Praluki Herliawan
Conny Noor Afifa
Euis Kurniawati
Preseptor:
Ike Kusminar, dr., SpM
■ Nama : Ny. L
■ Jenis Kelamin : Perempuan
■ Alamat : Kp. Kebon Tuju
■ Agama : Islam
■ Pekerjaan : IRT
■ Tanggal Periksa : 20 Februari 2018
Anamnesa
Viral + -/+ - _
Clamydial - + + _
Bacterial - - + +
Allergic + + - -
Toxic + + + -
Klasifikasi
Konjungtivitis dibagi berdasarkan
manisfestasi klinis:
Konjungtivi Konjungtiviti Konjungtiviti
Konjungtiviti
s kataralis s kataralis
tis kataralis akut kronis
s angularis
Konjungtivi Konjungtiviti
Konjungtiviti
s purulenta
tis oleh karena
s purulenta
purulenta non gonokok
gonokok
Konjungtivi
tis
membrano
sa
■ Konjungtivitis Bakteri
■ a. Etiologi
■ Staphylococcus, Streptococcus, Corynebacterium
diphtheriae, Pseudomonas aeruginosa, Neisseria
gonorrhoea, dan Haemophilus injluenzae.
b. Manifestasi Klinis
■ Konjungtiva bulbi hiperemis, lakrimasi, eksudat
dengan sekret mukopurulen terutama di pagi hari,
pseudoptosis akibat pembengkakan kelopak,
kemosis, hipertrofi papil, folikel, membran,
pseudomembran, granulasi, flikten, mata terasa
seperti ada benda asing, dan limfadenopati
preaurikular. Kadang disertai keratitis dan blefaritis.
Biasanya dari satu mata menjalar ke mata yang
lain dan dapat menjadi kronik
■ Pemeriksaan penunjang
■ Dilakukan pemeriksaan sediaan langsung dengan
pewamaan Gram atau Giemsa untuk mengetahui
kuman penyebab dan uji sensitivitas.
■ Untuk diagnosis pasti konjungtivitis gonore
dilakukan pemeriksaan sekret dengan pewarnaan
Metilen Biru yang akan menunjukkan Diplokok di
dalam sel leukosit. Dengan pewarnaan Gram
terlihat Diplokok Gram negatif intra dan
ekstraseluler. Pemeriksaan sensitivitas dilakukan
pada agar darah dan coklat.
d. Komplikasi
■ Stafilokok dapat menyebabkan
blefarokonjungtivitis, Gonokok menyebabkan
perforasi kornea dan endoftalmitis, dan
Meningokok dapat menyebabkan septikemia atau
meningitis.
e. Penatalaksanaan
■ Sebelum terdapat hasil pemeriksaan mikrobiologi,
dapat diberikan antibiotik tunggal, seperti
gentamisin, kloramfenikol, polimiksin, dan
sebagainya, selama 3-5 hari. Kemudian bila tidak
memberikan hasil, dihentikan dan menunggu hasil
pemeriksaan.
■ Bila tidak ditemukan kuman dalam sediaan
langsung, diberikan tetes mata antibiotik spektrum
luas tiap jam disertai salep mata untuk tidur atau
salep mata 4-5 kali sehari.
DAFTAR PUSTAKA
– Asbury T. General Optalmology. Edisi 16.
McGraw-Hill. Chicago. 2004.
– Ilyas, Sidarta. 2003. Penuntun Ilmu Penyakit
Mata. Edisi . Jakarta : Balai Penerbit FKUI .94-
101., 116-178.
– James, Bruce et al. 2006.Lecture notes
Oftalmologi. Edisi kesembilan. Jakarta: Erlangga.
– Wijana, Nana. 1990. Ilmu Penyakit Mata.
Cetakan kelima.