Anda di halaman 1dari 44

KOMPETENSI INTI:

1 Menghayati dan mengamalkan ajaran Kompetensi Dasar : Mensyukuri


agama yang dianutnya. nilai-nilai Pancasila dalam praktik
2 Menghayati dan mengamalkan perilaku penyelenggaraan pemerintahan negara
jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran,
sebagai salah satu bentuk pengabdian
damai), santun, responsif dan pro-aktif kepada Tuhan YME
dan menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalaha
dalam berinteraksi secara efektif Mengamalkan nilai-nilai Pancasila
dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai
dalam kerangka praktik penyenggaraan
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. pemerintah Negara
3. Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, Menganalisis Nilai-nilai Pancasila dalam
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, kerangka praktik penyelenggaraan
budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, pemerintahan Negara
dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat Mewujudkan keputusan bersama sesuai
dan minatnya untuk memecahkan masalah
nilai-nilai Pancasila dalam kerangka
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan
ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang Negara
dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
Pendekatan Pembelajaran Berbasis Proses
Keilmuan (Scientific Approach)

– Mengamati (observing),
– Menanya (questioning),
– Mengeksplorasi/mencoba (exploring),
– Mengasosiasi/menalar (assosiating)
– Mengkomunikasikan (comunicating)
1. Sistem Pembagian Kekuasaan Negara

a. Pengertian Sistem
1. Carl Friedrich : Keseluruhan dari bagian, fungsional,dan
ketergantungan.
2. Pramuji : Suatu jaringan prosedur ,pola yang bulat
penggerak fungsi

3. ...........
4. Bagaimana pengertian sistem menurut kalian ?
PENGERTIAN NEGARA

George Jellinek
Negara adl organisasi kekuasaan dari sekelompok
manusia yg mendiami wilayah tertentu

Hegel
Negara adl organisasi kesusilaan yg muncul sbg
sintetis dari kemerdekaan individual dan
kemerdekaan universal

3/8/2020 5
Syarat Sistem

Merupakan tata yang konsiten &


Merupakan satu kesatuan
Koheren tidak mengandung kontradiksi

SISTEM
Segala sesuatunya mengarah Ada kaitan antara bagian
Pada tujuan yang satu dan sama Yang satu dengan lainnya

Ada kerja sama yang


Serasi dan seimbang
REFLEKSI
►Apa yang anda ketahui tentang kekuasaan ?
►Apa yang anda ketahui tentang negara ?
►Mengapa negara mempunyai kekuasaan ?
►Mengapa kekuasaan negara harus dibagi ?
►Jelaskan kekuasaan negara menurut John
Locke !
►Jelaskan kekuasaan negara menurut
Montesquieu !
►Bagaimana pembagian kekuasaan di
Indonesia ?
Menurut John Locke :
a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk
membuat atau membentuk
undang-undang
b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk
melaksanakan undang-undang,
termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap
pelanggaran terhadap undangundang
c. Kekuasaan federatif, yaitu kekuasaan untuk
melaksanakan hubungan luar
negeri.
Menurut Montesquieu :
a. Kekuasaan legislatif, yaitu kekuasaan untuk
membuat atau membentuk
undang-undang
b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk
melaksanakan undang-undang
c. Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk
mempertahankan undangundang,
termasuk kekuasaan untuk mengadili setiap
pelanggaran terhadap
undang-undang.
• Pendapat yang dikemukakan oleh Montesquieu
merupakan penyempurnaan dari pendapat John
Locke.
Kekuasaan federatif oleh Montesquieu dimasukkan
ke dalam kekuasaan eksekutif dan fungsi mengadili
dijadikan kekuasaan yang berdiri sendiri
(kek.yudikatif).
Ketiga kekuasaan tersebut dilaksanakan oleh
lembaga-lembaga yang berbeda dan sifatnya
terpisah.
Teori Montesquieu inidinamakan dengan Trias
Politica.
Sistem Pembagian kekuasaan
di Indonesia

• Teori Trias Politika Montesqueu secara murni melalui


pemisahan kekuasaaan (Separation of Power ). Contohnya
adalah Amerika dengan Chek and Balance.

• Sedangkan yang diterapkan di Indonesia adalah pembagian


kekuasaan (Distribution of Power).

• Buktikan berdasar UUD NRI Tahun 1945 ?


d. Sistem Kekuasaan negara di Amerika Serikat

Sistem Pemerintahan Amerika Serikat


PARLEMEN (LEGISLATIF) MAHKAMAH PRESIDEN
ATAU KONGGRES AGUNG (EKSEKUTIF)
(YUDIKATIF)
BADAN SENAT
PERWAKILAN

PEMILIHAN UMUM TETAP PEMILIHAN UMUM

R A K Y A T P E M I L I H

Keterangan :
: Checking Power With Power
Lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan menurut UUD 6

DPR Presiden MA MK

Pasal 24 (1)***
Pasal 4 (1) Kekuasaan kehakiman
Pasal 20 (1)* Memegang merupakan kekuasaan
Memegang
kekuasaan yang merdeka untuk
kekuasaan pemerintahan menyelenggarakan
membentuk UU peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan
Setelah Amandemen UUD 1945
UNDANG-UNDANG
DASAR 1945

MPR PRESIDEN KEHAKIMAN

BPK DPD DPR WAPRES MK MA KY

Eksaminatif Legislatif Eksekutif Yudikatif


Sistem Pemerintahan Negara RI Menurut UUD 1945
Menurut UUD 1945, bahwa sistem pemerintahan Negara R.I.
menganut sistem distribution of power
( Pembagian Kekuasaan ).

Dengan argumentasi, bahwa UUD 1945 :


1. Tidak membatasi secara tajam, bahwa tiap kekuasaan
itu harus dilakukan oleh suatu organisasi/badan tertentu
yang tidak boleh saling campur tangan.
2. Tidak membatasi kekuasaan itu dibagi atas 3 bagian
saja dan juga tidak membatasi kekuasaan dilakukan
oleh 3 organ saja.
3. Tidak membagi habis kekuasaan rakyat yang dilakukan
MPR, pasal 1 ayat 2, kepada lembaga negara lainnya.
KARAKTERISTIK PEMERINTAHAN INDONESIA SETELAH
DILAKUKAN PERUBAHAN UUD NRI 1945 :.

KEKUASAAN KONSTITUTIF : MPR


KEKUASAAN LEGISLATIF : DPR
KEKUASAAN EKSEKUTIF : PRESIDEN
KEKUASAAN YUDIKATIF : MA dan MK
KEKUASAAN EKSAMINATIF : BPK
KEKUASAAN MONETER :BI
Perkembangan ketatanegaraan modern, pd umumnya
elit politik pemerintah dibagi dalam kekuasaan :
 Eksekutif (pelaksana undang-undang),
 Legislatif (pembuat undang-undang), dan
 Yudikatif (mengadili pelanggaran undang-undang)
dengan sistem pembagian atau pemisahan kekuasaan.

Didukung infra struktur politik


Supra struktur HARUS (rakyat, partai politik dan ormas),
politik mantap dalam pemerintahan melalui
wakil-wakilnya.
Mekanisme pemerintahan (infrastruktur dan
suprastruktur politik) dapat memenuhi fungsinya,
manakala Sistem Politik mampu :

1. Mempertahankan pola (tata cara, norma-norma dan prosedur-


prosedur yang berlaku).
2. Menyelesaikan ketegangan (menyelesaikan, konflik dan
perbedaan pendapat) yang memuaskan semua pihak.
3. Melakukan perubahan (kemampuan adaptasi dengan
perkembangan baik di dalam maupun luar negeri).
4. Mewujudkan tujuan nasional (kristalisasi keinginan masyarakat
untuk mencapai tujuan tersebut).
5. Mengintegrasikan dan menjamin keutuhan seluruh sistem.
C). SISTEM POLITIK NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Faktor Yang
No Uraian / Keterangan
Mempengaruhi
1. Latar Belakang Bangsa Indonesia harus menghadapi kolonial Belanda dan bala
Sejarah tentara Jepang untuk mewujudkan Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945. Pasca proklamasi kemerdekaan, para pemimpin
Indonesia terlibat dalam proses politik dengan mencari format
berdasarkan demokrasi Pancasila.

2. Kondisi Masyarakat Indonesia yang multi agama, ras dan antar Golongan
Sosiologis telah dipersatukan dalam kesatuan politik dengan semboyan
Bhinneka Tunggal Ika. Dengan demikian, upaya saling
menghormati dan kerja sama dalam membangun kerukunan hidup
penting untuk ditegakkan.
3. Kondisi Kultural/ Negara Kesatuan Republik Indonesia dibangun atas dasar sendi-
Budaya sendi multi kultural. Bangsa Indonesia memiliki semangat untuk
selalu menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta rela
berkorban untuk bangsa dan negaranya. Budaya musyawarah,
toleransi, dan saling menghormati telah diwariskan kepada calon-
calon pemimpin melalui jalur-jalur pendidikan formal, in-formal,
maupun nor-formal.
4. Kondisi Bangsa Indonesia, sebelum menjadikan Pancasila sebagai dasar
Psycho- negara selalu dapat dipecah belah oleh bangsa lain. Dengan
Sosial / semangat rela berkorban dan cinta tanah air bangsa Indonesia
Kejiwaan mampu sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Bangsa
masyarakat Indonesia sangat menentang segala mecam bentuk penjajahan.
5. Pedoman Pancasila dalam sistem politik Indonesia, telah dijadikan dasar dan
Filsafat motivasi dalam segala sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk mencapai
tujuan nasionalnya sebagaimana terkandung di dalam Pembukaan
UUD 1945.
6. Paham atau Ideologi negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila, akan selalu
Ideologi dikaitkan dengan proses politik dalam pengaturan penyelengga-
yang raan pemerintahan negara yang meliputi bidang ideologi, politik,
diterapkan ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dalam struktur
politik, Pancasila menjadi sumber segala sumber hukum.
7. Pedoman Sejak pemilu 2004, presiden dipilih oleh rakyat sehingga tanggung
Konstitusi jawabnya kepada rakyat. Lembaga negara, terdiri dari ; MPR,
dan Hukum Presiden, DPR, Badan Pengawas Keuangan (BPK), dan Mahkamah
Agung.
DEMOKRASI DI INDONESIA DENGAN SISTEM DEMOKRASI
PANCASILA DENGAN PRINSIP :

a. Harus berdasarkan Pancasila sebagaimana disebut di dalam Pembukaan


UUD 1945, serta penjabarannya dalam Batang Tubuh dan Penjelasan UUD
1945.
b. Menghargai dan melindungi hak-hak asasi manusia.
c. Dalam ketatanegaraan, harus berdasar atas kelembagaan yang diharapkan
segala sesuatunya dapat diselesaikan melalui saluran-saluran tertentu
sesuai UUD 1945.
d. Bersendi atas hukum sebagaimana dijelaskan di dalam penjelasan UUD
1945.
SISTEM POLITIK DEMOKRASI PANCASILA MENGHARGAI NILAI-NILAI
MUSYAWARAH SEBAGAI BERIKUT:

1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat;


2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain;
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama;
4. Musyawarah harus diliputi olh semangat kekeluargaan;
5. Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakan
keputusan musyawarah;
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur;
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral
kepada Tuhan YME, menjun-jung tinggi harkat dan martabat manusia, serta
nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
Demokrasi Pancasila Pada Hakikatnya Demokrasi
Yang Bercorak Khas Indonesia, Yang Penerapannya
Dijabarkan Dalam :

 Pemerintahan Berdasarkan Hukum.


 Perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia
 Pengambilan Keputusan Berdasakan Musyawarah
 Peradilan yang Bebas dan Merdeka
 Partai Politik (Parpol) dan Organisasi Sosial Politik
(Orsospol)
 Pelaksanaan Pemilihan Umum (pemilu)
ASPEK - ASPEK DEMOKRASI PANCASILA:
a. Aspek formal
b. Aspek materiil
c. Aspek normatif (kaidah)

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SESUAI DENGAN


PRINSIP-PRINSIP DEMOKRASI PANCASILA:
a. Keseimbangan antara hak dan kewajiban,
b. Persamaan,
c. Kebebasan yang bertanggungjawab,
d. Mengutamakan persatuan dan kesatuan.
C. PERAN SERTA DALAM SISTEM POLITIK DI INDONESIA

a. Partisipasi Politik Warga Negara

Partisipasi politik, merupakan penentuan sikap dan


 keterlibatan hasrat setiap individu dalam situasi dan kondisi
organisasinya, sehingga pada akhirnya :
 Mendorong individu tersebut berperan serta dalam
pencapaian tujuan organisasi,
 Mengambil bagian dalam setiap pertanggungjawaban
bersama.
PENGERTIAN PARTISIPASI POLITIK MENURUT
PARA AHLI :

 Herbert Mc. Closky, Partisipasi politik adalah kegiatan-kegiatan sukarela dari


warga masyarakat melalui darimana mereka mengambil bagian dalam proses
pemilihan penguasa dan secara langsung, dalam proses pembentukan
kebijaksanaan umum.

 Norman H. Nie dan Sidney Verba, Partisipasi politik adalah kegiatan pribadi warga
negara yang legal yang sedikit banyak langsung bertujuan untuk mempengaruhi
seleksi pejabat-pejabat negara dan/atau tindakan-tindakan yang diambil oleh
mereka.

 Prof. Miriam Budiardjo, Partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang dalam


partai politik. Partisipasi politik mencakup semua kegiatan sukarela melalui mana
seseorang turut serta dalam proses pemilihan pemimpin-pemimpin politik dan
turut serta – secara langsung atau tak langsung – dalam pembentukan
kebijaksanaan umum.
BENTUK-BENTUK PARTISIPASI POLITIK
KONVENSIONAL NON-KONVENSIONAL

 Pemberian Suara (voting)  Pengajuan petisi

 Diskusi politik  Berdemonstrasi

 Kegiatan kampanye  Konfrontasi

 Membentuk dan bergabung  Mogok


dalam kelompok Kepentingan.  Tindak kekerasan politik terhadap

 Komunikasi individual dengan harta benda.


pejabat politik/administratif.  Tindak kekerasan politik terhadap
manusia.
7 (TUJUH) BENTUK PARTISIPASI POLITIK INDIVIDUAL
MENURUT MILBRATH M.L. GOEL :

BENTUK
NO URAIAN / KETERANGAN
PARTISIPASI
1. Aphatetic Tidak beraktifitas dan partisipatif, tidak pernah
Inactives memilih.
2. Passive Memilih secara reguler/teratur, menghadiri
Supporters Parade patriotik, membayar seluruh pajak,
“mencintai negara”.
3. Contact Pejabat penghubung lokal (daerah), propinsi
Specialist dan nasional dalam masalah-masalah tertentu.
4. Communicators Mengikuti informasi politik, mengirim pesan
dukungan dan protes terhadap pemimpin-
pemimpin partai politik.
5. Party and Bekerja untuk partai politik atau kandidat,
Campaign meyakinkan orang lain tentang bagaimana
Workers memilih, bergabung dan mendukung partai
politik, dipilih jadi kandidat partai politik.

6. Community Bekerja dengan orang-orang lain berkaitan


Activist dengan masalah-masalah lokal dan melakukan
kontak terhadap pejabat-pejabat berkenaan
dengan isu-isu sosial.

7. Protesters Bergabung dengan demonstrasi publik di


jalanan, melakukan protes keras bila pemerintah
melakukan sesuatu yang salah.
Tingkatan atau piramida partisipasi politik menurut
David F. Roth dan Frank L. Wilson (1980).

(Menyimpang)
Pembunuh politik, teroris, pembajak
Aktivis

Pejabat umum, pejabat parpol sepenuh waktu,


pimpinan kelompok kepentingan

Petugas kampanye, aktif dalam parpol/kelompok


kepentingan, aktif dalam proyek-proyek sosial
Partisipan

Menghadiri rapat umum, anggota kelompok kepentingan, usaha meyakinkan orang, memberikan suara dalam
pemilu, mendiskusikan masalah politik, perhatian pada perkembangan politik.
Pengamat

Orang Yang apolitis


TINGKATAN PADA PARTISIPASI POLITIK, SANGAT
TERGANTUNG DARI AKIBAT YANG DISEBABKANNYA :

 Menduduki jabatan politik atau administratif.


 Mencari jabatan politik atau administratif.
 Keanggotaan aktif suatu organisasi politik.
 Keanggotaan pasif suatu organisasi politik.
 Keanggotan aktif suatu organisasi semu politik (quasi-political).
 Keanggotan pasif suatu organisasi semu politik (quasi-political).
 Partisipasi dalam rapat umum, demonstrasi, dan sebagainya.
 Partisipasi dalam diskusi politik informal minat dalam bidang
politik.
 Voting (pemberian suara).
b. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG PARTISIPASI POLITIK

1) PENDIDIKAN POLITIK
Menurut Alfian, Pendidikan politik dapat diartikan sebagai
usaha sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik
masyarakat sehingga mereka memahami dan menghayati
betul-betul nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem
politik yang ideal yang hendak dibangun.

