Anda di halaman 1dari 60

Standar & kehidupan kita

Standar dapat membuat masyarakat lebih mudah,


lebih teratur, memperoleh kepastian, keamanan dan
kenyamanan.
Contoh
Standar ukuran produk --sepatu, ukuran baju,
bohlam 20 wat, dsb
Standar spesifikasi -- aroma, bunyi KA,
Standar jasa -- hotel bintang 3-4-5,dsb.

2
Perlunya standar
mutu
- Kepastian mutu spesifik
- Kepuasan pelanggan
- Meningkatkan daya saing pasar
- Membentuk budaya mutu
- Meningkatkan SDM
- Efisiensi dalam proses
- Melindungi konsumen

3
Industri Pangan Indonesia
Dengan semakin meningkatnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat serta perkembangan teknologi
  inovasi produk olahan yang terus–menerus dalam
hal
jenis, 
bentuk, 
kemasan maupun
teknik–teknik pemasaran secara terpadu.
Industri Pangan Indonesia
Pangan mrpk kebutuhan dasar manusia yang
pemenuhannya menjadi hak asasi manusia,
dalam mewujudkan SDM berkualitas.
Pangan yang aman, bermutu, bergizi, beragam
dan tersedia secara cukup mrpk prasyarat utama
yang harus dipenuhi oleh pengusaha bagi
kepentingan kesehatan manusia.
Pangan sebagai komoditas dagang memerlukan
sistem perdagangan yang jujur &
bertanggungjawab, shg tersedia pangan yang
terjangkau daya beli masyarakat dan berperan
dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi
nasional.
5
Industri Pangan Indonesia
Industri juga dituntut untuk dapat menyediakan
produk–produk pangan olahan yang menarik dengan
mutu yang baik, bergizi, aman serta memiliki harga
jual yang terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Industri Pangan Indonesia
Pada garis besarnya, aspek–aspek yang harus
diperhatikan dalam industri pangan adalah aspek
teknologi, penyebaran lokasi, penyerapan tenaga
kerja, produksi, pemasaran dan ekspor serta
peningkatan mutu. 
Industri Pangan Indonesia
Perubahan kebiasaan makan,
meningkatnya jumlah konsumen
pangan khusus seperti penderita
penyakit tertentu, manusia lanjut
usia, dll, serta kesadaran konsumen
terhadap makanan sehat akan
menjadi pendorong berkembangnya
industri pangan.
Peran serta teknologi harus selalu didampingi kajian
ekonomis yang terkait dengan faktor mutu. Walaupun
faktor mutu akan menambah biaya produksi,
peningkatan biaya mutu diimbangi dengan
peningkatan penerimaan oleh konsumen.
Di samping dapat menimbulkan citra yang baik dari
konsumen, pengendalian mutu yang efektif akan
mengurangi tingkat resiko rusak atau susut.
JAMINAN MUTU
SNI, ISO, HACCP, SERTIFIKASI HALAL

DIMULAI DENGAN
CARA/PRAKTEK/KEBIASAAN YANG BAIK
DALAM BERPRODUKSI (GAP),MENGOLAH
(GMP),MENDISTRIBUSIKAN (GDP) DAN
MENGKONSUMSI (GCP)
KEAMANAN DAN MUTU PANGAN
(FOOD SAFETY & FOOD QUALITY)
LANDASAN
HUKUM
TANGGUNG PENGAWA
o UU NO. 23/1992 :
JAWAB SAN
KESEHATAN
FOOD
o UU NO 7/1996 : PEMERINTAH CONTROL
PANGAN
FOOD
o UU NO 8/1999 : INDUSTRI QUALITY
UUPK CONTROL

KONSUMEN
WIDYA KARYA PANGAN DAN GIZI (1993)
4 KRITERIA KEAMANAN PANGAN
AMAN DARI MO
AMAN DARI KONTAMINASI BHN KIMIA BERBAHAYA
AMAN DARI KOMPOSISI GIZI
AMAN DARI KAIDAH AGAMA
APA YANG DIMAKSUD DENGAN MUTU (?)
Apakah produk yang bermutu pasti
mahal?
Apakah produk yang bermutu pasti
paling bagus : paling besar, paling enak,
paling manis, paling indah, paling….,
paling…, paling…..?
Apakah diantara Anda mendifinisikan mutu
sama ?
Apakah diantara daerah mendifinisikan mutu
sama?
Apakah diantara negara mendifinisikan mutu
sama ?
13
Mengapa14

Mutu mempunyai perspektif


spesifik tergantung dari
budaya, kebiasaan hidup dari
suatu negara/bangsa, akan
tetapi bisa digeneralisasi pada
tingkat negara bahkan dunia ?
Konsep mutu
Kramer dan Twigg (1983) menyatakan bahwa mutu
merupakan gabungan atribut produk yang dinilai secara
organoleptik (warna, tekstur, rasa dan bau). Hal ini
digunakan konsumen untuk memilih produk secara total.
Gatchallan (1989) dalam Hubeis (1994) berpendapat bahwa
mutu dianggap sebagai derajat penerimaan konsumen
terhadap produk yang dikonsumsi berulang (seragam atau
konsisten dalam standar dan spesifikasi), terutama sifat
organoleptiknya.
Juran (1974) dalam Hubeis (1994) menilai mutu sebagai
kepuasan (kebutuhan dan harga) yang didapatkan
konsumen dari integritas produk yang dihasilkan
produsen.
Menurut Fardiaz (1997), mutu  berdasarkan ISO/DIS 8402–
1992 didefinsilkan sebagai karakteristik menyeluruh dari
suatu wujud apakah itu produk, kegiatan, proses,
organisasi atau manusia, yang menunjukkan
kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan yang telah
ditentukan.
 ISO 8402/ SNI 19-8402-1991
Mutu adalah karakteristik menyeluruh dari
suatu barang atau jasa yang menunjukan
kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan yang ditentukan atau yang
tersirat dinyatakan.
 Deming
Mutu tidak berarti segala sesuatu yang
terbaik, tetapi pemberian kepada
pelanggan apa yang mereka inginkan
dengan tingkat kesamaan yang dapat
diprediksi serta ketergantungannya
terhadap harga yang dibayar.
17
 Crosby
Mutu adalah pemenuhan persyaratan dengan
meminimkan kerusakan yang mungkin
timbul “standard of zerro efect” atau
memperlakukan prinsip benar sejak awal.
 Japan Industrial Standard (JIS)
Mutu produk sebagai keseluruhan sifat atau
kinerja yang benar yang menjadi sasaran
optimasi untuk menentukan apakah sebuah
produk atau jasa memenuhi maksud
penggunaan atau tidak.

18
 FEIGENBAUM
Keseluruhan karakteristik produk dan jasa
meliputi pemasaran, perencanaan, desain,
rekayasa dan pemeliharaan) yang
pemanfaatannya sesuai dengan kebutuhan
dan harapan konsumen.

Mutu dipresepsikan berbeda


tergantung dari sudut pandang
bergantung pada waktu, tempat
dan tujuannya
19
Kramer dan Twigg (1983) mengklasifikasikan
karakteristik mutu bahan pangan

(1) karakteristik fisik/tampak, meliputi penampilan


yaitu warna, ukuran, bentuk dan cacat fisik;
kinestika yaitu tekstur, kekentalan dan
konsistensi; flavor yaitu sensasi dari kombinasi
bau dan cicip
(2) karakteristik tersembunyi, yaitu nilai gizi dan
keamanan mikrobiologis. 
Kadarisman (1996) berpendapat bahwa
mutu harus dirancang dan dibentuk ke dalam produk.
Kesadaran mutu harus dimulai pada tahap sangat awal,
yaitu gagasan konsep produk, setelah persyaratan–
persyaratan konsumen diidentifikasi.
Kesadaran upaya membangun mutu ini harus dilanjutkan
melalui berbagai tahap pengembangan dan produksi,
bahkan setelah pengiriman produk kepada konsumen
untuk memperoleh umpan balik.
Sulitkah menerapkan
standar ??

Tidak……!!!!

Tergantung dari manajemen puncak,


yang diikuti oleh seluruh elemen organisasi
/ perusahaan

Tujuan
“Peningkatan kinerja”
22
Pemahaman
standar
ISO (International Organisation for
Standardisation) mrpk Badan Penerbit Standar
Internasional, berdiri tahun 1947, berpusat di
Geneva-Swiss, beranggotakan 173 negara (terdiri dari
Badan Standarisasi 133 negara, Lembaga standariasi
non pemerintah 27 negara, organisasi profesi terkait
standarisasi 13 negara). ISO adalah standar sistem
(bukan standar produk).

23
Pemahaman
standar
SNI (Standar Nasional Indonesia) adalah dokumen
yang berisikan ketentuan teknis, pedoman &
karakterisik kegiatan dan produk. SNI disusun dan
disepakati oleh stakeholder. Ditetapkan oleh BSN
sebagai acuan yang berlaku secara nasional. BSN
mrpk lembaga pemerintah non
departemen,dibentuk dg Keppres 13-1997
disempurnakan Keppres 103-2001. SNI merupakan
standar produk, namun juga ada standar sistemnya.

24
Contoh standar SNI
SNI produk :
- TPH : bakpia, yangko, geplak, sale pisang,
keripik sukun, rempeyek kacang dsb.
- Nak : bakso, abon, susu pasturisasi, dsb.
SNI sistem :
- SNI HACCP : 01-4852:1999
- SNI Pangan Organik : 01-6729:2002
- SNI Manajemen Laboratorium Penguji/Kalibrasi :
01-17025:2005
- SNI Sistem Manajemen Mutu : 19-9000:2000
- SNI Lembaga Inspeksi : 19-17020:1999

25
Standar Mutu
contoh: Bakpia kacang hijau
(SNI 01-4291-1996)
Keadaan (warna, bau, rasa)
Air (maks 30 %)
Jumlah gula/sakarosa (min 25 %)
Lemak (maks 10 %)
Protein (min 8 %)
BTM (pemanis buatan tidak boleh ada)
BTM (pengawet sesuai Permenkes RI)

26
Lanjutan standar mutu bakpia…….
Cemaran logam (Timbal=Pb, Tembaga=Cu, Seng=Zn,
Raksa=Hg)
Arsen (maks 0,5 mg/kg)
Cemaran mikroba (angka lempeng total, kapang
maks … koloni/g, E.coli negatif)

Dsb (cara uji, cara pengemasan, syarat penandaan).

27
Pola pembinaan standar

Dalam pembinaan dibagi dalam 3 kelompok :


1. Kelompok Pra-Sadar Mutu (kelp belum ada
perencanaan mutu (pasarnya masih lokal)
2. Kelompok Sadar Mutu (kelp punya
perencanaan mutu, ada SOP sbg penerap
standar, kearah sertifikasi)
3. Kelompok Sadar Mutu berorientasi pasar
global (ada perencanaan mutu, teknologi
modern, kearah sertifikasi).

28
Hubungan
standar mutu dengan SERTIFIKASI

Sertifikasi merupakan suatu proses pengakuan oleh


pihak lain (pihak ketiga) terhadap produk dalam
memenuhi dan menerapkan standar mutu.

29
Sifat sertifikasi
Ada 2 sifat sertifikasi :
1. MANDATORY :
dilakukan karena ada kewajiban dari
pemerintah.
Contoh : Sertifikat produk (Prima, P-IRT,
MD, HACCP, Halal, Organik, Pangan
Segar)
2. VOLUNTARY :
dilakukan tanpa ada kewajiban dari
pemerintah.
Contoh : Sertifikat sistem ISO-9001 (SMM),
ISO-18001 (keselamatan kerja), dsb.
30
Kewenangan sertifikasi
Produk segar
- Sertifikat/label Prima 2-3  BKPP DIY
- Sertifikat Prima 1  Deptan RI (OKKP-P).
- Sertifikat Organik  LS Pro
- Sertifikat pangan segar  BKPP DIY

Produk olahan :
- Sertifikat P-IRT Dinas Kesehatan kab/kota
- Sertifikat HACCP  BPOM
- Sertifikat Halal  LPPOM MUI.
- Sertifikat MD  BPOM

31
Faktor-Faktor Mutu
Faktor-faktor mutu yang dapat diukur
dengan menggunakan indra manusia
secara langsung.
Faktor mutu yang hanya dapat diukur
dengan menggunakan alat-peralatan
misalnya sifat-sifat kimia, fisiko-kimia,
sebagian sifat fisika dan mikro-analisa
(analisa jasad renik dalam bahan).
Faktor Fisis
Ukuran dan bentuk
Warna dan kilap
Viskositas dan Konsistensi
Tekstur atau Kinesthetics
Standardisasi Mutu
Mencapai kepastian mutu
Mencapai keseragaman/konsistensi
mutu
Memperlancar transaksi dalam
perdagangan
Memberi pedoman mutu kepada
semua pihak yang terlibat dengan
komoditi
Bahan pembinaan mutu
Melindungi konsumen.
Penyimpangan Mutu Bahan Hasil
Pertanian
Perlakuan budidaya
Umur panen
Karakakteristik fisik
Karakteristik fisiologis
Kontaminasi biologis/mikrobiologis
Perlakuan fisik dan mekanis
Perlakuan kimia
Pengelompokan terigu
Terigu protein rendah atau soft flour, di pasaran
dikenal tepung terigu cap kunci biru. Terigu ini
mengandung protein sebesar 7-8,5%
Terigu protein sedang atau medium flour, di
pasaran dikenal tepung terigu cap segitiga biru.
Terigu jenis ini mengandung protein 9,5 – 11%
Terigu protein tinggi atau hard flour, di pasaran
dikenal tepung terigu cap cakra kembar. Terigu
jenis ini mengandung protein 12-13%
Syarat mutu kedele

No. Kriteria Mutu I Mutu II Mutu III

1. Kadar air maks (% bb) 13 14 16


2. Kotoran maks (% bobot) 1 2 5

3. Butir rusak (% bobot) 2 3 5

4. Butir keriput (% bobot) 0 5 8


5. Butir belah (% bobot) 1 3 5

6. Butir warna lain (% bobot) 0 5 10

Sumber: SK Mentan No. 501/Kpts/FP.830/8/1984


Kadar air adalah jumlah kandungan air di dalam biji
kedelai yang dinyatakan dalam persentase basis basah
(bb).
Kotoran adalah benda-benda bukan kedelai seperti
batu, tanah, pasir, batang, tangkai, kulit polong, dan
biji lain.
Butir rusak adalah biji kedelai atau sebagian biji
kedelai yang rusak karena faktor-faktor biologik, fisik,
mekanik dan proses kimia seperti berkecambah,
kutuan, berjamur, busuk, warna, bau, rasa, dan bentuk,
Butir keriput adalah biji kedelai yang berubah
bentuk menjadi keriput, berasal dari biji muda
atau karena pertumbuhannya tidak sernpurna.
Butir belah adalah biji kedelai tidak rusak, tetapi
kulit biji terkupas dan keping-kepingnya terlepas.
Butir warna lain adalah biji kedelai yang
mempunyai kulit biji berwarna lain dari normal,
misalnya kedelai hitam terdapat kedelai kuning,
hijau, dan coklat
Biji kedelai untuk tahu dan tempe

Bebas dari sisa tanaman (kulit polong, potongan


batang atau ranting), batu kerikil, tanah atau biji-bijian
lain
Biji kedelai tidak luka atau bebas serangan hama dan
penyakit
Biji kedelai tidak memar atau rusak.
Kulit tidak keriput
Peran dan Kewenangan di Bidang Keamanan
Pangan

UU No 23/2014 tentang
UU No.18 Tahun 2012 tentang Pangan
Pemerintah Daerah
Pasal 12 Ayat 1
Kesehatan merupakan salah satu dari 6 urusan
Pasal 68 Pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terwujudnya Pemerintah Pusat Daerah Kabupaten/Kota
penyelenggaraan Keamanan pangan di setiap rantai pangan Pengawasan pre-market obat, obat Penerbitan izin produksi
secara terpadu tradisional, kosmetika, alat makanan dan minuman pada
kesehatan, PKRT, dan makanan industri rumah tangga
(5) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah wajib membina dan minuman
mengawasi pelaksanaan penerapan norma, standar, prosedur, dan Pengawasan post-market obat, Pengawasan post-market
kriteria Keamanan Pangan obat tradisional, kosmetika, alat produk makanan minuman
kesehatan, PKRT, dan makanan industri rumah tangga
minuman
Keamana
PP No.28 Tahun 2004 tentang n Pangan Inpres No.3 Tahun 2017 tentang Peningkatan
Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan Efektivitas Pengawasan Obat dan Makanan

Pasal 43 ayat 3 Instruksi kepada Bupati/Walikota terkait Pengawasan


Kewenangan PemKab/Kota menerbitkan sertifikat Pangan
produksi IRTP 1.Meningkatkan koordinasi pengawasan
2.Melakukan sanksi administratif berupa pencabutan sertifikat
Pasal 43 ayat 4 produk pangan industri rumah tangga
Kewenangan BPOM menetapkan pedoman 3.Melakukan pengkajian ulang sertifikasi produksi industri
pemberian sertifikat produksi pangan industri rumah rumah tangga
tangga 4.Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Menteri Koordinator
41 Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dengan tembusan
Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan, dan Kepala Badan
Pengawas Obat dan Makanan
Pengawasan Peredaran Pangan

UU No 18 Tahun 2012 Ka. Badan POM (ML)


PP No. 28 Tahun 2004
Perbatasan
Negara

CORNBEEF

PRODUKSI PRODUKSI PANGAN SEGAR PENGOLAH- PANGAN


PRA-PANEN PASCA AN OLAHAN
DIKONSUMSI BAHAN BAKU
-PANEN
LANGSUNG PENGOLAHAN
Ka. Badan POM (MD)
Bupati/Walikota (P-IRT)

Pangan olahan untuk diperdagangkan dalam kemasan


eceran sebelum diedarkan wajib memiliki surat
persetujuan pendaftaran (berdasarkan hasil penilaian SERTIFIKAT
keamanan, mutu dan gizi pangan olahan) PRODUK PANGAN
INDUSTRI RUMAH
Dikecualikan pangan olahan yang diproduksi oleh TANGGA
industri rumah tangga (pangan olahan IRT wajib (SPP-IRT)
memiliki sertifikat produksi pangan IRT)
Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
(SPP-IRT)

Pedoman ini dimaksudkan

sebagai dasar bagi


Bupati/Walikota
c.q. Dinas Kesehatan (Unit
Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten/Kota)
dalam pemberian Sertifikat
Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga (SPP-IRT).
Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga
(SPP-IRT)

 Peraturan BPOM No.22 Tahun 2018 tentang Pedoman


PEMOHON
PEMOHON
Pemberian SPP-IRT.
1
 SPP-IRT adalah jaminan tertulis yang diberikan oleh
Bupati/Walikota terhadap pangan produksi IRTP di wilayah PTSP
PTSP
kerjanya yang telah memenuhi persyaratan pemberian SPP-
2
IRT dalam rangka peredaran Pangan Produksi IRTP.
3 4
DINKES PEMERIKSAAN
PENYULUHAN
PENYULUHAN
DINKES PEMERIKSAAN
Tahapan: KEAMANAN PANGAN KAB/KOTA SARANA
KEAMANAN PANGAN KAB/KOTA SARANA
5 4.1
1.Penerimaan Pengajuan Permohonan 3.1 SERTIFIKAT
SERTIFIKAT
PENYULUHAN
PENYULUHAN
2.Evaluasi dokumen permohonan KEAMANAN PANGAN
KEAMANAN PANGAN
PTSP
PTSP
REKOMENDASI
REKOMENDASI

3.Penyelenggaraan Penyuluhan
Keamanan Pangan
SERTIFIKAT
4.Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan SERTIFIKAT
P-IRT (SPP-IRT)
P-IRT (SPP-IRT)
IRT
5.Pemberian Nomor P-IRT DINKES 6
DINKES BADAN POM/
BADAN POM/
6.Penyerahan SPP-IRT PROV.
PROV. BBPOM
BBPOM
PEMOHON
PEMOHON
Langsung Tembusan

44
1. PENERIMAAN PENGAJUAN PERMOHONAN

(1) Permohonan SPP-IRT Diterima Oleh Bupati / Walikota


c.q. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Unit Pelayanan
Terpadu Satu Pintu)
1.1. Formulir yang memuat informasi sebagai berikut :
(a) Nama jenis pangan (g) Nama, alamat, kode pos
(b) Nama dagang dan nomor telepon IRTP
(c) Jenis kemasan (h) Nama pemilik
(d) Berat bersih/isi bersih (i) Nama penanggung jawab
(mg/g/kg atau ml/l/kl) (j) Informasi tentang masa
(e) Komposisi simpan (kedaluwarsa)
(f) Tahapan produksi (k) Informasi tentang kode
produksi
1.2. Dokumen lain antara lain :
(a) Surat keterangan atau
izin usaha dari Instansi
yang berwenang
(b) Rancangan label
pangan
(2) Permohonan SPP-IRT Dievaluasi Kelengkapan dan
Kesesuaiannya :

a. Bupati/Walikota c.q. Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu mengirimkan berkas


permohonan SPP-IRT ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk
dievaluasi kesesuaian isi formulir permohonan tersebut di atas dengan
persyaratan yang ditetapkan dan terkait keamanan pangan.
b. Jika ada kekurangan atau hal yang kurang tepat dalam isian dokumen dan
kelengkapan permohonan SPP-IRT, Bupati/Walikota c.q. Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melakukan pembinaan kepada IRTP yang mengajukan
permohonan, termasuk perbaikan rancangan label pangan agar sesuai
dengan persyaratan tentang label pangan.
c. Persyaratan label sebagaimana dimaksud dalam angka 2 huruf b) sesuai
dengan peraturan Perundangan-undangan.
2. PENYELENGGARAAN PENYULUHAN KEAMANAN
PANGAN

(1) Penyelenggara : (5) Materi Penyuluhan :


Dikoordinir oleh Bupati/Walikota c.q. Dinas 5.1. Materi utama :
Kesehatan Kabupeten / Kota  Peraturan perundang-undangan di bidang
pangan
(2) Kriteria Tenaga PKP :  Keamanan dan Mutu Pangan
- PNS  Teknologi Proses Pengolahan Pangan
- Memiliki Sertifikat Kompetensi PKP  Prosedur Operasi Sanitasi yang Standar
- Ditugaskan Bupati / Walikota c.q. Dinas
Kesehatan Kab / Kota (Standard Santitation Operating Procedure
/SSOP)
(3) Narasumber :  Cara Produksi Pangan Yang Baik untuk Industri
Tenaga PKP dari Dinas Kesehatan Rumah Tangga (CPPB-IRT).
Kabupaten / Kota dan Balai  Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP)
Besar/Balai POM Setempat  Persyaratan Label dan Iklan Pangan

4) Peserta PKP: 5.2. Materi pendukung :


Pemilik dan / atau Penanggung Jawab IRTP  Pencantuman Label Halal
 Etika Bisnis dan Pengembangan
HS, Jejaring
CPPB
Bisnis IRTP
SPP
P-
- IR
T
IRT
(6) Metoda Penyuluhan Keamanan Pangan :
Ceramah, diskusi, demonstrasi / peragaan
simulasi, pemutaran video, cara lain yang
123/4567/89
mendukung pemahaman

(7) Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan:


Tahun
■ Pemilik/ Penanggung jawab lulus PKP Penerbitan
dengan nilai post test minimal 60 sertifikat
■ Penomoran Sertifikat sesuai aturan

Kode provinsi dan


Kab./kota

Nomor urut tenaga/peserta


yang memperoleh Sertifikat
3. PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI
PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

(1) Setelah pemilik / penanggung jawab memiliki Sertifikat


PKP
(2) Tenaga Pemeriksa :
- PNS
- memiliki Sertifikat Kompetensi Pengawas Pangan
Kabupaten/ Kota (DFI)
- dilengkapi surat tugas dari Bupati/ Walikota cq. Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota

(3) Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan POM RI tentang


Tata Cara Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan
Industri Rumah Tangga

(4) Hasil pemeriksaan menunjukkan Level I – II akan diberi


SPP-IRT
4. PEMBERIAN NOMOR P-IRT

Minimal 15
P-IRT No. 1234567890123 – 45
(lima ke-1
Digit belas) digit = Jenis kemasan

Digit ke-2,3 = Jenis produk

Digit ke-4,5,6,7 = Kode Povinsi dan kode Kab/Kota

Digit ke-8,9 = Nomor urut produk pangan yang


telah mendapat SPP-IRT di IRTP tsb

Digit ke-10,11,12,13 = Nomor urut IRTP di Kab/Kota

Digit ke-14,15 = Tahun berakhir masa berlaku SPP-IRT


(1) Nomor P-IRT diberikan
untuk 1 (satu) jenis
pangan IRTP
(2) Setiap perubahan, baik
penambahan maupun
pengurangan provinsi,
kabupaten/kota,

pemberian nomor disesuaikan dengan


kode baru untuk Provinsi, Kabupaten,
dan Kota yang diterbitkan oleh instansi
yang berwenang dalam penerbitan kode
propinsi, kabupaten dan kota.
PEMBERIAN SERTIFIKAT
OLEH PEMDA KABUPATEN/KOTA

Sertifikat Penyuluhan Sertifikat Produksi Pangan


Keamanan Pangan (PKP) IRT (SPP-IRT)

Mengikuti acara Diperiksa Sarana Produksinya


Penyuluhan Keamanan Pangan

Hasil Post test Berita Acara


Minimal 60 Pemeriksaan
Minimal Level I - II
PERPANJANGAN SPP – IRT & PERUBAHAN PEMILIK

1. PENGAJUAN PERPANJANGAN
Pengajuan perpanjangan SPP-IRT dapat dilakukan paling lambat 3 (tiga)
bulan sebelum masa berlaku SPP-IRT berakhir.

2. PERUBAHAN PEMILIK / PENANGGUNGJAWAB


Perubahan pemilik / penanggung jawab IRTP harus dilaporkan pada
Bupati/Walikota cq. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (Pelayanan
Terpadu Satu Pintu)
PENCABUTAN SPP – IRT
1. PENCABUT
Dicabut oleh Bupati / Walikota c.q. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten /
Kota
2. ALASAN PENCABUTAN
 Pemilik dan atau penanggung jawab perusahaan melakukan
pelanggaran terhadap peraturan yang berlaku
 Pangan terbukti sebagai penyebab Kejadian Luar Biasa (KLB)
keracunan pangan
 Pangan mengandung Bahan Berbahaya/ atau bahan kimia obat
(BKO)
 Pangan produksi IRTP mencantumkan klaim selain peruntukkannya
sebagai Pangan Produksi IRTP
 Lokasi sarana produksi pangan produksi IRTP tidak sesuai dengan
lokasi yang tercantum dalam dokumen pendaftaran dan/atau
 Sarana dan atau produk pangan olahan yang dihasilkan terbukti tidak
sesuai dengan kriteria IRT
 Pencabutan sebagaimana dimaksud di atas juga dapat dilakukan
berdasarkan rekomendasi Badan POM
KODE JENIS PANGAN
PRODUK IRT
Catatan:

KEMASAN PRIMER PRODUK IRT *) Aluminium kombinasi


plastik :
JENIS
KODE KETERANGAN
KEMASAN yaitu kemasan aluminium di satu sisi dan sisi
Tidak digunakan untuk lainnya berupa plastik transparan yang
1 Gelas pangan yang disterilisasi
tembus pandang sehingga bentuk dan warna
komersial
produk pangan di dalamnya dapat dilihat,
Tidak digunakan untuk
pangan yang disterilisasi
umumnya berbentuk standing pouch
2 Plastik
komersial atau **) Kemasan Komposit adalah adalah
pasteurisasi kemasan yang terbuat dari dua atau lebih
Karton /  
3 bahan kemasan yang berbeda, misal plastik
Kertas
dengan alumonium foil, kertas dengan
Tidak digunakan untuk
4 Kaleng pangan yang disterilisasi aluminium foil
komersial ****) Kemasan Ganda adalah adalah
Termasuk aluminium foil
Aluminium kemasan yang terdiri dari dua atau lebih jenis
5 kombinasi plastik **)
Foil kemasan yang berbeda pada satu produk

6 Lain-lain Misalnya daun pangan, contoh: kemasan primer dan


7 Komposit ***) sekunder pada satu produk, misalnya
8 Ganda ****) Aluminium Foil sebagai kemasan primer dan
Karton sebagai kemasan sekunder
APLIKASI PELAPORAN SPP-IRT
• BPOM telah mengembangkan
aplikasi monitoring dan
pelaporan SPP-IRT.
Aplikasi SPP-IRT: sppirt.pom.go.id
• Sistem informasi ini
memungkinkan Dinas
Kesehatan Kab/Kota untuk
menginput dan mengedit data
pelaksanaan SPP-IRT yang
berisi data IRTP dan produknya
yang ada di wilayah kerjanya.

• Profil SPP-IRT dapat diperoleh


melalui pemanfaatan aplikasi
pelaporan SPP-IRT sehingga
dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan kebijakan
terkait pembinaan dan
pengawasan IRTP.

• Saat ini sedang diupayakan


untuk mengintegrasikan
57
aplikasi SPP-IRT dengan OSS.
Pelayanan Perizinan SPP-IRT

Regulasi terkait Penerbitan SPP-IRT

Ditetapkan untuk melaksanakan amanah regulasi


mengenai pembinaan pangan olahan di IRTP
yaitu Penerbitan Sertifikat Produksi Pangan
Rumah Tangga

Presiden telah menetapkan Peraturan Pemerintah


SPP- (PP) Nomor 24 Tahun 2018 sebagai dasar
regulasi pelaksanaan pelayanan perizinan
IRT berusaha melalui OSS

Reformasi Peraturan Perizinan Berusaha pada


sektor kesehatan yang diselenggarakan melalui
OSS antara lain Sertifikat Produksi Pangan
Rumah Tangga (izin komersial atau
operasional)

Perizinan Berusaha sektor kesehatan yang


diterbitkan oleh Bupati/Wali kota antara lain:
Sertifikat Produksi Pangan Rumah Tangga 58
RENCANA
ALUR
PENERBITAN
SPP-IRT
TERINTEGRA
SI DENGAN
OSS

59
TERIMAKASIH
SELAMAT
MENGUJI MUTU

Anda mungkin juga menyukai