Anda di halaman 1dari 25

IMUNISASI

4 Jenis vaksin
• Hidup dilemahkan
• Mati
• Rekombinan
• Plasma DNA

• Imunisasi
• Aktif  pemaparan antigen shg
terbentuk antibody
• Pasif  pemberian antibody (Ig)
• Vaksin rekombinan berprinsip
penyisipan 1/lbh gen yang
mengkode imunitas  vector yang
digunakan : Salmonela, adeovirus,
poxvirus vaccinia, carnarypox
• Warning Immunity Vs Non Responder pada vaksin hep B  sulit dibedakan
• Dilakukan cek respon antibody 1-3 bln setelah vaksin hep ketiga
• Non responsive  anti HbsAg <10 mIU/ml
• Hiporesponsif  anti HbsAg 10-99 mIU/ml
• Warning immunity : penurunan titer antibody yang awalnya berespon baik
dan tetap protektif terh infeksi kronis
• True non responder : sejak awal tidak ada respon imun, tidak ada protektif

• Tatalaksana Non responder


• Dianggap belum pernah mendapatkan vaksin
• Terapi 1 : protein pre S-1, pre S-2, subunit 2
• Terapi 2 : rekombinan pre S-2, antigen S kombinasi ajuvan MF059
• Terapi 3 : vaksin khusus  40ug antigen hepatitis B
TEHNIK PENYUNTIKAN
• IM  Deltoid, alternative vastus lateral
• Besar jarum 22-25
• Sudut 90O
• SC  atas luar trisep lengan
• Besar jarum 23-25
• Sudut 45O
• Pemberian MULTIPEL
• Jika diberikan di lengan yang sama  beri jarak 1-2
inci
• Vaksin SC dapat diberikan bersama vaksin IM pada
lengan sama
• Vaksin diberikan bersama Imunoglobulin  pada
lokasi anatomi yang berbeda
• 2 vaksin hidup harus diberikan terpisah  jarak
>28 hari, kecuali yellow fever + campak dapat
diberi <4minggu
• Pemberian vaksin 4 hari sebelum interval
diperbolehkan
• Memperpanjang nterval vaksin tidak mengurangi
efektivitas vaksin  tidak perlu tambah dosis
• Penyimpanan vaksin
• Vaksin hidup
• Varicella & zoster  FREEZER (–15 s/d -25 oC)
• MMR  FREEZER atau kulkas
• Tifoid oral, LAIV, JE, yellow fever  kulkas
• Vaksin inactivated  TIDAK dapat di
FREEZER
• Vaksin yang peka cahaya  MMR,
varicella. Zooster, HPV, JE, rabies, tifoid
oral
• Shake test  menguji vaksin rusak atau
tidak  jika pengendapan sama atau
lebih cepat dari control berarti RUSAK
• Stabilitas Vaksin umumnya bertahan
stabil 1 tahun pada suhu 4 oC dan 2-3
hari pada 37 oC
Vaksin dewasa
• KIPI ( kejadian ikutan pasca imunisasi)  kejadian medic
berhubungan dengan imunisasi berupa efek samping, efek vaksin,
toksiistas, reaksi sensitivitas, efek farmakologis, kesalahan program,
koinsiden, reaksi suntikan
• Lama pengamatan mencapai 24 hari (rubella) s/d 6 bulan pada vaksin
campak
Vaksin pada Ibu hamil
Vaksin pada HIV Pasien HIV dengan CD4 < 200 
kontraindikasi vaksin HIDUP
sedangkan vaksin MATI aman
diberikan pada CD4 berapapun
namun efektivitas lebih rendah

Setelah HIV dengan CD4 > 200 


vaksin hidup dapat diberikan

Hepatitis B  jadwal dianjurkan


bulan 0, 1, 6. Pemeriksaan anti HBs
dianjurkan 1 bulan setelah vaksin
terakhir dan diulang tiap tahun
untuk vaksin booster. Untuk
meningkatkan respon vaksin hep B
pada HIV diberikan dosis 2x lipat (40
ug)
Vaksin GGK
Tes serologi anti- HBs  1-2 bulan
setelah pemberian dosis terakhir
dengan target HBs > 10 MIU/ml

Pada pasien dialisi  cek anti HBs


setiap tahun

Vaksin Hidup  KONTRAINDIKASI

Vaksin Autoimun
Vaksin kortikosteroid & imunosupresan lain
• Vaksin HIDUP tidak KONTRAINDIKASI
• <14 hari
• Dosis < 20 mg/hari
• Penggunaan jangka panjang steroid
kerja pendek lepas sehari
• Pemberian topical, injeksi, inhalasi,
intraartikuler
• Vaksin harus ditunda 1 bulan setelah
steroid dosis tinggi dihentikan
• Pada Kanker dengan kemo :
• Vaksin diberikan sebelum kemo
• Vaksin hidup tidak diberikan saat kemo
paling cepat 3 bln setelah terapi
D

B
B

E
B
E
E

E
E

D
D

Anda mungkin juga menyukai