Anda di halaman 1dari 24

Effect of Vitamin D Status on Normal

Fertilization Rate Following in Vitro Fertilization


Natassa Zefanya Darsana
Presentasi Jurnal
JUDUL SUMBER
Effect of Vitamin D Status on Normal Reproductive Biology and
Fertilization Rate Following in Vitro Endocrinology. 2019: 17(59); pp:1-
Fertilization 10.
TELAAH KRITIS JURNAL
 JUDUL
 Pengaruh Status Vitamin D pada Angka Fertilisasi Normal setelah
Mengikuti Fertilisasi In Vitro

 KUTIPAN
 Effect Of Vitamin D Status on Normal Fertilization Rate Following in Vitro
Fertilization

 PENELITI UTAMA
 Xuemei Liu, Wei Zhang, Yanping Xu, Yongli Chu, Xinrong Wang, Qian
Li, Zhi Ma, Zhenteng Liu, and Yanling Wan
CHECKLIS TELAAH JURNAL UNTUK ARTIKEL PENELITIAN
DESKRIPTIF/CROSS SECTIONAL

I. Apakah hasil penelitian cross sectional ini valid?


Pertanyaan Skrining
1. Apakah penelitian ini membahas masalah jelas dengan fokus?
Pertanyaan tersebut dapat difokuskan dalam hal:
• Populasi yang diteliti
 Populasi yang diteliti adalah 848 pasien yang memiliki indikasi untuk IVF [√ ] Ya
• Luaran yang dipelajari (mis., faktor risiko, perilaku pencegahan, dan hasil) [ ] Tidak
 Luaran yang dipelajari adalah apakah kadar vitamin D dan tingkat kehamilan klinis [ ] Tidak tahu
yang didefinisikan sebagai adanya GS dikonfirmasi oleh USG pada usia kehamilan 6
minggu. Hasil sekunder adalah: tingkat kelahiran hidup, tingkat implantasi dan (2 PN)
tingkat fertilisasi.

2. Apakah penulis menggunakan metode yang tepat untuk menjawab pertanyaan


mereka?
• Apakah studi cross-sectional merupakan cara yang tepat untuk menjawab
[√ ] Ya
pertanyaan?
[ ] Tidak
 Studi cross sectional sudah tepat untuk menggambarkan hasil pertanyaan penelitian
[ ] Tidak tahu
• Apakah itu menjawab pertanyaan penelitian?
 Studi cross sectional sudah mampu menjawab pertanyaan penelitian terkait apakah
vitamin D berhubungan dengan hasil klinis fertilisasi in vitro (IVF).
Proses pemilihan pasien

EXCLUSION
Pertanyaan Detail
3. Apakah subjek direkrut dengan cara yang dapat diterima?
Kami mencari bias seleksi yang dapat mengacaukan generalisasi dari
temuan:
 Apakah sampel mewakili populasi tertentu? [√ ] Ya
- Ya, sampel mewakili wanita usia reproduktif di Cina yang menjalani IVF [ ] Tidak
 Apakah sampel adalah orang yang seharusnya dimasukkan? [ ] Tidak tahu
- Ya, sampel yang diikutsertakan adalah semua pasien yang menjalani
satu siklus IVF di Rumah Sakit Yantai Yuhuangding sesuai kerangka
waktu penelitian (1 Januari 2017- 31 Desember 2017).
4. Apakah pengukuran diukur secara akurat untuk mengurangi bias?
Kami mencari bias pengukuran atau klasifikasi:
 Apakah mereka menggunakan pengukuran subyektif atau objektif?
- Penelitian menggunakan pengukuran objektif berupa kadar total serum
25 (OH) D dan tingkat kehamilan klinis. Variabel kontinu disajikan
[√ ] Ya
sebagai rerata ± SD, dan proporsi disajikan sebagai persentase. Tes
[ ] Tidak
Kruskal-Wallis digunakan untuk variabel kontinu. Uji chi-square
[ ] Tidak tahu
digunakan untuk variabel kategori.
 Apakah pengukuran benar-benar mencerminkan apa yang Anda
inginkan (apakah pengukuran telah divalidasi)?
- Ya penelitian ingin mengetahui pengaruh kadar vitamin D dengan hasil
keluaran kehamilan klinis pada wanita yang menjalani IVF.
Karakteristik pasien
berdasarkan kuartil 25 (OH) D

• Serum Vit D higher in autumn, lowest in


spring
• Vit D NOT associated with age, infertility,
duration of infertility, prev pregnancy,
ovarian stimulation protocol, embryo
factors, or number of ET
• Vitamin D inversely related to BMI and
AMH, though not statistically significant
• BUT levels of Vitamin D is positively
related to normal fertilization rate
(p=0.007)
• Similar after being adjusted with
cofounding factors ( age, BMI, AMH, type
of infertility, previous pregnancy, seasons
when sample taken, type of treatment
protocol, duration of stimulation, E2 level
on the day if hCG, number of large
follicles and mature oocytes) p<0.001
IVF vs R-ICSI
Vit D serum vs Folicular fluid

Konsentrasi serum 25 (OH) D secara signifikan


lebih tinggi di Kelompok IVF daripada kelompok R-
ICSI (P = 0,013) Hubungan kadar vitamin D cairan folikel dan kadar vitamin D
serum. Kadar vitamin D cairan folikel adalah berkorelasi
positif dengan kadar vitamin D serum (r = 0,85, p < 0,001).
Kadar vitamin D cairan folikel signifikan lebih tinggi
dari kadar vitamin D serum (P <0,001)
5. Apakah data dikumpulkan dengan cara yang membahas masalah penelitian?
 Apakah pengaturan untuk pengumpulan data telah di justifikasi?
- Penelitian ini adalah sebuah kohort retrospektif. Protokol penelitian disetujui oleh
Komite Etik Rumah Sakit Yantai Yuhuangding. Penelitian ini sesuai dengan
"Deklarasi Helsinki untuk Penelitian Medis yang melibatkan Subjek Manusia"
 Apakah jelas bagaimana data dikumpulkan (mis., Wawancara, kuesioner, ulasan
grafik)?
- Meninjau retrospektif data semua pasien, yang menjalani siklus IVF mereka di
Rumah Sakit Yantai Yuhuangding dari 1 Januari 2017 hingga 31 Desember [√ ] Ya
2017. Karakteristik pasien dan parameter siklus diperoleh dari rekam medis [ ] Tidak
pasien. [ ] Tidak tahu
 Apakah peneliti telah menjustifikasi metode yang dipilih?
- Peneliti memilih sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Inklusi: hanya
satu siklus IVF dari setiap, tidak konsumsi suplemen vit D. Eksklusi: POF, ICSI/R-
ICSI. Untuk menghindari faktor perancu, wanita dengan total plasma 25 (OH) D
yang dalam pengukurannya > 4 minggu sebelum memasuki siklus IVF dikeluarkan
dari penelitian, karena musim berdampak pada konsentrasi serum 25 (OH) D di
Yantai.

6. Apakah penelitian ini memiliki cukup banyak peserta untuk meminimalkan


munculnya peluang kejadian?
 Apakah hasilnya cukup tepat untuk membuat keputusan [√ ] Ya
- Ya, [ ] Tidak
[ ] Tidak tahu
II. Apakah hasil valid dari studi cross-sectional ini PENTING?

7. Bagaimana hasil disajikan dan apa hasil utama?


 Apakah misalnya, hasilnya disajikan sebagai proporsi orang yang mengalami hasil,
seperti risiko, atau sebagai pengukuran, seperti perbedaan rerata atau median, atau
sebagai survival curves dan hazard
- Ya, hasil disajikan dalam bentuk tabel karakteristik siklus IVF pasien dan sesuai
dengan kuartil serum 25 (OH) D, karakteristik siklus pasien dan IVF berdasarkan hasil
keluaran kehamilan, dan hubungan kadar vitamin D cairan folikel dan kadar vitamin D
serum. Nilai prediktif vitamin D mengenai tingkat fertilisasi normal, tingkat kehamilan
dan tingkat kelahiran hidup dianalisis dengan kurva ROC.

 Seberapa besar ukuran dan makna penelitian ini?


- Hasil penelitian bermakna secara statistic dengan nilai p < 0,001 untuk; kadar vitamin [√ ] Ya
D cairan folikel (FF) berkorelasi positif dengan kadar vitamin D serum (r = 0,85, P < [ ] Tidak
0,001). Tingkat vitamin D FF secara signifikan lebih tinggi daripada kadar [ ] Tidak tahu
vitamin D serum (P < 0,001). Angka fertilisasi normal berbeda secara signifikan di
antara empat kelompok (P = 0,007). Kelompok wanita dengan kadar serum 25
(OH) D tertinggi memiliki tingkat fertilisasi normal tertinggi. Selain itu, penulis
menemukan bahwa kadar serum 25 (OH) D secara signifikan lebih tinggi pada pasien
yang menerima IVF daripada pasien yang menerima R-ICSI (P = 0,013).

 Bagaimana Anda akan merangkum hasil garis bawah dari percobaan dalam satu
kalimat?
- Diantara wanita Cina, kadar vitamin D serum yang lebih rendah dikaitkan dengan
angka fertilisasi yang lebih rendah pada IVF. Namun, tingkat vitamin D tidak terkait
Karakteristik pasien
dan siklus IVF
berdasarkan luaran
kehamilan
• Live birth is associated with age,
stimulation protocol, ET, number of
oocytes retrieved, high quality
embryo
• Clinical pregnancy is associated with
age and ET
• Serum 25 (OH) D levels were not related to clinical pregnancy rates, implantation rates,
abortion rates and live birth rates.
• Results though were similar after adjusting for potential confounding factors
Kurva ROC dan karakteristik performa untuk Optimal sensitivity and specificity 49.8 and 95.7% for
serum total Vit D fertilization rate.
(a) Normal fertilization rate 0.674, p= 0.0007, (b)
AUC for clinical pregnancy rate and live birth rate ~ poor
clinical pregnancy rate 0.521, p= 0.4251, (c) live
birth rate 0.523, p= 0.3822 performance for prediction
8. Apakah analisis data cukup ketat?
 Apakah ada deskripsi mendalam tentang proses analisis
 Ya, analisis mendalam dijelaskan pada jurnal di bagian analisis statistik [√ ] Ya
 Apakah data yang cukup disajikan untuk mendukung temuan [ ] Tidak
 Ya, data disajikan dalam 3 tabel dan 3 gambar yang cukup menjelaskan [ ] Tidak tahu
hasil temuan secara jelas

9. Apakah ada pernyataan temuan yang jelas?


 Apakah temuannya eksplisit?
 Temuan peneliti cukup eksplisit terkait kadar serum vitamin D dengan
hasil keluaran kehamilan klinis
 Apakah ada diskusi yang memadai tentang bukti, baik untuk mendukung
maupun melawan argumen peneliti?
 Hasil yang penulis dapatkan dari hubungan positif vitamin D dan tingkat
fertilisasi normal sesuai dengan penelitian sebelumnya. Sebaliknya, dua [√ ] Ya
penelitian menunjukkan hubungan terbalik antara 25 (OH) D dan tingkat [ ] Tidak
fertilisasi di antara wanita yang menjalani pengobatan infertilitas. [ ] Tidak tahu
 Apakah temuan dibahas terkait dengan pertanyaan penelitian asli?
 Ya, peneliti membahas hubungan antara vitamin D dan hasil IVF. Hasil
yang didapatkan penulis menunjukkan bahwa vitamin D berhubungan
positif dengan tingkat fertilisasi normal.
III. Bisakah Anda MENERAPKAN studi deskriptif / cross-sectional ini dalam merawat pasien Anda?

10. Dapatkah hasilnya diterapkan pada populasi lokal?


Pertimbangkan apakah : [√] Ya
 Subjek yang dicakup dalam penelitian ini mungkin cukup berbeda dari populasi [ ] Tidak
Anda untuk menimbulkan berbagai perbedaan atau permasalahan. [ ] Tidak tahu
Subjek adalah wanita dengan ras Cina pada masa reproduktif. Hal ini mungkin
memiliki kemiripan dengan penduduk Indonesia yang juga adalah ras asia akan
tetapi bagi ras asli perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
 Situasi lokal Anda cenderung jauh berbeda dari penelitian
Lokasi penelitian adalah di Cina, yang masih berada dalam kawasan Asia
sehingga karakteristik sampel mungkin masih serupa.

11. Seberapa bernilainya penelitian ini?


 Apakah peneliti membahas kontribusi penelitian yang dilakukan terhadap
pengetahuan yang ada (mis. Apakah mereka mempertimbangkan temuan terkait
dengan praktik atau kebijakan saat ini, atau literatur berbasis penelitian yang
relevan?)
 Penulis telah membandingkan temuan yang didapatkan dengan temuan pada
penelitian yang sudah ada sebelumnya.
 Apakah para peneliti telah mendiskusikan apakah atau bagaimana temuan dapat
ditransfer ke populasi lain
 Ya, peneliti masih menyarankan perlunya uji coba terkontrol acak skala besar
terkait hubungan vitamin D dan hasil ART dan tidak membahas bahwa penelitian
ini dapat diterapkan ke dalam populasi umum
Kesimpulan : Jurnal ini VALID, PENTING, DAN DAPAT DIAPLIKASIKAN
Penelitian Struktur dan Isi Jurnal
 Judul: Jelas, menarik, dan menggambarkan isi utama penelitian

 Pengarang dan Institusi: Nama, dan institusi ditulis sesuai aturan jurnal

 Abstrak: Terdiri dari satu paragraf ringkas yang mencakup latar belakang, metode, hasil dan
kesimpulan. Informatif dengan gaya penulisan yang baik

 Pendahuluan: Terdiri dari empat paragraf yang berisi latar belakang dan tujuan dilakukannya
penelitian

 Metode:
 Desain Penelitian : Cross sectional Retrospektif
 Tempat Penelitian : Rumah Sakit Yantai Yuhuangding
 Waktu Penelitian : 01 Januari 2017 hingga 31 December 2017
 Sampel Penelitian : 848 pasien yang memiliki indikasi untuk IVF
Penelitian Struktur dan Isi Jurnal
 Hasil:
o Median 25 (OH) D adalah 15,25 ng/ml. Tingkat serum 25 (OH) D pada wanita bervariasi sesuai
musim.
o Penulis menemukan bahwa kadar serum 25 (OH) D lebih tinggi di musim gugur daripada
musim lainnya, dan tingkat terendah terjadi di musim semi.
o Kadar vitamin D cairan folikel (FF) berkorelasi positif dengan kadar vitamin D serum (r = 0,85, P
<0,001).
o Tingkat vitamin D FF secara signifikan lebih tinggi daripada kadar vitamin D serum (P <0,001).
Angka fertilisasi normal berbeda secara signifikan di antara empat kelompok (P = 0,007).
Kelompok wanita dengan kadar serum 25 (OH) D tertinggi memiliki tingkat fertilisasi normal
tertinggi.
o Tingkat kehamilan klinis, tingkat implantasi dan tingkat kelahiran hidup tidak berbeda secara
signifikan di antara empat kelompok ketika usia, BMI, AMH, musim saat pengambilan darah,
protokol COH, tingkat embrio berkualitas tinggi, dan jumlah embrio yang ditransfer disesuaikan.
o Selain itu, kami menemukan bahwa kadar serum 25 (OH) D secara signifikan lebih tinggi pada
pasien yang menerima IVF daripada pasien yang menerima R-ICSI (P = 0,013).
Penelitian Struktur dan Isi Jurnal
 Diskusi: Dijelaskan beberapa literatur yang mendukung penelitian ini dengan menyatakan hasil yang
serupa.

 Ucapan Terima Kasih: Disebutkan ucapan terima kasih oleh peneliti.

 Daftar Pustaka: Penulisan dilakukan dengan cermat sesuai dengan aturan Vancouver
Discussion
 Women in highest Q had 5.81% higher normal fertilization rate
than women in lowest Q
 More 25 OH D are responsive to improve oocytes to reach a
more mature stage prior to oocyte retrieval  greater
capability to achieve fertilization  improve sperm interaction
and penetration of zona pellucida
Other studies

DIFFICULT to explain because all participants but


one are Vit D deficient
No association between 25 (OH) D and clinical
pregnancy/live birth
 In agreement with majority of studies  but still need a large
cohort to clarify  prospective randomized control trial to remove
bias
Strengths of studies:
- Large number of participants
- Excluded couples with moderate to severe male factor
Limitations of the study
- Retrospective observational study  cannot exclude confounding
factors
- Did not measure vitamin D2 level at the same point of IVF cycle
Conclusion
 Positively related to fertilization rate
 Unrelated to clinical pregnancy or live birth
 Level of FF vit D significantly higher than serum vit D
 Should be studied in future large randomized control trial
Thank you

Anda mungkin juga menyukai