Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN GIGI

SEBAGAI BENTUK PELAYANAN


PROFESI PERAWAT GIGI
OLEH : DRG. MIFTAH TRI ABADI,
M.Kes.
PENDAHULUAN
Perawat Gigi termasuk rumpun tenaga
kesehatan keperawatan (tetapi bukan
perawat) KepMenkes Nomor
1035/Menkes/SK/1998 tentang Perawat Gigi.
Bekerja di klinik dan juga di kesehatan
masyarakat (dikenal dengan istilah pelayanan
asuhan gigi klinik dan asuhan kesehatan gigi
masyarakat)
Bisa berperan sebagai asisten dokter gigi, juga
bekerja mandiri dalam pelayanan kesehatan
gigi promotif dan preventif di saryankes
Ciri-Ciri Profesi
Expertise : mempunyai
keahlian yang didukung oleh
keilmuan dan pendidikan dan
pelatihan yang memadai
Etik : mempunyai kode etik
yang menjamin akuntabilitas
profesi
Mempunyai organisasi profesi
Keilmuan perawat gigi
• Masih didominasi oleh ilmu kedokteran
gigi (dentistry)
• Belum ada body of knowledge yang diakui
sebagai ilmu perawat gigi di Indonesia
• Dapat dikembangkan dengan merujuk
kepada konsep dental hygiene (USA,
CANADA, AUSTRALIA)
• Body of knowledge mendasari
pelaksanaan praktek klinik dan praktek di
masyarakat
KONSEP DENTAL HYGIENE
• Dikembangkan pertama kali oleh Dr.
Albert C.Fones pada tahun 1913 
Dr.Albert C. Fones dikukuhkan sebagai
the Father of Dental Hygienists
• Teori dental hygiene menekankan
pentingnya pelayanan promotif dan
preventif
• Dental hygiene dinamakan bukan
dental nurse karena nursing lebih
berorientasi kepada penyakit
KONSEP PELAYANAN ASUHAN
KEPERAWATAN GIGI MENURUT
DENTAL HYGIENE
Definisi I:
Darby dan Walsh (2003), Dental Hygiene dapat
difahami sebagai ilmu pengetahuan dalam
bidang kesehatan mulut preventif, termasuk
di dalamnya adalah manajemen perilaku
untuk pencegahan penyakit gigi dan mulut
serta peningkatan status kesehatan gigi dan
mulut.
Definisi II :
Wilkins (2005) menyebutkan bahwa
dental hygiene adalah pelayanan
kesehatan gigi yang diberikan oleh
dental hygienist profesional yang
mencakup pelayanan preventif,
pendidikan dan pelayanan terapeutik
yang bertujuan untuk meningkatkan
status kesehatan klien melalui upaya
pencegahan penyakit gigi dan dan
upaya pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan (promotif).
Filosofi :
Pelayanan klinis dental hygiene
didasarkan pada filosofi dan
karakteristik profesional yang
menggabungkan aspek-aspek
pengembangan ilmu pengetahuan
(konsep dental hygene) berdasarkan
riset yang mendalam, adanya otonomi
dan batasan profesi yang jelas serta
orientasi pelayanan kepada klien dan
masyarakat secara maksimal
Tujuan :
• Menurut Darby and Walsh (2003)
Untuk membantu individu-individu
dalam rangka memenuhi kebutuhannya
melalui intervensi-intervensi yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan yang berhubungan dengan
perilaku pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut, sehingga pada gilirannya
dapat mendorong peningkatan status
kesehatan gigi dan mulut sepanjang
kehidupan individu-individu tersebut
Tujuan :
• Wilkins (2005)
- Menyediakan kerangka kerja untuk
memenuhi kebutuhan klien (pasien) dalam
perawatan kesehatan giginya
- Mengidentifikasi penyebab atau faktor
yang mempengaruhi kondisi
penyakit/kelainan dalam gigi dan mulut
yang dapat dikurangi, dihilangkan atau
dicegah oleh seorang dental hygienist
PROSES ASUHAN KEPERAWATAN
GIGI (DENTAL HYGIENE PROCESS
OF CARE)
I. PENGKAJIAN
II. DIAGNOSIS
III. PERENCANAAN
IV. IMPLEMENTASI
V. EVALUASI
I. PENGKAJIAN
Fase awal dalam proses perawatan gigi dan
mulut oleh perawat gigi
Pengumpulan data (kesehatan umum dan
kesehatan gigi) secara sistematis
Dasar utama bagi perawatan selanjutnya
Ditulis dalam dental record (kartu status
pasien)
Data yang dikumpulkan :
A. Data Subyektif
B. Data Obyektif
DENTAL HYGIENE DIAGNOSIS
(DIAGNOSIS KEPERAWATAN
GIGI)
Pengertian:
Proses identifikasi perilaku kesehatan klien
(pasien) serta masalah-masalah aktual dan
potensi-potensi masalah kesehatan gigi di
mana perawat gigi dapat melakukan
perawatannya.
FORMULASI DIAGNOSA
MENURUT WILKINS (2005)
Fokus pada kebutuhan pasien
Menguraikan masalah-masalah aktual dan
juga potensi-potensi masalah (faktor risiko)
yang dapat dicegah, diminimalisir, atau
dihilangkan dengan perawatan mandiri
ataupun rujukan (kerjasama dengan dokter
gigi)
Merupakan identifikasi kondisi pasien atau
potensi-potensi timbulnya risiko
masalah/penyakit pada pasien
FORMULASI…
Menguraikan Secara Detail (Khusus)
Faktor-faktor Yang Dapat Menyebabkan
Terjadinya Masalah/Penyakit Tersebut,
Termasuk Di Dalamnya: Faktor
Lingkungan, Fisiologis,psikologis,
Sociokultural, Kepercayaan Yang
Berkaitan Dengan Kondisi Kesehatan
Giginya
Memperlihatkan Masalah Dan
Penyebabnya
Contoh diagnosa (Wilkins,
2005)
MASALAH Penyebab (Faktor2
risiko dan etiology
Bau Mulut (Halitosis) Sehubungan Penumpukan plak dalam
dengan rongga mulut
Abrasi di daerah Sehubungan Cara menyikat gigi yang
servikal dengan tidak tepat
Karies Sehubungan Penumpukan plak yang
dengan tidak dibersihkan,
kurangnya
pemeliharaan kesehatan
gigi
Pendarahan pada Sehubungan Penumpukan plak
gusi dengan diseputar margin
gingiva
PERENCANAAN PERAWATAN
Ditujukan Untuk Memenuhi
Kebutuhan Kesehatan Gigi
Dan Mulut Pasien (Klien)
Berdasarkan Keseluruhan
Data Yang Dikumpulkan
Pada Waktu Proses
Pengkajian
INTERVENSI KEPERAWATAN
GIGI
Prinsip : Evidence Based / Berbasis Bukti
Ditujukan Untuk Memenuhi Kebutuhan
Klien/Pasien Sesuai Dengan Diagnosa
Yang Ditetapkan
Dilaksanakan Dengan Tiga (Salah Satu
Atau Tiga-tiganya) Kategori Intervensi :
 Tindakan Klinis
 Konseling
 Intruksi?Intervensi Perawatan Di Rumah
EVALUASI
Ditujukan Untuk
Memastikan Tercapainya
Tujuan Perawatan
Evaluasi Dilaksanakan
Melalui Tindakan
Monitoring/ Pengkajian
/Pemeriksaan Ulang
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai