Anda di halaman 1dari 40

Bantuan Hidup Dasar

oleh: Ns. Winna Kurnia Sari.AZ., S.Kep.,


M.Kes
APA Sih ?????
Usaha yang dilakukan untuk
mempertahankan kehidupan
pada saat pasien atau korban
mengalami keadaan yang
mengancam jiwa melalui
tindakan resusitasi jantung paru
dikenal dengan Bantuan Hidup
Dasar/Basic Life Support (BLS).
Tujuan
 Mencegah berhentinya sirkulasi
atau berhentinya respirasi.
 Sebagai acuan petugas dalam
memberikan bantuan hidup
dasar untuk memberi oksigen
pada otak, jantung dan organ-
organ vital lainnya sampai
datangnya pengobatan medik
Kapan Harus Dilakukan
Henti napas

◦ Tenggelam
◦ Stroke
◦ Obstruksi jalan napas
◦ Overdosis obat-obatan
◦ Tersengat listrik
◦ Infark miokard
◦ Tersambar petir
◦ Koma akibat berbagai macam kasus.

Henti jantung
Apabila Bantuan Hidup Dasar
dilakukan cukup cepat, kematian
mungkin dapat dihindari seperti
tampak pada tabel di bawah ini:

Keterlambatan     Kemungkinan
berhasil
     1menit                     98 dari
100
     2 menit                50 dari
100
   10 menit                     1 dari
Basic Trauma Cardiac Life Support

Keterlambatan Melakukan
Resusitasi

0- 4 Menit Mati Klinis Kerusakan Sel-sel otak tidak diharapkan

4 – 6 Menit Mungkin sudah terjadi Kerusakan Sel-Sel Otak

6 – 10 Menit Mati Biologis Sudah Mulai terjadi Kerusakan Otak

Lebih dari 10 Menit Hampir Dipastikan terjadi Kerusakan sel-sel Otak

Proses Terjadinya Kerusakan dan Kematian Sel-Sel


Otak
Selanjutnya Diikuti Dengan Henti Jantung
GADAR Medik
Indonesia
EM AMA ET ITI = MATI
Dalam istilah kedokteran dikenal dengan dua
istilah untuk mati: mati klinis dan mati
biologis
 
Mati Klinis
Tidak ditemukan adanya pernafasan dan
denyut nadi. Mati klinis dapat reversible.
Pasien /korban mempunyai kesempatan
waktu selama 4-6 menit untuk dilakukan
resusitasi, sehingga memberikan kesempatan
kedua sistem tersebut berfungsi kembali.
 
Mati Biologis
    Terjadi kematian sel, dimana
kematian sel dimulai terutama
sel otak dan bersifat irreversible,
biasa terjadi dalam waktu 8 – 10
menit dari henti jantung.
Ciri – Ciri Orang Mati
Lebam mayat
Muncul sekitar 20 – 30 menit setelah kematian,
darah akan berkumpul pada bagian tubuh yang
paling rendah akibat daya tarik bumi. Terlihat
sebagai warna ungu pada kulit.
 
Kaku mayat
Kaku pada tubuh dan anggota gerak setelah
kematian. Terjadi 1- 23 jam kematian
 
Tanda lainnya : cedera mematikan
Cedera yang bentuknya begitu parah sehingga
hampir dapat dipastikan pasien/korban tersebut
tidak mungkin bertahan hidup.
Pupilpada Mata Orang Mati
diameternya melebar
Refleks Pupil terhadap Cahaya
sudaha tidak ada (negatif)

Jika anda menemukan korban


dengan ciri-ciri diatas, tidak
perlu lakukan RJP…… (she is
gone man)
Jika Saya Menemukan Pasien
yang Henti nafas dan Henti
jantung dan tidak menemukan
tanda-tanda kematian,

APA YANG HARUS SAYA


LAKUKAN ???
LANGKAH-LANGKAH BHD
1. PASTIKAN !!!
AMAN PENOLONG
AMAN PASIEN
AMAN LINGKUNGAN
R (Responsive)
Cek respon pasien dengan cara memanggil
pasien sambil menepuk bahu pasien
sebanyak 3 kali (pak pak pak bangun pak)
A (Actived)
Apabila pasien tidak ada respon, aktivkan
system emergensi / panggil bantuan
(tolooong tolooong di daerah …. Ada pasien
tidak sadarkan diri)
P (Position on back)
Posisikan pasien pada tempat yang datar
dan keras (hati-hati kemungkinan trauma
leher)
Circulation (Periksa Nadi)
Rabalah pembuluh darah leher
(Carotid Artery) pada anak dan
dewasa
Ada terasa denyut nadi ga?
Hitung berapa kali dalam <10
detik!!!
Jika tidak ada nadi
mulai lakukan resusitasi siklus
30 kompresi dan 2 ventilasi
Jika ada nadi
beri 1 ventilasi tiap 10 – 12
x/menit tiap 4 detik dan evaluasi
nadi setiap 2 menit
Gimana caranya ?????
Kompresi dada
letakkan tangan di 2 jari di atas prosesus xipoideus (dewasa),
diantara 2 putting susu (anak), dan tempatkan 2 jari (jari
tengah dan jari telunjuk) di tengah dada bayi atau tempatkan
2 jempol tangan di 1 jari dibawah garis mamae (bayi)
Recomendasia AHA 2010 :
Kecepatan 100 x/menit
Kedalaman adekuat :
Dewasa : 5 cm, rasio 30 : 2 (1 atau 2 penolong)
Anak : 4 cm, rasio 30 : 2 (1 penolong) dan 15 : 2 (2
penolong)
Bayi : 4 cm, rasio 30 : 2 (1 penolong) dan 15 : 2 (2
penolong)

Berikan 2 kali pernafasan efektif (mouth to mouth) dan


dilanjutkan dengan 30 kali chest compression
Lakukan terus menerus sebanyak 5 kali (satu siklus) => 2
menit

Nilai ulang nadi dan pernafasannya


Saat meniupkan nafas ke mulut
korban, perhatikan, dadanya
akan bergerak naik.

BERIKAN 2 KALI NAFAS


EFEKTIF !!!!
Dewasa Anak - anak Bayi
Posisi tangan jari-
jari saling
mengunci, tangan
dominan diatas
yang tidak dominan
Posisi 90 derajat, kaki rapat ke korban, tangan
lurus, gunakan berat badan untuk menekan.
AIRWAY
Sebelum melakukan ventilasi “cek
sumbatan jalan nafas”
Buka jalan nafas
- Head tilt <> chin lift pada pasien tanpa
ada trauma kepala dan leher
- Jaw Trust, pada pasien cedera servikal

Periksa jalan nafas dari kemungkinan


adanya sumbatan oleh benda asing
maupun oleh lidah.
- cross finger - finger sweep
Head tilt <> chin leaf
Jaw Trust
Basic Trauma Cardiac Life Support

Airway – Jalan
Nafas

GADAR Medik
Indonesia
Breathing
Berikan bantuan pernafasan dengan
2 kali tiupan sambil memperhatikan
pengembangan dada pasien
Selanjutnya lakukan tindakan
resusitasi jantung paru dengan
perbandingan 30 kali kompresi dada
dan 2 kali tiupan nafas (1 atau 2
penolong)
Lakukan sebanyak 5 siklus atau
selama 2 menit sampai bantuan tiba
Mulut ke Mulut
Mulut ke hidung
Basic Trauma Cardiac Life Support

Berikan Nafas
Buatan

Berikan Nafas Buatan Berikan Nafas Buatan


(mulut ke mulut) (dengan alat)

Bag Valve & Mask


GADAR Medik
Indonesia
Evaluasi
Jika ada nadi , cek nafas dengan look,
listen, feels posisi head tilt chin lift
Periksa apakah ada pernafasan
spontan atau tidak. Gimana
caranya ????

Look ..........Lihat Pergerakan Dadanya,


irama, kedalaman, simetris atau tidak
Listen ........Dengarkan Nafasnya
Feels ..........Rasakan hembusan nafas
Look, Listen and Feel
Evaluasi
Sesudah 5 siklus kompresi dan ventilasi
kemudian pasien di evaluasi kembali
Jika tidak ada nadi karotis, dilakukan kembali
kompresi dan nafas bantuan (30 : 2)
Jika tidak ada nafas tetapi nadi teraba,
berikan nafas sebanyak 10 – 12 x/menit tiap
4 detik dan evaluasi nadi setiap 2 menit
Jika ada nafas dan denyut nadi teraba
letakka pasien pada posisi miring mantab
(recovery position)
Jika sudah terdapat pernafasan spontan dan
adekuat jaga agar jalan nafas tetap terbuka
Basic Trauma Cardiac Life Support

CPR
CPR pada anak – anak
• Ratio 30 : 2
• Gunakan 1 tangan
• Kedalaman kompresi 4cm

GADAR Medik
Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support

CPR
CPR pada bayi
• Ratio 30 : 2
• Gunakan 2 jari
• Kedalaman kompresi 1,5
inch / 4cm

GADAR Medik
Indonesia
Basic Trauma Cardiac Life Support

RJP TIDAK
DILAKUKAN
• DNAR (Do Not Attempt
Resusicitation)
• Tampak tanda kematian
• Sebelumnya dengan fungsi vital
yang sudah sangat jelek dengan
terapi maksimal
• Bila menolong korban
akan membahayakan
penolong

GADAR Medik
Indonesia
RJP dihentikan :

Pasien bisa bernafas spontan


Pasien meninggal
Penolong kelelahan
Ada yang lebih bertanggung
jawab / tim penolong
Keluarga minta dihentikan
Komplikasi RJP
Fraktur iga dan sternum (sering
terjadi terutama pada orang tua
Hemothorax
Pneumothorax
Laserasi hati dan limpa (posisi
tangan yang terlalu rendah akan
menekan procesus xipoideus ke
arah hepar atau limpa)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai