Anda di halaman 1dari 83

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
KATARAK PADA LANSIA
Disusun oleh :
Fadilla Septi (P1337420717005)
Dwi Kusno S. (P1337420717015)
Ganis Riski Y. (P1337420717017)
Itsnaini Wahyu P.D. (P1337420717040)
DEFINISI

Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata, sehingga menyebabkan penurunan/gangguan

penglihatan (Admin,2009).

Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa di mana lensa menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa, atau

denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan metabolisme normal lensa yang dapat timbul

pada berbagai usia tertentu (Iwan,2009).

Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan)

lensa, denaturasi protein lensa atau akibat keduanya (Ilyas, 2008).

Jadi, berdasarkan ketiga pengertian di atas, katarak merupakan seseorang yang mengalami kekeruhan pada lensa

mata yang diakibatkan oleh beberapa hal dan menyebabkan penurunan atau gangguan penglihatan.
KLASIFIKASI

1. Klasifikasi Katarak menurut umur

a. Katarak Kongenital

Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang
dari 1 tahun disebabkan oleh infeksi virus yang dialami ibu pada usia kehamilan masih dini (Farmacia, 2009)

b. Katarak Juvenil

Katarak juvenil biasanya merupakan penyulit penyakit sistemik ataupun metabolik dan penyakit lainnya
(Sidarta Ilyas, 2002)

c. Katarak Senil

Kekeruhan lensa dengan nucleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya mulai terjadi pada usia lebih
dari 60 tahun (Sidarta Ilyas, 2002)
d. Katarak Intumesen

Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa degenerative yang menyerap air.
e. Katarak Brunesen
Katarak yang berwarna coklat sampai hitam (katarak nigra) terutama pada lensa, juga dapat terjadi pada
katarak pasien diabetes militus dan miopia tinggi.

2. Klasifikasi katarak berdasarkan lokasi terjadinya


a. Katarak Inti ( Nuclear )
Merupakan yang paling banyak terjadi. Lokasinya terletak pada nukleus atau bagian tengah dari lensa
Biasanya karena proses penuaan.
b. Katarak Kortikal
Katarak kortikal ini biasanya terjadi pada korteks. Mulai dengan kekeruhan putih mulai dari tepi lensa dan
berjalan ketengah sehingga mengganggu penglihatan. Banyak pada penderita DM
c. Katarak Subkapsular
Mulai dengan kekeruhan kecil dibawah kapsul lensa, tepat pada lajur jalan sinar masuk DM,
renitis pigmentosa dan pemakaian kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama dapat mencetuskan
kelainan ini. Biasanya dapat terlihat pada kedua mata.

ETIOLOGI
Berbagai macam hal yang dapat mencetuskan katarak antara lain:
1. Usia lanjut dan proses penuaan
2. Congenital atau bisa diturunkan
3. Pembentukan katarak dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok atau bahan beracun lainnya  
3. Katarak bisa disebabkan oleh cedera mata, penyakit metabolik (misalnya diabetes) dan obat-obat
tertentu (misalnya kortikosteroid)
(Corwin,2000)
MANIFESTASI KLINIS

Gejala umum gangguan katarak meliputi :

1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek

2. Peka terhadap sinar atau cahaya

3. Dapat melihat dobel pada satu mata

4. Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca

5. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu

KOMPLIKASI

Komplikasi yang terbiasa muncul yaitu :

1. Yang terjadi berupa : visus tidak akan mencapai 5/5 a ambliopia

2. Komplikasi yang terjadi nistagmus dan strabismus.

3. Bila katarak dibiarkan maka akan terjadi komplikasi berupa glaukoma dan uveitis.

4. Sedangkan komplikasi yang dapat timbul jika dilakukan tindakan operasi adalah sebagai berikut : hilangnya vitrous, prolaps iris, endoftalmitis,
astigmatisme pascaoperasi, edema makular sistoid, ablasio retina, opasifikasi kapsul posterior, retina iritasi dan infeksi.
PATOFISIOLOGI

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk seperti kancing baju dan
mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral
terdapat nukleus, di perifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior.
Dengan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Disekitar
opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior
merupakan bentuk katarak yang paling bermakna, nampak seperti kristal salju pada jendela.

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi. Perubahan kimia dalam
protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya
cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke
dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar.
PENATALAKSANAAN

1. Kacamata

Kacamata dengan lensa konveks untuk refraksi yang lebih kuat.

2. Pembedahan

Operasi katarak perlu dilakukan jika kekeruhan lensa menyebabkan penurunan tajam pengelihatan sedemikian rupa
sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari.

3. Terapi

Senyawa aktif dalam obat tetes mata yang bertanggung jawab terhadap penyembuhan penyakit katarak adalah saponin.
Saponin ini memiliki efek meningkatkan aktivitas proteasome yaitu protein yang mampu mendegenerasi berbagai jenis
protein menjadi polipeptida pendek dan asam amino. Karena aktivitas inilah lapisan protein keluar dari mata berupa
cairan kental warna putih kekuningan.

Dan saran untuk mencegah penyakit katarak dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi buah – buahan yang banyak
mengandung vitamin C, vitamin A, dan vitamin E.
Indikasi dilakukannya operasi katarak :
• Indikasi sosial
• Jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan dalam melakukan rutinitas
pekerjaan
• Indikasi medis
• Jika ada komplikasi seperti glaucoma
• Indikasi optik
• Jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari jarak 3 m didapatkan
hasil visus 3/60
Teknik Pembedahan :
• ICCE ( Intra Capsular Cataract Extraction)
Yaitu dengan mengangkat semua lensa termasuk kapsulnya. Sampai akhir
tahun 1960 hanya itulah teknik operasi yg tersedia
• ECCE (Ekstra Capsular Cataract Extraction)
Standar ECCE atau planned ECCE dilakukan dengan mengeluarkan lensa secara
manual setelah membuka kapsul lensa. Tentu saja dibutuhkan sayatan yang lebar
sehingga penyembuhan lebih lama.
• Fekoemulsifikasi (Phaco Emulsification)
Bentuk ECCE yang terbaru dimana menggunakan getaran ultrasonic untuk
menghancurkan nucleus sehingga material nucleus dan kortek dapat diaspirasi
melalui insisi ± 3 mm.
Pemeriksaan diagnostik
1.Scan ultrasound (echography )
2.Kartu mata snellen chart (tes ketajaman penglihatan dan sentral penglihatan)
3.Lapang pen Pemeriksaan diagnostik glihatan : penurunan mungkin disebabkan glukoma
4.Pengukuran tonograpi (mengkaji TIO, Normal 12-25 mmHg)
5.Pengukuran gonoskopi : membantu membedakan sudut terbuka dari sudur tertutup glukoma
6.Pemeriksaan oftalmologis : mengkaji struktur internal okuler, pupil oedema, perdarahan retina,
dilatasi dan pemeriksaan. Belahan lampu memastikan katarak.
7.Darah lengkap
8.Kolesterol dan Lipid
9.Tes Toleransi Glukosa.
• Asuhan Keperawatan Katarak pada Lansia
A. PENGKAJIAN

a. Identitas Pasien : Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa, pendidikan,
pekerjaan, alamat.
b. Riwayat Kesehatan :
c. Keluhan Utama : Pandangan kabur, Penurunan tajam penglihatan, Mata terasa sensitif bila terkena cahaya
d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu : Riwayat glaukoma, cedera mata, diabetes, gangguan sistem vaskuler,
gangguan vasomotor (contoh peningkatan tekanan vena), ketidakseimbangan endokrin, hipokalsemia.
e. Riwayat Alergi : Alergi yang menyebabkan dermatitis atopik jangka panjang dapat menjadikan katarak.
f. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada keluarga yang menderita katarak, Diabetes Melitus.
g. Riwayat penggunaan obat-obatan : Penggunaan obat kortikosteroid (sering digunakan untuk obat anti-
peradangan), amiodaron (obat untuk mengatur irama jantung), obat golongan statin (Obat untuk
menurunkan kadar kolesterol).
B. POLA FUNGSIONAL
1.Aktivitas
Perubahan aktivitas atau hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan.
2.Istirahat dan Tidur
Adanya gangguan pola tidur klien terbangun karena matanya terasa nyeri.
3.Nutrisi dan Metabolik
mengkaji makan dan minum klien sehari-hari.
4. Kognitif persepsi
(Neurosensori) Gangguan penglihatan kabur/tak jelas,sinar terang menyebabkan
silau  dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokus kerja di
ruang dengan cahaya redup (katarak).                       
5. Nyeri/Kenyamanan
Ketidak nyamanan ringan karena mata berair, nyeri tiba –tiba yang berat dan
menetap atau tekanan pada dan sekitar mata.
P: penyebab
Q: kualitas (Quality)
R: Rasio
S: Skala
T: waktu
6. Koping
Cemas, kurang percaya diri dan nampak bingung dengan keadaannya.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1.Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil
2.Tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar lensa
3.Pupil menyepit
4.Mata merah dengan kornea berawan
5.Peningkatan air mata.
D. Indeks Katz
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Kartu mata snellen chart
Penurunan ketajaman penglihatan
2. Lapang penglihatan
Penurunan
3. Pengukuran tonograpi
TIO tidak normal (Normal 12-25 mmHg) dengan komplikasi glukoma
4. Pemeriksaan oftalmologis
Lensa keruh, Pupil coklat. Belahan lampu memastikan katarak.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman b.d Gejala terkait penyakit (00214)
NANDA Hal 466
Definisi : Merasa kurang nyaman, lega, dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, linkungan, budaya, dan/atau sosial.
Batasan Karakteristik :
a. Merasa tidak nyaman
b. Iritabilitas
c. Gatal
2. Gangguan pola tidur
Defisiensi pengetahuan b.d Kurang informasi (00126)
NANDA Hal 274
Definisi: Ketiadaan atau defisiensi informasi kognitif yang berkaitan dengan topictertentu
Batasan karakteristik :
a. Kurang pengetahuan
b. Perilaku tidak tepat
3. Ansietas b.d Ancaman pada status terkini (00146)
NANDA Hal 343

Definisi :Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons otonom (sumber sering kali tidak spesifik atau
tidak diketahui oleh individu);perasaan takut yang di sebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.hal ini merupakan isyrat
kewaspadaan yang memperingatkan individu untuk bertindak menghadapi ancaman.

Batasan karakteristik:

a. Gelisah

b. Mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup

c. Penurunan produktivitas

d. Gelisah

e. Sangat khawatir

f. Putus asa

g. Lemah

h. Menyadari gejala fisiologis


4. Risiko Infeksi (0004)
NANDA Hal 405
Definisi : rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogenik yang
dapat menggangu kesehatan
Faktor risiko :
a. Kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen
b. Prosedur invasif
c. Pertahanan tubuh primer tidak adekuat
d. Pertahanan Tubuh Sekuner Tidak Adekuat
e. Malnutrisi
5. Risiko Jatuh (00155)
NANDA Hal 410
Definisi : rentan terhadap peningkatan risiko jatuh yang dapat menyebabkan bahaya fisik dan gangguan
kesehatan
Faktor risiko :
a. Dewasa
b. Penggunaan alat bantu
c. Usia ≥65 tahun
d. Tinggal sendiri
Linkungan
a. Kurang pencahayaan
b. Lingkungan yang tidak terorganisir
c. Ruang yang tidak dikenal
G. TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (NOC)
1. Gangguan rasa nyaman b.d Gejala terkait penyakit
Setelah dilakukan intervensi selama 3x24jam masalah keperawatan Gangguan
rasa nyaman dapat teratasi dengan Kriteria hasil:
Skala target outcome : dipertahankan pada 3 ditingkatkan ke 4
Skala:
1: Sangat terganggu
2: Banyak terganggu
3: Cukup terganggu
4: Sedikit terganggu
5: Tidak terganggu
a. Status kenyamanan (2008)
1. Kontrol terhadap gejala
2. Kesejahteraan fsik
3. Lingkungan fisik
4. Dukungan sosial dai keluarga
5. Perawatan sesuai kebutuhan
b. Status kenyamanan : Lingkungan (2009)
1. Peralatan dalam jangkauan
2. Kepasan dengan lingkungan fisik
3. Perangkat keselamatan digunakan dengan tepat
4. Pencahayaan ruangan
2. Defisiensi pengetahuan b.d Kurang sumber pengetahuan (00126)
Setelah dilakukan intervensi selama 3x24jam masalah keperawatan risiko jatuh dapat teratasi dengan
criteria hasil:
Skala target outcome : dipertahankan pada 3 ditingkatkan ke 4
Skala:
1: Tidak ada pengetahuan
2: Pengetahuan terbatas
3: Pengetahuan sedang
4: Pengetahuan banyak
5: Pengetahuan sangat banyak
a. Pengetahuan : gaya hidup sehat
1. Suplemen vitamin yang direkomendasikan
2. Suplemen mineral yang direkomendasikan
3. Faktor personal yang mempengaruhi perilaku kesehatan
4. Faktor lingkunganl yang mempengaruhi perilaku kesehatan
5. Hambatan untuk mempertahankan perilaku sehat
6. Strategi mencegah penyakit
7. Strategi mencegah infeksi
8. Startegi mengurangi stress
b. Pengetahuan: proses penyakit hal:424
1.Karakteristik spesifik penyakit
2.Faktor faktor penyebab dan faktor yang berkontribusi
3.Faktor risiko
4.Efek fisiologis penyakit
5.Tanda dan gejala penyakit
6.Proses perjalanan penyakit biasanya
7.Strategi untuk meminimalkan perkembangan penyakit
8.Tanda dan gejala komplikasi penyakit
9.Sumber sumber informasi penyakit spesifik yang terpercaya
3. Ansietas b.d Ancaman pada status terkini (00146)
Setelah dilakukan intervensi selama 3x24jam masalah keperawatan ansietas dapat
teratasi dengan criteria hasil:
Skala target: outcome dipertahankan pada 3 ditingkatkan ke 4
Skala:
1: berat
2: cukup berat
3: sedang
4: ringan
5: tidak ada
a. Tingkat kecemasan (1211)
1.Tidak dapat beristirahat
2.Perasaan gelisah
3.Kesulitan berkonsentrasi
4.Serangan panik
5.Rasa takut yang disampaikan secara lisan
6.Rasa cemas yang disampaikan secara lisan
7.Menarik diri
8.Perubahan pada pola makan
4. Risiko Infeksi (0004)
Setelah dilakukan intervensi selama 3x24jam masalah keperawatan risiko infeksi dapat teratasi dengan criteria hasil:
Skala target: outcome dipertahankan pada ….. ditingkatkan ke …..
Skala:
1: berat
2: cukup berat
3: sedang
4: ringan
5: tidak ada
a. Keparahan infeksi (0703) hal 145
1. Cairan [luka] yang berbau busuk
2. Demam
3. Nyeri
4. Peningkatan jumlah sel darah putih
5. Hipotermia
6. Kemerahan
5. Risiko Jatuh (00155)
Setelah dilakukan intervensi selama 3x24jam masalah keperawatan risiko jatuh dapat teratasi dengan criteria hasil:
Skala target: outcome dipertahankan pada ….. ditingkatkan ke …..
Skala:
1: 10 lebih
2: 7-9
3: 4-6
4: 1-3
5: tidak ada
1. Kejadian jatuh (1902) hal 119
a. Jatuh saat berjalan
b. Jatuh dari tempat tidur
c. Jatuh saat naik tangga
d. Terjun saat turun tangga
e. Jatuh saat ke kamar mandi
H. INTERVENSI (NIC)
Gangguan rasa nyaman b.d Gejala terkait penyakit
Manajemen Lingkungan : Kenyamanan (6482)
a. Pertimbangan penempatan pasien di kamar
b. Sediakan lingkungan yang aman
c. Pertimbangkan sumber ketidaknyamann
d. Sesuaikan pencahayaan
2. Defisiensi pengetahuanb.d Kurang informasi
Pengajaran: Proses Penyakit (5602)
a. Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit yang
spesifik
b. Jelaskan mengenai penyakit, sesuai kebutuhan
c. Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari penyakit, sesuai kebutuhan
d. Berikan informasi pada pasien mengenai kondisinya, sesuai kebutuhan
e. Diskusikan pilihan terapi/penanganan
f. Jelaskan alasan dibalik manajemen/terapi/penanganan yang
direkomendasikan
g. Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin ada, sesuai kebutuhan
3. Ansietas b.d Ancaman pada status terkini
Pengurangan Kecemasan (5820)
a. Gunakanpendekatan yang tenangdanmenyakinkan
b. Dorongkeluargauntukmendampingikliendengancara yang tepat
c. Berada di sisiklienuntukmeningkatkan rasa
amandanmengurangiketakutan
d. Kajiuntuktanda verbal dannon verbalkecemasan
e. Bantu klienuntukmengidentifikasisituasi yang
memicukecemasan
f. Dukungpenggunaanmekanismekoping yang sesuai
4. Risiko Infeksi
Kontrol infeksi (6540)
a. Anjurkan pasien mengenai teknik mencuci tangan dengan tepat mencuci tangan pada saat
memasuki dan meninggalkan ruangan pasien
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan perawatan pasien
c. Lakukan tindakan-tindakan pencegahan yang bersifat universal
d. Tingkatkan intake nutrisi yang tepat
e. Anjurkan pasien untuk meminum antibiotik seperti yang diresepka
f. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi dan kapan harus melaporkannya
kepada penyedia perawatan kesehatan
g. Ajarkan pasien dan anggota keluarga mengenai bagaimana menghindari infeksi
5. Risiko Jatuh
Pencegahan Jatuh (6490) 274
a. Identifikasi kekurangan baik kognitif atau fisik dari pasien yang mungkin meningkatkan potensi jatuh
pada lingkungan tertentu
b. Kaji ulang riwayat jatuh bersama dengan pasien dan keluarga
c. Sediakan alat bantu (misalnya, tongkat dan walker) untuk menyeimbangkan gaya berjalan (terutama
kecepatan)
d. Dukung pasien untuk menggunakan tongkat atau walker, dengan tepat
e. Lektakan benda-benda dalam jangkauan yang mudah bagi pasien
f. Ajarkan pasien bagaimana jika jatuh, untuk meminimalkan cedera
g. Pindahkan barang-barang yang diletakkan rendah (misalnya, tempat menyimpan sepatu dan meja) yang
membahayakan
h. Sediakan pencahayaan yang cukupdalam rangka meningkatkan pandangan
i. Sediakan lampu malam hari di sisi tempat tidur
Asuhan Keperawatan
A. PENGKAJIAN
Identitas Pasien
Nama : Tn.P
Alamat : Bandongan, Magelang
Telp : -
Tempat, Tanggal lahir/Umur : Magelang, 4 maret 1945         

