Anda di halaman 1dari 26

PENYUSUTAN

Disusun oleh:
1. Azza Nabila Haya 142170023
2. Amalia Dewi Khoirani 142170031
Latar belakang penyusutan
Dalam Sejalan dengan Penyusutan atau
menjalankan operasional depresiasi
kegiatan bisnis, perusahaan, asset merupakan salah
perusahaan tersebut akan satu unsur
umumnya memiliki mengalami pengurang dalam
asset berupa penurunan nilai. menghitung
bangunan, mesin, Penurunan nilai laba/rugi
mobil dinas, atas asset ini perusahaan.
komputer dan adalah
asset berwujud konsekuensi dari
lainnya yang penggunaan asset
memiliki masa tersebut yang
manfaat lebih lazim disebut
dari satu tahun. sebagai
2 penyusutan atau
Pengertian penyusutan

⬗ Berdasarkan PSAK 17 penyusutan adalah


alokasi jumlah suatu aset yang dapat
disusutkan sepanjang masa manfaat yang
diestimasi.
⬗ Penyusutan diperlukan karena manfaat
yang diberikan dan nilai dari aset
tersebut semakin berkurang, dan
pengurangan nilainya dibebankan secara
bertahap

3
Kebijakan Pajak untuk Penyusutan
1. Keadilan Pajak
Yang diperhatikan adalah kegiatan dari WP, apakah perusahaan
manufaktur atau perusahaan jasa. Dan bagaimana struktur modalnya.
Kegiatan manufaktur dengan padat modal akan lebih diuntungkan

2. Kebijakan Ekonomi
Mengakibatkan pada peningkatan modal. Jika penyusutan besar maka laba
setelah pajak juga besar, dan ROI besar mengakibatkan arus kas tinggi

3. Administrasi
Secara administrasi ada penyusutan sederhana dan penyusutan kompleks,
dan hal ini bergantung pada SDM, biaya administrasi, dan kepatuhan WP
Karakteristik Dari Aset yang Dapat
Disusutkan
1. Digunakan dalam kegiatan usaha
2. Nilainya menurun secara bertahap
3. Aset berwujud dan tidak berwujud
4. Pihak yang berhak melakukan penyusutan
5. Saat dilakukannya penyusutan
6. Dasar melakukan penyusutan biasanya ada
3 yaitu:
a. Harga perolehan
b. Harga penggantian
c. Revaluasi
Penyusutan yang dipercepat
Metode yang dapat digunakan:
1. Dipercepat (accelerated), misalnya dengan metode penyusutan saldo
menurun/menurun ganda
2. Memperpendek umur (shorted life)
3. Bebas (arbitrary deduction)

6
Penyusutan Berdasarkan Peraturan
Perpajakan
Saat Mulainya Penyusutan Fiskal : ditetapkan pada bulan perolehan. Dan
penyusutan fiskal dilakukan selama sebulan penuh. Pengecualian karena hal-
hal berikut:
a. Harta/aset yang masih dalam proses pengerjaan: penyusutan dilakukan
pada tahun selesainya pekerjaan tersebut.
b. Harta/aset dalam usaha sewa guna usaha: penyusutan khususnya pada
operating lease dilakukan pada saat bulan harta tersebut
disewagunausahakan
c. Persetujuan Dirjen Pajak: WP dapat mengajukan apabila tidak melakukan
prinsip penyusutan pada umumnya.

7
Pengelompokan Harta Berwujud

1. Harta berwujud kelompok bukan


bangunan 2. Harta berwujud kelompok bangunan

KELOMPOK BUKAN MASA


KELOMPOK MASA
BANGUNAN MANFAAT
BANGUNAN MANFAAT
KELOMPOK 1 4 tahun
BANGUNAN 20 tahun
KELOMPOK 2 8 tahun
PERMANEN
KELOMPOK 3 16 tahun
BANGUNAN 10 tahun
KELOMPOK 4 20 tahun TIDAK
PERMANEN

8
Metode dan Tarif Penyusutan Fiskal

Sejak tahun 1995 WP dibebaskan memilih


metode penyusutan fiskal untuk aset
tetap berwujud bukan bangunan, yaitu
metode saldo menurun ganda atau
metode garis lurus. Dan metode yang
dipilih harus ditetapkan kepada
seluruh kelompok harta. Sedangkan
aset tetap bangunan tetap memakai
satu metode, yaitu metode garis
lurus.
Tarif Penyusutan untuk Aset Tetap
Bukan Bangunan
Tarif Penyusutan
Kelompok
Bukan Metode Garis Metode Saldo
Bangunan Lurus Menurun
Tarif Penyusutan untuk Aset Tetap
Kelompok 1 25,00% 50,00% Bangunan
Kelompok 2 12,50% 25,00% Tarif Penyusutan
(Metode Garis
Kelompok 3 6,25% 12,50% Kelompok Bangunan Lurus)
Kelompok 4 5,00% 10,00%
Bangunan Permanen 5%
Bangunan tidak
permanen 10%

10
PENYUSUTAN BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
⬗ Di atur dalam Standar ⬗ Pengukuran penyusutan aset tetap
Akuntansi Keuangan (SAK) di berdasarkan pada umur ekonomis
dalam Pernyataan Standar maupun umur teknis.
Akuntansi Keuangan (PSAK) ⬗ Nilai sisa atau nilai residu adalah
Nomor 17 tentang Akuntansi jumlah neto yang diharapkan dapat
Penyusutan diperoleh pada akhir masa manfaat
⬗ Penyusutan adalah alokasi suatu aset setelah dikurangi taksiran
jumlah suatu aset yang dapat biaya pelepasan.
disusutkan sepanjang masa ⬗ Jumlah tercatat adalah nilai buku,
manfaat yang diestimasi. yaitu biaya perolehan suatu aset
⬗ Jumlah yang dapat disusutkan setelah dikurangi dengan akumulasi
adalah jumlah perolehan suatu penyusutan.
aset atau jumlah lain yang
disubtitusikan untuk biaya
11
perolehan dalam laporan
Biaya Perolehan

Biaya perolehan adalah jumlah kas


atau setara kas yang dibayarkan
atau nilai wajar imbalan lain yang
diberikan untuk memperoleh suatu
aset pada saat perolehan atau
konstruksi sampai dengan aset
tersebut dalam kondisi dan tempat
yang siap untuk digunakan.

12
Biaya perolehan aset tetap terdiri
atas harga beli termasuk biaya
impor dan PPN masukan tidak boleh
direstitusikan ,dan biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung
dalam aset tersebut. Misalnya :
⬗ Biaya persiapan tempat
⬗ Biaya pengiriman awal, biaya
simpan dan biaya bongkar muat
⬗ Biaya pemasangan
⬗ Biaya professional seperti
13
arsitek dan insinyur
Kriteria Aset
yang Dapat
Disusutkan
⬗ Diharapkan untuk digunakan
selama lebih dari satu periode
akuntansi.
⬗ Memiliki suatu masa manfaat
yang terbatas.
⬗ Ditahan oleh suatu perusahaan
untuk digunakan dalam
produksi atau memasok barang
dan jasa, untuk disewakan, atau
untuk tujuan administrasi.
14
Masa Manfaat
Pengertian masa manfaat sebagai
berikut :
• Periode suatu aset
diharapkan digunakan oleh
perusahaan.
• Jumlah produksi atau unit
serupa yang diharapkan
diperoleh dari aset oleh
perusahaan.

15
Metode Penyusutan
1. Berdasarkan Waktu
a. Metode garis lurus
b. Metode pembebanan yang menurun
1) Metode jumlah angka tahun
2)  Metode saldo menurun/saldo
menurun ganda
2. Berdasarkan Penggunaan
c. Metode jam jasa
d. Metode jumlah unit produksi
3. Metode berdasarkan kriteria lainnya
e. Metode berdasarkan jenis dan kelompok
f. Metode anuitas
g. Sistem persediaan
16

Penyusutan Kelompok dan
Gabungan
• Untuk memudahkan kegiatan
administrasi, ada kalanya
perusahaan memilih cara penyusutan
dengan mengolompokkan aset ke
dalam beberapa kelompok.
• Dalam ketentuan fiskal disebut
dengan golongan harta.

