Anda di halaman 1dari 12

PRINSIP PENGEMBANGAN KARIER

BIDAN
By: Nura Suciati Fauzia, S. ST
DEFINISI KARIER MENURUT PARA AHLI
 Bernardin
“Individually perceived sequence of attitudes and behaviors associated with work-related
activities and experiences over the span of a person’s life”
Karir adalah sebagai suatu rangkaian atas sikap dan prilaku yang berkaitan dengan aktifitas
pekerjaan dan pengalaman sepanjang kehidupan seseorang.
 Malthis
Karir adalah rangkaian posisi yang berkaitan dengan kerja yang ditempati seseorang
sepanjang hidupnya.
 Gibson dkk. (1995: 305)
Karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas
kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus
berkelanjutan.
 Greenhaus (1987: 5) yang dikutip oleh Irianto (2001: 93)
Karir adalah sebagai pola pengalaman berdasarkan pekerjaan (work-related
experiences) yang merentang sepanjang perjalanan pekerjaan yang dialami oleh
setiap individu/pegawai dan secara luas dapat dirinci ke dalam obyective events
 Irianto (2001: 94)
Karir meliputi elemen-elemen obyektif dan subyektif. Elemen obyektif berkenaan
dengan kebijakan-kebijakan pekerjaan atau posisi jabatan yang ditentukan
organisasi, sedangkan elemen subyektif menunjuk pada kemampuan seseorang
dalam mengelola karir dengan mengubah lingkungan obyektif (misalnya dengan
mengubah pekerjaan/jabatan) atau memodifikasi persepsi subyektif tentang
suatu situasi (misalnya dengan mengubah harapan)
Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk
meningkatkan kemampuan teknis, hubungan antar manusia
dan moral bidan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau
pelayanan dan standart yang telah ditentukan oleh konsil
melalui pendidikan formal dan non formal
 Pendidikan formal
Pendidikan Formal dirancang dan diselenggarakan oleh
pemerintah dan swasta dengan dukungan IBI adalah Program D III
dan D IV Kebidanan.
 Pendidikan non formal
Pendidikan non Formal dilaksanakan melalui program pelatihan,
magang, seminar atau lokakarya dan program non formal lainnya
yang merupakan kerjasama antara IBI dan lembaga Internasional
yang dilaksanakan di berbagai provinsi.
Visi Pendidikan Berkelanjutan
adalah pada tahun 2010 seluruh
bidan telah menerapkan
pelayanan yang sesuai standart
praktik bidan internasional dan
dasar pendidikan minimal Diploma
III kebidanan.
Misi pendidikan berkelanjutan, yaitu:
1) Mengembangkan pendidikan berkelanjutan
berbentuk ”sistem”
2) Membentuk unit pendidikan bidan di tingkat pusat,
provinsi daerah, kabupaten, dan cabang
3) Membentuk tim pelaksana pendidikan berkelanjutan
4) Mengadakan jaringan dan bekerjasama dengan pihak
terkait
Pola pengembangan pendidikan bidan
Spesialis II S. 3
Kebidanan
Bridging course

Spesialis I
S. 2
Bridging Kebidanan
training
Diploma IV

S.1
Diploma III Kebidanan

Diploma I
SMU

SPK
Tujuan Pendidikan Berkelanjutan Kebidanan

Meningkatkan Meningkatkan
Pemenuhan
produktivitas Efisiensi kualitas
standard
kerja pelayanan

Meningkatkan
Meningkatkan
Meningkatkan Meningkatkan keterampilan
kemampuan
moral karier kepemimpinan
konseptual
(leadership skill)

Meningkatkan 
Imbalan 
kepuasan
(Kompensasi)
konsumen
Pendidikan berkelanjutan bidan sebagai sistem memiliki
karakteristik, yaitu:
1. Komprehensif
Sistem pendidikan berkelanjutan harus dapat mencakup seluruh
anggota profesi bidan.
2. Berdasarkan analisis kebutuhan
Sistem pendidikan berkelanjutan menyelenggarakan pendidikan
yang berhubungan dengan tugas (job related) dan relevan dengan
kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
3. Berkelanjutan
Sistem pendidikan berkelanjutan menyelenggarakan pendidikan
yang berkesinambungan dan berkembang
4. Terkoordinasi secara internal
Sistem pendidikan berkelanjutan bekerjasama dengan institusi pendidikan dalam
memanfaaatkan berbagai sumber daya dan mengelola berbagai program pendidikan
berkelanjutan.
5. Berkaitan dengan sistem lainnya
Sistem pendidikan berkelanjutan memiliki 3 aspek subsistem yang merupakan bagian dari
sistem-sistem yang lain di luar sistem pendidikan yang berkelanjutan. 

Ketiga aspek, yaitu:


a. Perencanaan tenaga kesehatan (health manpower planning)
b. Manajemen tenaga kesehatan (health manpower management)
c. Pengembangan karir
“If we are afraid of failure, it means we have limited our ability”

Anda mungkin juga menyukai