Mutahhara Muhammad
Marlita Adelina Pratiwi
Yoan Rahmah Aprilia (1102013306)
Bayu Hernawan (1102013054)
Ahmad Rizky (1102013014)
Pembimbing:
Autoanamnesis pada
tanggal 1 September
2017 jam 1100 wib
RPS : Pasien datang ke IGD RS POLRI R. Said Sukanto Tk. II dengan keluhan kaki
kanan dan kiri bengkak sejak 1 bulan SMRS. Selain itu pasien mengeluh sesak
pada saat beraktivitas dan berkurang saat istirahat. Sesak dirasakan sejak tahun
2012. Saat tidur pasien menggunakan 5 bantal untuk mengurangi rasa sesaknya.
Selain itu pasien juga merasakan mual tanpa disertai muntah sejak 1 hari SMRS.
RIWAYAT
PENGOBATAN :
RPD : Pasien mengatakan pasien rutin
bahwa sejak kecil pasien negonsumsi obat
sering mengalami sakit gigi.
• https://encrypted
Lalu pada tahun 2012 pasien
spironolakton,
copidogrel, dan
didiagnosis mengalami digoxin.
penyakit katup jantung.
Namun pasien tidak minum
obat secara teratur.
Kemudian setahun yang lalu Faktor risiko : pasien
pasien mengalami batuk sudah berhenti merokok
darah lalu didiagnosis oleh sejak setahun yang lalu,
dokter mengalami penyakit riwayat rokok dan alkohol
jantung kemudian diberikan disangkal. Pasien juga
berbagai macam obat, jarang berolahraga. Pasien
setelah kejadian tersebut mengaku sering
RPK : Di dalam
pasien mulai minum obat mengonsumsi makan
keluarga pasien tidak
secara teratur. makanan berlemak.
ada yang menderita
penyakit jantung,
diabetes mellitus, dan
hipertensi.
Keadaan Umum PEMERIKSAAN FISIK
• KU : Tampak sakit sedang Hidung, Bibir, Mulut
• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda-tanda vital: • Hidung : Bentuk normal, tidak terdapat
• TD : 130/80 mmHg septum deviasi, secret -/-
• Nadi : 95x per menit • Bibir : Bentuk normal, simetris, tidak
• Pernapasan: 24x per menit tampak kering, tidak tampak sianosis,
• Suhu : 37⁰C dan mukosa bibir atas dan bawah tidak
hiperemis
• Mulut : Oral hygine baik , caries (-)
Kepala
• Kepala
Tenggorokan
• Bentuk : Normosefali
• Rambut : hitam, tidak mudah dicabut • Tenggorokan : Tonsil T1-T1 , tidak
• Wajah : Simetris, Pucat (-), Sianosis (-), dan hiperemis, kripta tdak melebar, detritus
ikterik (+) -/-, lidah normal, uvula ditengah, mukosa
• Mata : Kelopak mata – Ptosis (-), Edema (-) faring tidak hiperemis dan tidak
• Konjunctiva pucat +/+ bergranuler
• Sklera ikterik +/+
Leher
Telinga
• Leher : Trakea teraba di tengah, JVP
• Normotia, meatus akustikus eksternus meningkat >4, KGB serta kelenjar tiroid
lapang +/+, serumen -/-, Membran timpani tidak teraba membesar dan tidak
intak +/+ terdengar bunyi bruit di arteri carotis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
JANTUNG REMATIK
• Kelainan katup jantung yang menetap
akibat demam rematik akut dengan
karditis sebelumnya .
• Terutama mengenai katup mitral (75%), aorta
(25%).
• Jarang mengenai katup trikuspid dan tidak
pernah mengenai katup pulmonal.
• Kelainan yang terjadi dapat berupa
insufisiensi, stenosis, atau Keduanya.
Stenosis Mitral
Sering usia dewasa
Manifestasi klinis
Stenosis mitral ringan tidak menimbulkan keluhan yang berarti.
Stenosis yang lebih berat akan menimbulkan sesak nafas dengan
atau tanpa aktivitas, ortopnoe, dan palpitasi.
Pemeriksaan fisik
- Peningkatan impuls sepanjang garis parasternal kiri
- Denyut nadi perifer melemah, tekanan nadi menyempit
- Pada stenosis mitral yang berat dapat ditemukan tanda- tanda
hipertensi pulmonal (bunyi jantung I mengeras, komponen pulmonal
bunyi jantung II mengeras)
- Bising mid- diastolic/ presistolik.
Pemeriksaan Penunjang
- EKG
- Foto thoraks
- Echokardiografi
Tata laksana
- Antibiotik profilaksis
- Pembatasan aktivitas
- Pasien dengan gejala klinis dapat
dilakukan baloon valvuloplasty atau
operasi
Insufisiensi mitral
• Insufisiensi mitral merupakan kelainan katup yang tersering
ditemukan akibat demam rematik akut yang disertai karditis
(valvulitis mitral).
Tata laksana
•Antibiotik profilaksis sesuai dengan demam rematik akut.
•Pemberian ACE inhibitor seperti kaptopril dapat dipertimbangkan.
•Pembatasan aktivitas tergantung derajat penyakit.
•Operasi repair atau replacement.
Insufisiensi aorta
- Kelainan katup aorta pada DR hampir selalu berupa insufisiensi
aorta.
- Pada sebagian kecil dapat disertai dengan stenosis aorta
- Tetapi stenosis aorta murni tidak pernah ditemukan akibat reuma.
- Insufisiensi aorta lebih jarang dibandingkan insufisiensi mitral.
- Kelainan ini dapat terjadi setelah proses radang reumatik pada katup
aorta.
Pemeriksaan fisik
•Impuls prekordium meningkat
•Dapat dijumpai getaran bising (thrill) diastolik pada sela 3 garis
parasternal kiri
•Bunyi jantung I melemah, bunyi jantung II normal atau tunggal.
•Bising diastolik pada sela iga 3-4 kiri
•Bising sistolik pada sela iga 2 kanan karena stenosis aorta relatif
•Pada insufisiensi aorta yang berat dapat terdengar bising middiastolik
di apeks
Pemeriksaan penunjang
• EKG
• Foto Thoraks
• Echokardiografi
• Doppler dan doppler berwarna
Tata laksana
•Antibiotik profilaksis seperti pada demam rematik akut.
•Pada kasus ringan tidak perlu pembatasan aktivitas.
•Pada kasus berat pembatasan aktivitas bergantung nyeri
angina atau sesak saat
aktivitas, dan kardiomegali bermakna tergantung pada derajat
klinis.
•Tindakan bedah untuk repair atau penggantian katup.
TERIMAKASIH