Anda di halaman 1dari 26

REFERAT

LUKA BAKAR
Oleh:
Rahmi Fitri S, Ked

Pembimbing :
dr.Samson Sembiring Sp, B
KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU BEDAH
RSUD CUT NYAK DHIEN
MEULABOH
Anatomi histologi kulit
Kulit adalah suatu organ pembungkus
seluruh permukaan luar tubuh, merupakan
organ terberat dan terbesar dari tubuh.

Secara embriologis kulit berasal dari dua


lapis yang berbeda, lapisan luar adalah
epidermis yang merupakan lapisan epitel
berasal dari ektoderm sedangkan lapisan
dalam yang berasaldari mesoderm adalah
dermis atau korium yang merupakan suatu
lapisan jaringan ikat.
 
Kulit terdiri dari dua lapisan yaitu
dermis dan epidermis.
Epidermis merupakan lapisan luar
kulit disusun oleh sel–sel epitel.
Sel-sel yang terdapat dalam
epidermis antara lain: keratinosit
(sel terbanyak pada lapisan
epidermis), melanosit, sel merkel
dan langerhans.
Epidermis terdiri dari lima
lapisan, dari yang paling dalam
yaitu stratum basale, stratum
spinosum, stratum granulosum,
stratum lucidum dan stratum
corneum.
Dermis terdiri atas dua lapisan
yaitu lapisan papilaris dan lapisan
retikularis, sekitar 80% dari
dermis adalah lapisan retikularis.
Fisiologi kulit

Kulit mempunyai fungsi


sebagai berikut:
 
 Perlindungan terhadap cedera
dan kehilangan cairan.

 Sensasi melalui saraf kulit dan


ujung akhirnya yang bersifat
sensoris, misalnya untuk rasa
sakit serta pengaturan suhu.

 Sebagai barrier dari invasi


mikroorganisme patogen
ataupun toksin.
 
DEFINISI

Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang


disebabkan kontak dengan sumber panas seperti kobaran api di
tubuh (flame), jilatan api ketubuh (flash), terkena air panas
(scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat sengatan
listrik, akibat bahan-bahan kimia, serta sengatan matahari
(sunburn).
 
 
ETIOLOGI
ETIOLOGI

Luka bakar suhu


tinggi(Thermal Burn): Luka bakar bahan kimia
gas, cairan, bahan (Chemical Burn)
padat

Luka bakar sengatan Luka bakar radiasi


listrik (Electrical Burn) (Radiasi Injury)
KLASIFIKASI

Ba k a r d e r a j at I
Luka l a pi sa n
rb a t a s p a da
Kerusakan te i a l
i s s u pe rf i s
epiderm
Luka Bakar derajat II
Kerusakan terjadi pada seluruh
lapisan epidermis dan sebagai lapisan
dermis

Luka bakar
derajat III (
Kerusakan Full Thickn
meliputi se ess burn)
dermis da lu ruh tebal de
n lapisan lebi rmis
h dalam,
LUKA BAKAR DERAJAT I
LUKA BAKAR DERAJAT II
LUKA BAKAR DERAJAT III
PATOFISIOLOGI
LUKA BAKAR Kehilangan
cairan

Perpindahan energi
↑ permeabilitas
dari sumber panas
pembuluh darah
ke tubuh

Derajat luka bakar Perpindahan cairan dari


ditentukan kondisi intravaskuler ke ekstraseluler–
jaringan yg terkena dan hilang Na,Cl, K, H20, protein
lamanya kontak dgn plasma
panas

Edema
Epidermis, dermis, menyeluruh
subkutan mengalami
kerusakan

Integritas kulit– Syok hipovolemik


MO masuk ke
tubuh
BERAT DAN LUAS LUKA
BAKAR
• Berat luka bakar bergantung pada dalam, luas, dan letak luka.
Berat luka bakar bergantung pada dalam, luas, dan letak luka.
Usia dan kesehatan pasien sebelumnya akan sangat
mempengaruhi prognosis. Adanya trauma inhalasi juga akan
mempengaruhi berat luka bakar.

Semakin luas permukaan tubuh yang terlibat, morbiditas dan


mortalitasnya meningkat, dan penanganannya juga akan semakin
kompleks. Luas luka bakar dinyatakan dalam persen terhadap
luas seluruh tubuh. Ada beberapa metode cepat untuk
menentukan luas luka bakar, yaitu:

Estimasi luas luka bakar menggunakan luas permukaan palmar


pasien. Luas telapak tangan individu mewakili 1% luas
permukaan tubuh. Luas luka bakar hanya dihitung pada pasien
dengan derajat luka II atau III.
RUMUS 9 ATAU RULE OF NINE UNTUK
ORANG DEWASA
Rumus 9 atau rule of nine
untuk orang dewasa :
Pada dewasa digunakan ‘rumus
9’, yaitu luas kepala dan leher,
dada, punggung, pinggang dan
bokong, ekstremitas atas kanan,
ekstremitas atas kiri, paha
kanan, paha kiri, tungkai dan
kaki kanan, serta tungkai dan
kaki kiri masing-masing 9%.
Sisanya 1% adalah daerah
genitalia. Rumus ini membantu
menaksir luasnya permukaan
tubuh yang terbakar pada orang
dewasa.
RUMUS UNTUK BAYI DAN ANAK

Pada anak dan bayi


digunakan rumus lain
karena luas relatif
permukaan kepala anak
jauh lebih besar dan luas
relatif permukaan kaki
lebih kecil. Karena
perbandingan luas
permukaan bagian tubuh
anak kecil berbeda,
dikenal rumus 10 untuk
bayi, dan rumus 10-15-
20 untuk anak.
FASE PADA LUKA BAKAR
Fase awal, fase akut, fase syok
Pada fase ini, masalah utama berkisar pada
gangguan yang terjadi pada saluran nafas yaitu
gangguan mekanisme bernafas

Fase setelah syok berakhir, fase sub akut


Masalah utama pada fase ini adalah Systemic
Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-system
Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan syok sepsis.

Fase lanjut
Fase ini berlangsung setelah penutupan luka sampai
terjadinya maturasi jaringan. Masalah yang dihadapi adalah
penyulit dari luka bakar seperti parut hipertrofik, kontraktur
dan deformitas lain yang terjadi akibat kerapuhan jaringan
atau struktur tertentu akibat proses inflamasi yang hebat
dan berlangsung lama.
INDIKASI RAWAT INAP PASIEN LUKA
BAKAR
Menurut American Burn Association, seorang pasien
diindikasikan untuk dirawat inap bila:
1. Luka bakar derajat III > 5%
2. Luka bakar derajat II > 10%
3. Luka bakar derajat II atau III yang melibatkan area kritis
(wajah, tangan, kaki, genitalia, perineum, kulit di atas
sendi utama)  risiko signifikan untuk masalah kosmetik
dan kecacatan fungsi
4. Luka bakar sirkumferensial di thoraks atau ekstremitas
5. Luka bakar signifikan akibat bahan kimia, listrik, petir,
adanya trauma mayor lainnya, atau adanya kondisi medik
signifikan yang telah ada sebelumnya
6. Adanya trauma inhalasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah :
 
 Hitung darah lengkap : Peningkatan Hematokrit menunjukkan
hemokonsentrasi sehubungan dengan perpindahan cairan. Menurutnya
Hematokrit dan sel darah merah terjadi sehubungan dengan kerusakan
oleh panas terhadap pembuluh darah.
 Leukosit akan meningkat sebagai respon inflamasi
 Analisa Gas Darah (AGD) : Untuk kecurigaan cidera inhalasi
 Elektrolit Serum. Kalium meningkat sehubungan dengan cidera jaringan,
hipokalemia terjadi bila diuresis.
 Albumin serum meningkat akibat kehilangan protein pada edema
jaringan
 Kreatinin meningkat menunjukkan perfusi jaringan
 EKG : Tanda iskemik miokardial dapat terjadi pada luka bakar
 Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan luka
bakar.
penatalaksanaan
Pertolongan pertama pada luka
bakar

1. Segera hindari sumber nya dan mematikan api pada tubuh


2. Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain
3. Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka
bakar dalam air atau menyiramnya dengan air mengalir
selama sekurang-kurangnya lima belas menit.
4. Evaluasi awal
5. Prinsip penanganan pada luka bakar sama seperti
penanganan pada luka akibat trauma yang lain, yaitu
dengan ABC (Airway Breathing Circulation) yang diikuti
dengan pendekatan khusus pada komponen spesifik luka
bakar pada survey sekunder
6. Saat menilai ‘airway” perhatikan apakah terdapat luka
bakar inhalasi.
RESUSITASI CAIRAN

Tujuan utama dari resusitasi cairan adalah untuk menjaga dan


mengembalikan perfusi jaringan tanpa menimbulkan edema.
Pemberian cairan paling popular adalah dengan Ringer laktat
untuk 48 jam setelah terkena luka bakar. Output urin yang adekuat
adalah 0.5 sampai 1.5mL/kgBB/jam.

Rumus Evans
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL NaCl per 24 jam
Luas luka bakar (%) x BB (kg) menjadi mL plasma per 24 jam
2.000 cc glukosa 5% per 24 jam
Separuh dari jumlah 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama. Sisanya
diberikan dalam 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan setengah
jumlah cairan hari pertama. Pada hari ketiga diberikan setengah jumlah
cairan hari kedua.
Rumus Baxter yaitu :
% x BB x 4 cc
 
Separuh dari jumlah cairan ini diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan
dalam 16 jam berikutnya. Hari pertama terutama diberikan elektrolit yaitu larutan
RL karena terjadi defisit ion Na. Hari kedua diberikan setengah cairan hari
pertama.
Contoh : seorang dewasa dengan BB 50 kg dan luka bakar seluas 20 % permukaan
kulit akan diberikan 50 x 20 % x 4 cc = 4000 cc yang diberikan hari pertama dan
2000 cc pada hari kedua.

Formula Parkland :
 
24 jam pertama.Cairan Ringer laktat : 4ml/kgBB/%luka bakar
 
o contohnya pria dengan berat 80 kg dengan luas luka bakar 25 %
o membutuhkan cairan : (25) X (80 kg) X (4 ml) = 8000 ml dalam 24 jam
pertama
½ jumlah cairan 4000 ml diberikan dalam 8 jam
½ jumlah cairan sisanya 4000 ml diberikan dalam 16 jam berikutnya.
 
Perawatan LUKA BAKAR

Perawatan tergantung pada karakteristik dan ukuran dari luka.


Tujuan dari semua perawatan luka bakar agar luka segera
sembuh rasa sakit yang minimal.
Setelah luka dibersihkan dan di debridement, luka ditutup.
Penutupan luka ini memiliki beberapa fungsi :
1. penutupan luka akan melindungi luka dari kerusakan epitel
dan meminimalkan timbulnya koloni bakteri atau jamur.
2. luka harus benar-benar tertutup untuk mencegah evaporasi
pasien tidak hipotermi.
3. penutupan luka diusahakan semaksimal mungkin agar
pasien merasa nyaman dan meminimalkan timbulnya rasa
sakit
Pilihan penutupan luka sesuai dengan derajat luka bakar.
 
 Luka bakar derajat I
Luka seperti ini tidak perlu di balut, cukup dengan pemberian salep
antibiotik untuk mengurangi rasa sakit dan melembabkan kulit. Bila
perlu dapat diberi NSAID (Ibuprofen, Acetaminophen) untuk
mengatasi rasa sakit dan pembengkakan
 Luka bakar derajat II (superfisial )
perlu perawatan luka setiap harinya, pertama-tama luka diolesi
dengan salep antibiotik, kemudian dibalut dengan perban katun dan
dibalut lagi dengan perban elastik. Pilihan lain luka dapat ditutup
dengan penutup luka sementara yang terbuat dari bahan alami atau
bahan sintetis
 Luka derajat II ( dalam ) dan luka derajat III, perlu dilakukan
eksisi awal dan cangkok kulit (early exicision and grafting )
EARLY EXICISION AND GRAFTING (E&G)
 
Dengan metode ini eschar di angkat secara operatif dan kemudian luka
ditutup dengan cangkok kulit (autograft atau allograft ), setelah terjadi
penyembuhan, graft akan terkelupas dengan sendirinya. E&G
dilakukan 3-7 hari setelah terjadi luka, pada umumnya tiap harinya
dilakukan eksisi 20% dari luka bakar kemudian dilanjutkan pada hari
berikutnya.

ANTIMIKROBA
Dengan terjadinya luka mengakibatkan hilangnya barier
pertahanan kulit sehingga memudahkan timbulnya koloni
bakteri atau jamur pada luka.
Contoh antibiotik yang sering dipakai : Silver sulfadiazine,
Mafenide acetate, Silver nitrate, Povidone-iodine, Bacitracin
(biasanya untuk luka bakar grade I), Neomycin, Polymiyxin B,
Nysatatin, mupirocin , Mebo.
KOMPLIKASI

 Sistemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS)


 Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS)
 dan syok Sepsis.
Prognosis

Prognosis dan penanganan luka bakar terutama tergantung


pada dalam dan luasnya permukaan luka bakar, dan
penanganan sejak awal hingga penyembuhan. Selain itu
faktor letak daerah yang terbakar, usia dan keadaan
kesehatan penderita juga turut menentukan kecepatan
penyembuhan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai