Anda di halaman 1dari 27

Perencanaan Partisipatif

Dosen Pengajar :
MICHAEL MOLDY RENGKUNG ,ST.,M.Si

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN PKL


DI PEDESTRIAN JALAN BOULEVARD II
KECAMATAN TUMINTING

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 6 :


Azzahra Putri Utami (17021105002)
Sundari Endah Paransi (17021105006)
Reyna Modeong (17021105049)
Fitri M. Tangkudung (17021105053)
Evalda Lendeon (17021105074)
AGENDA PRESENTASI

1 Pendahuluan
5 Analisis Data
2 Tujuan dan Metode
6 Konsep
3 Landasan Teori
7 Kesimpulan dan
4 Pemaparan Data Rekomendasi
LATAR BELAKANG
Persoalan Pedagang Kaki Lima (PKL) merupakan
persoalan bersama yang harus diselesaikan. Dalam hal
ini perlu adanya koordinasi dari pemerintah daerah,
para PKL, dan masyarakat sekitar. Koordinasi tersebut
diwujudkan dengan adanya dialog yang
memperbincangkan persoalan-per- soalan PKL serta
bagaimana penataan dan pengaturannya, sehingga
keberadaan PKL di tiap daerah bisa menunjang
perekonomian masyarakat di daerah.
Usaha PKL memiliki potensi besar menjadi kekuatan
ekonomi masyarakat kota asal dibina secara kelanjutan
(Sutrisno dan Suwandi, 2014).
PKL pangan (kuliner) merupakan PKL yang paling sering
dan banyak ditemukan di setiap daerah. ini juga terlihat
di Kota Manado khususnya di sepanjang jalur pedestrian
Kelurahan Sindulang Satu, Kecamatan Tuminting. Hanya
saja dampak dari para PKL juga terlihat dan
menyebabkan berbagai permasalahan.
MASALAH DAN TUJUAN
POHON MASALAH

Terjadi hambatan Pengalih fungsian lahan


samping di Jalan Merusak estetika kota Pejalan kaki kehilangan hak trotoar menjadi
Boulevard 2 perdagangan dan jasa

Jalur Pedestrian sepanjang Jalan Boulevard 2 beralih fungsi


menjadi lapak PKL kuliner

Lokasi strategis untuk PKL yang awalnya berjualan di pemerintah setempat yang
berjualan kuliner Jembatan Sukarno diarahkan untuk memberi izin kepada PKL
berjualan di trotoar Jalan Boulevard 2

Pemandangan sebelah
laut
LANDASAN
TEORI
MASALAH DAN TUJUAN
Permasalahan Metode Analisis
• Terjadinya alih fungsi lahan dari Tugas ini menggunakan Metode ZOPP
fungsi trotoar/pedestrian menjadi Alat-alat ZOPP adalah :
fungsi perdagangan barang dan jasa - ANALISIS PERMASALAHAN
pada saat malam hari Menyidik masalah-masalah yang terkait dengan
• Terjadinya macet di kawasan suatu keadaan yang ingin diperbaiki melalui suatu
tersebut akibat dari kendaraan yang proyek pembangunan.
sering berhenti di area tersebut - ANALISIS TUJUAN
Meniliti tujuan -tujuanyang dapat dicapai sebagai
akibat dari pemecahan masalah-masalah tersebut.
Tujuan - ANALISIS ALTERNATIF
Menetapkan pendekatan proyek yang paling
• Menertibkan PKL – PKL yang memberi harapan untuk berhasil.
berjualan di trotoar/pedestrian di - ANALISIS PERAN
jalan boulevard 2 Menyidik pihak-pihak (lembaga, kelompok
masyarakat dsb.)
• Mengurangi kemacetan yang yang terkait dengan proyek dan mengkaji
terjadi di kawasan tersebut kepentingan dan potensinya
LANDASAN TEORI
1. Pedagang Kaki Lima

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 125 tahun
No. 41 tahun 2012 tentang Pedoman Penataan dan 2012 tentang Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan
Pemberdayan Pedagang Kaki Lima Pedagang Kaki Lima.

a. bahwa pedagang kaki lima sebagai salah satu a. bahwa peningkatan jumlah pedagang kaki lima di
pelaku usaha ekonomi kerakyatan yang bergerak daerah telah berdampak pada terganggunya
dalam usaha perdagangan sektor informal perlu kelancaran lalu lintas, estetika dan kebersihan serta
dilakukan pemberdayaan untuk meningkatkan dan fungsi prasarana kawasan perkotaan maka
mengembangkan usahanya; diperlukan penataan pedagang kaki lima;

b. bahwa peningkatan jumlah pedagang kaki lima di b. bahwa kegiatan pedagang kaki lima sebagai salah
daerah telah berdampak pada estetika, kebersihan satu usaha ekonomi kerakyatan yang bergerak
dan fungsi sarana dan prasarana kawasan dalam usaha perdagangan sektor informal perlu
perkotaan serta terganggunya kelancaran lalu dilakukan pemberdayaan untuk meningkatkan
lintas, maka perlu dilakukan penataan pedagang dan mengembangkan usahanya;
kaki lima;
LANDASAN TEORI
2. Trotoar Kriteria dan spesifikasi ruang bebas jalur pejalan
kaki dimaksud harus diperhatikan dalam
Ruang Bebas Jalur Pejalan Kaki penempatan utilitas/perlengkapan lainnya.
Perencanaan dan perancangan jalur pejalan kaki harus Kebutuhan ruang bebas di atas menggambarkan
memperhatikan ruang bebas. Ruang bebas jalur pejalan kebutuhan ruang untuk orang perorang beserta
kaki memiliki kriteria sebagai berikut: kegiatan yang dilakukannya.
1) memberikan keleluasaan pada pejalan kaki;
2) mempunyai aksesibilitas tinggi;
3) menjamin keamanan dan keselamatan;
4) memiliki pandangan bebas terhadap kegiatan
sekitarnya maupun koridor jalan keseluruhan; dan
5) mengakomodasi kebutuhan sosial pejalan.

Spesifikasi ruang bebas jalur pejalan kaki ini yaitu sebagai


berikut: 1) memiliki tinggi paling sedikit 2.5 meter;
2) memiliki kedalaman paling sedikit 1 meter; dan
3) memiliki lebar samping paling sedikit dari 0.3 meter.
LANDASAN TEORI

3. RTRW

Berdasarkan RTRW Kota Manado Ketentuan umum


peraturan zonasi kawasan peruntukkan kegiatan
sektor informal khususnya PKL tidak diperkenankan
untuk menggunakan badan jalan atau jalur
pedestrian sebagai area perdagangan secara
permanen.

penggunaan ruang terbuka non hijau maupun


pedestrian untuk kegiatan sektor informal harus
diatur secara baik sesuai dengan karakteristik
pedagang kaki lima dan waktu pemanfaatan dapat
Bila kondisi lahan eksisting memiliki keterbatasan ruang
dinamis yang meliputi pengaturan waktu di pagi hari
dengan arus pejalan kaki maksimum pada jam puncak
untuk kepentingan publik dan sore sampai malam
<50 pejalan kaki/menit, lebar dapat disesuaikan dengan
hari untuk kegiatan sektor informal
justifikasi yang memadai dengan memperhatikan
kebutuhan lebar lajur minimum pejalan kaki.
DATA DAN
HASIL SURVEI
DATA DAN HASIL SURVEI

Lokasi wilayah studi yaitu di sepanjang


jalur pedestrian Jalan Boulevard 2 yang
terdapat Pedagang Kaki Lima (PKL).
Lokasi studi ini terletak di Kecamatan
Tuminting, Kota Manado.

Panjang jalur pedestrian yang ditempati


PKL yaitu 841 meter.
Dan memiliki lebar 2 meter.
P E T A L O K A S I S U R V E I
DATA DAN HASIL SURVEI

Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan


Boulevard 2 berjualan pada malam
hari.
Disaat yang sama penjual ikan bakar
yang sudah resmi juga berjualan
disisi samping PKL
Jumlah PKL yang ada di sana
berjumlah 25 PKL P E T A L O K A S I S U R V E I
DATA DAN HASIL SURVEI
Pertanyaan Jawaban
Waktu PKL berjualan di Jalan Boulevard 2? 17.00 – 00.00 WITA
Pada hari apa saja PKL berjualan di Jalan Setiap hari
Boulevard 2 dan hari apa yang paling ramai? Paling ramai saat hari Sabtu dan Minggu
Komoditi paling besar PKL yaitu berjualan jagung bakar dan mi instan,
Komoditi apa saja yang dijual disana?
ada juga yang berjualan ikan bakar
Untuk jagung bakar rata-rata menggunakan motor. Dan untuk mi instan
Menggunakan apakah PKL berjualan?
menggunakan lemari dan setelah selesai dipinggirkan ke pinggir trotoar
Rata-rata berasal dari Gorontalo dan ada juga masyarakat Tuminting
Asal dari para PKL?
yang berjualan di Jalan Boulevard 2
Awalnya PKL berjualan di jembatan Soekarno, namun dikarenakan
Mengapa memilih berjualan trotoar di Boulevard
mengganggu lalu lintas sehingga mendapat imbauan dari pemerintah
2?
setempat dan mengarahkan untuk berjualan di trotoar Jalan Boulevard 2
Narasumber mengatakan bahwa mereka tidak dilarang untuk berjualan
di trotoar Jalan Boulevard II, namun mereka membayar retribusi
kebersihan.
Apakah sudah ada izin untuk berjualan disini?
Adapun saat ada kegiatan seperti saat presiden datang dan akan
melewati jalan tersebut, mereka akan diberi imbauan untuk belum
membuka lapak.
ANALISA
DENGAN METODE ZOPP
ANALISA DENGAN METODE ZOPP
ANALISIS PERMASALAHAN ANALISIS TUJUAN
Terjadi Pengalih Kembalinya
Lancarnya Mengem-
hambatan Merusak Pejalan kaki fungsian lahan hak pejalan Lahan trotoar
lalu lintas balikan
samping di estetika kehilangan trotoar menjadi kaki sebagai kembali sesuai
di Jl. estetika
Jalan kota hak perdagangan pengguna fungsinya
Boulevard 2 kota
Boulevard 2 dan jasa trotoar

Jalur Pedestrian sepanjang Jalur Pedestrian sepanjang


Jalan Boulevard 2 beralih Jalan Boulevard 2 kembali
fungsi menjadi lapak PKL menjadi pedestrian untuk
kuliner masyarakat

Lokasi PKL yang awalnya pemerintah


strategis berjualan di Jembatan setempat Memberikan PKL
Ketegasan pemerintah
untuk Sukarno diarahkan yang lokasi strategis
tentang larangan
berjualan untuk berjualan di memberi izin untuk berjualan
berjualan di trotoar
kuliner trotoar Jalan kepada PKL kuliner
Boulevard 2

Pemandangan
sebelah laut
ANALISIS DENGAN METODE ZOPP
K A J IA N A LT E RN A
T IF
Kembalinya hak pejalan
Lancarnya lalu lintas Mengembalikan Jalur pedestrian kembali
kaki sebagai pengguna
di Jl. Boulevard 2 estetika kota sesuai fungsinya
trotoar

Jalur Pedestrian sepanjang Jalan Boulevard 2 kembali


menjadi pedestrian untuk masyarakat

Pemerintah Memperhatikan
Pemerintah melakukan
ketentuan lebar jalur
Pemerintah menetapkan pendekatan dengan kelompok
pedestrian jika PKL tetap di
waktu- waktu PKL kuliner Pedagang Kaki Lima dan mulai
beri kebebasan untuk
berjualan di Jalur pedestrian mensosialisasikan rencana
berjualan sesuai dengan
di Jalan Boluevard 2 relokasi ke tempat lokasi yang
ketentuan Undang-undang
lebih baik
yang berlaku
ANALISIS DENGAN METODE ZOPP
KAJIAN PER
AN
Kelompok/Instansi/ Ketegori Tugas/
No. Pihak yang Kepentingan Potensi Kelemahan Konsekuensi
Perusahaan Fungsi
Terkait
1. SatPol PP Pemerintah Membuat Menentukan Memiliki Penertiban Kegiatan PKL
regulasi dan arah yang akan kewenangan dilakukan yang dilakukan
kebijakan diambil untuk untuk pada jam-jam diluar jam kerja
PKL Kuliner melakukan kerja tidak bisa
penertiban PKL dikontrol
2 Dinas PUPR Pemerintah Membuat Menentukan Memiliki Kurangnya Kegiatan PKL
regulasi dan Lokasi kewenangan anggaran yang masih
kebijakan Pengembangan untuk tersedia untuk dilakukan
Areal pengembangan pengembanga diluar areal
Perdagangan areal untuk n areal baru yang layak
bagi PKL kegiatan untuk kegiatan
perdagangan perdagangan
3. BUMN Swasta Mengadaka Memberikan Memfasilitasi Tidak secara Kurang
n Fasilitas dukungan sarana proaktif ikut dilibatkan
Pengemban fasilitas dan penunjang bagi dalam dalam penataan
gan Areal modal usaha Kuliner PKL pengembanga areal perkotaan
Kuliner bagi PKL n areal
PKL` perkotaan
ANALISIS DENGAN METODE ZOPP
KAJIAN PER
AN
Kelompok/Instansi/ Ketegori Tugas/
No. Pihak yang Kepentingan Potensi Kelemahan Konsekuensi
Perusahaan Fungsi
Terkait
4. Pihak Swasta/Developer Swasta Melakukan Menyediakan Memiliki modal Tidak Menunggu
pengembangan fasilitas dalam untuk memiliki program
areal Kuliner pengembangan pengembangan kewenangan pengembangan
PKL areal Kuliner PKL areal untuk areal oleh
menentukan pemerintah
lokasi kota.
pengembanga
n areal
5. PKL Penerima Melakukan Memiliki usaha Merupakan Kekurangan Melakukan
Manfaat/Objek Kegiatan untuk salah satu modal untuk kegiatan Usaha
Perencanaan Perdagangan mendukung obyek pengembanga Kuliner dilokasi
di areal yang perekonomian Pendapatan n usaha yang dan fasilitas
sudah keluarga Asli Daerah lebih layak yang memadai.
ditentukan
KONSEP
ALTERNATIF 1
PERLUASAN JALUR PEDESTRIAN
Menurut peraturan pemerintah pekerjaan umum
nomor 03/PRT/M/2014 bahwa jalur pejalan kaki
memiliki lebar minimal 5 (lima) meter, yang
digunakan untuk area berjualan memiliki lebar
maksimal 3(tiga) meter, atau memiliki perbandingan
antara lebar jalur pejalan kaki dan lebar area
berdagang 1:1,5.

+3m
Berdasarkan peraturan di atas, pedagang bisa 2m
berjualan tetapi harus menyediakan jalur pejalan
kaki yaitu dengan pembagian 1 meter untuk pejalan
kaki dan 1 meter untuk PKL.
PE M
O
TA DE
AL L
TE
TE RK
RN O
NS
AT EN
IF TR
AS
I
ALTERNATIF 2
MODEL TERSEBAR
Konsep yang ke dua, PKL tetap di Boulevard 2 tetapi
ada pengaturan waktu. Dimana berjualan hanya pada
malam hari (night market) dan tidak boleh
meninggalkan barang di tempat PKL sebelum jam yang
telah ditetapkan supaya jalur pedestrian dapat
digunakan sepenuhnya untuk pejalan kaki. Dengan
pembagian waktu ini, dapat mengurangi tingkat
kemacetan pada jam pergi sekolah/kantor dan jam
pulang sekolah/kantor yaitu sekitar pukul 07.00-08.00
WITA dan jam 15.00-16.00 WITA. PKL bisa berjualan
mulai pukul 16.00-01.00 dengan memerhatikan
beberapa aspek yaitu keamanan, sarana, dan
pemasaran.

Konsep ini juga menjadi rekomendasi untuk


pemerintah agar dapat membuat pengaturan zona
yang dapat digunakan untuk berdagang, seperti zona
merah, zona kuning, dan zona hijau. Sehingga di jalan PKL dibolehkan berjualan dengan pengaturan waktu
Boulevard 2 diberikan peraturan zona kuning.
PE M
TA OD
AL EL
TE TE
RN RS
AT EB
IF AR
KONSEP PERENCANAAN
MODEL TERKONSENTRASI
Pada model terkonsentrasi artinya PKL di kumpulkan
pada satu titik yang telah di tetapkan, dalam penerapan
konsep ini terdapat beberapa keuntungan dalam
berbagai aspek yaitu:
• Fasilitas air bersih dan listrik
• Tempat pembuangan sampah
• Toilet umum
• Pemasaran (dapat di promosikan sebagai kawasan
kuliner)
• Kelembagaan (koperasi PKL/komunitas)

Kami berencana PKL yang berada di jalur pedestrian di


jalan Boulevard 2 akan di relokasi ke lahan kosong yang
berada di tengah kemang dan indopoint Boulevard 2 serta
menyediakan prasarana dan sarana yang dibutuhkan
contohnya lahan parkir agar tidak menimbulkan Tanah kosong yang direkmendasikan sebagai
hambatan samping. tempat relokasi
PE M
O
TA DE
AL L
TE
TE RK
RN O
NS
AT EN
IF TR
AS
I
REKOMENDASI
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Konsep ini menjadi rekomendasi dari kelompok 6


dikarenakan :
• lokasi yang ini menjadi lokasi strategis untuk menjadi
kawasan wisata kuliner baru yang menjanjikan.
• Lokasi ini juga masih berada di Jalan Boulevard 2
sehingga lokasi relokasi tidak jauh dari semula.
• Memiliki lahan sebesar hampir 1 hektar sehingga dapat
menjadi kawasan baru untuk wisata kuliner di kota
Manado
• Lokasi tersebut semakin ramai mengingat sepanjang
Jalan Boulevard 2 terdapat rumah makan ikan bakar dan
adanya pembangunan reklamasi di Kecamatan
Tuminting

Anda mungkin juga menyukai