Jenis kelamin : Laki – Laki


Suku : Jawa
Agama : Islam
Status perkawinan : Duda
Pendidikan : -
Penanggung jawab : Anak Kandung
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien datang ke RS karena pandangan klien menurun serta klien
merasakan nyeri pada kedua matanya. Klien mengatakan
penurunan kemampuan penglihatan sekitar 7 hari yang lalu.
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
      Tn.P tidak mempunyai penyakit pada masa anak - anak, dan
tidak pernah di rawat di rumah sakit. Tetapi Tn.P mengatakan
kalau Tn.P pernah mengalami trauma yang mana waktu usia 18
tahun mata
Tn.P terkena batang padi, sehingga menyebabkan Tn.P tidak
bisa melihat sampai sekarang. Dan Tn.P juga mengatakan
sewaktu terjadinya kejadian itu, Tn.P tidak langsung berobat,
karena pada waktu itu menurut keteranganTn.P belum ada
layanan kesehatan, jadi mata Tn.P hanya di obati dengan obat
kampung saja.
3. Riwayat Alergi
klien tidak mempunyai alergi obat maupun makanan
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
keluarga Tn.P tidak pernah mempunyai riwayat penyakit
diabetes maupun penyakit kronis lainnya.
: Klien : Laki-laki

X : Laki-laki meninggal : Perempuan

X : Perempuan meninggal

C. Genogram
X X X X

X
D. Pola Fungsional
1. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Klien mengatakan ketika ia sakit keluarganya akan
membawanya ke klinik terdekat.
2. Pola Nutrisi – Metabolik
Klien makan 3x sehari dan minum 1,5liter air
TB : 160cm
BB : 50kg
3. Pola Eliminasi
Keluaga klien mengatakan klien tidak mengalami
perubahan dalam proses BAB dan BAK.
4. Pola Aktifitas dan Latihan
Klien mengatakan aktifitasnya terganggu karena pandangannya kabur. Aktifitas
dibantu oleh keluarga.
5. Pola Tidur Dan Istirahat
Gangguan pola tidur namun sesekali klien terbangun karena matanya terasa
nyeri. Klien mengatakan terbiasa tidur 5-7 jam dalam 1 hari.
6. Pola Kognitif dan Persepsi
Klien mengalami penurunan penglihatan serta pendengaran. Klien nampak
cemas dengan keadaannya saat ini. Klien mengatakan takut dengan
penyakitnya saat ini karena penurunan penglihatannya
P: proses patologis
Q: seperti dibakar
R: kedua mata
S: 7
T: hilang timbul (ketika menlihat cahaya)
7. Pola Persepsi Konsep Diri
Klien nampak kurang percaya diri dan nampak bingung dengan
keadaannya ketika di tanya perawat tentang keadaannya. Klien mengatakan
tidak tahu tentang penyakitnya saat ini.
8. Pola Peran Hubungan
Hubungan antara klien dan keluarga sangat baik, keluarga sangat
mendukung kesembuhan klien.
9. Pola Seksual Reproduksi
Klien berjenis kelamin laki-laki
10. Pola Toleransi – Stress Koping
Sistem pendukung yang digunakan klien hanyalah anak-anaknya yang
selalu membantunya dalam kegiatan sehari-hari.
11. Pola Nilai– Kepercayaan
Klien beragama Islam. Klien rajin sholat 5 waktu
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Vital sign
TD : 190/100 Mmhg
RR :         28x/menit
Nadi :         84 x/menit
Suhu:          36 c
2. Pemeriksaan lain
a. Kepala
Bentuk kepala Tn.P bulat, kulit kepala tidak terlalu bersih,
rambut acak - acakan dengan warna rambut putih, dikepala
terdapat ketombe dan bau yang khas.Dan Tn.P juga mengaku
sering mengalami sakit dan gatal pada kulit kepala.
b.   Mata
Tn.P mengalami perubahan penglihatan, dikarenakan usia
lanjut. Dan mata Tn.P nampak berair seta . Hal itu dikarenakan
adanya trauma yang terjadi pada Tn.P sehingga mengakibatkan
mata kanannya tidak lagi berfungsi. Tn.P tidak menggunakan
kacamata, sehingga dengan begitu Tn.P tidak terlalu bisa
melihat dengan baik.
Klien mengatakan matanya terasa nyeri yang teramat sangat
Fungsi penglihatan : terganggu karena adanya kekeruhan lensa
pada mata kanan dan mata sebelah kiri
c. Telinga
Pendengaran Tn.Ptidak lagi berfungsi dengan baik, Tn.P tidak bisa
mendengar detak jarum jam, serumen ada dalam batas normal. Di
dalam telinga Tn.P tidak ada keluar cairan maupun peradangan. Dan
Tn.P juga tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
Fungsi pendengaran : tidak terlalu baik, karna Tn.P tidak lagi bisa
mendengar dengan baik dikarenakan usia Tn.P yang semakin
bertambah.
d. Hidung
Tn.P dapat mencium dengan baik. Didalam hidung tidak terdapat
polip dan tidak ada obstruksi didalam hidung. Dan didalam hidung
Tn.P juga tidak ditemukan adanya pendarahan maupun peradangan.
Fungsi Penciuman : baik, karna Tn.P masih bisa mencium dengan
baik.
e. Mulut
Rongga mulut terlihat kotor kering dan pucat. Gigi Tn.P hanya
tinggal 3 batang itu pun tinggal separuh karena habis keropos,
lidah terlihat agak kotor dan pucat. Tn.P mengalami perubahan
suara. Suara sesak, dan Tn.P mengalami kesulitan menelan.
Fungsi pengecapan : terganggu karna Tn.P sulit untuk mengunyah
dikarenakan gigi yang semakin lama semakin habis keropos dan
adanya karies pada gigi Tn.P
f. Leher
Pada leher Tn.Ptidak dijumpai pembengkakan pada kelenjar
tyroid. Nyeri tidak ada, dan pada leher Tn.P juga tidak ditemukan
benjolan.
g. Dada
1. Pernapasan
a) Inspeksi : simetris kedua lapangan paru tidak ada lesi
b) Palpasi : strem premitus kedua lapangan paru
c) Perkusi   : sonor
d) Auskultasi : vesikuler
2. Kardiovaskuler
Tn.P sering mengalami nyeri dan ketidaknyaman pada dada, Tn.P sering
mengalami sesak nafas, dan jika sesak nafasnya kumat Tn.P meminum neo
napacin 1x dalam sehari. Sedangkan didaerah kaki,
3. Gastrointestinal
Tn.P mengalami disfagia dan perubahan kebiasaan pada defekasi. dan
Tn.Pjuga mengatakan kalau dia sering mengalami nyeri pada ulu hati.
Tetapi walaupun Tn.Pmengalami disfagia tetapi Tn.P masih dapat mencerna
makanan dengan baik, walaupun sedikit demi sedikit
h. Ekstremitas
Tn.Pmengalami kelemahan otot, tetapi walaupun demikian
Tn.P tidak mempunyai masalah dengan cara berjalan. Tn.P
masih bisa berjalan sendiri tanpa menggunakan alat bantu
seperti tongkat.
C. Diagnostik Test
1. SPMSQ (Short Poertable Mental Status Queastionaire)
a.Tanggal berapa hari ini? = benar
b.Apa hari minggu itu? = benar
c.Apa nama tempat ini? = benar
d.Apakah nomor telepon anda? = salah
e.Apa nama alamat jalan anda? = benar
f. Berapa umur anda? = benar
g.Kapan anda lahir? = benar
h.Siapa Presiden Indonesia sekarang? = benar
i. Siapa nama gadis ibu anda? = benar
j. Kurangi 3 dari 20 dan tetap mengurangi dari setiap nomor baru,
semua jalan ke bawah. = benar
(Jumlah Kesalahan = 1 Scoring : 9)
2. INDEKS KAT
a. Bathing : Tergantung
b. Dressing : Mandiri
c. Toileting : Mandiri
d. Transferring: Mandiri
e. Continence : Mandiri
f. Feeding : Tergantung
(Indeks Katz = C )
D. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah

1. Ds : Klien mengatakan Penurunan tajam Penurunan persepsi sensori


pandangan tidak jelas, penglihatan Penglihatan
pandangan berkabut.
Do :visus berkurang,
penurunan ketajaman
penglihatan, dan
terdapat kekeruhan
pada lensa mata.
2. Ds : Pasien mengatakan Kurang pengetahuan Ansietas
cemas dan takut. tentang proses
Do : Nadi meningkat, penyakit
tekanan darah
meningkat, wajah
tampak gelisah, wajah
murung dan sering
melamun.
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN PRE OPERASI
1. Penurunan persepsi sensori : Penglihatan b/d penurunan
ketajaman penglihatan d/d visus berkurang, penurunan
ketajaman penglihatan, dan terdapat kekeruhan pada lensa
mata
2. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang proses penyakit d/d
Nadi meningkat, tekanan darah meningkat, wajah tampak
gelisah, wajah murung dan sering melamun.
F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Tgl/ Jam DX Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi
16 Februari 1 Setelah dilakukan tindakan a. Kaji ketajaman
2020 keperawatan selama 3x24jam masalah penglihatan klien
keperawatan penurunan penglihatan b. Identifikasi alternative
dapat teratasi dengan criteria hasil: untuk optimalisasi sumber
Klien mampu mengidentifikasi faktor- rangsangan
faktor yang mempengaruhi fungsi c. Orientasikan klien
penglihatan terhadap ruangan
Klien mengidentifikasi dan menunjukan d. Letakkan alat yang
pola-pola alternative untuk sering digunakan di dekat
meningkatkan penerimaan rangsangan klien atau pada sisi mata
penglihatan yang lebih sehat
Klien tampak tenang
Vital sign dalam batas normal
TD : 140/90 mmhg
RR :  20x/menit
Nadi :  84 x/menit
Suhu :  36oc
Tgl/Jam DX Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
e. Berikan
pencahayaan
cukup
f. Letakkan alat
ditempat yang
tetap
g. Hindari cahaya
yang menyilaukan
h. Anjurkan
penggunaan
alternatif
rangsang
lingkungan yang
dapat diterima :
auditorik, taktil.
Tgl/Jam DX Tujuan dan Kriteria Intervensi
Hasil
16 2. Setelah dilakukan 1. Kaji adanya tanda
Februari intervensi selama 3x24jam dan gejala ansietas.
2020 masalah keperawatan 2. Gunakan suatu
ansietas dapat teratasi sistem pendekatan yang
dengan criteria hasil: tenang dan meyakinkan
Skala target: outcome klien.
dipertahankan pada skala 3 3. Jelaskan mengenai
ditingkatkan ke skala 4 penyakit yang dialami
Skala: oleh klien, dan berikan
1: berat klien dukungan untuk
2: cukup berat membangkitkan
3: sedang semangat hidupnya.
4: ringan
5: tidak ada
Tingkat kecemasan (1211) 4. Jawab pertanyaan
1.Tidak dapat beristirahat yang diajukan klien
2.Perasaan gelisah secara jujur dan
3.Kesulitan berkonsentrasi
berikan waktu untuk
4.Serangan panik
5.Rasa takut yang
klien
disampaikan secara lisan mengekspresikan
6.Rasa cemas yang perasaannya.
disampaikan secara lisan 5. Ingatkan pasien
7.Menarik diri untuk minum obat
8.Perubahan pada pola tepat waktu.
makan
G. TINDAKAN KEPERAWATAN
No. Tgl/Jam Diagnosa Implementasi
dx
1. 16 Penurunan a. Kaji ketajaman penglihatan klien
Februari persepsi Ds : klien mengatakan belum jelas
2020 sensori dalam menglihat
10.00 :Penglihatan b/d Do : klien tampak lama dan bingung
penurunan dalam menjawab tulisan didepannya
ketajaman b. Orientasikan klien terhadap ruangan
penglihatan Ds : klien mengatakan berada di
rumah sakit
Do : klien tampak bingung
c. Letakkan alat yang sering
digunakan di dekat klien atau pada sisi
mata yang lebih sehat
Ds : -
Do : benda tampak disamping klien
d. Memberikan pencahayaan cukup
Ds : klien mengatakan tidak cukup
dan tidak terlalu silau
Do : klien tampak nyaman
e. Meletakkan alat ditempat yang
tetap
Ds : klien mengatakan tahu jika
alat sudah ditempat biasanya
Do : klien tampak menujukkan
tempat yang tetap untuk
meletakkan alat
f. Menganjurkan penggunaan
alternatif rangsang lingkungan
yang dapat diterima : auditorik,
taktil
Ds : klienmengatakan sedikit
terbantu
Do : klien dapat menjelaskan
rangsang lingkungan yang diterima
2. 16 Ansietas b/d a. Mengkaji adanya tanda dan gejala
Februa kurang ansietas.
ri 2020 pengetahuan Ds : klien mnagatakan sangat takut, gelisah
11.00 tentang proses Do : klien tampak gelisah , tidak tenang
penyakit TD : 180/100 mmHg
N : 98 x/menit
RR : 24x/menit
S : 36 c
b. Menggunakan suatu sistem pendekatan
yang tenang dan meyakinkan klien.
Ds : klien mengatakan sedikit tenang
Do : klien masih tampak sedikit gelisah
c. Menjelaskan mengenai penyakit yang
dialami oleh klien, dan berikan klien
dukungan untuk membangkitkan semangat
hidupnya.
Ds : klien mengatakan belum paham
dengan penyakitnya
Do : klien masih tampak bingung
d. Menjawab pertanyaan yang
diajukan klien secara jujur dan
berikan waktu untuk klien
mengekspresikan perasaannya.
Ds : klien mengatakan lumayan lega
setelah pertanyaannya dijawab oleh
perawat
Do : klien tampak sedikit tenang
e. Mengingatkan pasien untuk minum
obat tepat waktu.
Ds : klien mengatakan sudah teratur
minum obat
Do : klien tampak bisa menceritakan
waktu minum obat
No.DX Tgl/Jam Diagnosa Implementasi
1 17 Penurunan a. Mengkaji ketajaman penglihatan klien
Februari persepsi Ds : klien mengatakan belum jelas dalam
2020 sensori menglihat
10.00 :Penglihatan Do :klien tampak bingung dalam menjawab
b/d tulisan didepannya
penurunan b. Mengorientasikan klien terhadap ruangan
ketajaman Ds : klien mengatakan berada di rumah sakit
penglihatan Do : klien mampu menjelaskan
  c. Meletakkan alat yang sering digunakan di
dekat klien atau pada sisi mata yang lebih
sehat
Ds : -
Do : benda tampak disamping klien
d. Memberikan pencahayaan cukup
Ds : klien mengatakan tidak cukup
dan tidak terlalu silau
Do : klien tampak nyaman
e. Meletakkan alat ditempat yang
tetap
Ds : klien mengatakan tahu jika alat
sudah ditempat biasanya
Do : klien tampak menujukkan
tempat yang tetap untuk meletakkan
alat
f. Menganjurkan penggunaan
alternatif rangsang lingkungan yang
dapat diterima : auditorik, taktil
Ds : klienmengatakan sedikit
terbantu
Do : klien dapat menjelaskan
rangsang lingkungan yang diterima
2. 17 Februari Ansietas a. Mengkaji adanya tanda dan gejala
2020 b/d ansietas.
11.00 kurang Ds : klien mnagatakan sangat takut, gelisah
pengetahu Do : klien tampak gelisah
an tentang TD : 170/100 mmHg
proses N : 98 x/menit
penyakit. RR : 24x/menit
  S : 36 c
b. Menggunakan suatu sistem pendekatan
yang tenang dan meyakinkan klien.
Ds : klien mengatakan sedikit tenang
Do : klien masih tampak sedikit gelisah
c. Menjelaskan mengenai penyakit yang
dialami oleh klien, dan berikan klien
dukungan untuk membangkitkan semangat
hidupnya.
Ds : klien mengatakan mulai paham dengan
penyakitnya
Do : klien masih sedikit bingung
d. Menjawab pertanyaan yang diajukan
klien secara jujur dan berikan waktu untuk
klien mengekspresikan perasaannya.
Ds : klien mengatakan lega setelah
pertanyaannya dijawab oleh perawat
Do : klien tampak sedikit tenang
e. Mengingatkan pasien untuk minum obat
tepat waktu.
Ds : klien mengatakan sudah teratur
minum obat
Do : klien tampak bisa menceritakan waktu
minum obat
 
No.DX Tgl/Jam Diagnosa Implementasi
1. 18 Penurunan a. Mengkaji ketajaman penglihatan klien
Februari persepsi Ds : klien mengatakan belum jelas dalam
2020 sensori menglihat
10.00 :Penglihatan Do :klien tampak bingung dalam
b/d penurunan menjawab tulisan didepannya
ketajaman b. Mengorientasikan klien terhadap
penglihatan ruangan
Ds : klien mengatakan berada di rumah
sakit
Do : klien mampu menjelaskan
c. Meletakkan alat yang sering digunakan
di dekat klien atau pada sisi mata yang
lebih sehat
Ds : -
Do : benda tampak disamping klien
d. Memberikan pencahayaan cukup
Ds : klien mengatakan tidak cukup
dan tidak terlalu silau
Do : klien tampak nyaman
e. Meletakkan alat ditempat yang
tetap
Ds : klien mengatakan tahu jika alat
sudah ditempat biasanya
Do : klien tampak menujukkan
tempat yang tetap untuk meletakkan
alat
f. Menganjurkan penggunaan
alternatif rangsang lingkungan yang
dapat diterima : auditorik, taktil
Ds : klienmengatakan sedikit
terbantu
Do : klien dapat menjelaskan
rangsang lingkungan yang diterima
2. 18 Ansietas b/d a. Mengkaji adanya tanda dan gejala
Februari kurang ansietas.
2020 pengetahua Ds : klien mnagatakan sangat takut,
11.00 n tentang gelisah
proses Do : klien tampak gelisah
penyakit TD : 160/100 mmHg
N : 98 x/menit
RR : 24x/menit
S : 36 c
b. Mengguunakan suatu sistem pendekatan
yang tenang dan meyakinkan klien.
Ds : klien mengatakan tenang , semangat
Do : klien masih tampak tenang
c. Menjelaskan mengenai penyakit yang
dialami oleh klien, dan berikan klien
dukungan untuk membangkitkan
semangat hidupnya.
Ds : klien mengatakan paham dengan
penyakitnya
Do : klien mampu menjelaskan dengan
bahasanya sendiri
Menjawab pertanyaan yang diajukan
klien secara jujur dan berikan waktu
untuk klien mengekspresikan
perasaannya.
Ds : klien mengatakan lega setelah
pertanyaannya dijawab oleh perawat
Do : klien tampak tenang
Mengingatkan pasien untuk minum
obat tepat waktu.
Ds : klien mengatakan sudah teratur
minum obat
Do : klien tampak bisa menceritakan
waktu minum obat
 
H. CATATAN PERKEMBANGAN

Tgl/Jam DX. Evaluasi


Keperawatan
16 Penurunan S : klien mengatakan msih bngung dalam menyebutkan
februari persepsi sensori : tulisan didepannya
2020 Penglihatan b/d O : klien tampak masih sedikit bngung dan lama menjawab
14.00 penurunan tulisan didepannya
ketajaman A : masalah belum teratasi
penglihatan P : lanjutkan intervensi
Kaji ketajaman penglihatan klien
Sesuaikan lingkungan untuk optimalisasi penglihatan
Orientasikan klien terhadap ruangan
Letakkan alat yang sering digunakan di dekat klien atau
pada sisi mata yang lebih sehat
Berikan pencahayaan cukup
Letakkan alat ditempat yang tetap
Anjurkan penggunaan alternatif rangsang lingkungan yang
dapat diterima : auditorik, taktil
Ansietas b/d S : klien mengatakan masih gelisah, takut , belum paham
kurang dengan penyakitnya
pengetahuan O : klien tampak masih bingung, gelisah, belum paham
tentang dengan penyakitnya
proses TD : 170/100 Mmhg
penyakit RR :  24x/menit
Nadi :  84 x/menit
Suhu :  36 c
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
Kaji adanya tanda dan gejala ansietas.
Gunakan suatu sistem pendekatan yang tenang dan
meyakinkan klien.
Jelaskan mengenai penyakit yang dialami oleh klien, dan
berikan klien dukungan untuk membangkitkan semangat
hidupnya.
Jawab pertanyaan yang diajukan klien secara jujur dan
berikan waktu untuk klien mengekspresikan perasaannya.
Ingatkan pasien untuk minum obat tepat waktu.
 
Tgl/Jam DX. Evaluasi
Keperawatan
17 februari Penurunan S : klien mengatakan msih bngung dalam menyebutkan
2020 persepsi sensori : tulisan didepannya
14.00 Penglihatan b/d O : klien tampak masih sedikit bngung dan lama
penurunan menjawab tulisan didepannya
ketajaman A : masalah belum teratasi
penglihatan P : lanjutkan intervensi
Kaji ketajaman penglihatan klien
Sesuaikan lingkungan untuk optimalisasi penglihatan
Orientasikan klien terhadap ruangan
Letakkan alat yang sering digunakan di dekat klien atau
pada sisi mata yang lebih sehat
Berikan pencahayaan cukup
Letakkan alat ditempat yang tetap
Anjurkan penggunaan alternatif rangsang lingkungan
yang dapat diterima : auditorik, taktil
Ansietas b/d S : klien mengatakan sedikit gelisah, takut , sedikit
kurang paham dengan penyakitnya
pengetahuan O : klien masih sedikit bingung, gelisah, mulai
tentang proses paham dengan penyakitnya
penyakit TD : 160/100 Mmhg
RR :  24x/menit
Nadi :  84 x/menit
Suhu :  36 c
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Kaji adanya tanda dan gejala ansietas.
Gunakan suatu sistem pendekatan yang tenang dan
meyakinkan klien.
Jelaskan mengenai penyakit yang dialami oleh klien,
dan berikan klien dukungan untuk membangkitkan
semangat hidupnya.
Jawab pertanyaan yang diajukan klien secara jujur
dan berikan waktu untuk klien mengekspresikan
perasaannya.
Ingatkan pasien untuk minum obat tepat waktu.
Tgl/Jam DX. Keperawatan Evaluasi
18 februari Penurunan persepsi S : klien mengatakan msih bngung dalam menyebutkan
2020 sensori : tulisan didepannya
14.00 Penglihatan b/d O : klien tampak masih sedikit bngung dan lama
penurunan menjawab tulisan didepannya
ketajaman A : masalah belum teratasi
penglihatan P : lanjutkan intervensi
  Kaji ketajaman penglihatan klien
Sesuaikan lingkungan untuk optimalisasi penglihatan
Orientasikan klien terhadap ruangan
Letakkan alat yang sering digunakan di dekat klien atau
pada sisi mata yang lebih sehat
Berikan pencahayaan cukup
Letakkan alat ditempat yang tetap
Anjurkan penggunaan alternatif rangsang lingkungan
yang dapat diterima : auditorik, taktil
Ansietas b/d S : klien mengatakan tenang, paham dengan
kurang penyakitnya
pengetahuan O : klien tenang, rileks, paham dengan penyakitnya
tentang proses TD : 160/100 Mmhg
penyakit. RR :  24x/menit
Nadi :  84 x/menit
Suhu :  36 c
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
Kaji adanya tanda dan gejala ansietas.
Gunakan suatu sistem pendekatan yang tenang dan
meyakinkan klien.
Jelaskan mengenai penyakit yang dialami oleh klien,
dan berikan klien dukungan untuk membangkitkan
semangat hidupnya.
Jawab pertanyaan yang diajukan klien secara jujur
dan berikan waktu untuk klien mengekspresikan
perasaannya.
Ingatkan pasien untuk minum obat tepat waktu
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai