Anda di halaman 1dari 26

‫الر ِحي ِْم‬

‫الر ْح َم ِن َّ‬ ‫ِب ْس ِم ه ِ‬


‫ّللا َّ‬
‫علَ ْي ُك ْم َو َر ْح َمةُ ِ‬
‫للا َوبَ َر َكاتُهُ‬ ‫َ‬
‫سال ُ َ‬
‫م‬ ‫ال َّ‬
Identitas Nasional
1. Rahmad Aden Sadewo (19410080)
2. Nadya Annisa Afkarina (19410093)
3. Fifia Julia Ningsih (19410114)
4. Uki Alfianto (19410116)
Materi

B E
A Alasan Perlu Identitas
D Esensi dan Urgensi

Konsep dan Urgensi


Identitas Nasional
Nasional
C Argumen tentang
Dinamika dan
Identitas Nasional
Indonesia

Tantangan Identitas
Sumber Historis,
Nasional Indonesia
Sosiologis, Politik tentang
Identitas Nasional
Konsep dan Urgensi Identitas
Nasional
A Konsep Identitas Nasional

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), identitas berarti ciri-ciri atau
keadaan khusus seseorang atau jati diri. Dengan demikian identitas menunjuk pada ciri
atau penanda yang dimiliki oleh sesorang, pribadi dan dapat pula kelompok.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “nasional” berarti bersifat kebangsaan;
berkenaan atau berasal dari bangsa sendiri; meliputi suatu bangsa.
Jadi, identitas nasional adalah suatu jati diri dari suatu bangsa. Artinya, jati diri
tersebut merupakan milik suatu bangsa dan berbeda dengan bangsa lainnya. Dalam
garis besarnya, identitas nasional merupakan suatu jati diri yang tidak hanya mengacu
pada individu tertentu, namun juga berlaku untuk suatu kelompok/organisasi/negara.
Urgensi Identitas Nasional

Menurut Hardono Hadi (2002) jati diri itu mencakup tiga unsur yaitu kepribadian,
identitas, dan keunikan. Pancasila sebagai jati diri bangsa lebih dimaknai sebagai
kepribadian (sikap dan perilaku yang ditampilkan manusia Indonesia) yang
mencerminkan lima nilai Pancasila. Pancasila sebagai jati diri bangsa akan menunjukkan
identitas kita selaku bangsa Indonesia yakni ada unsur kesamaan yang memberi ciri
khas kepada masyarakat Indonesia dalam perkembangannya dari waktu ke waktu.
Alasan Perlu Identitas
Nasional
B Perlunya Identitas Nasional

Identitas nasional itu penting bagi sebuah negara agar bangsa kita dikenal oleh
bangsa lain. Setiap negara memiliki keterbatasan sehingga perlu bantuan atau
pertolongan negara atau bangsa lain. Identitas nasional penting bagi kewibawaan negara
dan bangsa Indonesia. Dengan adanya identitas, maka akan tumbuh rasa hormat dan
saling menghargai antar bangsa.
Sumber Historis, Sosiologis,
Politik tentang Identitas
Nasional
C Historis Identitas Nasional

Secara historis, identitas nasional Indonesia ditandai ketika munculnya


kesadaran rakyat Indonesia sebagai bangsa yang sedang dijajah oleh asing
pada tahun 1908 yang dikenal dengan masa Kebangkitan Nasional (Bangsa).
Sosiologis Identitas Nasional

Secara sosiologis, identitas nasional telah terbentuk dalam proses


interaksi, komunikasi, dan persinggungan budaya secara alamiah baik melalui
perjalanan panjang menuju Indonesia merdeka maupun melalui pembentukan
intensif pasca kemerdekaan.
Politis Identitas Nasional

Secara politis, beberapa bentuk identitas nasional Indonesia yang dapat


menjadi penciri atau pembangun jati diri bangsa Indonesia meliputi bendera negara Sang
Merah Putih, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa negara, lambang
negara Garuda Pancasila, dan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Bendera Sang Merah Putih

Bendera Negara yang dikibarkan pada


Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17
Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56
Jakarta disebut Bendera Pusaka Sang Saka Merah
Putih. Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih saat ini
disimpan dan dipelihara di Monumen Nasional Jakarta.
Bahasa Negara Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia berasal dari rumpun bahasa


Melayu yang dipergunakan sebagai bahasa pergaulan
(lingua franca) dan kemudian diangkat dan diikrarkan
sebagai bahasa persatuan pada Kongres Pemuda II
tanggal 28 Oktober 1928. Bangsa Indonesia sepakat
bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional
sekaligus sebagai jati diri dan identitas nasional
Indonesia.
Lambang Negara Garuda Pancasila

Garuda adalah burung khas Indonesia yang


dijadikan lambang negara. Di tengah-tengah perisai
burung Garuda terdapat sebuah garis hitam tebal yang
melukiskan khatulistiwa.
Lambang negara Garuda Pancasila
mengandung makna simbol sila-sila Pancasila. Lambang
Negara yang dilukiskan dengan seekor burung Garuda
merupakan satu kesatuan dengan Pancasila. Artinya,
lambang negara tidak dapat dipisahkan dari dasar
negara Pancasila.
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan


pertama kali dinyanyikan pada Kongres Pemuda II
tanggal 28 Oktober 1928. Lagu Indonesia Raya
selanjutnya menjadi lagu kebangsaan yang
diperdengarkan pada setiap upacara kenegaraan.
Semboyan Negara Bhineka Tunggal Ika

Bhineka Tunggal Ika artinya berbeda-beda


tetapi tetap satu jua. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
mengandung makna juga bahwa bangsa Indonesia
adalah bangsa yang heterogen, tak ada negara atau
bangsa lain yang menyamai Indonesia dengan
keanekaragamannya, namun tetap berkeinginan untuk
menjadi satu bangsa yaitu bangsa Indonesia.
Dasar Falsafah Negara Pancasila

Pancasila sebagai identitas nasional memiliki


makna bahwa seluruh rakyat Indonesia seyogianya
menjadikan Pancasila sebagai landasan berpikir,
bersikap, dan berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Cara berpikir, bersikap, dan berperilaku bangsa
Indonesia tersebut menjadi pembeda dari cara berpikir,
bersikap, dan berperilaku bangsa lain.
Argumen tentang Dinamika dan
Tantangan Identitas Nasional
Indonesia
D Argumen dan Tantangan Identitas Nasional

Pada saat ini, Indonesia sedang dihadapkan dengan berbagai masalah


mengenai identitas nasional bangsa. Masalah-masalah ini tidak bisa dianggap sepele
karena ini menyangkut harga diri bangsa. Menurut kami, masalah identitas nasional yang
sedang dihadapi Indonesia saat ini yaitu :
D1 Masalah Identitas Nasional
1. Budaya asli nasional semakin tenggelam
Dewasa ini budaya dan adat yang menjadi ciri khas nasional kita semakin
ditinggalkan. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini kebudayaan barat yang masuk
ke Indonesia semakin berkembang pesat.

2. Rasa memiliki terhadap identitas Indonesia menurun


“Cintailah produk dalam negeri”, sebuah kalimat yang mulai digalakkan seiring
dengan persaingan produk dengan luar negeri. Masyarakat Indonesia lebih
memperhatikan merk yang berasal dari luar negeri dibanding buatan lokal. Ini berarti
masyarakat mulai kehilangan rasa cinta akan tanah air, rasa nasionalisme.
D2 Masalah Identitas Nasional
3. Mendahulukan kepentingan kelompok dan disintegrasi bangsa
Munculnya kelompok-kelompok dan gerakan yang bertujuan untuk memisahkan
diri dari bangsa ini adalah salah satu indikasi melemahnya identitas bangsa.
Keanekaragaman bangsa tidak dipandang sebagai pemersatu melainkan sebagai
bagian-bagian terpisahkan yang memiliki kepentingan tersendiri antara satu dengan
lainnya.

4. Lupa Sejarah
Masyarakat Indonesia kebanyakan sekarang tidak menganggap penting nilai
sejarah masa lalu seakan-akan terlena dengan kenikmatan yang dirasakan.
Esensi dan Urgensi Identitas
Nasional Indonesia
E Esensi dan Urgensi Identitas Nasional

Mengapa identitas nasional itu penting bagi sebuah negara-bangsa? Pada


dasarnya, jawabannya hampir sama dengan pentingnya identitas bagi diri individu
manusia.
E Esensi dan Urgensi Identitas Nasional

Pertama, agar bangsa Indonesia dikenal oleh bangsa lain. Apabila kita sudah
dikenal oleh bangsa lain maka kita dapat melanjutkan perjuangan untuk mampu eksis
sebagai bangsa sesuai dengan fitrahnya.
Kedua, identitas nasional bagi sebuah negara-bangsa sangat penting bagi
kelangsungan hidup negara bangsa tersebut. Setiap negara memiliki keterbatasan
sehingga perlu bantuan/pertolongan negara/bangsa lain.
Ketiga, identitas nasional penting bagi kewibawaan negara dan bangsa
Indonesia. Dengan saling mengenal identitas, maka akan tumbuh rasa saling hormat,
saling pengertian (mutual understanding), tidak ada stratifikasi dalam kedudukan
antarnegara-bangsa.
That’s all. Thank you! 
Any questions?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
‫علَ ْي ِه يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة‬
َ ُ‫ّللا‬
َّ ‫ق‬ِ ُ‫َو َم ْن يُشَا ِق ْق يَ ْشق‬
“Barang siapa yang menyulitkan (orang lain) maka Allah akan
mempersulitnya para hari kiamat” (HR Al-Bukhari no 7152)

:’)

Anda mungkin juga menyukai