Anda di halaman 1dari 16

PILAR

KEBANGSAAN
PANCASILA
KELOMPOK :
PRASTYO ANDI TETUKO 1952010112
RIO SEBASTIAN 1952010121
ALEHANDRO RIVERIO MAMSUR 1952010118
ALFA REZA PRATAMA 1952010098
MUTHOHAR SETYAWAN 1952010100
PENGERTIAN PILAR KEBANGSAAN PANCASILA
Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan. Pilar memiliki peran yang sangat sentral dan
menentukan, karena bila pilar ini tidak kokoh atau rapuh akan berakibat robohnya bangunan
yang disangganya.

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Pancasila berasal dari bahasa
sanskerta , panca artinya 5 (lima) dan sila berarti prinsip atau asas.  Pancasila merupakan
rumusan atau pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat  Indonesia.

Pilar kebangsaan Pancasila adalah konsep, prinsip dan nilai yang dianut
oleh rakyat Indonesia yang diyakini memiliki kekuatan untuk dipergunakan
sebagai landasan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
NILAI-NILAI YANG TERDAPAT DALAM PILAR PANCASILA

1. Kedamaian
Kedamaian adalah situasi yang menggambarkan tidak adanya konflik dan kekerasan. Segala
unsur yang terlibat dalam suatu proses sosial  berlangsung secara selaras, serasi dan seimbang,
sehingga menimbulkan keteraturan, ketertiban dan ketenteraman
Segala kebutuhan yang diperlukan manusia dapat terpenuhi, sehingga tidak terjadi perebutan
kepentingan. Hal ini akan terwujud bila segala unsur yang terlibat dalam kegiatan bersama
mampu mengendalikan diri.
2. Keimanan
Keimanan adalah suatu sikap yang menggambarkan keyakinan akan
adanya kekuatan transendental yang disebut Tuhan Yang Maha Esa. Dengan
keimanan manusia yakin bahwa Tuhan menciptakan dan mengatur alam semesta.
Apapun yang terjadi di dunia adalah atas kehendak-Nya, dan manusia wajib
untuk menerima dengan keikhlasan.
Ketaqwaan
3.Keadilan
Keadilan adalah suatu sikap yang mampu menempatkan makhluk dengan segala permasalahannya
sesuai dengan hak dan kewajiban serta harkat dan martabatnya secara proporsional diselaraskan
dengan peran fungsi dan kedudukkannya.
4.Kesetaraan
Kesetaraan adalah suatu sikap yang mampu menempatkan kedudukan manusia tanpa membedakan
gender, suku, ras, golongan, agama, adat dan budaya dan lain-lain. Setiap orang  diperlakukan sama
di hadapan hukum dan memperoleh kesempatan yang sama dalam segenap bidang kehidupan sesuai
dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.
5.Keselarasan
Keselarasan adalah keadaan yang menggambarkan keteraturan, ketertiban dan ketaatan
karena setiap makhluk melaksanakan peran dan fungsinya secara tepat dan
proporsional, sehingga timbul suasana harmoni, tenteram dan damai.Ibarat suatu orkestra,
setiap pemain berpegang pada partitur yang tersedia, dan setiap pemain instrumen
melaksanakan secara taat dan tepat, sehingga terasa suasana nikmat dan damai.
6.Keberadaban
Keberadaban adalah keadaan yang menggambarkan setiap komponen dalam kehidupan
bersama berpegang teguh pada ketentuan yang mencerminkan nilai luhur budaya bangsa.
Beradab menurut bangsa Indonesia adalah apabila nilai yang terkandung dalam Pancasila
direalisasikan sebagai acuan pola fikir dan pola tindak.
7.Persatuan dan Kesatuan
Persatuan dan kesatuan adalah keadaan yang menggambarkan masyarakat majemuk bangsa
Indonesia yang terdiri atas beranekaragamnya komponen namun mampu membentuk suatu
kesatuan yang utuh. Setiap komponen dihormati dan menjadi bagian integral dalam satu
sistem kesatuan negara-bangsa Indonesia.
8.Mufakat
Mufakat adalah suatu sikap terbuka untuk menghasilkan kesepakatan
bersama secara musyawarah. Keputusan sebagai hasil mufakat secara musyawarah
harus dipegang teguh dan wajib dipatuhi dalam kehidupan bersama.
9.Kebijaksanaan
Kebijaksanaan adalah sikap yang menggambarkan hasil olah fikir dan olah rasa yang
bersumber dari hati nurani dan bersendi pada kebenaran, keadilan dan keutamaan. Bagi bangsa
Indonesia hal ini sesuai dengan nilai yang terkandung dalam Pancasila.
10.Kesejahteraan
Kesejahteraan adalah kondisi yang menggambarkan terpenuhinya tuntutan kebutuhan
manusia, baik kebutuhan lahiriah maupun batiniah sehingga terwujud rasa puas diri,
tenteram, damai dan bahagia. Kondisi ini hanya akan dapat dicapai dengan kerja keras, jujur
dan bertanggungjawab.
IMPLEMENTASI PILAR PANCASILA DALAM KEHIDUPAN
BERBANGSA DAN BERNEGARA
1.Bidang Politik
Implementasi Pancasila dalam bidang Politik Pembangunan dan pengembangan bidang
politik harus mengilhami dasar ontologis manusia. Sebab secara kenyataan objektif
bahwa manusia adalah sebagai subjek Negara, Karenanya kehidupan politik harus
benar-benar merealisasikan tujuan demi harkat dan martabat manusia. Pengembangan
politik Negara terutama dalam proses reformasi dewasa ini
mencerminkan kepada moralitas sebagaimana tertuang dalam sila- sila
Pancasila dan esensinya, sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan
segala cara harus segera diakhiri.
2. Bidang Ekonomi
Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi Di dalam dunia ilmu
ekonomi terdapat istilah yang kuatlah yang menang, sehingga lazimnya
pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan bebas dan jarang
mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan
Pancasila yang lebih tertuju kepada Implementasi Pancasila ekonomi
kerakyatan, yaitu ekonomi yang humanistic yang berorientasi pada
tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas. Pengembangan ekonomi
bukan hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan
demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh masyarakat.
Maka sistem ekonomi Indonesia berdasarkan atas azas
kekeluargaan seluruh bangsa.
3.Bidang Sosisal dan Budaya
Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan Budaya Dalam pembangunan dan
pengembangan aspek sosial budaya hendaknya disesuaikan atas sistem nilai yang sesuai dengan
nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat. Sebagai anti-klimaks proses reformasi yakni
sering adanya stagnasi nilai sosial budaya dalam masyarakat, sehingga tidak mengherankan
jikalau di berbagai wilayah Indonesia terjadi berbagai gejolak yang sangat meresahkan dan
memprihatinkan seperti amuk massa yang cenderung anarkis, bentrok antara kelompok
masyarakat satu dengan lainnya yang muaranya adalah masalah politik. Oleh karena itu dalam
pengembangan nilai sosial budaya di era reformasi dewasa ini semua pihak turut ambil bagian
mengangkat kembali nilai-nilai yang dimiliki bangsa Indonesia sebagaimana nilai-nilai yang
terkandung di dalam Pancasila. Dalam prinsip etika pancasila pada
hakikatnya bersifat humanistik, artinya nilai-nilai pancasila berlandaskan pada nilai
yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang berbudaya.
4. Bidang Pertahan dan Keamanan
Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan Keamanan Negara pada
hakikatnya adalah merupakan suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya hak-hak warga
negara maka diperlukan peraturan perundang-undangan, baik dalam rangka mengatur
ketertiban warga negara maupun dalam rangka melindungi hak-hak warga Negara.
Pancasila sebagai dasar Negara senantiasa menyesuaikan diri pada hakikat nilai
kemanusiaan monopluralis maka pertahanan dan keamanan negara harus dikembalikan
pada kedudukannya seperti sediakala, agar tercapainya harkat dan martabat manusia
sebagai pendukung pokok negara. Dasar-dasar kemanusiaan yang beradab merupakan
basis moralitas pertahanan dan keamanan negara. Pertahanan dan keamanan
negara harus mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila
pancasila. Sehingga ungkapan yang menyatakan bahwa Indonesia
adalah Negara berdasar atas hukum, bukan berdasar atas kekuasaan belaka dapat
terwujud adanya.
IMPLEMENTASI NILAI DALAM PANCASILA SEBAGAI POKOK MORALITAS BANGSA
1.  Pertama
Nilai Ketuhanan sebagai sumber etika dan spiritual yang bersifat vertikal transendental
memiliki peranan penting sebagai dasar beretika dalam kehidupan bernegara. Dalam
kaitannya, Indonesia bukan meupkan negara sekuler yang memisahkan “agama” dari
”negara”.
Karena hal tersebut dapat berpotensi menyudutkan peran agama ke ruang privat
komunitas. Negara menurut nilai dasar Pancasila diharapkan dapat memberi
perlindungan dalam mengembangkan kehidupan beragama. Dan juga agama diharapkan
dapat berperan dalam  penguatan etika sosial. Pada saat yang sama,
Indonesia juga bukan “negara agama”, yang hanya mendukung salah satu
(unsur) agama yang memungkinkan agama tertentu dapat mendikte ketentuan
negara.
2.  Kedua
Nilai kemanusiaan secara umum bersumber dari hukum Tuhan, hukum alam, dan sifat manusia sebagai
makhluk sosial sangat penting sebagai dasar dalam etika dalam kehidupan berpolitik dan bernegara dalam
pergaulan dunia. Prinsip kebangsaan secara luas mengarah pada persatuan dunia tersebut diwujudkan
melalui jalan eksternalisasi dan internalisasi.
Eksternalisasi, bangsa Indonesia menggunakan segenap daya upaya dan khazanah yang dimiliki guna
bebas-aktif “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.” Internalisasi, bangsa Indonesia mengakui serta memuliakan hak warga dan penduduk
negeri secara mendasar dalam hubungan negara dengan warga negara.
3.  Ketiga
Penerapan nilai-nilai kemanusiaan terlebih dulu harus tertanam kuat dalam
lingkungan pergaulan masyarakat secara mendalam, sebelum lebih jauh ingin menjangkau
pergaulan dunia. Dalam internalisasi nilai-nilai persatuan kebangsaan ini, Indonesia
merupakan sebuah negara yang memiliki kemajemukan bangsa yang dapat mengatasi
paham golongan dan perseorangan.Persatuan dari kemajemukan masyarakat dikelola
berdasarkan konsep kebangsaan yang mencerminkan persatuan dalam keragaman, dan
keragaman dalam persatuan, seperti semboyan yang dinyatakan dengan
ungkapan “Bhinneka Tungal Ika.”
4.  Keempat
Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan serta cita-cita kebangsaan itu dalam
penerapannya harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam semangat permusyawaratan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Dalam visi demokrasi permusyawaratan, demokrasi
memperoleh kekuatannya dalam kedaulatan rakyat. Pada prinsipnya, keputusan yang diambil
dalam musyawarah mufakat tidak didikte oleh golongan mayoritas, namun dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan yang menjunjung tinggi rasionalisme deliberatif serta kearifan setiap warga demi
mencerminkan manfaat musyawarah itu sendiri.
5.  Kelima
Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, merupakan nilai dan cita-cita
kebangsaan, serta demokrasi permusyawaratan dalam pengertian agar dapat
mewujudkan keadilan sosial. Di satu sisi, perwujudan keadilan sosial itu harus
merefleksikan nilai imperatif etis keempat sila yang lainnya. Di sisi lain, otentisitas
pengamalan sila-sila Pancasila bisa diukur dari perwujudan keadilan sosial dalam
kehidupan berbangsa.
KESIMPULAN
Pancasila sebagai pandangan hidup bagi bangsa dan dasar negara Republik
Indonesia. Pancasila telah melekat dan mendarah daging pada masyarakat
Indonesia. Maka masyarakat Indonesia menjadika Pancasila sebagai pedoman
hidup ataupun menjadikan Pancasila sebagai perjuangan utama oleh masyarakat
bangsa Indonesia. Oleh karena itu,setiap warga negara mulai menerapkan nilai-
nilai pada Pancasila tersebut baik di daerah maupun di pusat.
Sebagai dasar negara dan pandangan hidup, Pancasila mengandung nilai-nilai luhur
yang harus dihayati dan dipedomani oleh warga negara Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.  Lebih dari itu, nilai-
nilai Pancasila sepatutnya menjadi karakter masyarakat Indonesia
sehingga Pancasila menjadi identitas atau jati diri bangsa Indonesia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai