Anda di halaman 1dari 74

REFERAT

Oleh:

R.Widya Nurul I

21401101054

Pembimbing:

Dr. Agustin Wijayanti


Sp.M
4A
Mata
Kering
Mata Kering

DEFINISI

 Mata kering atau dry eye adalah suatu keadaan


keringnya permukaan kornea dan konjungtiva yang
diakibatkan berkurangnya produksi komponen air
mata ( musin, akueos, lipid).
Mata Kering

ETIOLOGI

Kondisi ditandai dengan defisiensi Kondisi ditandai dengan defisiensi


akuos mucin
–Trakoma
Defisiensi lakrimal
–Luka bakar
– Infeksi
Kondisi ditandai dengan defisiensi
Obstruksi duktus kelenjar lakrimal lipid
– Sikatrik –Blefaritis kronis
Reflek hiposekresi –Meibomitis kronis
– Penggunaan lensa kontak
Mata Kering

DIAGNOSIS

 Anamnesa
Pemeriksaan Fisik
– Paling sering mengeluhkan
kering, gatal, seperti berpasir. – Visus normal.
– Kadang disertai gejala sensasi – Terdapat foam tears pada
terbakar, rasa adanya benda konjungtiva korniks.
asing dimata, perih, merah dan – Penilaian produksi air mata
fotofobia. dengan test schimmer <10mm (
– Pasien mengeluh sekret air mata normal >20mm).
yang berlebihan.
Mata Kering

DIAGNOSIS

Pemeriksaan Diagnostik
Uji schimer.
Tear Film Break-up Time.
Pewarnaan Rose Begal.
Mata Kering

TATALAKSANA

– Artificial tears
Mata Kering

KOMPLIKASI
-- Meningkatnya resiko infeksi pada mata
– Kerusakan permukaan kornea
Mata Kering

PROGNOSIS

– Dubia et Bonam
4A

Blefaritis
Blefaritis

DEFINISI

– Blefaritis adalah radang pada tepi kelopak mata


(margo palpebra) yang dapat disertai terbentuknya
ulkus dan melibatkan folikel rambut.
BLEFARITIS

BLEFARITIS BLEFARITIS
ANTERIOR POSTERIOR
(Staphylococcus aureus) (Pityrosporum ovale)
Blepharitis Anterior

Seborrhoik Stafilokok

Blepharitis posterior
Blefaritis

DIAGNOSIS

Anamnesa Pemeriksaan Fisik


– Gejala umum dirasakan gatal pada – Blefaritis anterior
tepi palpebra. – Staphylococcal : Sisik dan krusta kering
– Rasa terbakar dan nyeri pada tepi ditemukan pada bagian dasar bulu mata,
kelopak mata. hiperemi pada konjunctiva, bisa diserta
– Kelopak mata hiperemi dan bengkak. sindroma mata kering.
– Pada ujung palpebra atas atau bawah – Seborrhoeic : tepi kelopak mata merah
dekat bulu mata terdapat krusta. dan berminyak dengan sisik
– Kadang disertai kerontokan bulu – Blefaritis posterior/Meibomianitis :
Sekresi kelenjar meibom yang abnormal,
mata (madarosis) dan trikiasis.
tepi kelopak mata posterior hiperemi.
Blefaritis

TATALAKSANA

NON MEDIKAMENTOSA
– Kompres hangat selama 5-10 menit untuk melunakkan krusta.
– Airlid hygiene dengan membersihkan palpebra dengan kapas yang sudah
dicelupkan dengan air hangat atau shampo non deterjen (sampo bayi).
MEDIKAMENTOSA
– Salep atau tetes mata antibiotik (klorampenikol, Natium fusidat)
– Antibiotik oral (Azitromisin 500mg/hari)
– NSAIDs
– Artificial tears
Blefaritis

KOMPLIKASI
– Trikiasis
– Kerontokan Bulu mata
– Hordeolum
– Blefarokonjungtivitis
Blefaritis

PROGNOSIS

– Dubia et Bonam
4A
Hordeolu
m
Hordeolum

DEFINISI

– Nodul infeksi atau inflamasi akut pada satu atau


lebih kelenjar palpebra.
Hordeolum

ETIOLOGI

 Bakteri staphylococcus aureus merupakan


bakteri tersering penyebab hordeolum
 Infeksi sekunder kelenjar sebasea.
Hordeolum

PATOFISIOLOGI

Bakteri

Kelenjar Zeis dan


Kelenjar Meibom
moll

Hordeolum eksterna Hordeolum interna


Hordeolum

DIAGNOSIS

Anamnesa Pemeriksaan Fisik


– Fase selulitis : tampak nodul yang
– Terasa mengganjal berwarna merah dan disertai nyeri tekan.
– Fase abses : ditemukan punctum,
dikelopak mata, nyeri fluktuasi (+). Hordeolum eksternum
bila ditekan. punctum pada kulit palpebra, hordeolum
internum punctum pada conjuctiva
– Respon inflamasi tarsal.
– Pseudoptosis.
seperti bengkak, –
Dapat tunggal atau multiple.
merah, panas, nyeri.
Hordeolum

TATALAKSANA

– Kompres hangat 3-4 kali sehari selama 10-15 menit.


– Airlid Hygiene
– Pemberian salep antibiotik topikal (kloramfenikol,
Neomycin).
– Apabila dalam 48 jam tidak ada perbaikan maka
dapat dilakukan insisi atau drinase.
Hordeolum

KOMPLIKASI
– Selulitis palpebra
– Abses palpebra
Hordeolum

PROGNOSIS

– Dubia et Bonam
3A
Chalazio
n
Chalazion

DEFINISI

– Radang glanumatosa kronik steril pada kelenjar


meibom disebabkan karena sumbatan sekresi
sebasea.
Chalazion

ETIOLOGI

– Sumbatan pada saluran


kelenjar.
– Sekunder dari hordeolum
internum.
Chalazion

PATOFISIOLOGI

– Kelenjar sebasea yang terperangkap pada kelenjar


Meibom dan Seiz mendesak jaringan sekitarnya sehingga
menyebabkan infeksi granulomatosa kronis. Infeksi
tersebut pada umumnya sering bersifat steril.
Chalazion

DIAGNOSIS

Anamnesa Pemeriksaan Fisik


– Gejala inflamasi kronik, tidak – Terdapat nodul pada
nyeri, nodul dapat membesar. palpebra, konsistensi agak
– Dapat bersifat astigmatis dan keras, tanpa tanda radang.
kaburnya penglihatan apabila – Didapatkan benjolan pada
nodul tersebut berada tepat
kelopak mata tanpa adanya
dibawah palpebra.
respon inflamasi.
– Pseudoptosis.
Chalazion

TATALAKSANA

– Kompres hangat 10-15 menit 3-4 kali sehari.


– Bila terjadi infeksi sekunder diberi antibiotik topikal.
– Insisi vertikal dapat dilakukan pada nodul yang tetap
dan tidak membaik dengan terapi.
Chalazion

PROGNOSIS

– Dubia et Bonam
3B
Laserasi
Kelopak
Mata
Laserasi Kelopak Mata

DEFINISI

 Laserasi kelopak mata adalah terpotongnya jaringan


pada kelopak mata. Laserasi kelopak mata perlu
ditangani segera agar fungsi dan kosmetik kelopak
mata dapat dipertahankan.
Laserasi Kelopak Mata

ETIOLOGI

– Sayatan benda tajam


– Trauma tumpul
– Gigitan hewan
Laserasi Kelopak Mata

DIAGNOSIS

Anamnesa Pemeriksaan Fisik


– Terasa nyeri periorbita, – Pemeriksaan reflek pupil dan tajam
penglihatan.
pendarahan dan bengkak
– Pemeriksaan mata dengan loop dan
kelopak mata, mata berair. senter untuk identifikasi luas dan
– Tidak terdapat penurunan dalamnya laserasi pada kelopak
termasuk idetifikasi keterlibatan tepi
penglihatan tajam bila kelopak mata.
cedera tidak melibatkan – TIO
bola mata. – Benda asing.
Laserasi Kelopak Mata

TATALAKSANA

– Bersikan luka bila bola mata intake.


– Beri antibiotik sistemik.
– Rekontruksi kelopak mata.
Laserasi Kelopak Mata

KOMPLIKASI

– Komplikasi kegagalan dalam memperbaiki laserasi


berupa konjungtivitis, erosi kornea, keratitis,
entropion/ektropin sikatrikal.
Laserasi Kelopak Mata

PROGNOSIS

– Prognosis laserasi palpebra tergantung pada luasnya


laserasi yang terjadi serta kerusakan palpebra.
4A

Trikiasis
Trikiasis

DEFINISI

– Trikiasis adalah kondisi bulu mata tumbuh kearah


dalam. Kearah permukaan bola mata sehinga dapat
menggores kornea dan konjungtiva.
Trichiasis
Trikiasis

ETIOLOGI

– Inflamasi atau sikatrik pada palpebra post-operasi palpebra.


– Trauma
– Chalazion.
– Blefaritis berat.
Trikiasis

DIAGNOSIS

Anamnesa Pemeriksaan Fisik


– Mata berair, rasa mengganjal,
– Senter, Slit lamp untuk melihat
silau, seperti kelilipan,
arah pertumbuhan bulu mata.
penglihatan dapat terganggu
– Dapat ditemukan entropion.
bila timbul ulkus pada kornea.
– Dapat unilateral atau bilateral. – Bila ada infeksi dapat timbul
– Bila terjadi inflamasi dapat injeksi konjungtiva atau silia.
timbul mata merah. – Uji flouresein positif bila terkena
kornea.
Trikiasis

TATALAKSANA

– Non medikamentosa
– Epilasi
– Bila berulang dapat dilakukan pengrusakan pada folikel bulu mata
dengan eksisi langsung, elektrolisis atau radiosurgery
– Medikamentosa
– Salep atau tetes mata antibiotik untuk mengatasi infeksi
Trikiasis

KOMPLIKASI
– Keratitis
– Ulkus Kornea
– Rekurensi ( dapat tumbuh ulang dalam 4-6 minggu)
Laserasi Kelopak Mata

PROGNOSIS

– Dubia et Bonam
3A
Dacrioad
enitis
Dacrioadenitis

DEFINISI

– Radang akut pada kelenjar lakrimalis. Paling sering


ditemukan pada anak-anak, sebagai komplikasi
MUPS, campak atau influenza.
Dacrioadenitis

ETIOLOGI

– Penyakit ini dapat terjadi akibat komplikasi dari parotitis, infeksi


virus Epstein-Barr, Campak, Influenza.
Dacrioadenitis

DIAGNOSIS

Anamnesa Pemeriksaan Fisik


– Nyeri dan bengkak pada – Kelopak mata merah dan
bagian lateral atas bengkak berbentuk seperti S.
kelopak mata.. – Bila infeksi akut maka dapat
terlihat bila mata bergerak akan
memberikan sakit dengan
adanya pembesaran kelenjar
preaurikel.
Dacrioadenitis

TATALAKSANA

– Kompres dengan air hangat.


– NSAIDs.
– Bila terdapat pus lakukan insisi dan drainase
Dacrioadenitis

KOMPLIKASI

– Fistula pada kelenjar lakrimal


Dacrioadenitis

PROGNOSIS

– Dubia et Bonam
3A
Dacriosis
titis
Dacriosistitis

DEFINISI

– Infeksi pada saccus lakrimal. Sering terjadi pada


anak-anak atau wanita pascamenopause. Paling
sering unilateral dan merupakan infeksi sekunder
akibat obstruksi ductus nasolakrimal.
Dacriosistitis

ETIOLOGI

– Bila terjadi pada anak sering disebabkan oleh bakteri


haemophilus influenza.
– Bila pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh
Staphylococcus aureus atau Strepyococcus B-hemolyticus.
Dacriosistitis

PATOFISIOLOGI

bakteri Peradangan pada sakus Obstruksi duktus


lakrimalis nasolakrimalis

penumpukan air mata,


debris epitel dan cairan
mukus pada sakus
lakrimalis
Dacriosistitis

DIAGNOSIS

Anamnesa Pemeriksaan Fisik


– Gejala utama dakriosistitis
– Daerah sakus lakrimal
adalah mata berair dan belekan.
membengkak, lunak dan eritema
– Nyeri didaerah kantus medialis yang menyebar sampai ke
yang menyebar ke dahi dan kelopak mata, bila kantong
orbita sebelah dalam. ditekan dapat keluar cairan
– Bengkak dan merah pada kantus purulen.
medialis. Dapat berubah
menjadi abses.
Dacriosistitis

TATALAKSANA

– Kompres air hangat untuk meredakan bengkak dan


nyeri.
– Antibiotik sistemik.
– Bila pada orang dewasa didapatkan mukokel
dilakukan tindakan dakriosistorinostomi.
Dacriosistitis

KOMPLIKASI
– Fistel Sakus lakrimal
– Abses Palpebra
– Ulkus Kornea
– Selulitis Orbita
Dacriosistitis

PROGNOSIS

– Dubia et Bonam
Dacryoadenitis Dacryocystitis
4A
PENILAIAN POSISI
DENGAN CORNEAL
REFLEX
TUJUAN

– Tujuan untuk menentukan apakah kedua mata


melihat bersama-sama. Pemeriksaan fungsi
pergerakan otot mata dilakukan untuk melihat
setiap kelemahan atau kecacatan otot ekstra okuler
yang disebabkan tidak terkoordinsinya pergerakan
mata.
PENILAIAN

 .
4A
PENILAIAN
PENGLIHATAN BAYI,
ANAK DAN DEWASA
TUJUAN

– Pemeriksaan tajam penglihatan dilakukan untuk


mengetahui fungsi penglihatan setiap mata secara
terpisah.
Autorefraktometer/
Keratometer
Chart projector
Perkembangan tajam penglihatan mata
normal pada bayi

– Baru lahir menggerakkan kepala kearah sumber penerangan kuat.


– Usia 1 bulan dapat menggerakkan mata kearah benda bergerak.
– Usia 2-4 bulan koordinasi penglihatan dengan gerakan mata.
– Usia 5-8 bulan mulai dapat melihat dan mengambil objek.
– Usia 9-12 bulan dapat menangkap objek dan menilai jarak dengan
cukup baik.
– Usia 1-2 tahun koordinasi mata-tangan-kaki-tubuh berkembang
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai