NAMA KELOMPOK :
ABIMANYU DARMAWAN
ALDO FATEJARUM
ARINI MERONICA
Latar belakang
Perawatan lini pertama dari diabetes tipe 2 meliputi diet aktivitas fisik,
dan penurunan berat badan sebelum atau bersamaan dengan inisiasi
terapi farmakologis. Sedangkan pengobatan efektif dalam menurunkan
hemoglobin A1c (HbA1c) pada pasien dengan diabetes tipe 2, juga
berhubungan dengan potensi interaksi obat yang berlawanan,
ketidaknyamanan, peningkatan biaya ekonomi dan penurunan kualitas
hidup. Oleh karena itu, diperlukan intervensi gaya hidup yang mampu
untuk mengkontrol glikemik setidaknya sama dengan pengobatan.
Tujuan
Untuk menguji apakah intervensi gaya hidup intensif menghasilkan kontrol
glikemik yang setara dibandingkan dengan perawatan standar dan, kedua,
mengarah pada pengurangan obat penurun glukosa pada peserta dengan
diabetes tipe 2.
Analisis Jurnal
P I
C O
Metode Penelitian
Desain Penelitian
Kriteria Eksklusi
Kelompok Kelompok
gaya hidup perawatan
intensif standar
(n=64) (n=34)
• Dilakukan penngukuran awal pada seluruh pasien yang akan dimasukkan kedalam
kriteria inklusi
• Setelah dilakukan pengukuran awal, pasien-pasien diberikan nomer secara berturut-
turut kemudian diolah oleh manajer data eksternal.
• Data dikumpulkan di Rigshospitalet, Kopenhagen, Denmark.
Intervensi
Kolesterol total,
LDL,HDL,Trigliserida,
Pengurangan Tekanan darah sistolik,
Perubahan Glukosa puasa, konsentrasi
obat penurun
tingkat HbA1c glukosa 2 jam setelah tes
glukosa. toleransi glukosa oral, V ̇O22
max, IMT, massa lemak
(total dan perut), dan massa
tubuh tanpa lemak.
Analisis Statistik
Analisis hasil utama
• Analisis hasil primer dilakukan sesuai dengan prinsip intention-to-
treat.
• Equevalennsi (kesetaraan) menggunnakan Two 1-sided tests
• Hasil Ekuivalensi dinyatakan dengan estimasi perbedaan kelompok
dalam perubahan dari baseline dan 95% CI untuk mewakili
ketepatan estimasi dan nilai P untuk kesetaraan.
Ķ
• Proporsi peserta dalam kelompok gaya hidup yang
mengurangi penggunaan obat penurun glukosa setelah 12
bulan adalah 73,5% dalam penelitian ini dibandingkan
dengan 7,8% dalam penelitian Look AHEAD.
• Efek samping lebih banyak terjadi pada
kelompok dengan gaya hidup intensif
dibandingkan dengan kelompok perawatan
standar, misal hipoglikemia ringan karena
kombinasi gaya hidup dan terapi medis.
KESIMPULAN
Menghasilkan perubahan kontrol glikemik yang tidak
mencapai kriteria untuk kesetaraan, tetapi berada dalam
arah yang konsisten dengan manfaat.
Intervention
Semua peserta menerima perawatan standar dengan konseling individual
dan terapi medis standar, blinded, target driven. Selain itu, intervensi gaya
hidup termasuk 5 hingga 6 sesi latihan aerobik mingguan (durasi 30-60
menit), yang 2 hingga 3 sesi dikombinasikan dengan pelatihan ketahanan.
Peserta menerima rencana diet yang bertujuan untuk indeks massa tubuh
25 atau kurang. Peserta di tindak lanjuti selama 12 bulan.
Comparison
Menguji apakah intervensi gaya hidup intensif menghasilkan kontrol
glikemik yang setara dibandingkan dengan perawatan standar dan, kedua,
mengarah pada pengurangan obat penurun glukosa pada peserta dengan
diabetes tipe 2.
Outcomes
Perubahan hasil primer pada hemoglobin A1c (HbA1c) dari awal hingga 12
bulan follow-up, dan kesetaraan ditentukan oleh margin CI ± 0,4%
berdasarkan populasi yang berniat untuk diobati. Analisis superioritas
dilakukan pada pengurangan hasil sekunder dalam pengobatan penurun
glukosa.
CRITICAL APPRAISAL
Are the results of this individual study valid?
1. Was the assignment of patients to treatment randomised?
Apakah alokasi pasien terhadap terapi pada penelitian ini
dilakukan secara acak?
• Yes
• Participants were randomly assigned 2:1, stratified by sex to the
lifestyle group (n = 64) or the standard care group (n = 34)
• The study A computer-generated random number sequence was
created by an independent statistician. The sequence was given to an
external data manager with no involvement in the study procedures
and concealed on a password-protected computer.
After baseline measurements, participants were given consecutive
numbers, which were forwarded to the external data manager, who
subsequently returned the corresponding allocation to the study nurse.
However, the study nurse solely delivered the standard care treatment
and had no role in assessing the treatment actions, analyzing, or
interpreting the data.
2. Was the randomisation list concealed?
Apakah randomisasi penelitian disembunyikan?
• Yes
• The study groups were similar with no
clinically significant differences between life
style group and standart care group at
presentation, type 2 diabetes mellitus
duration, level of HbA1c, BMI
•
4. Was follow up of patients sufficiently long and complete?
Apakah pemantauan pasien dilakukan secara cukup panjang dan
lengkap?
• Yes
• For The primary outcome was change in HbA1c level from base- line to
12-month follow-up.
• The secondary outcome was reduction in glucose-lowering medication
from baseline to 12-month follow-up.
• Exploratory outcomes included changes from baseline to 12-month
follow-up in total cholesterol, low-density lipoprotein (LDL) cholesterol,
high-density lipoprotein (HDL) cholesterol, triglycerides, systolic and
diastolic blood pressure, fasting insulin, fasting glucose, 2-hour glucose
concentration following an oral glucose tolerance test, maximal oxygen
uptake (V ̇O2 m a x ), weight, BMI, fat mass (total and abdominal), and
lean body mass.
• Follow-up were complete
5. Were all patients who entered the trial accounted for? – and were they
analysed in the groups to which they were randomised
Apakah semua pasien dalam kelompok yang diacak, dianalisis?
• Yes
• Participants were randomly assigned to
receive the lifestyle group (n = 64) or the
standard care group (n = 34). The analysis of
the primary outcome was performed
according to the intention-to-treat principle
from 98 patients
6. Were the groups treated equally?
Apakah kelompok-kelompok yang diteliti diperlakukan secara
seimbang?
• No
• There are no differences of patient’s
characteristic between patients in this study
and our patients. Patients in our clinic meet
the inclusion criteria for this study.
2. Is the treatment feasible in our setting?
Apakah terapi dapat dilakukan di tempat kita?
• Yes
• We have the study endocrinologist and The
study endocrinologist, who regulated all
glucose- lowering, lipid-lowering, and blood
pressure–lowering medication, was blinded to
group allocation and received all clinical
variables from the study nurse.
3. Are the benefits worth the harms and costs?
Apakah keuntungan terapi lebih besar dibanding kerugiannya?
• Yes.
• An intensive lifestyle intervention did not
meet the criterion for equivalence for
glycemic control, but the direction of
findings suggests potential benefit.
4. Will this result change our policy in managing the disease?
Apakah dengan hasil penelitian ini akan mengubah
manajemen kita dalam terapi?