Anda di halaman 1dari 27

PR OBGYN

AVINDHA DEVIANA PRABAWATIE


A. TUBOABSES OVARIUM
KELUHAN

Seorang perempuan, 35 tahun, P2A0 akseptor KB IUD selama 9 tahun,


mengeluh keluar cairan berwarna putih kekuningan dan berbau disertai
nyeri perut sebelah kiri bawah sejak 6 bulan terakhir, pasien juga
mengeluh sering demam.
Pada pemeriksaan fisik, kondisi pasien tampak baik, namun suhu tubuh
didapatkan 38ºC. Pada pemeriksaan abdomen terapa supel, nyeri tekan
(+) di regio iliaca sinistra, teraba massa kistik. Pada pemeriksaan
bimanual , portio utuh, erosi (+), discharge warna putih kekuningan.
DEFINISI
• Kumpulan pus yang dibatasi oleh kelekatan tuba fallopi, ovarium dan organ sekitar.

ETIOLOGI
• N. Gonorrhea.

GEJALA KLINIS
Demam 38 ºC, nyeri pelvis, terdapat massa dipelvis, discharge vagina mual
dengan/tanpa muntah, perdarahan abnormal dari vagina , di dahului proses
inflamasi pelvis akut, sering pada usia 20-40 tahun, menopouse.
DIAGNOSIS BANDING

• Tumor ovari
• Mioma uteri
• Hidrosalping
B. ABORSI SPONTAN KOMPLIT
KELUHAN

• Seorang wanita , 24 tahun , G1P0A0, hamil 2 bulan, datang ke IGD


dengan keluhan perdarahan dari kemaluan dialami 2 hari terakhir,
semakin banyak 1 hari terakhir disertai dengan rasa mulas diperut
bawah, dan disertai keluar jaringan yang banyak. Sebelumnya os
pernah mengalami perdarahan 2 minggu yang lalu, riwayat keluar
jaringan (-), riwayat trauma (-)
DEFINISI

• Pengeluaran hasil konsepsi telah keluar (desidua atau fetus), sehingga


rongga rahim kosong

Ciri khas :
Perdarahan sedikit
nyeri perut tanpa/ sedikit,
uterus lebih kecil dari usia gestasi
Serviks terbuka/tertutup
Epulsi seluruh jaringan konsepsi
DD

• Abortus inkomplit
• Abortus insipiens
C. INKOMPETEN SERVIKS
KELUHAN

- Riwayat keguguran 1 atau 2 kali sebelumnya


- Tekanan pada panggul
- Kram,sakit punggung
- Peningkatan keputihan
DEFINISI
• Merupakan  kehilangan kehamilan trimester kedua yang berulang
disebabkan oleh faktor intrinsik atau diperoleh kelemahan pada
intregritas jaringan serviks dimana leher rahim mengalami penipisan
dan dilatasi sebelum waktunya tanpa rasa sakit, dengan prolaps dan
balloning membrane kedslam vagina, diikuti oleh pengeluaran janin
belum matang.

ETIOLOGI
Belum diketahui (idiopatik), namun beberapa kombinasi kelainan
struktural dan faktor biokimia (misalnya, peradangan, infeksi); yang
mana faktor-faktor ini dapat diperoleh atau pun karena genetik.
FAKTOR RESIKO

1. Sebagian besar wanita dengan inkompetensi serviks tidak memiliki faktor


risiko. Namun berikut beberapa faktor risiko yang telah diketahui terkait
dengan terjadinya inkompetensi serviks yaitu:
2. Trauma serviks. Misalnya Beberapa prosedur bedah seperti kuret
3. Pernah mengalami satu atau lebih kelahiran prematur spontan
4. Kerusakan jaringan serviks saat proses melahirkan yang sulit
5. Kondisi bawaan. Kelainan uterus atau dinding rahim dan kelainan genetik.
6. Paparan diethylstilbestrol (DES), bentuk sintetis dari hormon estrogen.
GEJALA

1. Inkompetensi serviks sering tidak memberikan gejala sampai


persalinan prematurterjadi. Namun ada beberapa wanita memiliki gejala
sebelumnya, seperti
2. Tekanan pada vagina atau tekanan pada panggul
3. Perubahan cairan vagina
4. Perdarahan vagina atau bercak,
5. Nyeri perut tidak spesifik atau nyeri punggung bawah
6. Keputihan
DD

• Anomali uterus
• Mioma uteri
D. DIABETES GESTASIONAL
KELUHAN

• Seorang wanita usia 31 tahun G1P0A0 hsmil 25 minggu mengeluh


sering lemas-lemas sejak 2 minggu yang lalu. Saat malam sulit tidur
karena terbangun tiap 2-3 jam untuk BAK, leher sering terasa kering
sehingga sering minum 7-8 gelas air pada malam hari. Pasien juga
mengeluh adanya gatal pada daerah kemaluan dan peningkatan berat
badan 50kg menjadi 57 kg dalam 1 bulan
DEFINISI
• Diabetes mellitus gestasional (GDM) didefinisikan sebagai derajat apapun intoleransi
glukosa dengan onset atau pengakuan pertama selama kehamilan. (WHO-World Health
Organisation 2011).

• ETIOLOGI
• Kelebihan berat badan sebelum hamil (lebih 20% dari berat badan ideal).
• Merupakan anggota kelompok etnis risiko tinggi (Hispanik, Black, penduduk asli
Amerika, atau Asia).
•  Gangguan toleransi glukosa atau glukosa puasa terganggu (kadar gula darah yang
tinggi, tetapi tidak cukup tinggi untuk menjadi diabetes).
•  Riwayat keluarga diabetes (jika orang tua atau saudara kandung memiliki diabetes).
•  Sebelumnya melahirkan bayi lahir mati.
•  Mendapat diabetes kehamilan dengan kehamilan sebelumnya.
•  Memiliki terlalu banyak cairan ketuban (suatu kondisi yang disebut
polihidramnion).
GEJALA KLINIS

•  Gula dalam urin


•  Sentiasa rasa haus
•  Sering buang air kecil
•  Klelahan
•  Mual
•  Sering infeksi kandung kemih, vagina dan kulit
•  Penglihatan kabur
DD

• DM tipe II
• Sindrom metabolik
• Dislipidemia
E. HIPEREMIS GRAVIDARUM
KELUHAN

• Pasien datang ke IGD RSUD Tugurejo dengan keluhan mual dan muntah sejak kemarin 3 hari
yang lalu (26 Februari 2013). Mual muntah awalnya hanya terjadi pada pagi hari saja dan
terjadi setelah makan dan minum, namun sejak 2 hari sebelum masuk RSUD Tugurejo muntah
yang dialami > 10 kali per hari dengan volume kurang lebih 1/2 - 3/4 gelas besar. Isi yang
dimuntahkan berupa makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya, pada muntahan
tidak terdapat darah. Keluhan mual dan muntah semakin bertambah berat bila setelah makan
dan minum, dan berkurang saat istirahat. Selain itu pasien juga mengeluh badan terasa lemas
sehingga tak mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya, bibir terasa kering,
nafsu makan dirasakan menurun karena pasien takut muntah. BAB dan BAK dirasakan
semakin menurun. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati dan berat badan menurun. Pasien
mengaku tidak ada permasalahan dalam kehidupan rumah tangganya maupun dalam
pekerjaan.
• Hiperemis grvidarum : mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu
pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi.
• Menurut ringan beratnya gejala, hiperemis gravidarum dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu :
Tingkat 1
muntah terus menerus yang mempengaruhi KU, menimbulkan rasa lemah, nafsu makan
tak ada , BB turun dan nyeri epigastrium.
• Tingkat II
Pasien tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang naik
dan
mata tampak ikterik. BB pasien turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi, oliguria,
konstipasi, dan nafas berbau aseton.
• Tingkat III
Kesadaran pasien menurun dari somnolen sampai koma, muntah berhenti nadi kecil
dan
cepat, suhu meningkat, dan tekanan darah makin turun
PENYEBAB

• Faktor predisposisi : primigravida, mola hidatosa, dan kehamilan


ganda.
• Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolik akibat hamil serta resitensi yang neurun dari pihak ibu
terhadap perubahan ini merupakan faktor organik
• Alergi
• Faktor psikolog
DIAGNOSIS BANDING

• Appendicis akut
• Ketoasidosis diabetes

Anda mungkin juga menyukai