Anda di halaman 1dari 65

≈ Pemeriksaan daya serap / interaksi darah

dengan gas yang dihirup lewat pernafasan

 Sampel darah diambil langsung dari arteri


 Untuk menilai respirasi: pertukaran gas
antara udara dari paru, darah dan jaringan
 Manfaat bila menggambarkan keadaan parah:
menunjang pengobatan
 Berkaitan dg asam-basa
 Tidak dapat menegakkan diagnosis
1. Evaluasi gangguan asam-basa respiratorik
dan metabolik termasuk gagal nafas karena
keracunan, atau PPOK berat
2. Shock yang belum jelas sebabnya
3. Koma yang tidak jelas atau confusion
[H ]
+

pH
Acid Base

Notasi pH diciptakan oleh seorang ahli kimia dari Denmark yaitu Soren Peter Sorensen
pada thn 1909, yang berarti log negatif dari konsentrasi ion hidrogen. Dalam bahasa
Jerman disebutWasserstoffionenexponent (eksponen ion hidrogen) dan diberi simbol pH
yang berarti: ‘potenz’ (power) of Hydrogen.
Kardiovaskular Respirasi
Gangguan kontraksi otot jantung Hiperventilasi
Penurunan kekuatan otot nafas dan
Dilatasi arteri,konstriksi vena, dan menyebabkan kelelahan otot
sentralisasi volume darah Sesak
Metabolik
Peningkatan tahanan vaskular paru Peningkatan kebutuhan
metabolisme
Penurunan curah jantung, tekanan Resistensi insulin
darah arteri, dan aliran darah Menghambat glikolisis anaerob
hati dan ginjal Penurunan sintesis ATP
Hiperkalemia
Sensitif thd reentrant arrhythmia dan Peningkatan degradasi protein
penurunan ambang fibrilasi
ventrikel Otak
Penghambatan metabolisme dan
regulasi volume sel otak
Menghambat respon kardiovaskular
terhadap katekolamin Koma

Management of life-threatening Acid-Base Disorders, Horacio J. Adrogue, And Nicolaos EM:


Review Article;The New England Journal of Medicine;1998
Kardiovaskular
Konstriksi arteri
Penurunan aliran darah koroner
Penurunan ambang angina
Predisposisi terjadinya supraventrikel dan ventrikel
aritmia yg refrakter
Respirasi
Hipoventilasi yang akan menjadi hiperkarbi dan
hipoksemia
Metabolic
Stimulasi glikolisis anaerob dan produksi asam organik
Hipokalemia
Penurunan konsentrasi Ca terionisasi plasma
Hipomagnesemia and hipophosphatemia
Otak
Penurunan aliran darah otak
Tetani, kejang, lemah delirium dan stupor

Management of life-threatening Acid-Base Disorders, Horacio J. Adrogue, And Nicolaos EM:


Review Article;The New England Journal of Medicine;1998
Tn A; Tn B;
pH 7.5 pH 6.9
Sat O2 99% Inhibited
Sat O2 89%
Unloading

P50

Better
Unloading
CARA TRADISIONAL

The disadvantage of men not knowing the past


is that they do not know the present.
G. K.
Chesterton
Regulasi asam basa diatur melalui proses di:
1. Ginjal dengan cara mempertahankan [HCO3-]
sebesar 24 mM dan
2. Mekanisme respirasi dengan cara mempertahankan
tekanan parsial CO2 arteri (PaCO2) sebesar 40
mmHg.
pH normal: 7,34 - 7,44
pH = fungsi logaritma negatif dari konsentrasi
ion hidrogen dalam plasma darah

Perubahan pH:
- Karena perubahan PCO2 krn gangg ventilasi :
asidosis/alkalosis repiratorik
- Karena perubahan HCO3- : asidosis/alkalosis
metabolik
[HCO -] HCO
Normal
GINJAL
BASA
3
HCO 3
3

pH = 6.1 + log Kompensasi

Normal PARU
pCO2
ASAM CO
CO22
PEMERIKSAAN NILAI NORMAL
pH 7,34 – 7,44
PCO2 35 – 45
PO2 89 – 116
HCO3 22 – 26
BE -2 – (+3)
Sat O2 95 – 98
pH pH

Asidosis Respiratori Alkalosis Respiratori

pH pH

Asidosis Metabolik Alkalosis Metabolik


Diagnosis menggunakan nilai asam basa serum:
Davenport
50 Diagram
PCO2 = 80 40
Henderson- Hasselbalch:
40
pH = pK + log [HCO3-]
s PCO2
Asidosis
[ HCO3- ]

Respiratori Alkalosis
30 Metabolik 20 atau,

Normal pH = 6.1 + Ginjal


Paru
20
Asidosis
Metabolik Alkalosis
Respiratori
10
7.0 7.2 7.4 7.6 7.8
pH
Alkalosis Respiratori
50
PCO2 = 80 40

40
Penyebab:
1) Nyeri
[ HCO3- ]

2) Histerik
30 20 3) Hipoksia
Normal
Alkalosis
Respiratori
20
kompensasi =  [HCO3-]
Alkalosis
Respiratori
10 terkompensasi

7.0 7.2 7.4 7.6 7.8


pH
Asidosis Respiratori
50
PCO2 = 80 40

40
kompensasi =  [HCO3-]
Asidosis Penyebab:
Respiratori 1) PPOK, gagal jantung
terkompensasi kronik, bbrp penyakit
[HCO3-]

paru
30 20 2) Obat anestesi

Asidosis
Respiratori
20

10
7.0 7.2 7.4 7.6 7.8
pH
Metabolic Alkalosis
50
PCO2 = 80 40

40
kompensasi = PCO2 Alkalosis
Metabolik Penyebab:
terkompensasi
[ HCO3- ]

1) Intake basa >>


2) Kehilangan asam
Alkalosis
30 Metabolik 20 (muntah, penyedotan
lambung)

20

10
7.0 7.2 7.4 7.6 7.8
pH
Metabolic Asidosis
50
PCO2 = 80 40

40 Penyebab:
1) Kehilangan basa
(eg. diare)
[ HCO3- ]

2) Akumulasi asam
(diabetes, gagal ginjal)
30 20 3) Asidosis Tubular Ginjal

Asidosis
20 Metabolik

Asidosis
Metabolik
kompensasi =  PCO2 terkompensasi
10
7.0 7.2 7.4 7.6 7.8
pH
DISORDER pH PRIMER RESPON
KOMPENSASI
ASIDOSIS  HCO3-  pCO2 
METABOLIK
ALKALOSIS  HCO3-  pCO2 
METABOLIK
ASIDOSIS  pCO2  HCO3- 
RESPIRATORI
ALKALOSIS  pCO2  HCO3- 
RESPIRATORI
Fencl V, Jabor A, Kazda A, Figge J. Diagnosis of metabolic acid-base disturbances in
critically ill patients. Am J Respir Crit Care Med 2000 Dec;162(6):2246-51
Menurut Stewart ;

pH atau [H+] DALAM PLASMA


DITENTUKAN OLEH

Menentukan
VARIABEL VARIABEL
INDEPENDEN DEPENDEN

Stewart PA. Can J Physiol Pharmacol 61:1444-1461, 1983.


VARIABEL INDEPENDEN

CO2 STRONG ION DIFFERENCE WEAK ACID

pCO2 SID Atot

Controlled by the The electrolyte The protein


respiratory system composition of the concentration
blood (controlled by (controlled by the liver
the kidney) and metabolic state)
 PCO2 merupakan fungsi dari ventilasi alveolar
dan kecepatan metabolisme.

Ventilasi paru (faktor eksternal)

PCO2

OH- + sCO2  HCO3- + H3O+


CA

CO2 acts as an acid


CO2
OH- + CO2  HCO3- + H+
CA

 Rx dominan dari CO2 adalah rx absorpsi OH- hasil


disosiasi air dengan melepas H+.
 Semakin tinggi pCO2 semakin banyak H+ yang
terbentuk.
 Ini yg menjadi dasar dari terminologi “respiratory
acidosis,” yaitu pelepasan ion hidrogen akibat  pCO2
Definisi: Strong ion difference adalah ketidakseimbangan
muatan dari ion-ion kuat.

SID adalah jumlah konsentrasi basa kation kuat dikurangi


jumlah dari konsentrasi asam anion kuat.

Untuk definisi ini semua konsentrasi ion-ion diekspresikan


dalam ekuivalensi (mEq/L).
STRONG ION DIFFERENCE
 StrongGamblegram
Ion Difference (SID)
◦ Jumlah dari semuaMgkation-kation kuat dikurangi jumlah
++

semua anion-anionCakuat
++

HCO3-
◦  anion > (SID - ) = H3O+ > OH 24- = asamSID
+
K 4

◦  kation > (SID + ) = OH- > HA- 3O42 = basa


+

 Keseimbangan SID dipertahankan dengan cara


mendisosiasi air
 Elektrolit merupakan
Na+ faktor kunci dalam
keseimbangan asam basa
140 Cl-
102

KATION ANION
WEAK ACID

[Protein H] [Protein-] + [H+]


disosiasi

Kombinasi protein dan posfat disebut asam


lemah total (total weak acid)  [Atot].
Reaksi disosiasinya adalah:

[Atot] (KA) = [A-].[H+]


DEPENDENT VARIABLES

H+ HCO3-

OH- AH

CO3= A-
INDEPENDENT VARIABLES DEPENDENT VARIABLES

Strong Ions
Difference

pCO2
pH

Protein
Concentration
 Hukum kekekalan massa (Law of Mass):
◦ Jumlah dari suatu zat/substansi akan selalu
konstan kecuali ditambahkan atau dikurangi dari
luar, atau dibuat/dirusak oleh suatu reaksi kimia.
 Netralitas elektrik (Electroneutrality):
◦ Semua larutan sejati mempunyai muatan listrik yang
netral, dimana konsentrasi total kation harus sama
dengan konsentrasi anion
 iones (+) =  iones (-)

Stewart PA. Modern quantitative acid-base chemistry. Can J Physiol Pharmacol 61:1444-1461, 1983.
 Semua cairan dalam tubuh manusia mengandung
air, dan air merupakan sumber [H+] yang tidak
habis-habisnya
 [H+] ditentukan oleh disosiasi air (Kw), dimana
molekul H2O akan berdisosiasi menjadi ion-ion H3O+
dan OH-
Ion-ion kuat Ion-ion lemah
(Strong ions) : (Weak ions) :

Substansi yang Substansi yang hanya sebagian


terdisosiasi sempurna di terdisosiasi dalam suatu larutan,
dalam suatu larutan   Albumin, Posfat, H2CO3
Kation; Na+,K+,Mg+,Ca++
Anion; Cl-,SO4-,PO4=
,laktat,keto.
MENGAPA DISEBUT ION KUAT DAN LEMAH ?

100
80
70
60
50 pK
40
30
20
10

2 3 4 5 6 7 8 9
pH
Suatu ion dikatakan kuat atau lemah tergantung dari pKnya (pH, dimana 50%
dari substansi tsb terdisosiasi). Mis; pK Lactate 3.9 (berarti, pada pH normal,
hampir 100% laktat terdisosiasi ). H2CO3 dan Alb disebut asam lemah karena
pada pH normal hanya 50% substansinya terdisosiasi.
Perubahan yang terjadi pada pH atau [H+] bukan
sebagai akibat dari penambahan atau
pengurangan H+, namun semata-mata akibat dari
disosiasi dari air…
Disosiasi air: [2H2O] Kw . [H+][OH-]
Karena konsentrasi [H2O] sangat besar (55M)
dibanding produk disosiasinya yg sangat kecil
(10-7M) maka molekul air dapat dianggap
Berapa pH air….?
konstan (tidak berubah):
[H+][OH-] = K’w
OH- pH = -log[H3O+]
[H3O+] = [OH-]
= 10-7M
pH = -log[H3O+]
Jadi, pH air murni = 7
[Na+] + [K+] - [Cl-] = [SID]

[Atot] (KA) = [A-].[H+]

[2H2O] Kw . [H+][OH-]
CA
OH- + CO2  H2CO3  HCO3-  CO3= + H+
Perubahan CO2

H20 H3O+ + OH

Perubahan SID Perubahan Atot


ASIDOSIS ALKALOSIS
I. Respiratori  PCO2  PCO2

II. Nonrespiratori (metabolik)

1. Gangguan pd SID

a. Kelebihan / kekurangan air  [Na+],  SID  [Na+],  SID


b. Ketidakseimbangan anion
kuat:
i. Kelebihan /kekurangan Cl-  [Cl-],  SID  [Cl-],  SID

ii. Ada anion tak terukur  [UA-], SID

2. Gangguan pd asam lemah

i. Kadar albumin  [Alb]  [Alb]

ii. Kadar posphate  [Pi]  [Pi]

Fencl V, Jabor A, Kazda A, Figge J. Diagnosis of metabolic acid-base disturbances in


critically ill patients. Am J Respir Crit Care Med 2000 Dec;162(6):2246-51
Nilai2 yg diperlukan:
1. AGD (BE)
2. Natrium
3. Klorida
4. Albumin

Story DA, Bellomo R. Hendersen-Hasselbach vs Stewart: Another Acid-Base


Controversy; Review Article, Crit Care & Shock (2002)2:59-63
 BE= menggambarkan jumlah mEq/L
kelebihan basa kuat (kekurangan asam tetap)
atau kekurangan basa (kelebihan asam tetap)
 Normal: -2 – (+3)
 Kebutuhan basa = BE X BB X 0,3 mEq
BE = Jumlah titrasi asam kuat atau basa yang
diperlukan agar pH kembali normal (7.4) pada
suhu 370C, “fully oxygenated” dan pCO2 40
mmHg

negative SBE  Acidosis


positive SBE  Alkalosis
(a) Free water

 0.3 x (Na-140)
(b) Chloride effect Jika +  efek alkalinisasi
Jika -  efek asidifikasi
 102-(Cl x 140/Na)
(c) Albumin effect

 (0.148 x pH - 0.818) (42-[alb])


 UA (Unmeasured Anion)= BE – [(a) + (b) + (c)] mEq/L

Magder S. Pathophysiology of metabolic acid-base disturbances in patients with critical illness.


In: Critical Care Nephrology.Kluwer Academic Publishers, Dordrecht, The Netherlands, 1998. pp 279-296.
Ronco C, Bellomo R (eds).
TERIMA KASIH
7.42 / 35 / 100 / -2 / 21 ; Menurut H-H  normal
Na 140; Cl 102; Alb 1.8

(a) Free water


 0.3 x (140-140) = 0
(b) Chloride effect
 102-(102 x 140/140) = 0
(c) Albumin effect
 (0.148 x 7.42 - 0.818) (42-[18]) = 6.7
 UA = - 2 – [(0) + (0) + (6.7)] mEq/L = - 8.7
7.25 / 30 / -10 / 14
Na 140; Cl 112; Alb 4
(a) Free water effect:
 0.3 x (140-140) = 0
(b) Chloride effect
 102-(112) x 140/140) = - 10
(c) Albumin effect
 (0.148 x 7.25 - 0.818) (42-[40]) = 0.5
 UA = - 10 – [(0) + (-10) + (0.5)] mEq/L = - 0.5
 Normal: 35 – 45 mmHg
 PCO2= Tekanan yang ditimbulkan oleh CO2
yang larut dalam darah
 Parameter respirasi untuk menentukan cukup
tidaknya ventilasi alveolar
 PO2= Tekanan yang ditimbulkan oleh O2
yang larut dalam darah
 Menunjukkan cukup tidaknya oksigenasi
darah arteri
 Normal: 89 – 116 mmHg
 Faktor yang mempengaruhi:
- Umur
- Posisi
- Konsentrasi O2 inspirasi (FiO2)
- Ventilasi alveolar
 Sat = Kandungan O2 (dikurangi O2 terlarut)
dibagi kapasitas O2 (dikurangi O2 terlarut)
 Normal: 95 – 98 %
 Asidosis Respiratorik adalah keasaman darah ↑
karena karbondioksida dalam darah ↑ sebagai
akibat dari fungsi paru buruk atau pernafasan
yang lambat
 Kecepatan dan kedalaman pernafasan
mengendalikan jumlah karbondioksida dalam
darah
Dalam keadaan normal, jika terkumpul
karbondioksida, pH darah akan turun dan darah
menjadi asam.
 Tingginya kadar karbondioksida dalam darah
merangsang otak yang mengatur pernafasan,
sehingga pernafasan menjadi lebih cepat dan
lebih dalam.
 Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru
tidak dapat mengeluarkan karbondioksida
secara adekuat.
- Emfisema
- Bronkitis kronis
- Pneumonia berat
- Edema pulmoner
- Asma.
 Pada penyakit saraf atau otot dada yg
menyebabkan gangguan mekanisme
pernafasan
 Pada penggunaan narkotika dan obat tidur
yang kuat → menekan pernafasan
 Asidosis Metabolik adalah keasaman darah ↑ ,
yang ditandai kadar bikarbonat dalam darah ↓
 pH darah ↓ , pernafasan lebih dalam dan cepat
sebagai usaha tubuh untuk menurunkan
kelebihan asam dalam darah untuk menurunkan
jumlah karbon dioksida
Sehingga, ginjal mengkompensasi dengan
mengeluarkan lebih banyak asam dalam air
kemih.
Tetapi jika kedua mekanisme tersebut terlampaui
→ asam ↑ → asidosis berat → koma.
1. Konsumsi asam atau suatu bahan yang diubah
menjadi asam
Contoh: metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku
(etilen glikol)
2. Tubuh menghasilkan asam yang banyak
Contoh:
Diabetes tidak terkendali, pemecahan lemak →
menghasilkan asam (keton)
Asam yang berlebihan juga ditemukan pada syok
stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari
metabolisme gula
3. Ginjal tidak mampu membuang asam dalam jumlah
yang semestinya
Bahkan jumlah asam yang normal tapi ginjal tidak
berfungsi secara normal (asidosis tubulus renalis )
 Alkalosis Respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah
menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam →
kadar karbondioksida dalam darah ↓

Penyebab :
 Pernafasan yang cepat dan dalam (hiperventilasi)
→karbondioksida dikeluarkan di aliran darah ↑
Penyebab hiperventilasi yang paling sering: kecemasan
 Penyebab lain:
- rasa nyeri
- sirosis hati
- kadar oksigen darah yang rendah
- demam
- overdosis aspirin.
 Biasanya satu-satunya pengobatan yang
dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan
 Jika penyebabnya adalah rasa nyeri: anti nyeri
 Menghembuskan nafas dalam kantung kertas
(bukan kantung plastik) bisa membantu
meningkatkan kadar karbondioksida setelah
penderita menghirup kembali karbondioksida
yang dihembuskannya.
Mengajarkan penderita untuk menahan nafas
selama mungkin, kemudian menarik nafas
dangkal dan menahan kembali nafasnya selama
mungkin (dilakukan berulang 6-10 kali)
 Alkalosis Metabolik adalah suatu keadaan dimana
darah dalam keadaan basa karena tingginya
kadar bikarbonat.

Penyebab utama:
1. Diuretik (tiazid, furosemid, asam etakrinat)
2. Kehilangan asam (muntah atau pengosongan
lambung)
3. Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma
Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).
Pada kasus yang jarang, alkalosis metabolik
terjadi pada konsumsi banyak basa dari
bahan-bahan seperti soda bikarbonat
Kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah
banyak mempengaruhi kemampuan ginjal
dalam mengendalikan keseimbangan asam
basa darah
1. Muhiman, Penatalaksanaan Pasien di Intensive Care Unit, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta, 1989
2. Franklin, Dawson, Pocket Essential of Clinical Surgery, Saunders
Elsevier, UK, 2008
3. Feliciano, Trauma Manual, McGraw-Hill, USA, 2003
4. Internet, Unanonimous

Anda mungkin juga menyukai