Anda di halaman 1dari 15

TEKNOLOGI MEMBRAN

Nama : Rinandi Nehemia Siboro


NIM : 160407050
PENGERTIAN MEMBRAN
Membran ialah sebuah penghalang selektif antara dua fasa. Membran
memiliki ketebalan yang berbeda-beda, ada yang tebal dan ada juga yang tipis
serta ada yang homogen dan ada juga ada heterogen. Ditinjau dari bahannya
membran terdiri dari bahan alami dan bahan sintetis. Bahan alami adalah bahan
yang berasal dari alam misalnya pulp dan kapas, sedangkan bahan sintetis dibuat
dari bahan kimia, misalnya polimer.
Membran berfungsi memisahkan material berdasarkan ukuran dan bentuk
molekul, menahan komponen dari umpan yang mempunyai ukuran lebih
besar dari poripori membran dan melewatkan komponen yang mempunyai
ukuran yang lebih kecil. Larutan yang mengandung komponen yang tertahan
disebut konsentrat dan larutan yang mengalir disebut permeat. Filtrasi dengan
menggunakan membran selain berfungsi sebagai sarana pemisahan juga
berfungsi sebagai sarana pemekatan dan pemurnian dari suatu larutan yang
dilewatkan pada membran tersebut.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEKNOLOGI
MEMBRAN
 Pemisahan dapat dilakukan secara continue
 Konsumsi energi umumnya relatif rendah
 Proses membran dapat dengan mudah digabungkan dengan proses pemisahan lainnya (hybrid
processing)
 Pemisahan dapat dilakukan dengan kondisi operasi yang dapat diatur
 Mudah dalam scale up
 Tidak memerlukan bahan tambahan
 Pemakaiannya mudah diadaptasikan karena material penyusun membran yang bervariasi
 Kekurangan teknologi ini antara lain adalah fluks dan selektivitas, karena pada proses pemisahan
menggunakan membran umumnya fenomena yang terjadi adalah fluks berbanding terbalik
dengan selektivitas. Semakin tinggi fluks sering kali berakibat menurunnya selektivitas, dan
sebaliknya. Sedangkan yang diinginkan dalam proses pemisahan berbasis membran adalah
mempertinggi fluks dan selektivitas.
KLASIFIKASI MEMBRAN
MATERIAL MEMBRAN
 Material membran dapat diklasifikasikan menjadi 3 antara lain :
1.       Organik (Polimer)
Contoh material : polycarbonate, polyamide, polysulfone, dll. Jenis polimer yang dapat dijadikan sebagai material
membran yaitu :
 Membran berpori (porous membrane) digunakan untuk aplikasi mikrofiltrasi dan ultrafiltrasi.
 Membran tidak berpori (non-porous membrane) digunakan untuk aplikasi permeasi gas, uap dan pervaporasi. 
2.      Anorganik
Tipe material anorganik membran ada 4 yaitu :
 Membran keramik merupakan kombinasi dari logam (alumunium, titanium, silicium atau zirconium) dan non-logam
(oxide, nitride atau carbide).
 Membran gelas / kacaberupa silikon oksida / silika (SiO 2)
 Membran logam (termasuk karbon)
 Membran zeolit
3.         Biologi
Merupakan material membran yang berasal dari mahkluk hidup misalnya lipida (phospholipid). Struktur membran
dari material ini sangat kompleks. Tiap molekul lipid terdapat bagian yang hidrofilik dan hidrofobik (Mulder, 1996).
 
TEORI PEMISAHAN MEMBRAN
Membran secara umum dapat didefinisikan sebagai lapisan tipis semipermiabel yang
berfungsi sebagai alat pemisah berdasarkan sifat fisiknya. Hasil pemisahan berupa
retentate atau disebut konsentrat (bagian dari campuran yang tidak melewati
membran) dan permeate (bagian dari campuran yang melewati membran). Proses
pemisahan pada membran pada hakekatnya merupakan perpindahan materi secara
selektif yang disebabkan oleh gaya dorong yang berhubungan dengan parameter
penentu antara dua media yang dipisahkan seperti perbedaan potensial listrik (∆E),
gradien tekanan (∆P), gradien konsentrasi(∆C) dan gradien temperatur (∆T) seperti
yang tertera pada gambar 2.3
TEKNIK PEMBUATAN MEMBRAN
1. Sintering
Bahan membran yang berbentuk ditekan dan dipanaskan pada suhu yang tinggi sehingga antarmuka
partikel yang berdekatan akan menghilang dan timbul pori-pori. Metode ini digunakan untuk menghasilkan
membran organik dan anorganik yang berpori dengan ukuran pori antara 0,1-10 µm. Metode yang
umumnya digunakan adalah sintering, pelonggaran, track-etching, leaching, inversi fasa. (Wenten dkk,
2011).
2. Stretching
Pada metode ini film yang terbuat dari polimer semikristal ditarik searah dengan arah ekstrusi sehingga
bagian kristal dari polimer terletak sejajar dengan arah ekstrusi. Porositas membran yang dihasilkan dengan
metode ini lebih banyak dibanding dengan metode sintering. Pori yang terbentuk berukuran antara 0,1-3
µm.
3. Track-etching
Metode ini juga dikenal sebagai metode litografi. Film dari polimer ditembak dengan partikel radiasi
berenergi tinggi pada arah tegak lurus terhadap film. Partikel radiasi akan membentuk lintasan pada matriks
film. Pada saat film dimasukkan kedalam bak asam atau basa, maka polimer akan terbentuk sepanjang
lintasan. Pori yang dihasilkan berukuran seragam (simetri) dengan ukuran pori yang berkisar antara 0,02-10
µm.
4. Template leaching
Teknik ini dilakukan dengan melepas salah satu komponen film sehingga dihasilkan membran berpori. Sebagai contoh, leburan
homogen dari tiga sistem komponen (Na2O-B2O3-SiO2) didinginkan dan sistem akan berpisah menjadi dua fasa. Fasa
pertama adalah fasa yang tidak larut dan mengandung SiO2, sedangkan fasa kedua adalah fasa yang larut. Fasa yang kedua ini
terlepas dengan penambahan asam atau basa. Ukuran pori yang dihasilkan bervariasi dengan ukuran minimum sekitar 5 nm.
5. Coating
Polimer membran yang rapat akan menghasilkan nilai fluks yang rendah. Untuk meningkatkan laju fluks, maka ketebalan
membran harus diperkecil dengan membentuk membran komposit. Membran komposit terdiri dari atas dua material. Material
yang sangat selektif diletakkan di bagian atas membran. Bagian ini menentukan selektivitas membran. Sedangkan pada
lapisan bawahnya dilapisi dengan material berpori besar. Coating dapat dilakukan dengan cara dip coating, polimerisasi
plasma, polimerisasi antarmuka dan polimerisasi in situ.
6. Inversi Fasa
Inversi fasa merupakan metode yang paling sering digunakan untuk membuat membran. Inversi fasa adalah proses
tranformasi polimer dari fasa cair ke fasa padat. Proses pemadatan (solidifikasi) ini diawali dengan perubahan satu fasa cair
menjadi dua fasa cair yang saling campur. Peristiwa ini disebut pemisahan cair-cair (liquid-liquid demixing). Salah satu fasa cair
tersebut adalah fasa yang kaya polimer. Fasa ini akan memadat selama proses inversi fasa sehingga membentuk matriks padat
(membran).
MIKROFILTASI
Istilah microfiltration berasal dari “micro” artinya kecil, bisa ditujukan pada ukuran membran pori skala
mikro, mikroorganisme atau mikropartikel, dan “filtration” artinya pemisahan, sehingga teknologi
mikrofiltrasi dapat memisahkan mikroorganisme seperti bakteri didalam air. Selain itu, membran
mikrofiltrasi dapat menyaring padatan terlarut yang berukuran sekitar 0.05-10 microns. Penggunaan
mikrofiltrasi sangat cocok untuk menurunkan kekeruhan (turbidity) yang disebabkan oleh partikel
terlarut dan mikroorganisme. Material membran yang digunakan dapat berasal dari polimer organik
seperti polipropilen atau polikarbonat, keramik, dan metal alloy
ULTRAFILTRASI
Kemampuan pemisahan pada ultrafiltrasi jauh lebih baik dibandingkan mikrofiltrasi. Istilah “ultra”
secara bahasa berarti yang teramat sangat, dimana semua mikroorganisme dapat terpisah sempurna
termasuk juga makromolekul seperti protein yang biasanya dihasilkan oleh mikroorganisme, adapun
air dan molekul rendah akan melewati membran. Pada beberapa industri, teknik pemisahan dan
pemurnian makromolekul (103-106 Dalton) dalam larutan akan menggunakan ultrafiltrasi. Secara
prinsipnya, ultrafiltrasi sama dengan mikrofiltrasi dimana terdapat 2 proses mekanisme: dead-end dan
cross-flow. Perbedaan utamanya adalah ukuran pori membran yang jauh lebih kecil dibandingkan
mikrofiltrasi.
NANOFILTRASI
Penggunaan istilah “nano” mengacu pada pori membran yang berukuran nano (artinya pangkat -9),
yaitu 1-5 nm. Membran nanofiltrasi memiliki kemampuan menahan ion divalen seperti ion kalsium
(Ca2+) dan ion magnesium (Mg2+), akan tetapi dapat melewatkan ion monovalen seperti ion natrium
(Na+) dan ion kalium (K+) . Untuk senyawa organik dengan berat molekul 200-300 dapat difilter dengan
sempurna seperti sukrosa (gula pasir). Kemampuannya yang sangat spesifik dalam filtrasi menjadikan
nanofiltrasi sebagai pilihan yang tepat terkait dengan efektifitas, kelayakan, dan ekonomis.
Penggunaan nanofiltrasi meliputi demineralisasi, penghilangan senyawa warna, dan desalting. Design
membran biasanya seperti membran reverse osmosis dalam bentuk spiral wound (lihat gambar
dibawah).
REVERSE OSMOSIS
Membran RO mampu memfilter mulai dari bakteri hingga ion monovalen yang terkandung didalam
air. Ukuran porinya yang sangat kecil kurang dari 1 nm dapat secara efektif menghasilkan air murni,
akan tetapi membutuhkan energi yang besar dengan tekanan sekitar 50 bar tergantung dari jumlah
komponen zat terlarut dalam air, dengan demikian teknologi RO sedikit berbeda dengan teknologi
filtrasi membran mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, atau nanofiltrasi, karena gaya dorong bukan hanya
dipengaruhi oleh tekanan tapi konsentrasi zat terlarut melalui proses difusi. Teknologi membrane RO
banyak digunakan untuk pemurnian air minum dari air laut, penghilangan garam dan material terlarut
lainnya dalam air. Design membran RO berbentuk spiral wound dan gambar dibawah sebagai ilustrasi
proses filtrasi yang dilakukan oleh membran RO.
KESIMPULAN

 Membran ialah sebuah penghalang selektif antara dua fasa. Membran memiliki ketebalan yang berbeda-
beda, ada yang tebal dan ada juga yang tipis serta ada yang homogen dan ada juga ada heterogen. Ditinjau dari
bahannya membran terdiri dari bahan alami dan bahan sintetis. Bahan alami adalah bahan yang berasal dari alam
misalnya pulp dan kapas, sedangkan bahan sintetis dibuat dari bahan kimia, misalnya polimer.
 Klasifikasi membrane yaitu :  Jenis proses pemisahan dengan membran yang dapat dibedakan berdasarkan
beberapa kriteria yaitu antara lain, gaya dorongnya, bentuk susunan modul, struktur dan prinsip pemisahan.
 Material Membran terdiri dari Organik (Polimer), Anorganik, Biologi.
 Membran secara umum dapat didefinisikan sebagai lapisan tipis semipermiabel yang berfungsi sebagai alat
pemisah berdasarkan sifat fisiknya. Hasil pemisahan berupa retentate atau disebut konsentrat (bagian dari
campuran yang tidak melewati membran) dan permeate (bagian dari campuran yang melewati membran). Proses
pemisahan pada membran pada hakekatnya merupakan perpindahan materi secara selektif yang disebabkan oleh
gaya dorong yang berhubungan dengan parameter penentu antara dua media yang dipisahkan seperti perbedaan
potensial listrik (∆E), gradien tekanan (∆P), gradien konsentrasi(∆C) dan gradien temperatur (∆T).
 Teknik Pembuatan Membran antara lain adalah Sintering, Stretching, Track-etching, Template leaching, Coating,
Inversi Fasa.
 Kinerja Instalasi Membran adalah sebagai berikut : Driving force gradien tekanan (∆P), Driving force gradien
Konsentrasi (∆C), Driving force gradien Temperatur (∆T), Driving force gradien Potensial Listrik (∆E).
 Beberapa jenis membrane adalah sebagai berikut : Microfiltration (MF, Mikrofiltrasi), Ultrafiltration (UF,
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai