Anda di halaman 1dari 44

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER UMUM


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/ILMU
KEDOKTERAN KOMUNITAS

GIZI PADA LANSIA

dr. Husnah, MPH, FISPH, FISCM


Seorang wanita usia 75 tahun mengikuti posyandu
lansia di desanya. Pasien ingin mengonsultasi mengenai
berat badan yang semakin bertambah. Dari pemeriksaan
fisik didapatkan TD 130/80 mmHg, nadi 80 x/menit,
RR 20 x/menit, suhu 36,8.
Pada pemeriksaan antropometri didapatkan BB 68 kg,
TB 160 cm, lingkar perut 80 cm.
Pasien seorang pensiunan dengan aktivitas ringan
Identifikasi Masalah

1. Bagaimana mengukur Index


antropometri pada lansia?
2. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada
lansia?
3. Bagaimana edukasi pada lansia?
Pengukuran tinggi badan dengan tinggi lutut
Formula (Gibson, RS; 1993)

Pria          =  (2.02 x tinggi lutut (cm)) – (0.04 x umur (tahun)) + 64.19


 
Wanita    =  (1.83 x tinggi lutut (cm)) – (0.24 x umur (tahun)) + 84.88

Umur: 75 kg, BB: 68 kg, Tinggi Lutut: 32 cm


Wanita = { (1,83 x 32 ) – ( 0,24 x 75 ) + 84,88 }
= 58,56 - 58,38 + 84,8
= 161,44 cm
Instrumen : Knee Height Caliper
STATUS GIZI
Berdasarkan kategori Index Massa Tubuh (IMT)
menurut Asia Pasifik :
IMT = ( kg)
TB² (m)

Pada kasus :
IMT = 68 kg
1,61² cm
= 26,23
BBI
Berat Badan Ideal
Rumus : (TB – 100) – (TB – 100 x 15%)
= (161-100) – (161-100x15%)
= 61-9
= 52 kilogram

Pada kasus didapatkan lingkaran perut 80 cm, artinya


:
Obesitas abdominal
 Tabe 1. Ketegori IMT

Klasifikasi BMI (kg/m2)


Underweight <18,50
-          Severe thinness <16,00
-          Moderate thinness 16,00-16,99
-          Mild thinness 17,00-18,49

Normal 18,50-24,49
Overweight >25,00
-          Pre-obesitas 25,00-29,99
Obesitas >30,00
-          Obesitas kelas I 30,00-34,99
-          Obesitas kelas II 35,00-39,99
-          Obesitas kelas III >40,00
Pada pasien ini kebutuhan kalori

Untuk wanita
= 655.1 + (9.6x52) + (1.9x161) – (4.7x75)
= 655.1 + 499.2 + 305.9 – 352.5
= 1107.7 kkal
Kebutuhan Energi = BMR x faktor aktivitas
= 1107.7 x (aktivitas ringan)
= 1107,7 x 1,65
= 1716,9 kkal
Pada pasien ini kebutuhan kalori

 Kebutuhan Energi = BMR x faktor aktivitas


= 1107.7 x aktivitas ringan
= 1107,7 x 1,65
= 1716 kkal

Protein : 1716 x10% = 171,6 kkal = 42,9 gram


Lemak : 1716 x25% = 424 kkal = 47,1 gram
Karbohidrat : 1716 x65% = 1115 kkal = 278 gram
Distribusi Makanan Harian

Waktu % E P L Kh

Makan pagi 30 514 kkal 12,7 14,1 gr 83,4 gr


gr
Snack pagi 10 171 kkal 4,3 gr 4,7 gr 27,8 gr

Makan siang 30 514 kkal 12,7gr 14,1 gr 83,4 gr

Makan malam 30 514 kkal 12,7gr 14,1 gr 83,4 gr


Contoh Menu
Menu lanjut usia : siang
nasi lembik
Pagi semur daging giling
nasi lembik tahu bumbu kuning
telur dadar pecel sayuran
tempe bacem pisang ambon
sop sayuran malam
susu nasi lembik
perkedel daging giling
tim tahu
Snack (pukul 10.00) sayur bening bayam
bubur kacang hijau jeruk
CONTOH PEMILIHAN
MENU
Makan Pagi, Siang, Malam:

Nasi : 100 1 potong 2 potong 1 gelas


gram/porsi sedang tempe (6 gr susu sapi (7
4 gr protein, ayam (10gr protein, 3 gr gr protein,
40 g protein, 6 gr lemak, 8 gr 9 gr hidrat
karbohidrat) lemak) karbohidrat) arang, 7 gr
lemak)
CONTOH PEMILIHAN
MENU
Snack:

Bubur kacang hijau 2 ½ sdm (


6 gr peotein, 3 gr lemak, 8
gram karbohidrat
CONTOH
Makanan mengendung serat
Edukasi
Menjelaskan perubahan fisiologi tubuh pada lansia
terhadap metabolisme
Menjelaskan risiko penyakit yang mungkin timbul dari
obesitas abdominal, seperti sindrom metabolik,
gangguan vaskular
 Pilih makanan yang bervariasi
 Hindari bahan makanan tinggi lemak, batasi lemak jenuh,
utamakan lemak tak jenuh, seperti daging tanpa lemak,,
batasi penggunaan kuning telur, dll.
Menyarankan untuk melakukan aktivitas fisik, seperti
berjalan selama 30 menit ± 3x /minggu, senam lansia.
PEMBAHASAN
Penuaan merupakan proses normal yang
dimulai sejak konsepsi dan berakhir saat
kematian.

Penuaan adalah proses yang alami dan


spontan, dimana terjadi penurunan faali
tubuh atau organ tubuh yang berjalan
perlahan namun berangsur dan pasti.
Tanda yang mudah kita lihat adalah kulit
yang tadinya halus mulus berangsur-angsur
akan berubah menjadi keriput, rambut yang
tadinya hitam mulai berubah menjadi
putih, gigi yang tadinya lengkap kemudian
menjadi ompong dan sebagainya

Usia > 60 tahun (Ina), >65 tahun USA


Perubahan pada lansia
Perubahan psiko-sosial
Perubahan fisiologi yang terjadi
Penurunan BMR
Penurunan kemampuan panca indra
Penyakit periodental
Penurunan fungsi sal. cerna dan organ lain
Gangguan kemampuan motorik
Perubahan komposisi tubuh
Antropometri Pada Lansia
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein dan energi.
Mendapatkan angka yang tepat untuk tinggi badan lansia
merupakan persoalan yang sulit karena hilangnya
mineralisasi vertebra dan semua volume intervertebralis
yang berakibat pada hilangnya tinggi badan. Namun tulang-
tulang panjang mempertahankan panjang dewasanya.
Klasifikasi IMT menurut Depkes RI

< 17,0 Kurus (kekurangan berat badan tingkat


berat)
17,0 – 18,4 Kurus (kekurangan berat badan tingkat
ringan)
18,5 – 25,0 Normal
25,1 – 27,0 Gemuk (kelebihan berat badan tingkat
ringan)
> 27,0 Gemuk (kelebihan berat badan tingkat berat)
Lingkaran Perut
Cara pengukuran lingkaran perut ini dapat
membedakan obesitas menjadi :

jenis perifer (obesitas tipe gynoid),


abdominal (obesitas tipe android), dan
obesitas tipe ovid. 
1)    Gynoid (Bentuk Peer)

Lemak disimpan disekitar pinggul dan bokong. Tipe


ini cenderung dimiliki oleh wanita.
Resiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya
kecil, kecuali resiko terhadap penyakit arthitis dan
varises vena (varicoseveins).
                    
2) Apple Shape (Android)
Biasanya terdapat pada pria, dimana lemak tertumpuk
di sekitar perut.
 Resiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi
dibandingkan dengan tipe Gynoid, karena sel-sel lemak
di sekitar perut lebih siap
melepaskanlemaknya ke dalam pembuluh darah diband
ingkan dengan sel-sel lemak di tempat lain.
3) Ovid (Bentuk Kotak Buah)

Ciri dari tipe ini adalah


“besar di seluruh bagian
badan".
Tipe Ovid umumnya
terdapat pada orang-
orang yang gemuk secara
genetic.
Untuk diagnosis obesitas abdominal (tipe Android)

lingkaran perut bagi wanita Asia adalah ≥ 80 cm dan 


lingkaran perut bagi pria Asia adalah ≥ 90cm
bagi wanita Kaukasian ≥ 35 inci dan pria Kaukasian ≥
40 inci.

Pada kasus didapatkan lingkaran perut 80 cm, artinya :


Obesitas abdominal
Lansia
Perubahan yang terjadi pada lansia akan
mempengaruhi status gizi lansia.
Faktor yang mempengaruhi gizi lansia:
 Adanya gangguan biopsikososial
 Masalah patologis
 Polifarmasi  penurunan nafsu makan
 Kondisi medis
Perubahan metabolisme
Penurunan Basal metabolisme
Metabolisme Kh terjadi penurunan toleransi glukosa
Metabolisme lipoprotein, terjadi peningkatan
trigliserida
Metabolisme mineral, pada lansia biasa terjadi
hipokalsemia, hipofosfatemia, hipomagnesemia.
Kebutuhan zat gizi
Tujuan :
Mendapatkan zat gizi adekuat
Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal
Mengatasi penurunan fungsi sal. cerna
Mencegah dan menghambat perkembangan
osteoporosis dan penyakit degeneratif lainnya.
Syarat
Energi menurun 5 % tiap 1 dasawarsa.
Protein dibutuhkan sebesar 0,8 – 1,25 gr/kg BB
untuk menjaga keseimbangan N positif
KH 50-60% total kalori, berasal dari KH
kompleks termasuk serat dan mengurangi KH
sederhana.
Lemak 30% total kalori, diutamakan yang
PUFA dan MUFA,
Mineral yang butuh perhatian khusus pada lansia
adalah Ca, Zn, Fe karena biasa terjadi defisiensi.
Sedangkan asupan Na sebaiknya dikurangi dengan
mengurangi penggunaan garam dapur sebanyak 2-4
gr/hari.
Vitamin. Perlu diperhatikan intake vitamin karena
lansia cenderung untuk tidak mendapatkan asupan
yang adekuat.
MASALAH GIZI LANSIA
1. Berkaitan dengan gigi tanggal, kesulitan
makan
2. Kegemukan/kekurusan
3.Anemia
4.Osteoporosis
5.Penyakit-penyakit degeratif: jantung, tekn
darah tinggi, Diabetes Melitus, wasir dll
6.Sembelit
7.Fisik Kurang aktif
Pencegahan masalah gizi
Mencegah osteoporosis, kegemukan dan penyakit
jantung : setiap hari aktif bergerak dan
mengkonsumsi cukup Kalsium ( ikan, susu nonfat,
kedele dan produknya dll)
Olahraga secara teratur

Memelihara kesehatan gigi

Mencegah kegemukan mengkonsumsi energi 80 %


kebutuhan, dan
Lanjutan Pencegahan masalah gizi
 Membatasi konsumsi sumber lemak jenuh dan lemak
total (< 25% total energi) dan kolesterol. Mengubah cara
memasak (menumis, merebus, mengukus)

 Mencegah sembelit dan wasir : Meningkatkan konsumsi


sumber serat, antioksidan dan mineral (sayuran dan
buah2an).

 Mencegah anemia ; Mengkonsumsi bahan makanan


sumber zat besi

 Mencegah tekanan darah tinggi : membatasi konsumsi


natrium
Penanggulangan
Pemberian diit yang sesuai dengan penyakit
yang diderita disamping pengobatan
Mengkonsumsi pil tambah darah, untuk
mengatasi anemia
Mengkonsumsi susu nonfat/makanan tinggi
kalsium untuk menanggulangi osteoporosis
Mengkonsumsi cukup serat (sayuran dan
buah) untuk mengatasi sembelit
Olah raga dengan teratur
Membatasi asupan Natrium
Pedoman Pengaturan Makan Pada Lansia
Pilih makanan yang bervariasi
Pilih makanan dengan kandungan lemak tidak
melebihi 30 % total kalori, hindari bahan
makanan tinggi lemak, batasi lemak jenuh,
utamakan lemak tak jenuh. Pilih daging tanpa
lemak, ayam tanpa kulit, batasi penggunaan
kuning telur, batasi penggunaan susu penuh dan
produknya, pilih susu skim.
Susunan makanan sehari hendaknya terdiri dari
campuran tiga kelompok bahan makanan, yaitu:
Sumber Energi, antara lain: beras dan hasil olah, roti,
mie, ubi, dan kentang. Makan 3-5 gelas nasi sehari.
Energi sebaiknya tidak berasal dari energi “kosong”
seperti permen, minuman ringan (softdrink). kue
manis dan makanan penutup. Kalau makan snack,
nasi dikurangi.
Cont...
 Sumber zat pembangun, antara lain susu dan hasil
olah, daging, ayam, ikan telur, kacang-kacangan dan
hasil olah, seperti tempe dan tahu. Makanan sumber
protein harus cukup (1 g/kg BB/hari). Minum susu
rendah lemak 1 gelas sehari, 2 potong ayam/ikan dan
3-4 potong tempe/tahu.
Cont...
 Sumber zat pengatur, yaitu sayur dan buah.
Utamakan sayur kacang-kacangan, sayuran daun
berwarna hijau, merah-jingga dan kuning-jingga,
seperti bayam, daun singkong, tomat, wortel, jeruk
dan pepaya. Makan 2-3 mangkok sayuran dan 2-3 porsi
buah-buahan sehari.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai