NAMA KELOMPOK :
EMIR NUR MUHAMAD FIKRI
MUHAMMAD FAUZAN
M. IHSAN ADITYA LESMANA
VELLA ANGGRAINI
PPH PASAL 23/26
Dasar hukum pajak penghasilan pasal 23 UU PPh No. 36 tahun 2008, yang mengatur tentang mekanisme pemotongan
atas penghasilan yang diterima wajib pajak badan dalam negeri atau bentuk usaha tetap. Secara administrasi PPh pasal
23/26 hampir sama dengan PPh pasal 21/26, perbedaan terletak pada subjeknya. Subjek PPh pasal 23 yaitu WP badan
negeri dan BUT. Sedangkan subjek pajak PPh pasal 26 yaitu wajib pajak luar negeri.
Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam
negeri (orang pribadi dan badan) dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau
penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong PPh pasal 21. PPh pasal 23 ini dibayar atau terutang oleh badan
pemerintah atau subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan
luar negeri lainnya.
Merujuk pada UU PPh No. 36 tahun 2008, yang dimaksud dengan pajaka penghasilan pasal 26 ialah penghasilan dengan
nama dan dalam bentuk apapun, yang dibayarkan atau yang terutang oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri,
penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakiloan perusahaan luar negeri lainnya kepada wajib pajak luar
negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia, dipotong pajak sebesar 20% dari jumlah bruto.
Pemotong PPH Pasal 23/26
Nama pemegang Objek PPh Jumalah PPh yang Jumlah yang keterangan
saham dividen dipotong diterima pemegang
saham
Pt. jenggala PPh pasal 23 15.000.000 15% X 15.000.000 = 12.750.000 Penerima adalah PT,
2.2500.000 tetapi jumlah penyertaan
modalnya < 25% dari total
saham beredar
PT. kilisuci Bukan objek 45.000.000 - 45.000.000 Penerima adalah PT, tetapi
PPh jumlah penyertaan
modalnya > 25% dari total
saham beredar
Contoh PPh pasal 23/26 atas bunga
PT. pesona alam menerima bunga atas pemberian pinjaman kepada PT briwijaya raya senilai 15 juta.
Penghitungan pasal 23 yang dipotong oleh PT. briwijaya sebagai berikut:
15% X 15.000.000 = 2.250.000
Contoh PPH pasal 23/26 atas royalty
PT mitra literasi merupakan sebuah penerbit buku, pada tanggal 5 juli 2018 membayar royalty kepada para pernulis
dengan rincian :
PT Amatir Petir yang berkantor di indonesia memproleh penghasilan neto pada tahun 2018 sebagai
berikut.
Di negara Belgia memperoleh penghasilan berupa laba usaha sebesar Rp 500.000.000 ( Tarif pajak yang
berlaku adalah 30 %)
Didalam negeri menderita kerugian sebesar Rp 100.000.000
Kerugian bruto dari kegiatan usaha dalam dan luar negeri sebesar Rp 5.000.000.000 .
Menghitung total PKP
Penghasilan dari negara belgia berupa laba usaha Rp 500.000.000
Kerugian usaha dalam negeri Rp 100.000.000
Jumlah Penghasilan Neto Rp 400.000.000
Jumlah penghasilan neto sama dengan PKP Karena tidak terdapat kompensasi kerugian atau pengurangan
yang lain.
Menghitung total PPh terutang
PKP yang mendapat fasilitas pengurangan tarif
Rp 4.800.000.000 × Rp 400.000.000 = Rp 384.000.000
Rp 5.000.000.000
PKP yang tidak mendapat fasilitas pengurangan tarif
Rp 400.000.000 – Rp 384.000.000 = Rp 16.000.000
PPh Terutang
50% × 25% × Rp 384.000.000 Rp 48.000.000
25% × Rp 16.000.000 Rp 4.000.000
Tarif PPh Terutang Rp 52.000.000
Menghitung PPh maksimum dikreditkan sesuai perbandingan penghasilan
Penghasilan Luar Negeri ( Negara Belgia) × Total Tarif PPh Terutang
Penghasilan Kena Pajak
Rp 500.000.000 × Rp 52.000.000 = Rp 65.000.000
Rp 400.000.000
Mneghitung PPh yang dipotong atau dibayar di luar negeri
Tarif pajak diluar negeri × Penghasilan Luar Negeri
30% × Rp 500.000.000 = Rp 150.000.000
Kredit pajak luar negeri diperbolehkan ( PPh pasal 24 ) Adalah Rp 52.000.000 atau sebesar total PPh
terutang. Jumlah Ini diperoleh dengan memperbandingan perhitungan Total PPh Terutang. PPh
maksimum di kreditkan sesuai perbandingan penghasilan, dan PPh terutang atau dibayar di luar
negeri kemudian, dipilih nilai terrendah diantara ketiganya.
Penghitungan PPh pasal 24 Jika Penghasilam Luar Negeri berasal dari Beberapa Negara
Contoh 6
PT Angkasa Perkasa yang berkantor di Bogor, memperoleh dan menerima penghasilan neto pada tahun 2018.
Di negara Prancis memperoleh penghasilan berupa laba usaha sebesar Rp 300.000.000 (Tarif pajak yang berlaku
adalah 20%)
Di Negara Qatar memperoleh penghasilan berupa laba usaha sebesar Rp 400.000.000 ( Tarif pajak yang berlaku
adalah 25%)
Di Negara Rusia menerima penghasilan berupa bunga sebesar Rp 100.000.000 ( Tarif pajak yang berlaku adalah 35%
Didalm negeri, memperoleh penghasilan berupa laba usaha sebesar Rp 200.000.000
Peredaran bruto dari kegiatan usaha di dalam dan luar negeri tersebut sebesar Rp 50.000.000.000
Berikut ini perhitungan kredit pajak luar negeri di perbolehkan (PPh pasal 24)
Menghitung Total PKP
Penghasilan dari Negara Prancis berupa laba usaha Rp 300.000.000
Penghasilan dari negara Qatar berupa laba usaha Rp 400.000.000
Penghasilan dari negara Rusia berupa laba usaha Rp 100.000.000
Penghasilan dari dalam negeri berupa laba usaha Rp 200.000.000
Jumlah penghasilan neto Rp 1.000.000.000
Jumlah penghasilan neto sama dengan penghasilan kena pajak karena tidak terdapat kompensasi kerugian atau
pengurangan yang lain.
Menghitung Total PPh terutang
PPh Terutang :
25 % × Rp 1.000.000.000 = Rp 250.000.000
Menghitung PPh maksimum dikreditkan sesuai dengan perbandingan penghasilan masing masing negara
PPh Maksimum untuk negara Prancis
Penghasilan Negara Prancis × Total PPh terutang
Penghasilan kena pajak
Rp 300.000.000 × Rp 250.000.000 = Rp 75.000.000
Rp 1.000.000.000
PPh Maksimum untuk negara Qatar
Penghasilan Negara Qatar × Total PPh terutang
Penghasilan kena pajak
Rp 400.000.000 × Rp 250.000.000 = Rp 100.000.000
Rp 1.000.000.000
PPh maksimum untuk Negara Rusia
Penghasilan Negara Rusia × total PPh terutang
Penghasilan Kena Pajak
Rp 100.000.000 × Rp 250.000.000 = Rp 25.000.000
Rp 1.000.000.000
Menghitung PPh yang dipotong atau dibayar di luar negeri untuk masing masing negara
PPh terutang atau dibayar di Negara Prancis
Tarif pajak negara Prancis × Penghasilan Negara Prancis
20% × Rp 300.000.000 = Rp 60.000.000
PPh terutang atau dibayar di Negara Qatar
Tarif pajak negara Qatar × Penghasilan Negara Qatar
25% × Rp 400.000.000 = Rp 100.000.000
PPh terutang atau dibayar di Negara R
Tarif pajak negara Rusia × Penghasilan Negara Rusia
35% × Rp 100.000.000 =Rp 35.000.000
Kredit pajak luar negeri diperbolehkan ( PPh Pasal 24) Bagi PT Angkasa Perkasa tahun 2018 dihitung
sebagai berikut.
