PENGERTIAN PERANCANGAN
KONTRAK
Pengertian
• Perancangan Kontrak adalah dalam bahasa
Inggris disebut dengan “contract Drafting”.
• Dalam bahasa Indonesia dikenal 3 istilah yang
berkaitan dengan perancangan (drafting), yaitu :
1. Rancangan;
2. Merancang;
3. Perancangan
1. Rancangan adalah segala sesuatu yang
direncanakan
2. Merancang adalah mengatur
/merencanakan segala sesuatu
3. Perancangan adalah proses atau cara
merancang
• Contract adalah hubungan hukum antara
dua pihak atau lebih berdasarkan kata
sepakat untuk menimbulkan akibat
hukum atau hak dan kewajiban (prestasi).
• Oleh karena itu, merancang kontrak
adalah merupakan suatu aktivitas untuk
mengatur dan merencanakan struktur
(susunan), anatomi dan substansi
kontrak yang dibuat oleh para pihak.
Asas-Asas atau Prinsip-Prinsip Hukum
Kontrak
• Didasarkan Buku III KUHPer dikenal 5 macam
asas hukum yaitu :
1. Asas Kebebasan berkontrak
2. Asas konsensualisme
3. Asas Pacta Sunt Servanda= asas kepastian
hukum
4. Asas itikad baik
5. Asas Kepribadian
• Ad 1) Kebebasan Berkontrak
• Pasal 1338 ayat (1) KUHPer = kebebasan
berkontrak dengan prinsip (asas) adalah :
1. Setiap orang berhak membuat perjanjian atau
tak membuat perjanjian
2. Setiap orang bebas mengadakan pernjanjian
dengan siapa saja--àtidak boleh lepas dari
pasal 1320 KUHPer tentang sahnya suatu
perjanjian.
3. Setiap orang bebas memutuskan :
a. isi perjanjian
b. pelaksanaan perjanjian
c. persyaratan perjanjian
4. Setiap orang bebas menentukan bentuk
perjanjian apakah tertulis atau lisan.
• Kebebasan ini dibatasi oleh Undang-undang dan
kesusilaan.
Ad 2). Asas Konsensualitas (Consensus) ”praising”
• Kesepakatan para pihak yang membuat perjanjian,
yang ditandai dengan apa yang dikehendaki pihak
yang satu juga dikehendaki oleh pihak lainnya.
• Konsensus ini tidak ada bila terdapat 3 (tiga) hal
(pasal 1321 KUHPerdata) yaitu:
– Paksaan (dwang);
– Kekhilafan (dwaling);
– Penipuan (bedrog).
• Asas ini tercantum di dalam pasal 1320 KUHPer
1. Sepakat kedua belah pihak
2. Cakap/legal capacity
3. Objek tertentu
4. Causa yang halal
• Menurut Prof Subekti, butir 1 dan 2 merupakan unsur
subjektif bila tidak memenuhi syarat-syaratnya dapat
dibatalkan. Butir 3 dan 4 merupakan unsur objektif bila
tidak memenuhi unsur ini, maka kontrak atau
perjanjian batal demi hukum. Batal/tidak batal melalui
proses pengadilan.
• Ad 3). Asas Pacta Sunt Servanda= asas kepastian
hukum.
• Pacta = Pactum = Perjanjian.
• Adalah asas yang menggariskan bahwa semua
pihak termasuk Hakim harus menghormati
substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak,
sebagaimana layaknya sebuah Undang-undang.
• Asas Pacta Sunt Servada dapat ditemukan dalam
Pasal 1338 ayat (1) KUHPer yang berbunyi
“Perjanjian yang dibuat secara sah berlaku
sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya”
Ad 4) Asas Itikad Baik (Good Faith)
• Black’s Law Dictionary memberikan pengertian itikad baik
adalah:
“in or with good faith; honestly, openly, and sincerely; without
deceit or fraud. Truly; actually; without simulation or pretense ”.
• Prof. Mr. P.L. Wry memberikan arti itikad baik dalah hukum
perjanjian adalah:
“…. Bahwa kedua belah pihak harus berlaku yang satu
terhadap yang lain seperti patut saja antara orang-orang
sopan, tanpa tipu daya, tanpa tipu muslihat, tanpa cilat-cilat,
akal-akal, tanpa mengganggu pihak lain, tidak dengan melihat
kepentingan sendiri saja, tetapi juga dengan melihat
kepentingan pihak lain”
• Prof. Subekti, SH merumuskan itikad baik
sebagai berikut:
“Itikad baik diwaktu membuat suatu perjanjian
berarti kejujuran. Orang yang beritikad baik
menaruh kepercayaan sepenuhnya kepada
pihak lawan, yang dianggapnya jujur dan tidak
menyembunyikan sesuatu yang buruk yang
dikemudian hari dapat menimbulkan kesulitan-
kesulitan”.
Kesimpulan Asas Itikad Baik (Good Faith)