Anda di halaman 1dari 15

DIPLOPODA

TA S YA A L I V I A N O V I TA S A R I
R I Z TA N T I C A E S I L I A P U T R I G U M E L I
R A I S Z A AY U N D A P.
D A LTA R A I H A N A .
Diplopoda berasal dari kata di = dua dan podos = kaki, jadi Diplopoda adalah kelas hewan
yang memiliki dua pasang kaki.
Kelas Diplopoda atau yang dikenal dengan luing (kaki seribu) merupakan kelas dari filum
Athropoda, mereka sudah ada sekitar 400 juta tahun yang lalu.
Walaupun dinamakan kaki seribu, tetapi pada dasarnya hewan ini tidak benar-benar memiliki
kaki yang berjumlah seribu. Para ilmuan ada yang telah membuktikan spesies yang memiliki
kaki yang paling banyak yaitu Illacme plenipes hanya memiliki 750 kaki atau 350 pasang.
Sedangkan kelas yang lainya umumnya lebih sedikit biasanya 100-300 kaki saja.
Filum : Arthropoda
Kelas : Myriapoda
Ordo : Diplopoda
Famili : Polyxenidae
Julidae
Polydesmidae KLASIFIKASI
DIPLOPODA
1. Tubuhnya berbentuk silindris dan beruas-ruas (25-100
segmen) terdiri atas kepala dan badan. Pada kepala
terdapat sepasang antena yang pendek, dengan dua
kelompok mata tunggal.
2. Hidup di tempat yang lembab dan gelap, dan banyak
mengandung tumbuhan yang telah membusuk.
3. Respirasi dengan trachea yang tidak bercabang. CIRI CIRI
4. Alat ekresi berupa dua buah saluran malphigi. KELAS
DIPLOPODA
STRUKTUR DIPLOPODA
 Pada hampir setiap segmen tubuh dari kaki seribu dewasa terdapat dua pasang kaki. Segmen
tubuh pertama setelah kepala disebut tengkuk (collum) dan tidak berkaki. Tiga segmen
berikutnya (segmen 2 hingga 4) mengandung sepasang kaki pada tiap segmennya. Pada ruas
ke tujuh, satu atau kedua kaki mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi.
 Organ Tömösváry: Ini adalah organ perasa yang terletak di kepala. Organ ini umumnya
berbentuk cincin yang agak menonjol, tetapi dapat juga berbentuk ladam atau hanya sekedar
berbentuk suatu lubang. Posisinya terletak di bagian belakang dasar sungut.
 Kebanyakan kaki seribu memiliki “bintik mata” pada daerah sisi kepala. Mata demikian dapat
terdiri dari sejumlah bintik mata yang bersatu membentuk daerah penglihatan.
 Terdapat dua pasang mulut, mandibula yang digunakan untuk mengunyah dan suatu keping
di sebelah belakang yang disebut gnathochilarium.
 Ozopor: Organ ini pada kebanyakan bangsa kaki seribu terdapat pada sejumlah segmen
tubuh, yaitu lubang kelenjar yang menghasilkan bau tertentu.
Kaki seribu dewasa umumnya mempunyai alat kelamin yang jelas. Alat kelamin tentu terdapat pada
kedua jenis kelamin, hanya lebih nyata pada hewan jantan.
Kaki yang berubah menjadi alat kelamin umumnya dapat ditemukan di dua bagian, di daerah
segmen cincin yang ke tujuh atau pada bagian ujung tubuhnya, meliputi pasangan kaki terakhir.

Pasangan kaki yang terakhir umumnya dinamakan telopod. Pasangan kaki ke tujuh yang
termodifikasi kadang-kadang tersembunyi pada suatu kantung. Pasangan kaki ke tujuh yang
mengalami modifikasi dikenal dengan gonopod.
Organ ini sangat penting untuk mengidentifikasi jenis. Hewan betina mempunyai alat kelamin
(kadang-kadang disebut cifopod) dapat ditemukan di sebelah belakang pasangan kaki kedua.
collum = tengkuk, ocelli = bintik mata,
ocular field = daerah mata, mandible =
rahang, ozopore(s) = ozopor, gonopod(s) =
gonopod, leg(s) = kaki.

gland = kelenjar, prozonite = prozonit,


metazonite = metazonit, suture =
sambungan, stigma = lubang halus,
posterior = belakang, anterior = depan.
H A B I TAT D I P L O P O DA
Hewan ini hidup didarat tempat, tempat gelap
seperti di dalam gua, dan pada daerah yang lembab
seperti pada dedaunan mati dan serasah kayu.
Darah tidak berwarna merah karena tidak
mengandung hemoglobin (Hb), melainkan
hemosianin yang larut dalam plasma. Dari
jantung darah dipompa ke dalam arteri ke tiap
segmen, dan kembali ke jantung lewat
SISTEM
hemosoel (rongga tubuh yang mengambil PEREDARAN
bagian dalam peredaran darah). DARAH
DIPLOPODA
Reproduksi diplopoda
Pada kelas diplopoda sudah dapat dibedakan jantan dan betina.
Reproduksi: Generatif: Berumah dua, fertilisasi internal, tidak memiliki bentuk larva.

Sistem saraf: Proses Stimulus – Respon


Stimulus - sel sensoris - t.s lateral - ganglion ruas - nerve cord - ganglion subesofageal - t.s
penghubung - ganglion supraesofageal - RESPON - t.s penghubung - ganglion sub esofageal -
nerve cord. - ganglion ruas - t.s lateral - efektor.
Organ reseptor: antenna, antenula, mata, pedipalpus, statocyst.
Mekanisme pertahanan utamanya adalah P E RTA H A N A N
menggulungkan diri. Tetapi ada juga yang DIRI
memancarkan zat beracun berupa hydrogen D I P L O P O DA
sianida melalui pori-pori di sepanjang sisi
tubuh. Zat ini mampu membakar
eksoskeleton dari serangga kecil
pengganggu seperti semut.
• Herbifor; memakan dedaunan,
maupun kayu-kayu yang
membusuk

• Detritivor atau pemakan


MAKANAN bangkai adalah organisme heterotrof yang

DIPLOPODA memperoleh energi dengan


memakan sisa-sisa makhluk hidup.
cara
DIPLOPODA TERDIRI ATAS 3 FAMILI, YAITU:
(a) Famili Polyxenidae,
• Tubuhnya kecil dengan integument lunak
• Masing-masing ruas pada sebelah kanan-kiri memiliki ruas bekas rambut kaku seperti sikat
• Tidak memiliki kaki termodifikasi untuk kopulasi pada hewan jantan
Contohnya Polyxenus farciculatus, dengan panjang tubuh 25 mm, memiliki 13 pasang kaki.

(b) Famili Julidae


• Memiliki integument (kulit) yang keras
• Maxilla berbentuk lembaran
• Memiliki kaki yang termodifikasi untuk kopulasi terdapat pada ruas ke tujuh pada hewan jantan
Contohnya Julus virgatus, terdiri atas 30-35 ruas dengan 50-60 pasang kaki, pada ruas ke tiga tidak terdapat kaki, panjang
tubuh mencapai 12 cm.

(c) Famili Polydesmidae


• Tubuh memiliki 19-22 ruas
• Pada hewan jantan sepasang kaki pertama di ruas ke tujuh mengalami modifikasi sebagai alat kopulasi.
Contohnya Polydesmus serratus, dengan panjang tubuh 37 mm
Polydesmidae
Polyxenidae Julidae

Anda mungkin juga menyukai