17
Saat Dimulainya
Penyusutan
Pada umumnya penyusutan dimulai pada
tahun pengeluaran. Untuk aset tetap
yang masih dalam proses pengerjaan,
penyusutan dimulai pada tahun
selesainya pengerjaan tersebut. Berbeda
dengan penyusutan fiskal yang harus
setahun penuh, penyusutan komersial
boleh dilakukan untuk jangka yang lebih
pendek.

18
Dasar
Penyusutan
Dasar penyusutan yang
digunakan adalah biaya
perolehan awal, baik melalui
pembelian maupun pendirian,
penambahan, dan perbaikan.
Apabila perusahaan
melakukan penilaian kembali
(revaluasi) maka dasar
penyusutannya adalah nilai
setelah revaluasi.
19
Pengungkapan
Pemilihan suatu metode alokasi dan
estimasi masa manfaat suatu aset
merupakan masalah pertimbanagn.
Pengungkapan metode yang digunakan
dan estimasi masa manfaat atau tingkat
penyusutan yang digunakan
menyediakan bagi para pengguna
laporan informasi yang membuat
mereka menelaah kebijakan yang dipilih
manajemen dan dapat membuat
perbandingan dengan perusahaan lain.
Persamaan Akuntansi
Komersial dan Akuntansi
Fiskal
o Aktiva/harta tetap yang memberikan
manfaat lebih dari satu periode tidak
boleh langsung dibebankan pada tahun
pengeluarannya tetapi harus
dikapitalisasi dan disusutkan sesuai
dengan masa manfaatnya.
o Aktiva/harta yang dapat disusutkan
adalah aset tetap baik bangunan maupun
bukan bangunan.
o Tanah pada prinsipnya tidak disusutkan,
kecuali tanah tersebut memiliki masa
Perbedaan Akuntansi Komersial dan Akuntansi
Masa Manfaat:
Akuntansi Komersial Fiskal
Masa Manfaat:
Akuntansi Fiskal
1. Masa manfaat ditentukan aktiva berdasarkan 1. Ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Keuangan
taksiran umur ekonomis maupun umur teknis
2. Nilai residu tidak diperhitungkan
2. Ditelaah ulang secara periodik
3. Nilai residu bisa diperhitungkan
Harga Perolehan: Harga Perolehan:
1. Untuk pembelian menggunakan harga 1. Untuk transaksi yang tidak mempunyai hubungan
sesungguhnya istimewa berdasarkan harga yang sesuangguhnya
2. Untuk pertukaran aktiva tidak sejenis 2. Untuk transaksi yang mempunyai hubungan istimewa
menggunakan harga wajar berdasarkan harga pasar
3. Untuk pertukaran sejenis berdasarkan nilai buku 3. Untuk transaksi tukar menukar adalah berdasarkan
aktiva yang dilepas harga pasar
4. Aktiva sumbangan berdasarkan harga pasar 4. Dalam rangka likuidasi, peleburan, pemekaran,
pemecahan atau penggabungan adalah harga pasar
kecuali ditentukan lain oleh Menteri Keuangan
5. Revaluasi adalah sebesar nilai setelah revaluasi

22
Metode Penyusutan: Metode Penyusutan:
1. Garis lurus 1. Untuk aktiva tetap bangunan adalah garis lurus
2. Jumlah angka tahun 2. Untuk aktiva tetap bukan bangunan wajib pajak
dapat memilih garis lurus atau saldo menurun ganda
3. Saldo menurun/menurun ganda asal diterapkan secara taat asas.
4. Metode jam jasa
5. Unit produksi
6. Anuitas
7. Sistem persediaan
8. Wajib pajak dapat memilih salah satu metode yang
dianggap sesuai asal diterapkan secara konsisten dan
metode penyusutan harus ditelaah secara periodik

Sistem Penyusutan: Sistem Penyusutan:


1. Penyusutan secara individual kecuali untuk peralatan 1. Penyusutan individual
kecil, boleh secara golongan
2. Penyusutan gabungan/group
Saat dimulainya penyusutan: Saat dimulainya penyusutan:
1. Saat perolehan 1. Saat perolehan
2. Saat penyelesaian 2. Dengan izin Menteri Keuangan dapat dilakukan pada
penyelesaian atau tahun mulai menghasilkan

23
Perencanaan pajak untuk
penyusutan
PT. Abadi membeli aset Metode Penyusutan
tetap berupa mesin, Tahun
Garis Lurus (Rp) Saldo Menurun (Rp)
dengan harga perolehan 1         250.000.000         500.000.000
Rp1.000.000.000. Mesin 2         250.000.000         250.000.000
tersebut termasuk 3         250.000.000         125.000.000
dalam aset tetap 4         250.000.000         125.000.000

kelompok 1. Besarnya Akum. Penyusutan      1.000.000.000      1.000.000.000

beban penyusutan dapat


dilihat pada tabel di Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa besarnya
samping : beban penyusutan per tahun berbeda-beda, tetapi
pada akhir masa manfaat (tahun ke-4) jumlah
akumulasi penyusutan adalah sama. Sehingga
dalam perpajakan perbedaan besarnya beban
penyusutan ini dikenal dengan istilah beda
waktu/beda sementara (timing difference/temporary
24 difference).
Dalam contoh ini, untuk mengetahui nilai tunai (present value) tingkat diskon
yang digunakan adalah 20%. (Lihat tabel).
Metode Penyusutan
Tahun Garis Lurus (Rp) Saldo Menurun (Rp) Tingkat Diskon
Nominal PV PV Nominal PV PV (20%)
1 250.000.000 208.333.333,30 500.000.000,00 416.666.666,70 0,833333
2 250.000.000 173.611.111,10 250.000.000,00 173.611.111,10 0,694444
3 250.000.000 144.675.925,90 120.500.000,00 72.337.963,00 0,578703
4 250.000.000 120.563.271,60 120.500.000,00 60.281.636,80 0,482253

1.000.000.000 647.183.642,90 1.000.000.000,00 722.897.377,60

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mesin yang pada saat perolehannya
sebesar Rp 1.000.000.000 dan pada akhir masa manfaat (tahun ke-4)
dengan discount factor 20% jumlah nilai tunai (present value) dari akumulasi beban
penyusutan mesin dengan menggunakan metode garis lurus sebesar Rp
647.183.641,90 dan menggunakan metode saldo menurun sebesar Rp 722.897.376,60.

25
Tabel (Perbandingan besar penghematan pajak antara metode garis lurus dan
metode saldo menurun dengan tingkat diskonto 20%).

Garis Lurus (Rp) Saldo Menurun (Rp)


 PV
Keterangan PV
Nominal PV Nominal PV (tingkat diskonto
(tingkat diskonto 20%)
20%)
Harga Perolehan 1.000.000.000,00 1.000.000.000,00 500.000.000   416.666.666,70
Biaya Penyusutan 1.000.000.000,00 647.183.641,90 1.000.000.000   722.897.376,60
PPh 30% 300.000.000,00 194.115.092,57 300.000.000   216.869.212,98
Penghematan Pajak = Rp216.869.212,98 – Rp194.155.092,57 =Rp 22.714.120,41

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh besarnya penghematan pajak yang


dapat dilakukan jika perusahaan memilih metode saldo menurun dalam
menghitung besarnya beban peyusutan. Tarif pajak yang digunakan adalah tarif
pajak tertinggi yaitu 30% karena diasumsikan bahwa perusahaan telah
mencapai laba di atas Rp 100.000.000. Dengan tingkat diskon 20% besar
penghematan pajak adalah  Rp216.869.212,98 - Rp194.155.092,57 = Rp 22.714.120,41.
26

Anda mungkin juga menyukai