“SEMEN”
KELOMPOK I
ALVIN KRISTIAN AGUSTINO
BETTY
RIZKI
NIKI
Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat
batu, bata, batako, maupun bahan bangunan lainnya.
Sedangkan kata semen sendiri berasal
dari caementum (bahasa Latin), yang artinya
"memotong menjadi bagian-bagian kecil tak
beraturan". Meski sempat populer pada zamannya,
nenek moyang semen made in Napoli ini tak berumur
panjang. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi,
sekitar abad pertengahan (tahun 1100-1500 M) resep
ramuan pozzuolana sempat menghilang dari
peredaran.
ASAL-USUL SEMEN
Semen sebagai bahan perekat batu atau bata yang kita
ketahui selama ini berbeda dengan bahan perekat pada
zaman dahulu kala. Legenda menceritakan bahwa
bahan perekat yang digunakan oleh nenek moyang kita
saat membangun bangunan fenomenal seperti Candi
Borobudur dan Candi Prambanan di Indonesia,
jembatan di Cina, atau bangunan kuno di India dan di
Pulau Buton, menggunakan zat putih telur, ketan atau
aspal alami. Legenda tersebut menunjukkan bahwa
fungsi semen sudah dikenal sejak zaman dahulu kala.
Pada abad ke-18 seorang insinyur asal Inggris, John
Smeaton menemukan dan mengembangkan ramuan
kuno tersebut dengan mencampur batu kapur dengan
tanah liat. Campuran yang dibuatnya ini digunakan
untuk pembangunan menara suar Eddystone di lepas
pantai Cornwall, Inggris (saat ini dikenal sebagai
Menara Smeaton). Namun sangat disayangkan bahwa
John Smeaton tidak membuat hak paten atas proses
pembuatan semen tersebut
Pada 1824, Joseph Aspdin, seorang insinyur kebangsaan
Inggris yang membuat hak paten atas ramuan semen
tersebut dengan nama Semen Portland. Nama Portland
digunakan karena hasil akhir warna ramuan yang
diolahnya mirip tanah liat di Pulau Portland, Inggris.
Bahan campuran yang digunakan Joseph Aspdin ini
tidak berbeda jauh dengan bahan yang dibuat oleh John
Smeaton. Bahan utama yang digunakan adalah batu
kapur dan tanah liat. Batu kapur yang kaya akan
kalsium dicampur tanah liat atau lempung yang
mengandung banyak silika (sejenis mineral berbentuk
pasir), aluminium oksida (alumina) dan oksida besi,
kemudian dihaluskan dan dipanaskan pada suhu tinggi
hingga membentuk campuran baru.
JENIS SEMEN
Jenis Semen biasa/ Abu –Abu
Semen jenis ini memiliki nama lain Portland yang
merupakan semen bubuk yang berwarna abu
kebiruan. Kegunaannya antara lain untuk penggunaan
umum seperti rumah dan bangunan tinggi. Berbahan
dasar batu kapur atau gamping yang diolah dengan
dalam suhu tinggi.
Jenis Semen Portland
1. Jenis Semen Portland Type I
Jenis semen portland type I mungkin yang paling
familiar disekitar Anda karena paling banyak digunakan
oleh masyarakat luas dan beredar di pasaran. Jenis ini
biasa digunakan untuk konstruksi bangunan umum yang
tidak memerlukan persyaratan khusus untuk hidrasi
panas dan kekuatan tekan awal. Kegunaan Semen
Portland Type I diantaranya konstruksi bangunan
untuk rumah permukiman, gedung bertingkat, dan jalan
raya. Karakteristik Semen Portland Type I ini cocok
digunakan di lokasi pembangunan di kawasan yang jauh
dari pantai dan memiliki kadar sulfat rendah.
2. Jenis Semen Portland Type II
Kondisi letak geografis ternyata menyebabakan
perbedaan kadar asam sulfat dalam air dan tanah dan
juga tingkat hidrasi. Oleh karena itu, keadaan tersebut
mempengaruhi kebutuhan semen yang
berbeda. Kegunaan Semen Portland Type II pada
umumnya sebagai material bangunan yang letaknya
dipinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi,
dan bendungan. Karakteristik Semen Portland
Type II yaitu tahan terhadap asam sulfat antara 0,10
hingga 0,20 persen dan hidrasi panas yang bersifat
sedang.
3. Jenis Semen Portland Type III
Lain halnya dengan tipe I yang digunakan untuk
konstruksi tanpa persyaratan khusus, kegunaan semen
portland type III memenuhi syarat konstruksi bangunan
dengan persyaratan khusus. Karakteristik Semen
Portland Type III diantaranya adalah memiliki daya
tekan awal yang tinggi pada permulaan setelah proses
pengikatan terjadi, lalu kemudian segera dilakukan
penyelesaian secepatnya. Jenis semen Portland type
III digunakan untuk pembuatan bangunan tingkat tinggi,
jalan beton atau jalan raya bebas hambatan, hingga
bandar udara dan bangunan dalam air yang tidak
memerlukan ketahanan asam sulfat. Ketahananya
Portland Type III menyamai kekuatan umur 28 hari beton
yang menggunakan Portland type I.
4. Jenis Semen Portland Type IV
Karakteristik Semen Portland IV adalah jenis
semen yang dalam penggunaannya membutuhkan
panas hidrasi rendah. Jenis semen portland type IV
diminimalkan pada fase pengerasan sehingga tidak
terjadi keretakkan. Kegunaan Portland Type IV
digunakan untuk dam hingga lapangan udara.
5. Jenis Semen Portland Type V
Karakteristik Semen Portland Type V untuk
konstruksi bangunan yang membutuhkan daya tahan
tinggi terhadap kadar asam sulfat tingkat tinggi lebih
dari 0,20 persen. Kegunaan Semen Potrtland Type
V dirancang untuk memenuhi kebutuhan di wilayah
dengan kadar asam sulfat tinggi seperti misalnya rawa-
rawa, air laut atau pantai, serta kawasan tambang.
Jenis bangunan yang membutuhkan jenis ini
diantaranya bendungan, pelabuhan, konstruksi dalam
air, hingga pembangkit tenaga nuklir.
Jenis Semen Campur
1. Portland Composite Cement (PCC)
Kegunaan Portland Composite (PCC) ini secara
luas adalah bahan pengikat untuk konstruksi beton
umum, pasangan batu bata, beton pra cetak, beton pra
tekan, paving block, plesteran dan acian, dan
sebagainya. Karakteristik Portland Composite
Cement (PCC) lebih mudah dikerjakan, kedap air,
tahan sulfat, dan tidak mudah retak. Material ini
terdiri dari beberapa unsur diantaranya terak, gypsum,
dan bahan anoraganik.
2. Super Portland Pozzolan Composite Cement
(PPC)
Kegunaan super portland pozzolan composite cement
diantaranya adalah sebagai konstruksi beton massa,
konstruksi di tepi pantai dan tanah rawa yang harus
memiliki ketahanan terhadap sulfat, tahan hidrasi
panas sedang, pekerjaan pasangan dan plesteran.
Beberapa jenis bangunan yang menggunakan produk
ini diantaranya perumahan, jalan raya, dermaga,
irigasi, dan sebagainya. Semen ini merupakan
pengikat hidrolis seperti halnya PCC namun terdiri
dari campuran terak, gypsum, dan pozzolan.
3. Special Blended Cemeny (SBC)
Ada yang istimewa dari jenis special belended cement
(SBC) atau semen campur karena khusus dirancang
dalam pembangunan jembatan terbesar yang
menghubungkan Surabaya dengan Madura yang dikenal
dengan Jembatan Suramadu. Karakteristik special
blended cement tentu memenuhi kebutuhan
konstruksi bangunan pada air laut seperti halnya
jembatan Suramadu yang berdiri diatas laut.
4. Super Masonry Cement (SMC)Kegunaan Super
Masonry Cement (SMC)
diantaranya sebagai bahan baku genteng beton, tegel,
hollow brick, dan paving block. Selain itu, digunakan
hanya pada kisaran konstruksi bangunan rumah atau
irigasi dengan struktur beton paling besar K225. Tipe ini
pertama kali diperkenalkan di USA.
5. Oil Well Cement (OWC) Class G-HSR
(HighSulfate Resistance)