Identifikasi Permasalahan PKL Di Jalur Jalan Boulevard Ii Kecamatan Tuminting
Identifikasi Permasalahan PKL Di Jalur Jalan Boulevard Ii Kecamatan Tuminting
Dosen Pengajar :
MICHAEL MOLDY RENGKUNG ,ST.,M.Si
1 Pendahuluan
5 Analisis Data
2 Tujuan dan Metode
6 Konsep
3 Landasan Teori
7 Kesimpulan dan
4 Pemaparan Data Rekomendasi
LATAR BELAKANG
Persoalan Pedagang Kaki Lima (PKL) merupakan
persoalan bersama yang harus diselesaikan. Dalam hal
ini perlu adanya koordinasi dari pemerintah daerah,
para PKL, dan masyarakat sekitar. Koordinasi tersebut
diwujudkan dengan adanya dialog yang
memperbincangkan persoalan-per- soalan PKL serta
bagaimana penataan dan pengaturannya, sehingga
keberadaan PKL di tiap daerah bisa menunjang
perekonomian masyarakat di daerah.
Usaha PKL memiliki potensi besar menjadi kekuatan
ekonomi masyarakat kota asal dibina secara kelanjutan
(Sutrisno dan Suwandi, 2014).
PKL pangan (kuliner) merupakan PKL yang paling sering
dan banyak ditemukan di setiap daerah. ini juga terlihat
di Kota Manado khususnya di sepanjang jalur pedestrian
Kelurahan Sindulang Satu, Kecamatan Tuminting. Hanya
saja dampak dari para PKL juga terlihat dan
menyebabkan berbagai permasalahan.
MASALAH DAN TUJUAN
POHON MASALAH
Lokasi strategis untuk PKL yang awalnya berjualan di pemerintah setempat yang
berjualan kuliner Jembatan Sukarno diarahkan untuk memberi izin kepada PKL
berjualan di trotoar Jalan Boulevard 2
Pemandangan sebelah
laut
LANDASAN
TEORI
MASALAH DAN TUJUAN
Permasalahan Metode Analisis
• Terjadinya alih fungsi lahan dari Tugas ini menggunakan Metode ZOPP
fungsi trotoar/pedestrian menjadi Alat-alat ZOPP adalah :
fungsi perdagangan barang dan jasa - ANALISIS PERMASALAHAN
pada saat malam hari Menyidik masalah-masalah yang terkait dengan
• Terjadinya macet di kawasan suatu keadaan yang ingin diperbaiki melalui suatu
tersebut akibat dari kendaraan yang proyek pembangunan.
sering berhenti di area tersebut - ANALISIS TUJUAN
Meniliti tujuan -tujuanyang dapat dicapai sebagai
akibat dari pemecahan masalah-masalah tersebut.
Tujuan - ANALISIS ALTERNATIF
Menetapkan pendekatan proyek yang paling
• Menertibkan PKL – PKL yang memberi harapan untuk berhasil.
berjualan di trotoar/pedestrian di - ANALISIS PERAN
jalan boulevard 2 Menyidik pihak-pihak (lembaga, kelompok
masyarakat dsb.)
• Mengurangi kemacetan yang yang terkait dengan proyek dan mengkaji
terjadi di kawasan tersebut kepentingan dan potensinya
LANDASAN TEORI
1. Pedagang Kaki Lima
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 125 tahun
No. 41 tahun 2012 tentang Pedoman Penataan dan 2012 tentang Koordinasi Penataan dan Pemberdayaan
Pemberdayan Pedagang Kaki Lima Pedagang Kaki Lima.
a. bahwa pedagang kaki lima sebagai salah satu a. bahwa peningkatan jumlah pedagang kaki lima di
pelaku usaha ekonomi kerakyatan yang bergerak daerah telah berdampak pada terganggunya
dalam usaha perdagangan sektor informal perlu kelancaran lalu lintas, estetika dan kebersihan serta
dilakukan pemberdayaan untuk meningkatkan dan fungsi prasarana kawasan perkotaan maka
mengembangkan usahanya; diperlukan penataan pedagang kaki lima;
b. bahwa peningkatan jumlah pedagang kaki lima di b. bahwa kegiatan pedagang kaki lima sebagai salah
daerah telah berdampak pada estetika, kebersihan satu usaha ekonomi kerakyatan yang bergerak
dan fungsi sarana dan prasarana kawasan dalam usaha perdagangan sektor informal perlu
perkotaan serta terganggunya kelancaran lalu dilakukan pemberdayaan untuk meningkatkan
lintas, maka perlu dilakukan penataan pedagang dan mengembangkan usahanya;
kaki lima;
LANDASAN TEORI
2. Trotoar Kriteria dan spesifikasi ruang bebas jalur pejalan
kaki dimaksud harus diperhatikan dalam
Ruang Bebas Jalur Pejalan Kaki penempatan utilitas/perlengkapan lainnya.
Perencanaan dan perancangan jalur pejalan kaki harus Kebutuhan ruang bebas di atas menggambarkan
memperhatikan ruang bebas. Ruang bebas jalur pejalan kebutuhan ruang untuk orang perorang beserta
kaki memiliki kriteria sebagai berikut: kegiatan yang dilakukannya.
1) memberikan keleluasaan pada pejalan kaki;
2) mempunyai aksesibilitas tinggi;
3) menjamin keamanan dan keselamatan;
4) memiliki pandangan bebas terhadap kegiatan
sekitarnya maupun koridor jalan keseluruhan; dan
5) mengakomodasi kebutuhan sosial pejalan.
3. RTRW
Pemandangan
sebelah laut
ANALISIS DENGAN METODE ZOPP
K A J IA N A LT E RN A
T IF
Kembalinya hak pejalan
Lancarnya lalu lintas Mengembalikan Jalur pedestrian kembali
kaki sebagai pengguna
di Jl. Boulevard 2 estetika kota sesuai fungsinya
trotoar
Pemerintah Memperhatikan
Pemerintah melakukan
ketentuan lebar jalur
Pemerintah menetapkan pendekatan dengan kelompok
pedestrian jika PKL tetap di
waktu- waktu PKL kuliner Pedagang Kaki Lima dan mulai
beri kebebasan untuk
berjualan di Jalur pedestrian mensosialisasikan rencana
berjualan sesuai dengan
di Jalan Boluevard 2 relokasi ke tempat lokasi yang
ketentuan Undang-undang
lebih baik
yang berlaku
ANALISIS DENGAN METODE ZOPP
KAJIAN PER
AN
Kelompok/Instansi/ Ketegori Tugas/
No. Pihak yang Kepentingan Potensi Kelemahan Konsekuensi
Perusahaan Fungsi
Terkait
1. SatPol PP Pemerintah Membuat Menentukan Memiliki Penertiban Kegiatan PKL
regulasi dan arah yang akan kewenangan dilakukan yang dilakukan
kebijakan diambil untuk untuk pada jam-jam diluar jam kerja
PKL Kuliner melakukan kerja tidak bisa
penertiban PKL dikontrol
2 Dinas PUPR Pemerintah Membuat Menentukan Memiliki Kurangnya Kegiatan PKL
regulasi dan Lokasi kewenangan anggaran yang masih
kebijakan Pengembangan untuk tersedia untuk dilakukan
Areal pengembangan pengembanga diluar areal
Perdagangan areal untuk n areal baru yang layak
bagi PKL kegiatan untuk kegiatan
perdagangan perdagangan
3. BUMN Swasta Mengadaka Memberikan Memfasilitasi Tidak secara Kurang
n Fasilitas dukungan sarana proaktif ikut dilibatkan
Pengemban fasilitas dan penunjang bagi dalam dalam penataan
gan Areal modal usaha Kuliner PKL pengembanga areal perkotaan
Kuliner bagi PKL n areal
PKL` perkotaan
ANALISIS DENGAN METODE ZOPP
KAJIAN PER
AN
Kelompok/Instansi/ Ketegori Tugas/
No. Pihak yang Kepentingan Potensi Kelemahan Konsekuensi
Perusahaan Fungsi
Terkait
4. Pihak Swasta/Developer Swasta Melakukan Menyediakan Memiliki modal Tidak Menunggu
pengembangan fasilitas dalam untuk memiliki program
areal Kuliner pengembangan pengembangan kewenangan pengembangan
PKL areal Kuliner PKL areal untuk areal oleh
menentukan pemerintah
lokasi kota.
pengembanga
n areal
5. PKL Penerima Melakukan Memiliki usaha Merupakan Kekurangan Melakukan
Manfaat/Objek Kegiatan untuk salah satu modal untuk kegiatan Usaha
Perencanaan Perdagangan mendukung obyek pengembanga Kuliner dilokasi
di areal yang perekonomian Pendapatan n usaha yang dan fasilitas
sudah keluarga Asli Daerah lebih layak yang memadai.
ditentukan
KONSEP
ALTERNATIF 1
PERLUASAN JALUR PEDESTRIAN
Menurut peraturan pemerintah pekerjaan umum
nomor 03/PRT/M/2014 bahwa jalur pejalan kaki
memiliki lebar minimal 5 (lima) meter, yang
digunakan untuk area berjualan memiliki lebar
maksimal 3(tiga) meter, atau memiliki perbandingan
antara lebar jalur pejalan kaki dan lebar area
berdagang 1:1,5.
+3m
Berdasarkan peraturan di atas, pedagang bisa 2m
berjualan tetapi harus menyediakan jalur pejalan
kaki yaitu dengan pembagian 1 meter untuk pejalan
kaki dan 1 meter untuk PKL.
PE M
O
TA DE
AL L
TE
TE RK
RN O
NS
AT EN
IF TR
AS
I
ALTERNATIF 2
MODEL TERSEBAR
Konsep yang ke dua, PKL tetap di Boulevard 2 tetapi
ada pengaturan waktu. Dimana berjualan hanya pada
malam hari (night market) dan tidak boleh
meninggalkan barang di tempat PKL sebelum jam yang
telah ditetapkan supaya jalur pedestrian dapat
digunakan sepenuhnya untuk pejalan kaki. Dengan
pembagian waktu ini, dapat mengurangi tingkat
kemacetan pada jam pergi sekolah/kantor dan jam
pulang sekolah/kantor yaitu sekitar pukul 07.00-08.00
WITA dan jam 15.00-16.00 WITA. PKL bisa berjualan
mulai pukul 16.00-01.00 dengan memerhatikan
beberapa aspek yaitu keamanan, sarana, dan
pemasaran.