Anda di halaman 1dari 40

OD Ablasio Regmatogenosa

dan Katarak Komplikata ec


Uveitis Anterior
Chrisanto / 112018143 C a se
Sulit
PEMBIMBING : DR. ERIN ARSIANTI, SP.M, M.SC, M.P.H

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RUMAH SAKIT MATA DR. YAP YOGYAKARTA
PERIODE 27 Januari 2020 – 29 Februari 2020
Status pasien
Identitas Pasien

 Nama : Tn.S
 Umur : 71 tahun
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Pensiunan
 Alamat : Gg. Punukawanmuja, Hujabuju, DIY
 Tanggal Pemeriksaan : Senin, 17 Februari 2020
Anamnesis

 Keluhan U t a m a
 Mata kanan penglihatan kabur seperti kabut sejak 1 ½ bulan yang lalu
 Keluhan disertai mata seperti tertutup tirai, silau, berbayang, melihat kilatan cahaya mendadak,
mata dan melihat serpihan-serpihan tampak seperti titik-titik hitam

Os mengeluhkan matanya
. Kemudian 3 hari kemudian pasien Pasien kemudian datang ke RS Mata Yap
terkena serangga sebanyak 2x
saat bersepeda. Setelah mengeluhkan keluhan semakin memberat dan dengan keluhan mata kabur dan seperti
kejadian tersebut pasien dirasakan adanya pandangan kabur. Kemudian tertutup tirai disertai dengan mata terasa
mengeluhkan adanya mata pasien sudah sempat berobat ke Happy Land perih, berat dan kabur . Kemudian dari
merah, perih, sering
mengeluarkan air mata, sebanyak 3x tetapi keluhan pandangan kabur hasil USG pada mata kanan didapatkan
belekan dan ada rasa tidak membaik dan semakin memberat adanya retinal detachment
mengganjal,
Riwayat Penyakit

RPD
:
Hipertensi : Ada
 Kencing Manis : Tidak Ada
 Kolesterol : Tidak Ada
 Maag : Tidak Ada
 Asma : Tidak Ada
 Alergi Obat : Tidak Ada
 Riwayat penggunaan kacamata : Tidak Ada
 Riwayat operasi mata : Tidak Ada
 Riwayat trauma mata : Tidak Ada
RPK: dikeluarga tidak ada riwayat hipertensi dan kencing manis dan di keluarga
tidak ada yang menderita penyakit seperti yang dikeluhkan pasien
Pemeriksaan Fisik

Generalis
 Keadaan U m u m : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
 Tanda Vital : TD 180/120 mmHg, HR 86 x/menit, RR 18
x/menit, S 36,3 o C.
 Kepa la : Normocephali, rambut hitam, distrubusi merata
 Mulut : D alam batas normal
 THT : Normotia +/+, deviasi septum (-), sekret (-), faring hiperemis (-)
 Thora : Suara nafas vesikuler, rhonki (-), wheezing (-) BJ I-II reguler,
ks murmur (-), gallop (-)

 Abdomen : Supel, datar, bising usus (+) normoperistaltik


 Ekstremitas : Akral hangat +/+, Edema -/-, CRT < 2 detik
 K GB : Tidak teraba membesar
Oftalmologi
Pemeriksaan Penunjang

5 februari 2020
USG OD : retinal detach
 G D S : 9 5 mg/dL
• MCH = 33,6 pg
• MCHC = 35,6
 Ureum : 16,7 mg/dL • g/dL RDW =
 • Lym phosit = 38,9
13,9%
Kreatinin : 0,70 mg/dL
• Neutrofil %
 Pemeriksaan Darah • Mxd = 1= 3 ,47,9
2

Rutin
T r o: m bo s i t = 1 3 , 2 x 1 0 3 / m m 3 % %

RBC = 5,17 x 10 6
 PPT : 12,6 detik
  APTT : 29,8 detik
HB = 14,4

g/dL HT = 42,8

%
MCV =
82,8 µ m 3
Resum e

 Seorang laki-laki, berusia 71 tahun dengan keluhan • Dari pemeriksaan fisik mata didapatkan
dengan keluhan mata kanan kabur sejak 1 1/2 tahun visus sebelum operasi OD 1/60 dan OS
yang lalu. Mata tersebut kabur perlahan-lahan dan 1/300. Pada OS didapatkan badan kaca
sekarang sulit melihat dan beraktivitas. Keluhan ini tampak kemerahan (+), pada fundus
disertai mata merah, nyeri, rasa silau apabila oculi ablasio retina (+), pada palpasi
ditempat terang, gatal, sering mengeluarkan airmata TN-1, dan pada tes
dan belekan dan melihat serpihan-serpihan tampak konfrontasi lapang pandang menyempit.
seperti titik-titik hitam. Awalnya pasien mengeluhkan Pada pem eriksaan TTV di dapatkan
matanya terkena serangga sebanyak 2x saat tekanan darah tinggi (180/120 mmHg).
bersepeda. Setelah kejadian tersebut pasien Pada pemeriksaan status generalis
mengeluhkan adanya mata merah, perih, sering dalam batas normal. Pada pemeriksaan
mengeluarkan air mata, belekan da nada rasa penunjang darah rutin didapatkan
mengganjal, 3 hari kemudian pasien mengeluhkan peningkatan WBC
adanya penglihatan yang makin buram dan semakin (14,5x 10 3 /mm 3 ) dan Mxd (13,2 %)
memburuk.
Laporan Operasi

• Pasien tidur supinasi diatas meja operasi


• Anestesi : General Anestesi
• Aseptic antiseptic dengan povidone iodine 5%, pasang drape steril dan
pembuka palpebral
• Pasang 3-port kanula 25 G dengan irigasi di infero-temporal
• Inspeksi retina (retina detach, sinekia posterior)
• Vitrektomi posterior (Induksi PVD, injeksi TCA)
• Fluid air exchange.
• Endolaser 360º
• Injeksi silicon oil 5 cc
• Cabut kanula, tekan sklerotomi dengan cotton bud
• Injeksi dexamethasone-dibekasin subkonjungtiva
• Lepas pembuka palpebral dan drape steril
• Bebat mata dengan kassa steril
• Operasi selesai
Diagnosis

DIAGNOSA
KERJA
 OD Ablasio retina rhegmantogen


OD Katarak Komplikata ec Uveitis Anterior

DIAGNOSA
BANDING
 OD Posteior Vitreus

 Detachment
OD Retinoschisis
Tatalaksana dan Prognosis

 ANJURAN PROGNOSIS

PEMERIKSAAN
OD OS
Slit lamp
 Electroretinography  Ad vitam : Ad bonam Ad
 (ERG) USG mata bonam
 Ad fungsionam : Dubia ad ma la m Dubia ad
 bona m Ad sanationam : Dubia ad bonam Dubia
 PENATALAKSANAAN
ad bonam
 OD PPV+Fako+IOL+ED+EL+MP+SO
FOLLOW UP
Se l as a, 18 Fe b u a r i
2020

S : Mata kanan terasa mengganjal


O : Keadaan u m u m baik, C M
TD : 143/69, HR : 76x/m,
RR : 18 x/m, S : 36,3 o C
A :OD uveitis anterior dan ablatio
retina post op
PV+Fako+IOL+ED+EL+MP+SO
P :
Topikal OD :
-LFX 6 x OD
-Xitrol 6 x OD
-SA 1% 2 x OD
Oral :
-Xitrol 2x500 m g
-Mefinal 3x500 m g
-Amlodipine 1x10 mg
Tinjauan
Pustaka
Anatomi

 Retina a/ jaringan saraf tipis semitransparan, berlapis-lapis, melapisi


bagian 2/3 posterior dinding bola mata
 Suplai darah dari 2 sumber: khoriokapilaria mendarahi 1/3 luar
retina (lapisan pleksiformis luar, lapisan inti luar, fotoreseptor, dan
lapisan epitel pigmen retina) a . s e n t r a l i s re ti nae mendarahi 2/3
 dalam
Fovea diperdarahi khoriokapilaria
Ablasio retina merupakan kelainan retina dimana lapisan sel kerucut dan
sel batang terpisah dari lapisan sel epitel pigmen

Mekanisme
 Rhegm a togen
 Traksional
 Eksudatif
Epidemiologi

 40-50% riwayat miop tinggi (> 6 dioptri)


 30-35% riwayat operasi katarak,
 10-20% trauma okuli.
 Trauma: sering pada orang muda, dan miop pada 25-45 t h .
 Olahraga
 L>P
Klasifikasi

1. Ablasio retina rhegmatogen


 terjadi adanya robekan pada retina
sehingga cairan masuk ke belakang
antara sel pigmen epitel dengan Ru l e 1 Ru l e
retina 2
 FR: Usia 40 – 60 tahun; L=P 3 : 2;
Miopia 40%;
traum a; Afakia/psudoafakia ; Senile
detachment (PVD). Retina vitreous
posterior
degenerasi
 Ablasi retina superotemporal sangat
berbahaya =>mengangkat makula.
2. Ablasio retina eksudatif

 Akibat adanya penim bunan cairan subretina


(retina dan koroid) → mengangkat retina
terlepas.
 Etiologi: Toksem ia gravidaru m ,
hipertensi renalis, poliartritis nodos dan
penyakit m(skleritis
inflamasi ata posterior, selulitis orbita),
penyakit vaskular (central serous retinophaty,
and exudative retinophaty of coats),
neoplasma
(m elanoma m aligna pada koroid dan
retinobla stom a), perforasi bola m ata pada
operasi intraokuler.
Perbedaan ablasio retina Eksudatif
dengan rhegmantosa:

 Tidak adanya photopsia, lubang/sobekan, lipatan (pada rhegmathogen) dan


undulasi
 Ablasio retina eksudatif halus dan konveks. Bagian atasnya biasa bulat dan
bisa menunjukkan gangguan pigmentari
 Kadang-kadang, pola pem b uluh darah retina m ungkin terganggu akibat
adanya neovaskularisasi.
 Pergeseran cairan ditandai dengan perubahan posisi daerah terpisah karena
pengaruh gravitasi merupakan ciri khas yang dari ablasio retina eksudatif.
 Pa d a te s tran s illu min a s i, ablasio retina
regm atogenosa na m pak transparan sedangkan ablasio
retina e k s u d a t i f l e bi h o p a k
3. Ablasio retina traksi
 Terjadi akibat tarikan jaringan parut.
 Etiologi: retraksi jaringan parut post trauma
terutama akibat trauma penetrasi, retinopati
diabetik proliferatif, retinitis proliferans post
hemoragik, retinopati prematuritas, retinopati
sel sabit
Patofisiologi
Diagnosis

G ejala Pemeriksaan penunjang


 Floaters (tirai)  Pemeriksaan visus
 Fotopsi (kilatan cahaya)  Tekanan intraokuler (TIO)
 Penurunan tajam penglihatan  Pemeriksaan funduskopi/Slit lamp
 USG matamengkonfirmasikan
diagnosis.
 Electroretinography (ERG)
adalah dibawah normal atau
tidak ada
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Prinsip Terapi

Prinsip Terapi Ablasio Retina


 Menemukan semua bagian yang terlepas,
 Menutup semua robekan, dan
 Membuat parut korioretina di sekeliling
masing-masing robekan

Operatif
Komplikasi

 Perdarahan vitreous, glaukom a (sudut tertutup),


peradangan, infeksi, dan jaringan parut akibat operasi.
Kehilangan persepsi cahaya-kebutaan.
 Jika retina tidak berhasil dilekatkan kem bali →
vitreoretinopati proliferative (PVR)
Prognosis

Makula
 Masih melekat dengan RPE  87% mencapai visus sa m a seperti sebelum ablasio
retina atau lebih dari 6/15
 Terlepas  37% mencapai visus sebelum ablasio retina

Visus tidak kembali


 10-15% kasus yang telah merekatkan retina dengan baik

Terlepas
 Hingga 10% kasus setelah operatif
KATARAK

Yunani : Katarrhakies
Latin : Cataracta = Air terjun
Adalah suatu kekeruhan lensa (lens
opacity)
seperti tertutup air terjun

Katarak Komplikata
- Katarak akibat penyakit mata lain,
penyakit sistemik dan trauma.
ETIOLOGI

KATARAK KOMPLIKATA
Penyakit lokal di mata
• Glaucoma
• Uveitis Traum
• Miopia maligna ai. Trauma tembus dan tak
tembus
Penyakit sistemik ii. Trauma fisik
iii.
• Diabetes melitus mekanik
• Galaktosemia iv. Trauma
• Tetani kimia
MANIFESTASI KLINIS

• Pandangan buram • Distorsi


• Penglihatan silau • Halo
• Miopisasi • Diplopia monokuler
• Variasi diurnal • Perubahan persepsi
penglihatan warna
• Bintik hitam
PATOFISIOLOGI KATARAK KOMPLIKATA

Apoptosis sel Diferensiensi Hilangnya


epitel abnormal serat lensa transparansi lensa

Pengurangan transport air, metabolit larut air, Meningkatnya


nutrient dan antioksidan ke dalam nukleus stress oksidatif
lensa melalui epitel dan korteks
pada lensa
PEMERIKSAAN

• Pemeriksaan
visus sangat disarankan memeriksa
penglihatan baik di tajam
maupun
kamar terang
yang gelap
• Pemeriksaan sinar celah (slitlamp)
• Pemeriksaan lapang pandang
• Funduskopi pada kedua mata (bila
mungkin)
PENATALAKSANAAN

• Bedah:
• Indikasi visus - pekerjaan
• Indikasi medis - uveitis,
glaucoma
• Indikasi kosmetik

• Non Bedah:
• Mengobati penyakit
mendasari
Tindakan Bedah

1.Intra Capsuler Cataract Ekstraksi (ICCE)


2.Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsuler (ECCE)
• tidak boleh dilakukan bila kekuatan zonula
lemah atau tidak cukup kuat untuk membuang
nukleus dan korteks lensa
3.Phacoemulsifikasi
4.Small Incision Cataract Surgery (SICS)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai