Lapsus ISK
Lapsus ISK
1102150060
Pembimbing :
Dr.dr.A. M. Luthfi Parewangi,Sp.PD, KGEH
Kepanitraan Klinik
Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteraan UMI
RSUD Salewangan Maros
2015
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. A
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
No. Rekam medik : 187961
Tanggal lahir : 2-6-1986
Alamat : Jl. Angkatan Pemuda Kassi
Kebo
Tanggal masuk RS : 24-9-2015
Tanggal Pemeriksaan : 25-9-2015
Ruangan : Perawatan Dewasa, Kamar 1
Anamnesis Keluhan Utama:
Nyeri Perut
Bawah
Warna Kuning - -
Erirosit 50 Negatif ul
Nitrit Negatif Negatif -
Sedimen Urin (Tanggal 25/9/2015)
Differential • Pyelonefritis
Diagnosis • Batu Saluran Kemih
Penatalaksanaan
Omeprazole 40mg/12jam/iv
Neurodex 2x1
RENCANA PEMERIKSAAN
Control darah rutin dan urin rutin
PROGNOSIS
Ad Functionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam
Ad Vitam : Dubia ad bonam
Follow up (Hari 1)
Tanggal S O A P
25/9/2015 Nyeri perut KU: SS/GL/CM D/ ISK -IVFD NaCl 0,9 %
T : 120/80 bawah (+) Anemis -/-, 20 tpm
mmHg nyeri saat ikterus -/- DD/ -Omeprazole
N : 80 x/i berkemih (+) BP : Vesikuler Batu 40mg/12jam/iv
P : 22 x/i Demam (+) BT: Ronkhi-/- Buli-buli -Ceftriaxone
S : 37.5 oC Sakit kepala (+) Wheezing -/- 2 gr/24 j/drips
Mual (+), Abd : -Paracetamol
WBC :12 x muntah (-), peristaltik (+) 500 mg 3x1
103/ul nyeri ulu hati (-) kesan normal -Neurodex 2x1
HGB : 11,5 BAB : Biasa, Nyeri tekan
g/dl lancar epigastrium (-) Periksa
PLT : 176 x Nyeri tekan -USG Abdomen
109/l supra pubik -Periksa GDS,
Sedimen (+) SGOT, SGPT,
Urin: Ekstremitas Ureum, Kreatinin
Leukosit edema (-)
12-14 /LPB
Follow up (Hari 2)
Tanggal S O A P
26/9/2015 Nyeri perut Anemis (-), D/ -IVFD NaCl 0,9 %
T : 120/90 bawah (+) ikterus (-) Cystitits 20 tpm
mmHg Nyeri saat Thorax : -Omeprazole
N : 80 x/i berkemih (-) Ronkhi-/- 40mg/12jam/iv
P : 20x/i Demam (-) Wheezing -/- -Ceftriaxone
S : 37oC Sakit kepala (+) BJ I/II murni 2 gr/24 j/drips
Mual (+) regular -Paracetamol
GDS: 109 Nyeri tekan 500 mg 3x1
mg/dl supra pubik -Neurodex 2x1
SGOT: 74 (+)
u/L
SGPT:29 u/L
Ur: 26 mg/dl
Kr: 0,6
mg/dl
USG
Abdomen:
Mild Cystitis
Follow up (Hari 3)
Tanggal S O A P
18/6/2015 Nyeri perut Anemis -/-, D/ -IVFD NaCl 0,9 %
T : 120/90 bawah (+) ikterus -/- Cystitits 20 tpm
mmHg berkurang BT: Rk-/- Wh -Omeprazole
N : 75x/i -/- 40mg/12jam/iv
P : 20x/i BJ I/II murni -Ceftriaxone
S : 36,6 oC regular 2 gr/24 j/drips
Nyeri tekan -Paracetamol
supra pubik 500 mg 3x1
(+) -Neurodex 2x1
Follow up (Hari 4)
Tanggal S O A P
19/6/2015 Nyeri perut Anemis -/-, D/ -Cefixime1
T : 120/80 bawah (-) ikterus -/- Cystitits 100 mg 2x1
mmHg BT: Rk-/- Wh -/- -Paracetamol
N : 80 x/i Nyeri tekan 500 mg 3 x 1(kp)
P : 20x/i supra pubik (-) -Neurodex 2x1
S : 36,5 oC
Seorang perempuan 29 tahun masuk
rumahsakit dengan keluhan nyeri supra pubik
(+) dirasakan sejak sehari yang lalu SMRS. Nyeri
terus menerus. Disuria (+) rasa panas dan perih.
Riwayat demam (+) 2 hari SMRS. Cephalgia (+)
Mual (+). Pada pemeriksaan fisik ditemukan TD
:120/80, Nadi : 80 x/menit, pernapasan : 22 x /
menit. Suhu 37,5 oC. Nyeri tekan supra pubik
(+). Dari hasil laboratorium ditemukan WBC :12
x 103/ul, HGB : 11,5 g/dl, PLT : 176 x 109/l. Dari
hasil pemeriksaan sedimen urin didapatkan
leukosit 12-14/ LPB. USG abdomen: mild cystitis.
DISKUSI
Pada anamnesis, pasien mengalami nyeri supra pubik
sehari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan terus
menerus. Pasien juga mengeluh nyeri saat berkemih.
Sakit kepala dan mual juga dirasakan. Pasien juga
mengalami demam .
Pada pemeriksaan fisis didapatkan TD : 120/ 80, Nadi :
80 x/menit, pernapasan : 22 x / menit. Suhu 37 ,5 oC.
Nyeri tekan supra pubik (+).Dari hasil laboratorium
ditemukan WBC :12 x 103/ul, HGB : 11,5 g/dl, PLT : 176 x
109/l. Dari hasil pemeriksaan sedimen urin didapatkan
leukosit 12-14/ LPB. USG abdomen: mild cystitis.
Jadi, dari semua pemeriksaan yang telah dilakukan kita
dapat mengambil kesimpulan bahwa pasien di
diagnosis dengan Infeksi Saluran Kemih Bawah yaitu
Cystitis.
PEMBAHASAN
Sistem urinarius terdiri dari 2
ginjal (ren), 2 ureter, vesika
urinaria dan uretra
Saluran kemih bagian atas
adalah ginjal, sedangkan
ureter, kandung kemih
(vesika urinaria) dan uretra
merupakan saluran kemih
bagian bawah.
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan istilah
yang digunakan untuk menunjukkan
bakteriuria patogen > 10, dan lekositouria >10
per lapangan pandang besar, disertai
manifestasi klinik
Kejadian ISK dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti usia, gender, prevalensi bakteriuria,
dan faktor predisposisi yang mengakibatkan
perubahan struktur saluran kemih termasuk
ginjal
ISK cenderung terjadi pada perempuan
dibandingkan laki-laki.
Bakteri E. coli berkoloni di kolon manusia.
Beberapa bakteri E. coli dapat berkoloni di
daerah periuretra dan masuk ke vesika urinaria.
Bakteri E. coli yang masuk ke saluran kemih dan
tidak memberikan gejala klinis memiliki strain
yang sama dengan strain E. coli pada usus
(fecal E.coli)
Bakteri E. coli yang masuk ke saluran kemih dan
menimbulkan gejala klinis adalah beberapa
strain bakteri E. coli yang bersifat uropatogenik
Faktor predisposisi (pencetus) ISK KLASIFIKASI
ISK Atas ISK Bawah
Litiasis
Pielonefritis ( infeksi •Sistitis (radang
Obstruksi saluran kemih pada pielum ) selaput mukosa
Penyakit ginjal polikistik •Akut (vesika urinaria)
ditandai primer yang timbulnya
Nekrosis papilar oleh radang mendadak,
DM pasca transplantasi ginjal jaringan interstitial biasanya ringan
sekunder dan sembuh
Nefropati analgesik mengenai tubulus spontan
Penyakit Sickle-cell dan akhirnya •Prostatitis
dapat mengenai •Epidimitis
Senggama kapiler glomerulus, •Uretritis
Kehamilan dan peserta KB disertai manifestasi •Sindrom uretra
klinik dan (klinis sistitis tanpa
dengan tablet progesteron bakteriuria tanpa ditemukan
Kateterisasi ditemukan mikroorganisme)
kelainan radiologik
•Kronik
(selalu disertai
kelainan radiologi)
ISK sederhana (uncomplicated)
ISK akut tipe sederhana yaitu non-obstruksi dan
bukan pada perempuan hamil pada umumnya
merupakan penyakit ringan (self limited disease)
dan tidak menyebablan akibat lanjut jangka lama.
ISK tipe berkomplikasi (complicated)
ISK tipe berkomplikasi biasanya terjadi pada
perempuan hamil dan pasien dengan diabetes
mellitus. Selain itu basiluria asimtomatik (BAS)
merupakan risiko untuk pielonefritis diikuti penurun
laju filtrasi glomerulus (LFG).
Lokal Sistemik
Disuria Panas badan sampai
Polakisuria menggigil
Stranguria Septicemia dan syok
Tenesmus
Nokturia Perubahan urinalisis
Enuresis nocturnal Hematuria
Prostatismus Piuria
Inkontinesia Chylusuria
Nyeri uretra Pneumaturia
Nyeri kandung kemih
Nyeri kolik
Nyeri ginjal
Pemeriksaan penunjang diagnostik
Analisis urin rutin
Uji Biokimia
Uji biokimia didasari oleh pemakaian glukosa dan
reduksi nitrat menjadi nitrit dari bakteriuria terutama
golongan Enterobacteriaceae. Uji biokimia ini hanya
sebagai uji saring (skrinning) karena tidak sensitif, tidak
spesifik dan tidak dapat menentukan tipe bakteriuria.
Mikrobiologi
Colony Forming Unit (CFU) ml urin. Indikasi CFU per ml
antara lain pasien-pasien dengan gejala ISK, tindak
lanjut selama pemberian antimikroba untuk ISK, pasca
kateterisasi, uji saring bakteriuria asimtomatik selama
kehamilan, dan instrumentasi
Terapi
ISKA
Rawat inap untuk memelihara status hidrasi
Terapi antibiotik parenteral minimal 48 jam.
sebelum adanya hasil kepekaan biakan yakni
fluorokuinolon, amiglikosida dengan atau tanpa
ampisilin dan sefalosporin spektrum luas dengan
atau tanpa aminoglikosida
ISKB
dengan meningkatkan intake cairan, pemberian
antibiotik yang adekuat, dan kalau perlu terapi
simtomatik untuk alkanisasi urin dengan natrium
bikarbonat 16-20 gram per hari
Prognosis
ISKA
Prognosis pasien dengan pielonefritis akut,
pada umumnya baik dengan penyembuhan
100% secara klinik maupun bakteriologi bila
terapi antibiotika yang diberikan sesuai.
ISKB
Prognosis sistitis akut pada umumnya baik dan
dapat sembuh sempurna, kecuali bila
terdapat faktor predisposisi. Prognosis sistitis
kronik baik bila diberikan antibiotik yang
intensif dan tepat serta faktor predisposisi
mudah dikenal dan diberantas.