Pendidikan politik sebenarnya dimaksudkan untuk


mewujudkan atau setidak-tidaknya menyiapkan kader-kader
yang dapat diandalkan untuk memenuhi harapan masyarakat
luas, dalam arti yang benar-benar memahami semangat yang
terkandung di dalam perjuangan sebagai kader bangsa.
Melalui pendidikan politik, diharapkan kader-kader
anggota partai politik akan memperoleh manfaat :

1. Dapat memperluas pemahaman, penghayatan dan wawasan


terhadap masalah-masalah atau isu-isu yang bersifat politis.
2. Mampu meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik dan
berbudaya politik sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Lebih meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju
peran aktif dan partisipasinya terhadap pembangunan politik
bangsa secara keseluruhan.
2) KESADARAN POLITIK

Menurut Drs. M. Taopan, kesadaran politik adalah suatu proses


batin yang menampakkan keinsafan dari setiap warga negara akan
urgensi (hal terpenting) urusan kenegaraan dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.

Tingkat kesadaran politik masyarakat tidaklah sama, sangat


tergantung pada latar belakang pendidikannya. Kaum elit dan
kelompok menengah, nampak relatif lebih baik. Sedangkan
kelompok masyarakat yang tingkat pendidikannya rendah,
diperlukan pembinaan yang intensif.
PARTISIPASI POLITIK ANGGOTA MASYARAKAT DAPAT
DILAKSANAKAN DENGAN :
No Bidang Implementasi Partisipasi politik
1. Politik Setiap warga negara dapat ikut serta secara langsung ataupun tidak
langsung dalam kegiatan-kegiatan antara lain :
a. Ikut memilih dalam pemilihan umum,
b. Duduk dalam lembaga politik, seperti MPR, Presiden, DPR,
Menteri, dan sebagainya,
c. Berkampanye, menghadiri kelompok diskusi, dan lain-lain.
2. Ekonomi Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-
kegiatan antara lain :
a. Menciptakan sektor-sektor ekonomi yang produktif baik dalam
bentuk jasa, barang, transportasi, komunikasi, dan sebagainya.
b. Melalui keahlian masing-masing, dapat menciptakan produk-
produk unggulan yang inovatif, kreatif dan kompetitif daripada
produk luar.
c. Kesadaran untuk membayar pajak secara teratur demi
kesejahteraan dan kemajuan bersama.
3. Sosial- Setiap warga negara dapat mengikuti kegiatan-kegiatan a.l. :
Budaya a. Sebagai pelajar atau mahasiswa, harus dapat menunjukkan
prestasi belajar yang tinggi.
b. Menjauhkan diri dari perbuatan yang melanggar hukum ,
seperti: tawuran, narkoba, merampok, berjudi, dan sebagainya.
c. Profesional dalam bidang pekerjaannya, disiplin, dan
produktivitas tinggi untuk menunjang keberhasilan
pembangunan nasional.
4. Hankam Setiap warga negara dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan-
kegiatan antara lain :
a. Bela negara dalam arti luas, sesuai dengan kemampuan dan
profesinya masing-masing.
b. Senantiasa memelihara ketertiban dan keamanan wilayah atau
lingkungan tempat tinggalnya.
c. Memelihara persatuan dan kesatuan bangsa demi tetap tegak
negara Republik Indonesia.
d. Menjaga stabilitas dan kemanan nasional agar pelaksanaan
pembangunan dapat berjalan sesuai dengan rencana.
2) SOSIALISASI POLITIK

Sosialisasi politik adalah istilah yang digunakan untuk


menggambarkan proses dengan jalan mana orang belajar
tentang politik dan mengembangkan orientasi pada politik.

Sarana Dalam
Sosialisasi
Politik
 Keluarga (family)
 Sekolah
 Partai Politik
Penugasan Praktik Kewarganegaraan

Setelah mempelajari materi-materi tentang : Partisipasi Politik, Faktor-faktor


Pendukung Partisipasi Politik, dilanjutkan Penugasan dengan menjawab
pertanyaan atau pernyataan sebagai berikut :

1. Berikan penjelasan singkat tentang bentuk-bentuk partisipasi politik sebagai


berikut :

BENTUK
NO URAIAN SINGKAT
PARTISIPASI
Passive ......................................................................................................
1.
Support ......................................................................................................

Contact .............................................................................
2.
Specialist .............................................................................
Community .............................................................................
3.
Activist .............................................................................
2. Berikan penjelasan pentingnya partisipasi politik warga negara di dalam
sistem politik negara Indonesia !
............................................................................................................................
Berikan 2 (dua) contoh yang anda ketahui :
...........................................................................................................................

3. Berikan tanggapan penjelasan, pentingnya pendidikan politik warga negara


dalam sistem politik negara Indonesia dan berikan contohnya !
…………………………………………………………………………………......
SOAL ESSAY/URAIAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !

1. Berikan penjelasan, ciri-ciri umum sistem politik menurut Almond !


2. Dalam hal penerapan, jelaskan perbedaan orientasi tujuan partai politik di
Indonesia pada masa orde baru dan era reformasi !
3. Pada akhir abad 20-an, gerakan partisipasi politik di Indonesia semakin
meningkat, berikan alasan penjelasannya !
4. Berikan penjelasan tentang pentingnya pendidikan politik dalam kegiatan
partisipai politik di Indonesia !
5. Berikan masing-masing 2 (dua) contoh wujud sosialisasi politik di dalam
keluarga, sekolah maupun melalui partai politik !
STUDI KASUS

PARTAI POLITIK ALAMI KRISIS,


DAYA ARTIKULASI MENURUN
Setelah pemilu (2004), daya artikulasi partai politik menurun. Tidak heran jika sekarang kekuatan di
luar negara muncul dengan kekuatan yang lebih kentara. Kondisi ini memperlihatkan betapa partai
politik sekarang mengalami krisis. Hal ini disampaikan oleh pengamat Fachry Ali dalam diskusi
tentang sikap partai politik terhadap masalah diplomasi pertahanan dan keamanan nasional yang
diselenggarakan Majelis Pakar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jakarta, Kamis 4 Mei 2006.
Menurut Fachry, partai politik memang sudah bisa menerima hasil pemilu. Namun, pemerintah yang
terpilih tidak mampu membuatg koalisi nasional secara besar-besaran. “Problemnya, presiden terpilih
yang berasal dari partai kecil akan bermasalah ketika berhadapan dengan parlemen. Untungnya ada
Jusuf Kalla, yang berhasil menguasai Golkar sehingga bisa membuat stabilitas politik lebih kuat di
parlemen,” ujarnya.
Sayangnya, partai seperti PPP hampir tidak bersuara pada kebijakan pemerintah dan rakyat. Bahkan
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang sudah menempatkan diri sebagai oposisi, tidak
punya kepandaian menangkap esensi persoalan. Mereka tidak punya kemampuan meluncurkan
persoalan pada saat yang tepat. “Jadinya, fungsi oposisi hampir tidak berjalan, dan yang dilakukan
hanya hal-hal kecil. Padahal, PDIP potensial tampil berhadapan dengan pemerintah, ujarnya.
Sumber : Harian Kompas, 5/5/2006
TAGIHAN TUGAS :

1. Setelah disimak dan baca baik-baik, jelaskan kembali apa telah ditulis sesuai
dengan persepsi yang ada dibenak anda !
2. Berikan beberapa penjelasan indikasi tentang terjadinya “krisis” dan
“menurunnya daya artikulasi” partai politik di Indonesia pasca pemilu 2004 !
3. Tentukan langkah-langkah konkrit upaya-upaya dalam membangun artikulasi
partai politik guna meningkatkan kinerja di parlemen !
4. Sebagai pelajar, apa yang harus dilakukan sebagai bentuk partisipasi ploitik?
5. Berikan usulan konkrit, apa yang harus anda lakukan guna meningkatkan
kinerja pemerintah dengan mitra kerjanya parlemen :
a. Sebagai salah satu kelompok kepentingan !
b. Sebagai ketua suatu partai politik !
c. Sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat !
d. Sebagai Presiden Republik Indonesia !
INQUIRI

Carilah referensi dari berbagai sumber untuk mengkaji ulang


tentang rumusan dan penerapan sistem politik demokrasi
Pancasila (berikut gambar-gambar pendukungnya) yang
berkaitan dengan tata cara pengambilan keputusan !

1. Pahami kembali tentang rumusan “demokrasi Pancasila ”, dan


buatlah skenario (simulasi atau role play) wujud demokrasi
Pancasila dalam pengambilan keputusan di sekolah !
2. Carilah topik-topik dari berbagai sumber (mass media cetak
atau elektronik) sekitar pelaksanaan sistem politik demokrasi
Pancasila (cara pengambilan keputusan),
3. Kemudian lakukan demonstrasi dalam bentuk simulasi atau
role play di dalam kelas !

Anda mungkin juga menyukai