Anda di halaman 1dari 35

TUGAS PSIKOLOGI PENDIDIKAN

IRNAWATI MARHUM
Pengertian psikologi pendidikan
• Psikologi pendidikan merupakan keilmuan yang
mempelajari dan memahami juga mengembangkan
pendidikan sebagai tujuan utamanya. Woolfolk menjelaskan
bahwa psikologi pendidikan merupakan cabang lain dari
psikologi dikarenakan memiliki pemahaman lebih dalam
• meningkatkan pendidikan sebagai tujuan utamanya.
Memahami pendidikan dimaksudkan adalah memahami
perilaku pada semua orang yang terlibat dalam proses
pendidikan seperti peserta didik, guru, kepala sekolah,
nuansa akademik, budaya sekolah, keyakinan yang dianut,
norma kedisiplinan, pakaian, dan sebagainya.
Psikologi pendidikan merupakan disiplin ilmu yang
peduli dan memperhatikan proses pembelajaran
sertapenerapan metode dan teori psikologi dalam
lingkup atau proses pendidikan. Woolfok menyatakan
bahwa psikologi pendidikan merupakan disiplin ilmu
yang berfokus pada pengajaran dan proses
pembelajaranm menggunakan metopde dan teori
psikologi. Proses pembelajaran yang dimaksud
merupakan proses pemberian wawasan edukatif
melibatkan dua pihak sebagai pelaku utamanya yaitu
pengajar dan peserta didik.
Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
• Crow dan Crow dalam tahun 1995 mengemukakan
psikologi pendidikan sebagai ilmu terapan yang
bertujuan untuk menjelaskan permasalah belajar
menurut prinsip dan fakta berhubungan dengan
tingkah laku manusia yang telah ditentukan secara
ilmiah. Selain itu Crow dan Crow juga
mengemukakan bahwa data yang dicoba
didapatkan merupakan ruang lingkup pendidikan
yang terdiri dari beberapa hal berikut ini:
• Sejauh mana faktor faktor lingkungan atau
faktor eksternal yang berpengaruh pada
proses belajar
• Sifat sifat dasar pada proses belajar
• Hubungan antara kesiapan belajar dan tingkat
pemahaman yang didapatkan
• Signifikansi pendidikan terhadap perbedaan
individu dalam menyerap ilmu dalam proses
pembelajaran
• Perubahan jiwa sela proses belajar
• Teknik efektif dalam mengajar untuk
kemajuan proses belajar
• Pengaruh atau perbedaan pendidikan
formal dengan pendidikan yang berasal
dari pengalaman belajar secara informal
• Pengaruh psikologis ditimbulkan dari
kondisi sosial terhadap sikap atau
perilaku yang dilakukan.
• Nilai nilai ilmiah terhadap sikap belajar
dan terhadap pendidikan di sekolah
• Keterkaitan prosedur atau metode
mengajar dengan hasil belajar
MANFAAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN
BAGI PENDIDIKAN
• Berikut ini beberapa hal berkaitan dengan psikologi pendidikan
menurut Syah tahun 1995:
• Psikologi pendidikan merupakan pengetahuan tentang pendidikan
yang didasarkan oleh temuan para ahli dan menghubungkannya
pada respon tingkah laku.
• Hasil hasil temuan riset dirumuskan menjadi konsep- konsep dan
teori juga metode pembelajaran secara strategis dan utuh.
• Konsep, teori, metode dan strategi kemudian disatukan menjadi
suatu sistem sedemikian rupa atau menjadi repertoir ofresource
yakni rangkaian sumber yang berisi pendekatan yang dapat dipilih
dan digunakan untuk praktik- praktik pendidikan khususnya dalam
proses mengajar dan proses belajar dia area pendidikan.
• Berikut ini bisa diambil sebagai manfaat dalam
psikologi pendidikan yaitu:
• Proses perkembbangan siswa : Tahap
perkembangan siswa berbeda- beda setiap
individu, proses perkembangan merupakan
tahapan tahapan yang mengarah pada
perkembangan kognitiif.
• Cara belajar siswa :Pengetahuan yang pokok yaitu
mengenai proses belajar yang terdiri dari arti
penting belajar, teori belajar, hubungan belajar
dengan pengetahuan, dan fase- fase yang dilalui
dalam proses belajar.
• Cara menghubungkan antara mengajar dengan
belajar :Secara singkat mengajar merupakan
penyampaian materi ketrampilan dan menanamkan nilai
moral dalam materi pembelajaran. Agar kegiatan
mengajar dapat diterima dan diserap oleh siswa, maka
guru perlu membangkitkan minat siswa untuk belajar.
• Pengambilan keputusan untuk pengelolaan PBM :PBM/
proses belajar mengajar mengajar menuntut guru untuk
menjadi figur sentral yang kuat dan berwibawa namun
tetap bersahabat. Guru dituntut untuk mampu
menempatkan diri dan mengambil keputusan
denganpenuh perhitungan berdasarkan kajian psikologis.
MASA PRANATA
• Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pranatal
Penyakit dan kondisi ibu
Penyakit atau infeksi yang terjadi pada ibu hamil dapat mengakibatkan
kelainan. Rubella (campak jerman) adalah penyakit ibu yang dapat merusak
perkembangan pranatal : bayi meninggal atau lahir cacat –> keterbelakangan mental,
buta, tuli
• • Herpes alat kemaluan
Bayi yang lahir terkena virus ini ketika keluar melalui saluran kelahiran, akibat : bayi
meninggal atau bayi hidup mengalami kerusakan otak
• AIDS
Ada tiga cara seorang ibu yang menderita AIDS dapat menginfeksi anaknya :
Selama hamil melalui ari-ari, selama melahirkan melalui kontak dengan darah atau
cairan ibu, setelah melahirkan melalui susu
• Usia ibu
Usia ibu dianggap sebagai faktor yang mungkin membahayakan bagi janin dan bayi.
Ada dua periode yang perlu diperhatikan :
• Masa remaja
Angka kematian bayi yang dilahirkan remaja dua kali lebih banyak dibandingkan
dengan bayi yang dilahirkan ibu pada usia 20 tahunan, hal ini mungkin terjadi
karena ketidakmatangan sistem reproduksi, gizi buruk, kurang perawatan pranatal
dan rendahnya status sosial ekonomi
• Usia 30 tahun keatas
Semakin banyak wanita yang berkarier dan menunda usia pernikahan, resiko pada
bayi : keterbelakangan mental
• Gizi
Jumlah total kalori, protein, mineral dan vitamin. Ibu dengan gizi buruk cenderung
memiliki anak dengan berat badan rendah, kurang aktif, prematur atau meninggal
• Minum-minuman keras
Sidrom alkohol janin (fetal alcohol syndrome) : kecacatan wajah, tungkai dan
lengan, IQ dibawah rata-rata, keterbelakangan mental
• Keadaan dan ketegangan emosi
SIbu hamil yang mengalami ketakutan, kecemasan dan emosi lain yang mendalam meningkatkan produksi
hormon andrenalin yang akan menghambat aliran darah ke daerah kandungan dan membuat janin kekurangan
udara. Ketegangan emosi ibu yang terjadi pada saat persalinan akan membuat kontraksi tidak teratur yang dapat
menyebabkan ketidakteraturan pasokan oksigen ke bayi.
• Obat-obatan
Memakan obat-obatan yang salah pada waktu yang salah akan merusak anak secara fisik : sejumlah bayi lahir
cacat
• Rokok
Menghisap rokok dapat berdampak buruk bagi perkembangan janin : kematian, perkembangan bahasa dan
kognitif yang buruk, masalah pernafasan dan kematian bayi yang tiba-tiba
• Konsumsi mariyuna dan obat-obatan terlarang
Bayi lahir memperlihatkan karakteristik : gemetar, mudah sakit, gangguan tidur, dan rusaknya kendali gerak
• Bahaya lingkungan
radiasi, zat kimia, dan resiko lain di dalam dunia industri modren dapat membahayakan janin. Radiasi sinar X,
limbah : merkuri dan timbal.
• Toxoplasmosis
Suatu infeksi yang dapat menyebabkan gejala flu atau penyakit yang tidak jelas pada ibu hamil yang
menyebabkan kerusakan mata, otak dan lahir prematur
• •Pembedahan dengan alat bantu : tang atau vakum
• Penggunaan obat untuk mempercepat proses melahirkan
• Ukuran kesehatan dan respon bayi baru lahir
• Skala APGAR adalah metode yang digunakan untuk mengukur kesehatan
bayi yang baru lahir pada 1 dan 5 menit setelah bayi dilahirkan. Skala ini
mengevaluasi angka appearance, pulse, grimace, activity, refleks

• •Bayi yang beresiko tinggi


• Bayi prematur : bayi lahir sebelum 38 minggu setelah pembuahan
• Bayi lahir dengan berat badan rendah : bayi lahir setelah periode
kehamilan normal, berat kurang dari 2,5 kg
• PERIODE PASCA MELAHIRKAN
MASA POSTNATA
• Tahap kelahiran
• Terjadi dalam tiga tahap
• Tahap pertama, konstraksi semakin sering. Pada akhir tahap pertama kontraksi
akan memperlebar leher rahim sekitar 4 cm sehingga bayi bergerak dari
peranakan ke saluran lahir
• Tahap kedua, kepala bayi mulai bergerak melalui leher rahim dan saluran
kelahiran, tahap berakhir ketika bayi benar-benar keluar dari tubuh ibu
• Tahap ketiga(setelah kelahiran), pada waktu ini ari-ari, tali pusar dan selaput lain
dilepaskan dan dibuang
• Tahap kelahiran
• •Komplikasi melahirkan
• •Melahirkan terlalu cepat (usia kandungan kurang dari 9 bulan)
• •Sungsang
• •Pembedahan cesar
Penyesuaian fisik
Tubuh ibu melakukan penyesuaian fisik pada hari dan minggu
pertama setelah kelahiran, kelelahan dapat mengganggu ibu
dalam menghadapi bayi
• Penyesuaian psikologis
Naik turunnya emosi lazim bayi ibu yang baru melahirkan karena
ibu mengalami perubahan hormon, kelelahan, kurang
pengalaman dalam menghadapi bayi.
Bagi sebagian ibu, kondisi ini hilang dalam beberapa
minggu. Ada sebagian ibu yang lain mengalami dalam waktu
yang cukup lama dan menghasilkan perasaan cemas dan depresi
PEKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL
• Perkembangan sosialisasi dan emosi pada anak merupakan kondisi emosi dan
kemampuan anak merespon lingkungannya di usia sebelumnya. Para ahli juga
sepakat bahwa perkembangan sosial-emosional anak bertujuan untuk
mengetahui bagaimana dirinya, bagaimana cara berhubungan dengan orang lain
yaitu teman sebaya dan orang yang lebih tua darinya. Bertanggung jawab akan
diri sendiri maupun orang lain dan berperilaku sesuai dengan pro sosial.
• Hurlock mengungkapkan bahwa perkembangan sosial merupakan kemampuan
berperilaku sesuai dengan tuntutan sosial dan menjadi individu yang mampu
bermasyarakat. Untuk menjalani kehidupan bermasyarakat diperlukan 3 proses
yaitu:
• Belajar untuk bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima di dalam
bermasyarakat.
• Belajar bagaimana memainkan peran sosial dalam bermasyarakat.
• Mengembangkan sikap dan tingkah laku terhadap individu lain dan aktivitas sosial
bermasyarakat.
Tahap perkembangan sosial pada anak usia
dini
• Tahap perkembangan pada anak terbagi menjadi :
• 1.Tahap 0-18 Bulan
Ini merupakan masa perkembangan awal, bayi
memperlihatkan rasa aman dalam keluarganya apabila
kebutuhannya terpenuhi oleh lingkungan. Untuk
membangun dasar kepercayaan tersebut maka pemenuhan
kebutuhan bayi perlu dilakukan secara teratur. Kebutuhan
yang dimaksud adalah kebutuhan terhadap makanan,
kebersihan (mandi dan sebagainya). Di samping itu
diperlukan juga cara-cara penanganan dalam merawat bayi.
2.Tahap 18 Bulan Sampai 3 Tahun

Pada tahun pertama kehidupan manusia sangat penting


bagi perkembangan anak. Anak mulai mengembangkan
kemampuan motorik panca indra, visual dan auditori yang
distimulasikan melalui lingkungan sekitarnya.
Perkembangan sosial merupakan perkembangan tingkah
laku pada anak dimana anak diminta untuk menyesuaikan
diri dengan aturan yang berlaku dalam lingkungan
masyarakat. Dengan kata lain, perkembangan sosial
merupakan proses belajar anak dalam menyesuaikan diri
dengan norma, moral dan tradisi dalam sebuah kelompok.
3.Tahap 3-6 Tahun
• Perkembangan sosial mulai agak kompleks ketika anak menginjak
usia 3 tahun dimana anak mulai memasuki ranah pendidikan yang
paling dasar yaitu taman kanak-kanak. Pada masa ini anak belajar
bersama teman-teman di luar rumah. Anak sudah mulai bermain
bersama teman sebaya.
• Tanda-tanda perkembangan pada tahap ini adalah:
• Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga
maupun dalam lingkungan bermain.
• Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan.
• Anak mulai mengetahui hak atau kepentingan orang lain.
• Anak mulai terbiasa bermain bersama anak-anak lain atau teman
sebaya
PERKEMBANGAN EMOSI ANAK
• Emosi sebagai perasaan  timbul ketika
seseorang berada dalam suatu keadaan yang
dianggap penting oleh individu tersebut.
Emosi diwakili oleh perilaku yang
mengekspresikan kenyamanan atau
ketidaknyamanan terhadap keadaan atau
interaksi yang sedang dialami. Emosi dapat
berbentuk rasa senang, takut, marah, dan
sebagainya.
• Karakteristik emosi pada anak berbeda dengan karakteristik yang
terjadi pada orang dewasa, dimana karakteristik emosi pada anak itu
antara lain:
• Berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba.
• Terlihat lebih hebat atau kuat.
• Bersifat sementara atau dangkal.
• Lebih sering terjadi.
• Dapat diketahui dengan jelas dari tingkah lakunya.
• Reaksi mencerminkan individualitas.
Perkembangan emosi pada masa kanak-kanak awal ditandai dengan
munculnya emosi yang disadari rasa bangga, malu, dan rasa bersalah,
dimana munculnya emosi ini menunjukkan bahwa anak sudah mulai
memahami dan menggunakan peraturan dan norma sosial untuk
menilai perilaku mereka. Berikut penjelasan dari 3 emosi tersebut:
Hal yang harus diperhatikan dalam Perkembangan Emosi Anak

• A. Usia berpengaruh pada perbedaan


perkembangan emosi
• B. Perubahan ekspresi wajah terhadap emosi

• C. Menunjukkan emosi yang Beragam


• D. Bahasa tubuh
• E. Suara dan kata
• 1.Rasa bangga
Perasaan ini akan muncul ketika anak merasakan kesenangan setelah sukses
melakukan perilaku tertentu. Rasa bangga sering digambarkan dengan
pencapaian suatu tujuan tertentu.
• 2. Malu
Perasaan ini muncul ketika anak menganggap dirinya tidak mampu
memenuhi standar atau target tertentu. Anak yang sedang malu sering kali
berharap mereka bisa bersembunyi atau menghilang dari situasi tersebut.
Secara fisik anak seolah ingin menghindar dari tatapan orang lain. Biasanya
rasa malu lebih disebabkan oleh interpretasi individu terhadap kejadian
tertentu.
• 3. Rasa bersalah
Rasa ini akan muncul ketika anak menilai perilakunya sebagai sebuah
kegagalan. Dan dalam mengekspresikan perasaan ini biasa anak terlihat
seperti melakukan gerakan-gerakan tertentu seakan berusaha
menggambarkan perasaan tersebut.
PERKEMBANGAN BAHASA
PADA ANAK
• Pada anak, bahasa terus berkembang sejak usia dini. Anak
belajar bahasa dari mendengar, melihat, dan menirukan
orang- orang disekitarnya. Beberapa faktor lain juga
berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya
perkembangan bahasa pada anak. Kemampuan
perkembangan bahsa setiap anak berbeda- beda.
Stimulus untuk mengembangkan bahsa pada anak usia
dini pun perlu dilakukan agar perkembangan bahasa anak
bisa baik dan sesuai dengan tahapan tumbuh
kembangnya. Perkembangan bahasa pada anak usia dini,
lebih lengkapnya akan dibahas sebagai berikut :
Karakteristik Kemampuan Bahasa Anak Usia
Dini
A. Anak usia 4 tahun
• Mampu menunjukkan dirinya dengan kata ganti saya.
• Kemampuan bahasa berkembang cepat.
• Menguasai fonem dan sintaksis bahasa yang digunakan.
• Menunjukkan pemahaman tentang sesuatu yang dilihat atau didengarnya.
• Mampu mengungkapkan keinginannya dengan kalimat sederhana.
• Mampu memahami gambar dan mengungkapkannya dengan kata.
B. Anak usia 5- 6 tahun
• Dapat mengucapkan lebih dari 2500 kata.
• Lingkup kosa kata yang dikuasai cukup luas.
• Mampu menjadi pendengar yang baik.
• Dapat diajak berinteraksi atau bercakap –cakap. Anak sudah bisa menanggapi
pembicaraan.
• Anak sudah bisa mengekspresikan dirinya, belajar menulis, membaca, dan bercerita
Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
• Perkembangan bahasa pada anak terjadi dari aktivitas mendengar, melihat,
dan meniru orang dewasa disekitar mereka. Bahasa digunakan untuk
mengajarkan anak tentang sesuatu. Menurut Vygotsky, anak belajar bahasa
berasal dari orang dewasa kemudian diinternalisasikan sebagai alat berfikir
dan alat kontrol. Perkembangan bahasa juga dinyatakan akan berkembang
sesuai atau sejalan dengan perkembangan biologisnya.
• Sehingga apabila perkembangan biologisnya belum pada tahap tertentu,
kemampuan bahasa juga tidak bisa dipaksakan. Perkembangan biologis
disini terkait dengan pertumbuhan fisiologi seperti lidah masih terlalu
besar, laring masih terlalu tinggi, mulut masih kecil atau sempit, dan
lainnya. Menurut Chomsky mengatakan bahwa bahasa diperoleh secara
kodrati dan berjalan terus menerus sesuai jadwal genetik yang
berkembang. Artinya perkembangan bahasa akan menyesuaikan dengan
perkembang tubuh atau biologis anak.
Fungsi Bahasa bagi Anak
Bahasa merupakan salah satu kemampuan untuk mengembangkan
kemampuan intelektual dan kemampuan dasar pada anak sejak usia
dini. Fungsi mengembangkan bahasa bagi anak usia dini adalah:
• Sebagai alat untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan
sekitarnya.
• Sebagai alat pengembangan intelektual anak.
• Sebagai alat untuk menunjukkan dan mengembangkan ekspresi
anak.
• Sebagai alat untuk menyatakan keinginan anak.
• Adapun fungsi fungsi bahasa tersebut sebagai intinya merupakan
alat komunikasi yang digunakan anak dalam kebutuhan
perkembangannya dan interaksi sosialnya dengan lingkungan.
Fase – Fase Perkembangan Bahasa Anak
Usia Dini
• Periode linguistik dibagi menjadi tiga fase, yaitu:
• Fase Holofrase (1 kata)
Pada fase ini, anak mengungkapkan keinginannya dengan
satu kata. Orang tua bisa memahami keinginan anak jika kata
tersebut diucapkan dalam konteks tertentu. Pemahaman
orang tua juga dilihat dari bahasa tubuh lainnya pada anak
yang menyatakan keinginan dengan kata tersebut. Misalnya:
anak berkata “susu” sambil menunjuk botol susu di dekatnya,
hal itu berarti “saya ingin minum susu”. Kata pertama yang
biasa disebutkan oleh anak adalah kata benda. Setelah itu
barulah menyusul pemahaman dan penggunaan kata kerja.
• Fase lebih dari satu kata
Fase ini muncul pada usia sekitar 18 bulan. Pada fase ini anak sudah bisa
membuat kalimat dengan dua kata. Setelah penggunaan dua kata, lalu tiga
kata, empat kata, dan seterusnya. Orang tua sudah bisa memulai melakukan
komunikasi dan mengajak anak berinteraksi dengan cara tanya jawab. Anak
sudah bisa menjawab dengan kalimat singkat atau bercerita dengan kata- kata
yang dia tahu saja. Anak berusaha menyusun kalimat meskipun kata yang
digunakan masih berantakan.
• Fase Diferensiasi
Periode ini berlangsung pada usia 2,5- 5 tahun sebelum beranjak pada fase
balita. Anak sudah bisa menyusun kalimat dengan perpaduan kata kerja dan
kata benda. Anak juga mampu menyebut dirinya dengan kata saya. Anak
mampu mengucapkan kata dalam bentuk jamak dan menggunakan awalan,
akhiran. Anak bisa diajak komunikasi dengan lebih aktif dan lebih lancar. Anak
juga bisa berinisiatif menggunakan kata- kata untuk bertanya, memberitahu,
menjawab dan menyerap kata baru dan menggunakannya dengan cepat.
Fase Perkembangan Bahasa Berdasarkan
Usia
• Periode Prelingual (usia 0 -1 tahun)
Periode ini disebutkan prelingual karena anak belum bisa mengucapkan
bahasa dalam arti pengucapan kata. Pada periode ini perkembangan bahasa
dilihat dari bunyi- bunyi yang dihasilkan anak. Bunyi bunyi yang dimaksud
sudah mulai ada pada minggu- minggu sejak kelahiran. Menurut Chaer,
perkembangan tersebut meliputi tahap bunyi : (1) bunyi resonansi, (2) bunyi
berdekut, (3) bunyi berleter, (4) bunyi berleter ulang, (5) bunyi vokabel.
• Periode Lingual Dini (usia 1- 2,5 tahun)
Pada periode ini anak mulai mengucapkan kata meskipun belum sempurna.
Pada fase ini beberapa kombinasi huruf atau bunyi ucapan masih terlalu
sukar diucapkan. Huruf huruf yang biasanya sukar diucapkan yaitu huruf r, s,
k, j, dan t. Pada fase inilah dibagi menjadi tiga yaitu fase satu kata, fase dua
kata, dan fase lebih dari dua kata.
• Periode Diferensiasi (usia 2,5- 5 tahun)
Anak mampu melakukan diferensiasi atau pembedaan penggunaan kata-
kata yang tepat sesuai dengan maksud yang ingin disampaikannya
sehingga membentuk kalimat yang baik. Anak mampu memilah
penggunaan kata- kata yang sudah dikuasainya. Anak bisa membedakan
mana kata yang sebaiknya digunakan, misalnya untuk berbicara pada
orang yang lebih tua anak harus menggunakan kata- kata yang lebih
sopan.
• Periode Menjelang Sekolah
Menurut Chaer, periode ini diperuntukkan pada anak
dengan usia 5 -6 tahun menjelang sekolah dasar. Pada periode ini,
pembelajaran bahasa sudah diarahkan oleh pendidikan yang didapatkan
dan dengan interaksi penggunaan bahasa yang bersifat formal di sekolah.
Penggunaan bahasa sudah diajarkan secara teratur menurut kaidah yang
benar, sehingga anak sudah bisa menerapkannya dalam komunikasi
formal di sekolah.
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan
Bahasa Anak Usia Dini
• Beberapa faktor berikut ini mempengaruhi perkembangan bahasa anak usia dini :
• Intelegensi
• Tingkat kecerdasan atau intelegensi setiap anak berbeda. Intelegensi merupakan hal yang bisa
diturunkan dari orang tua ke anak. Semakin tinggi tingkat intelegensi maka akan mempengaruhi
kecepatan perkembangan bahasa anak, begitu juga sebaliknya. Terdapat relevansi antara tingkat
intelegensi seseorang dengan pcepat lambatnya perkembangan bahasa.
• Faktor Kesehatan
• Faktor kesehatan merupakan faktor yang paling penting dan secara langsung terkait dengan
perkembangan anak secara psikologis, fisiologis, secara kognitif, afektif, dan juga psikomotor
tergantung terhadap tipe sakit dan juga berapa lama anak sakit. Apabila kondisi sakit dialami anak
pada usia dini dan dalam rentang yang cukup lama, maka akan berdampak pada terganggunya
perkembangan bahasa anak.
• Status Sosial
• Anak dengan latar belakang sosial dari tingkat menengah ke atas memiliki kemampuan
perkembangan bahasa yang lebih baik dan lebih cepat dibandingkan anak dari tingkat sosial bawah.
Hal ini juga berhubungan dengan tingginya tingkat pendidikan orang tua yang mampu mengajarkan
bahasa pada anak. Anak juga memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dan mampu
menguasai bahasa dengan cepat karena adanya penguatan atas respon mereka..
• Jumlah saudara atau jumlah keluarga
• Anak yang tumbuh dalam keluarga dengan anggota yang banyak akan memiliki perkembangan
bahasa yang lebih cepat daripada anak tunggal. Banyaknya anggota keluarga membuat anak
banyak berinteraksi dengan berbagai tipe orang dan dengan penggunaan bahasa yang lebih
beragam sehingga kemampuannya dalam berbahasa juga berkembang lebih cepat.
• Hubungan keluarga
• Pada anak yang tumbuh dalam keluarga yang tidak harmonis, kurang kasih sayang anak akan
tumbuh dengan kemampuan bahasa yang kurang atau mengalami kelainan, misal anak menjadi
gagap, berkata kasar, tidak sopan, takur berbicara.
• Penggunaan dua bahasa
• Anak yang dididik orang tuanya dengan dua bahasa memiliki kemampuan perkembangan bahsa
yang lebih cepat. Penggunaan bahasa yang dipelajarinya lebih beragam sehingga menambah
wawasan anak. Misalnya anak diajarkan menggunakan bahasa jawa di dalam rumah dan
bahasa Indonesia di sekolah. Atau keluarga dengan dua kewarganegaraan yang berbeda, misal
anak dilatih berbicara bahasa inggris dengan ayah dan bahasa Indonesia dengan ibu. Dengan
begitu perkembangan bahasa anak akan lebih luas.
• Jenis Kelamin
• Anak perempuan dikatakan memiliki kemampuan perkembangan bahasa yang lebbih cepat
dibandingkan anak laki- laki. Anak perempuan juga mampu menguasai kosa kata yang lebih
banyak dari anak laki- laki. Namun hal ini dapat bergeser seiring perkembangan dan
pertumbuhan usia
Teori Belajar Bahasa
• Ada beberapa teori belajar bahasa yang ditunjukkan sebagai berikut:
• Teori ini terkait dengan pemahaman tentang stimulus yang juga menyebabkan adanya respon yang dapat
dilihat. Teori behaviorisme ini dikembangkan oleh Ivan Pavlov. Teori behaviorisme dimaksudkan dengan
pemberian suatu stimulus atau kondisi tertentu secara terus menerus akan menghasilkan respon dan
pembiasaan yang sesuai. Teori ini merupakan pembentukan kebiasaan pada diri anak yang diajarkan
secara rutin.
• Perkembangan bahasa pada anak tidak hanya dipengaruhi oleh perkembangan neurologis saja melainkan
juga perkembangan biologisnya. Perkembangan bahasa pada anak sejak usia dini juga berkembang sesuai
dengan perkembangan biologisnya. Anak tidak bisa dipaksa untuk menguasai suatu bahasa jika tidak
didukung dengan perkembangan biologis yang matang.
• Perkembangan bahasa juga diperoleh dengan cara interaksi dengan lingkungan sekitar anak dan melalui
stimulus stimulus yang diberikan oleh orang sekitar dengan berbagai metode pembelajaran bahasa yang
secara alamiah dilakukan dalam sautu keluarga atau masyarakat. Salah satunya adalah mengajak anak
untuk berinteraksi sejak dini, adalah metode pembelajaran bahasa yang dilakukan oleh semua orang tua.
Penggunaan bahasa yang tepat juga melalui beberapa tahapan perkembangan dengan respon bervariasi.
Cepat lambatnnya perkembangan bahasa ditentukan oleh banyak faktor.

Anda mungkin juga menyukai