jika tidak terkendali dan
parah.
MENGAPA ???
Sering muntah ketika hamil juga bisa menjadi tanda bahaya kehamilan
seperti :
• Preeklamsia (komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan
darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan pada sistem organ lain), jika
muntah-muntah selama paruh kedua masa kehamilan, nyeri di bawah
tulang rusuk, dan pembengkakan di wajah, tangan atau kaki.
• Keracunan makanan, jika muntah disertai diare
• Infeksi ginjal, jika muntah disertai demam dan nyeri di punggung
bawah atau sekitar alat kelamin.
Demam
segera hubungi dokter jika
demam berlangsung lebih dari
24-36 jam dan suhu tubuh di
atas 37,5°C tapi tidak
menunjukkan gejala flu atau
pilek. Atau jika suhu tubuh lebih
dari 39°C selama beberapa
waktu, karena ini dapat
membahayakan bayi dalam
kandungan
Pergerakan Janin Berkurang
Jika pola pergerakannya berubah (berhenti
atau melamban) setelah 24 minggu, ini berarti
terjadi sesuatu dengan janin yang dikandung.
Bila bayi kurang bergerak seperti biasanya
menunjukkan kondisi yang membahayakan
janin.
Biasanya gerakan janin minimal 3 kali dalam 1
jam.
Gerakan janin minimal 10 x dalam 12 jam.
Keluar cairan dari vagina

• Jika ada cairan yang merembes dari


vagina pada masa kelamilan kurang dari
37 minggu, itu harus di pastikan urine
atau air ketuban.
• Gejala preeklamsia
• Jatuh
• Sakit kepala hebat
• Pengihatan/ pandangan kabur
• Bengkak pada muka, kaki dan tangan
Tata cara pengembangan promosi
• Bidan mensosialisasikan promosi kesehatan kepada lintas program
yang ada di Puskesmas
• Bidan bersama Kepala Puskesmas dan petugas lainnya
mensosialisasikan promosi kesehatan tentang tanda bahaya
kehamilan kepada Stake Holder
• Bidan berkoordinasi dengan kader tentang rencana pendataan
• Bidan melatih kader tentang pendataan pada ibu hamil
• Kader melaksanakan Pengumpulan data dengan cara mengunjungi
rumah tangga diwilayah yang telah ditentukan
• Bidan mengelola data untuk mengetahui urutan permasalahan
• Bidan melakukan intervensi sesuai dengan permasalahan yang
ada sesuai dengan hasil Pendataan
• Bidan membuat laporan pelaksanaan kegiatan tiap triwulan ke
Dinkes dan Puskesmas.
• Bidan bersama FMD (Forum Masyarakat desa) mengadakan SMD
( Survey Mawas Diri ) dengan materi survey : (tanda bahaya
kehamilan)
• FMD bersama bidan berdasarkan hasil SMD mengadakan MMD
(Musyawarah Masyarakat Desa) untuk membahas temuan pada
waktu SMD serta membahas tindak lanjut untuk mengatasi
permasalahan yang ditemukan
• Evaluasi Kegiatan dilakukan dengan mengadakan Survey Mawas
Diri guna melihat perkembangan dari interfensi yang dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai