Anda di halaman 1dari 51

KELOMPOK 3

"ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN


KECEMASAN "
PENGERTIAN ANSIETAS

Ansietas merupakan kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu


terhadap obyek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya
yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi
ancaman. Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran
yang samar disertai respon otonom sehingga individu akan
meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi (NANDA,2011)
ETIOLOGI
1. Penyakit klinis progresif
2. Penyakit Akut
3. Hospitalisasi
4. Rencana Operasi
5. Kondisi Diagnosis penyakit belum jelas
6. Penyakit neurologis
7. Tahap tumbuh kembang
KLASIFIKASI
A. Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehdupan sehari hari,
ansietas ini menyebabkan individu jadi waspada dan meningkatkan lapang
persepsinya

B. Kecemasan sedang memungkinkan individu berfokus pada hal yang penting dan
mengesampingkan yang lain.

C. Kecemasan berat sangat mengurangi lapang persepsi individu. Cenderung berfokus


pada sesuatu yang sudah spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain.

D. Tingkat panic dan kecemasan berhubungan dengan terpengaruh ketakutan dan terror,
hal yang rinci terpecah dan proporsinya. Karena mengalami kehilangan kembali
MANIFESTASI KLINIS
A.Data mayor B. Data minor
1.Merasa bingung Mengeluh pusing
2. Merasa khawatir dengan akibat Anoreksia
dari kondisi yang dihadapi Palpitasi
3. Sulit berkonsentrasi Merasa tidak berdaya
4. Tampak gelisah Frekuensi napas meningkat
5. Tampak tegang Frekuensi nadimeningkat
6.Sulit tidur Tekanan darah meningkat
Diaforesis
Tremor
Muka tampak pucat
Suara bergetar
Kontak mata buruk
Sering berkemih
Berorientasi pada masa lalu
KOMPLIKASI

1.Depresi
2. Somatoform
3. Skizofernia hibefrenik
4. Skizofrenia simplek
PATOFISIOLOGI

Rencana operasi Kekhawatiran mengalami


kegagalan Ansietas Tampak gelisah
PENJELASAN
Pembedahan/Operasi adalah tindakan pengobatan invasif melalui sayatan untuk membuka atau
menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani dan diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Fase
pembedahan dibagi menjadi 3 fase ,yaitu :
1. pre operasi adalah fase dimana seseorang harus dipersiapkan psikologis dan fisiknya sebelum operasi
2. intra operasi adalah fase ketika pasien masuk ke bagian atau ruang bedah dan berakhir saat pasien
dipindahkan ke ruang pemulihan
3. pasca/post operasi adalah fase peningkatan penyembuhan pasien dan perawatan tindak lanjut,pada fase
inilah seseorang sangat membutuhkan perawatan yang maksimal khususnya perawatan luka pada jahitan
operasinya.
Dari ketiga fase tersebut tidak menutup kemungkinan jika seseorang akan mengalami rasa ketakutan
perihal Kekhawatiran mengalami kegagalan pada proses operasinya, karena kebanyakan orang
percaya bahwa operasi tersebut sangat mempengaruhi hidup dan mati seseorang
PATHWAYS

RENCANA OPERASI

KEKHAWATIRAN MENGALAMI KEGAGALAN

ANSIETAS

TAMPAK GELISAH
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan laboratorium, pada pemeriksaan


laboratorium didapatkan peningkatkan fungsi
adrenal, peningkatan glukosa dan menurunnya
fungsi paratiroid, tingkat oksigen dan kalsium
2. Uji psikologis
PENATALAKSANAAN MEDIS

Menurut Hwari ( 2008 ) penatalaksanaan ansietas pada tahap


pencegahan dan terpai memerlukan suatu metode pendekatan yang
bersifat holistic yaitu :
Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress dengan cara :
a. Makan teratur,
b. Tidur cukup
c. Terapi psikofarmaka ( obat anti cemas ( anxiolytic )
d. Terapi somatic ( apat diberikan obat dengan tubuh yang bersangkutan
e. Psikoterapi
f. Terapi psikoreligius
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian keperawatan merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses
keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data-data.
1. Identitas pasien mencakup (nama, No.RM, umur, Jenis kelamin, Pekerjaan,
Agama, status, tanggal MRS, tanggal pengkajian).
2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu oleh klien pada
saat perawat mengkaji, dan mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif,
Quality, Regio, Skala, dan Time)
3. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat kesehatan dahulu
B. Riwayat kesehatan sekarang
C. Riwayat kesehatan keluarga
4. Psikologis
A.Fisiologis
1. Integritas Ego
a. Ansietas

Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor

Merasa bingung Mengeluh pusing


Anoreksia
Merasa khawatir dengan akibat dari kondisi Palpitasi
yang dihadapi Merasa tidak berdaya
Sulit berkonsentrasi Frekuensi napas meningkat
Frekuensi nadi meningkat
Tampak gelisah Tekanan darah meningkat
Diaforesis
Tampak tegang Tremor
Muka tampak pucat
Suara bergetar
Sulit tidur Kontak mata buruk
Sering berkemih
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Ansietas berhubungan dengan krisis situasional, kebutuhan tidak terpenuhi, krisis


maturasional, Ancaman terhadap konsep diri, ancaman terhadap kematian, kekhawatiran
mengalami kegagalan, disfungsi sistem keluarga,hubungan orang tua – anak tidak
memuaskan dll,kurang terpapar informasi dibuktikan dengan merasa bingung, merasa
khawatir dengan akibat kondisi yang dihadapi, sulit berkonsentrasi, tampak gelisah, tampak
tegang, sulit tidur, mengeluh pusing, anoreksia, palpitasi,merasa tidak berdaya, frekuensi
napas meningkat, frekuensi nadi meningkat, tekanan darah meningkat, diaforesis, tremor,
muka tampak pucat, suara bergetar, kontak mata buruk, sering berkemih, berorientasi pada
masalalu.
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Diagnosa keperawatan Tujuan/kriteria hasil Intervensi Rasional

1 Ansietas Setelah dilakukan intervensi INTERVENSI UTAMA 1. Mengetahui


keperawatan selama .... X .... Jam REDUKSI ANSIETAS tingkat ansietas pada
maka tingkat ansietas menurun pasien
dengan kriteria hasil : Observasi
- Verbalisasi kebingungan menurun 2. Mengetahui
(skor 5) 1. Identifikasi saat kemampuan
tingkat ansietas (mis. pengambilan
- Verbalisasi khawatir akibat kondisi Kondisi, waktu, keputusan
yang dihadapi menurun (skor 5) stressor)
2. Identifikasi 3. Mengetahui
- Prilaku gelisah menurun (skor 5) kemampuan tanda-tanda ansietas
mengambil pasien
- Frekuensi pernapasan menurun keputusan
(16-20x/menit) (skor 5)
3. Monitor tanda-
-Tekanan darah menurun (90/60- tanda ansietas
120/80) (skor 5) (verbal dan non
verbal
- Diaphoresis menurun (skor 5)
Terapeutik 4. Membantu
menciptakan
4. Ciptakan suasana suasana terapeutik
terapeutik untuk untuk
menumbuhkan menumbuhkan
kepercayaan kepercayaan
5. Membantu pasien
5. Temani pasien untuk mengurangi
untuk mengurangi kecemasan
kecemasan, jika
memungkinkan 6. Membantu
kenyamanan pasien
6. Pahami situasi
yang membuat 7. Agar pasien
anisetas merasa dihargai

7. Dengarkan
dengan penuh
perhatian
8. Gunakan 8. Membantu pasien
pendekatan yang agar tenang dan
tenang dan merasa yakin
meyakinkan
9. Membantu
9. Tempatkan barang menciptakan
pribadi yang kenyamanan pasien
memberikan
kenyamanan 10. Agar pasien
mengetahui hal yang
10. Motivasi memicu kecemasan
mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
11. Agar pasien
11. Diskusikan mengetahui
perencanaan realistis perencanaan realistis
tentang peristiwa tentang peristiwa
yang akan datang yang akan datang
Edukasi 12. Agar pasien
mengetahui sensasi
12. Jelaskan yang mungkin
prosedur,termasuk dialami
sensasi yang
mungkin dialami 13. Agar pasien
mengetahui
13. Informasikan pengobataannya
secara faktual dengan jelas
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan
prognosis
14. Agar pasien
14. Anjurkan merasa tenang dan
keluarga untuk tetap nyaman
bersama pasien, jika
perlu
15. Anjurkan melakukan 15. Agar pasien
kegiatan yang tidak melakukan hal-hal yang
kompetitif,sesuai bersifat kompetitif
kebutuhan
16. Agar mengetahui
16. Anjurkan perasaan dan persepsi
mengungkapkan pasien
perasaan dan persepsi
17. Membantu
17. Latih kegiatan menghilangkan
pengelihatan untuk ketegangan pada pasien
mengurangi ketegangan
18. Membantu dalam
18. Latih penggunaan mekanisme pertahanan
mekanisme pertahanan diri yang tepat
diri yang tepat
19. Membantu teknik
19. Latih teknik relaksasi relaksasi pada pasien
Kolaborasi 20. Membantu agar mengurangi rasa kecemasan pada
pasien
20) kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu

(TERAPI RELAKSASI)
Observasi 1. Untuk mengetahui kondisi umum pasien serta
1. Identifikasi penurunan tingkat energi, Gejala lain yang mengganggu kemampuan kognitif
ketidakmampuan berkonsentrasi, atau gejala lain yang
mengganggu kemampuan kognitif 2. Untuk mengetahui teknik relaksasi yang efektif
2. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
digunakan
3. Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan 3. Untuk memudahkan proses relaksasi pada pasien
penggunaan teknik sebelumnya
4. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan 4. Untuk mengetahui kemampuan pasien dalam
darah dan suhu sebelum dan sesudah latihan relaksasi
5. Monitor respons terhadap terapi relaksasi
5. Untuk mengetahui respon pasien terhadap proses
relaksasi
Terapeutik 1. Untuk menciptakan suasana rileks pada pasien
1. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman jika 2. Agar pasien mengetahui prosedur relaksasi
memungkinkan

2. Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan 3. Agar pasien merasa lebih nyaman dan rilek
prosedur teknik relaksasi

3. Gunakan pakaian longgar 4. Agar pasien lebih rileks


4. Gunakan nada suara lembut dengan irama lambat
berirama 5. Untuk mengurangi rasa cemas pada pasien
5. Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang
dengan analgetik atau tindakan medis lain, jika sesuai
Edukasi 1. Agar pasien mengetahui tujuan, manfaat dan jenis
1. Jelaskan tujuan, manfaat, batasan, dan jenis relaksasi relaksasi yang digunakan
yang tersedia (mis. Musik, meditasi,napas
dalam,relaksasi otot progresif 2. Untuh memudahkan proses relaksasi pada pasien

2. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi yang dipilih 3. Agar pasien menjadi rilek

4. Agar pasien lebih rileks


3. Anjurkan mengambil posisi nyaman
5. Agar pasien terbiasa melakukan relaksasi dan rasa
4. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi cemas dapat berkurang

5. Anjurkan sering mengulangi atau melatih teknik yang 6. Agar pasien mengetahui teknik relaksasi yang benar
dipilih

6. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi


BAB 3
CONTOH ASKEP
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. A DENGAN ANSIETAS
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Ny. A
2. Umur : 72 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Hindu
5.Pendidikan : SMP
6. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
7. Tgl. Pengkajian : 10 Januari 2020
B. KELUHAN UTAMA

Klien mengatakan cemas karena gula darahnya naik dan merasa


pusing
C. PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
Predisposisi: klien mengatakan tidak ada gangguan jiwa dalam
keluarganya, pernah dirawat di rumah sakit beberapa hari karena
penyakit diabetesnya kambuh, klien mengatakan hubungan dengan
menantu dari anak pertama kurang baik.
Presipitasi: klien mengatakan akhir-akhir ini, kurang lebih satu
minggu, mempunyai banyak pikiran mengenai penyakitnya,
makan kurang teratur.
D. FISIK

Tekanan Darah : 150/90 mmHg


Respiratory Rate: 18 x/mnt
Heart Rate : 96 x/mnt
Berat Badan : 63 kg
Gula Darah Sewaktu : 286
Keluhan fisik : Pusing, lemes.
Riwayat penyakit : Diabetes Mellitus kurang lebih selama 2 tahun
E. PSIKOSOSIAL Keterangan:
: Laki-laki Meninggal
A. Genogram
: Perempuan meninggal

: Laki-laki

Tn. S
Ny. S
: Perempuan

: Klien, pengambil
Tn. J Ny. W Tn. N keputusan.. Tinggal Serumah

: Cerai
B. KONSEP DIRI
1. Body Image
Klien mengatakan suka dengan semua anggota tubuhnya, yang paling disukai adalah
bagian mata.
2. Identitas diri
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah anak tunggal dan bersyukur dilahirkan sebagai
perempuan karena bisa melahirkan anak.
3. Peran
Klien mengatakan tidak bekerja, ketika dirumah aktivitasnya adalah mengerjakan
pekerjaan rumah tangga.
4. Ideal diri
Klien mengatakan walaupun punya penyakit gula tetapi beliau ingin agar tetap sehat
supaya dapat mengerjakan pekerjaan rumah dan mengurus rumah.
5. Harga diri
Klien mengatakan ia memahami bahwa ia sudah lanjut usia sehingga ia tidak bisa se-
produktif dulu saat masih muda.
C. HUBUNGAN SOSIAL

1. Orang yang berarti


Klien mengatakan saat ini orang yang berarti adalah anak perempuannya yang sering
memperhatikan beliau dan juga cucu-cucunya.
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan cukup aktif mengikuti kegiatan seperti pengajian, arisan RT yang
diadakan satu bulan sekali.
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan jarang berhubungan dengan tetangga karena tetangganya sibuk bekerja
, hanya jika ada waktu yang benar-benar luang baru bisa berkomunikasi dengan tetangga,
Hubungan tetangga cukup baik.
D. SPIRITUAL

1. Nilai dan keyakinan


Klien mengatakan semua yang dimiliki adalah pemberian dari
Tuhan, maka beliau wajib mensyukuri apapun yang terjadi dalam
kehidupannya.
2. Kegiatan ibadah
Klien mengatakan sholat lima waktu dengan tekun serta
mengikuti pengajian yang diadakan di RT setempat.
F. STATUS MENTAL
A.Penampilan : Klien Nampak rapi, baju bersih rambut diikat dengan
rapi.
B.Pembicaraan : jelas dan mudah dimengerti
C.Aktifitas motorik : Klien nampak cukup aktif beraktivitas ditandai
dengan kondisi rumah yang tertata rapi, klien tampak lemes.
D.Alam Perasaan : Klien mengungkapkan rasa cemasnya karena gula
darahnya yang naik disertai dengan kepala pusing, klien merasa sedih.
E. Interaksi selama wawancara : Klien kooperatif, terlihat sedikit cemas
dan gelisah ditandai dengan ekspresi wajah yang sedih.
F. Persepsi : Tidak ada gangguan persepsi
G.Proses pikir : tidak ada gangguan proses pikir
G. Kebutuhan Dasar Manusia

1. Makan
Klien mengatakan makan tiga kali sehari dengan porsi nasi sedikit yaitu satu
centong, makan sayur dan daging porsi cukup. Sebelum makan pasti minum
obat diabetes.
2. BAB/BAK
BAK dalam satu hari kurang lebih 5 kali, BAB rutin 1 hari sekali.
3. Istirahat Tidur
Klien mengatakan tidurnya sudah cukup nyenyak, tidur jam 9 malam, jam 12
malam bangun dan sholat, setelah itu tidur lagi dan jam setengah 5 bangun
pagi dan melakukan pekerjaan rumah.
H. PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN

Klien mengatakan cukup teratur untuk kontrol di Petugas


Kesehatan. Setiap kali obat habis pasti kontrol kesehatan.
Obat yang dikonsumsi adalah glucobalamin, beliau tahu
manfaat obat tersebut untuk mengatur kadar insulin dalam
darah. Klien rutin minum obat sebelum makan.
I. KEGIATAN SEHARI-HARI

A. Kegiatan di dalam rumah


Klien mengatakan menyiapkan makanan sendiri, beliau sudah cukup memahami makanan
mana yang di makan agar kadar gula darah dalam tubuh bisa stabil, semua pekerjaan
rumah dan kebutuhan sehari-hari diatur sendiri, klien mendapatkan uang dari anak-
anaknya, terutama dari anak perempuannya.
B. Kegiatan di luar rumah
Klien mengatakan belanja keperluan sehari-hari sendiri, apabila bepergian naik kendaraan
umum, menghadiri acara pengajian dan arisan RT setempat.
J. MEKANISME KOPING
Klien mengatakan apabila ada permasalahan yang dihadapi, ia
melakukan refreshing dengan cara merawat tumbuhan yang
ditanaminya didepan rumah.

K. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Klien mengatakan tidak begitu suka dengan menantunya dari anak pertama,
dulu beliau sempat pernah tinggal bersama dengan anak pertamanya, tetapi
beliau merasa tidak diperhatikan contohnya memang benar beliau ditawari mau
makan apa, setelah itu dibelikan tetapi tidak diberitahukan kepada klien bahwa
makanan itu adalah miliknya, jadi beliau pernah sampai sore tidak makan,
selain itu klien mengatakan bahwa menantunya jarang mengajak komunikasi.
Oleh sebab-sebab seperti itu, beliau memutuskan untuk tinggal dirumah sendiri
saja agar tidak merepotkan anak-anaknya dan hatinya bisa tenteram,
L. PENGETAHUAN KURANG TENTANG

Klien mengatakan tidak tahu bagaimana


cara mengurangi kecemasan.
ANALISA DATA
NO Data Masalah

1. DS: Ansietas berhubungan dengan


Klien mengatakan cemas karena gula darahnya naik dan ancaman pada status kesehatan.
merasa pusing.
Klien mengatakan akhir-akhir ini, kurang lebih satu minggu,
mempunyai banyak pikiran mengenai penyakitnya.
DO:
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Gula Darah Sewaktu : 286
Keluhan fisik : Pusing, lemes.
Skor Hars : kecemasan sedang
Riwayat penyakit : Diabetes Mellitus kurang lebih
selama 2 tahun
2. DS: Resiko Ketidakberdayaan
- Klien mengungkapkan bahwa semenjak usia bertambah ia
merasa mudah tersinggung, oleh karena itu ia memilih untuk
tinggal sendiri sehingga tidak ada perselisihan dengan anaknya
maupun menantunya.
DO:
- Berdasarkan kuesioner tumbuh kembang psikososial Tim
Pascasarjana Keperawatan Jiwa UI menunjukkan bahwa klien
merasa tidak dicintai dan berarti dalam keluarga.
- Berdasarkan kuesioner tumbuh kembang psikososial Tim
Pascasarjana Keperawatan Jiwa UI menunjukkan bahwa
menurut klien, keluarga tidak memfasilitasi kegiatan sosial,
kelompok dan agama sebab klien menghendaki untuk tinggal
sendiri (tidak bersama anaknya), jadi apapun kegiatan
dilakukan sesuai keinginan klien bukan dorongan dari anak-
anaknya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status kesehatan ditandai dengan klien
mengatakan cemas karena gula darahnya naik dan merasa pusing dan klien
mengatakan akhir-akhir ini, kurang lebih satu minggu, mempunyai banyak pikiran
mengenai penyakitnya.
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Gula Darah Sewaktu : 286
Keluhan fisik : Pusing, lemas.
NO Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan

1. Ansietas pada lansia Health education (5510)


1. Kaji pengetahuan lansia mengenai kecemasan.
2. Berikan pendidikan kesehatan mengenai
A.Tanda dan gejala psikis yang muncul pada
kecemasan
B. Tanda dan gejala fisik yang muncul pada
kecemasan
C. Cara menangani kecemasan dengan
- Nafas dalam
- Terapi SEFT
- Terapi Spiritual
Activity therapy: Senam Lansia
Resiko Ketidakberdayaan pada Health education (5510)
lansia 1. Kaji pengetahuan warga tentang
karakteristik lansia.
2. Beri pendidikan kesehatan mengenai
A. Ciri-ciri perkembangan lansia yang
normal dan tidak normal
B. Penanganan yang bisa dilakukan keluarga
dalam menghadapi lansia dengan
perkembangan tidak normal
C. Cara menstimulasi perkembangan lansia
Activity therapy : Senam Lansia
Hemodinamik Status
1. Ukur tanda-tanda vital
2. Ukur gula darah sewaktu
CATATAN
PERKEMBANGAN
atau
IMPLEMENTASI
No Hari/Tanggal No Dx Implementasi Respon

1. Senin, 19Mei 1,2 1. Membina hubungan saling S:


2014 percaya. - Klien mengatakan bersedia untuk
Pukul 13.00 2. Melakukan pengkajian diberikan asuhan keperawatan
WIB mengenai tingkat kecemasan kesehatan mental.
klien. - Klien mengatakan belum tahu pasti
cara untuk mengontrol kecemasan
O:
- Klien kooperatif
- Skala hars menunjukkan pada
kecemasan tingkat sedang.
No Hari/Tanggal No Dx Implementasi Respon

2. Selasa, 20 Mei 1,2 1. Melakukan pengkajian status S:


2014 mental dengan SPSMQ - Klien menanyakan apakah tekanan
Pukul 14.30 2. Mengukur tanda-tanda vital darahnya normal atau tidak.
WIB - Klien mengucapkan terima kasih.
O:
- Tanda-tanda vital : TD: 140/90
mmHg, HR: 96 x/mnt, RR: 18 x/mnt.
- Pengkajjian SPSMQ menunjukkan
bahwa status mental klien masih
dalam kondisi baik.
No Hari/Tanggal No Dx Implementasi Respon

3. Minggu, 25 1,2 1. Terapi Aktivitas S:


Mei 2014 Kelompok Lansia : - Klien mengatakan lebih segar setelah melakukan
Pukul 08.10 Senam Lansia. senam.
WIB 2. Pendidikan - Klien mengatakan senang mengikuti senam
kesehatan tentang karena bisa berkumpul dengan warga lain.
Hipertensi dan Cara - Klien mengatakan akan menggunakan teknik
Mengatasi nafas dalam apabila kecemasan muncul.
kecemasan karena O:
hipertensi: tarik - Klien mengikuti senam lansia dan pendidikan
nafas dalam dan diit kesehatan sampai selesai.
Hipertensi. - Klien terlihat antusias mendengarkan
pendidikan .kesehatan yang diberikan mahasiswa
- Klien juga aktif bertanya tentang keluhan
mereka masing-masing tentang Hipertensi dan
kecemasan yang dialaminya.
EVALUASI
No Diagnosa Evaluasi Sumatif
1. Ansietas S:
berhubungan - Klien mengatakan bahwa sekarang kecemasannya sudah mulai terkontrol cukup baik
dengan dan merasa lebih rileks.
ancaman pada - Klien mengatakan mencapatkan manfaat dari terapi tersebut.
status - Klien mengatakan senang karena kadar gula darah sudah berangsur turun.
kesehatan. - Klien mengatakan dengan melakukan sembahyang dan SEFT ia merasakan lebih
tenang, nyaman dan ikhlas.
- Klien mengatakan akan melakukan terapi spiritual dan SEFT secara rutin.
- Klien mengatakan sangat senang dengan adanya keberadaan mahasiswa.
O:
- Berdasarkan pengkajian kecemasan dengan HARS mendapatkan hasil tidak ada
kecemasan.
- TTV: TD: 130/80 mmHg, HR: 88 x/mnt, RR: 18 x/mnt, GDS: 142
- Klien kooperatif, klien tampak lebih rileks.
A:
Masalah ansietas teratasi.
P:
- Lanjutkan penggunaan terapi spiritual, nafas dalam dan SEFT untuk mengurangi
kecemasan.
- Kontrol diit diabetes mellitus.
No Diagnosa Evaluasi Sumatif
2. Resiko S:
Ketidakberday - Klien mengatakan kesehatan mental itu sangat penting mbak, tapi kadang melakukan
aan cara untuk meningkatkan kesehatan mental itu tidak mudah karena kadang sering
terhanyut dengan masalah yang dihadapi.
- Klien mengatakan baru mengerti bahwa ada tahapan tumbuh kembang psikososial
lansia yang normal.
- Klien mengatakan lebih segar setelah melakukan senam.
- Klien mengatakan senang mengikuti senam karena bisa berkumpul dengan warga lain.
O:
- Senam lansia di lakukan di mushola dusun dan diikuti oleh 34 orang lansia dan pra
lansia dusun Gunung sari
- Klien terlihat antusias mengikuti gerakan senam yang dicontohkan oleh mahasiswa.
- Klien mengikuti senam lansia dan pendidikan kesehatan sampai selesai.
- Klien terlihat antusias mendengarkan pendidikan .kesehatan yang diberikan
mahasiswa
- Klien juga aktif bertanya tentang keluhan mereka masing-masing tentang stress atau
kecemasan yang mereka alami.
A:
Resiko ketidakberdayaan teratasi
P:
- Tetap mempertahankan terapi aktivitas kelompok: senam lansia.

Anda mungkin juga menyukai