1. Apabila terjadi koreksi fiskal di luar negeri yang menyebabkan adanya tambahan penghasilan luar negeri yang
mengakibatkan pajak atas penghasilan terutang di luar negeri lebih besar daripada yang dilaporkan dalam SPT Tahunan,
sehingga pajak di luar negeri kurang dibayar, maka terdapat kemungkianan PPh terutang di indonesia juga kurang dibayar.
Contoh
Penghasilan neto yangg dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh tahun 20xx sebagai berikut.
Penghasilan neto luar negeri ( Tarif pajak 20%) Rp 1.000.000.000
Penghasilan dalam negeri Rp 2.000.000.000
PPh pasal 25 tahun 20xx Rp 360.000.000
Setelah dilakukan koreksi fiskal atas penghasilan luar negeri, diperoleh data baru bahwa penghasilan luar negeri
adalah Rp 2.000.000.000
4 PPh terutang = 25% x Rp 3 Miliar Rp750.000.000 4 PPh Terutang =25% X Rp 4 Miliar Rp1.000.000.000
5 Kredit pajak luar negeri Rp200.000.000 5 Kredit pajak luar negeri Rp400.000.000
6 PPh harus dibayar Rp550.000.000 6 PPh harus di bayar Rp600.000.000
7 PPh pasal 25 Rp360.000.000 7 PPh Pasal 25 Rp360.000.000
8 PPh pasal 29 Rp190.000.000 8 PPh pasal 29 Rp190.000.000
9 Masih harus dibayar Rp50.000.000
Pada SPT Pembetulan, Terdapat PPh masih harus dibayar sebesar Rp 50.000.000 Atas kekurangan bayar tersebut tidak
ditagih bunga
Kredit pajak luar negeri dapat dihitung dengan cara
A. Membandingkan tigas hitungan berikut dan diambil angka terrendah
Hitungan I = PPh Terutang
= 25% × Rp 3.000.000.0000 = Rp 750.000.000
Hitungan ll = ( Penghasilann Luar Negeri ÷ Penghasilan kena pajak ) × PPh Terutang
= ( 1 Miliar ÷ 3 Miliar ) × Rp 750.000.000
= Rp 250.000.000
Hitungan lll = PPh dibayar/ Terutang di luar negeri
= Tarif Pajak di luar negeri × Penghasilan di luar negeri
= 20% × 1 Miliar = Rp 200.000.000
Kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan adalah Rp 200.000.000
B. Membandingkan tarif pajak di luar negeri dan tarif pajak efektif atas PPh terutang. Jika tarif pajak di luar negeri lebih
rendah daripada tarif efektif PPh terutang, Kredit pajak luar negeri sama dengan PPh dibayar/ Terutang di luar
negeri \. Sebaliknya, Jika tarif pajak di luar negeri lebih tinggi dari pada tarif efektif PPh terutang, Kredit pajak luar
negeri sama dengan perbandingan penghasilan luar negeri dibagi penghasilan kena pajak kemudian dikalikan dengan
PPh terutang.
Pada Kasus di atas, Tarif pajak di luar negeri adala 20% sedangkan tarif efektif PPh Terutang adalah 25% ( Rp
750.000.000 ÷ Rp 3.000.000.000).Tarif pajak luar negeri lebih rendah daripada tarif efektif PPh terutang, Maka kredit
pajak luar negeri yang diperbolehkan adalah 20% × Rp 1.000.000.000 = Rp 200.000.000
Kredit pajak luar negeri dapat dihitung dengan cara
Membandingkan tiga hitungan berikut dan diambil angka terrendah
Hitungan l = PPh terutang
= 25% × Rp 4.000.000.000 = Rp 1.000.000.000
Hitungan ll = ( Penghaislan pajak luar negeri ÷ penghasilan kena pajak ) × PPh Terutang
= ( Rp 2 Miliar ÷ Rp 4 Miliar ) x Rp 1 Miliar
= Rp 500.000.000
Hitunagn lll = PPh dibayar/ Terutang di luar negeri
= Traif pajak di luar negeri × Penghasilan Luar negeri
= 20% × Rp 2 Miliar = Rp 400.000.000
Membandingkan tarif pajak diluar negeri dan tarif pajak efektif ats PPh terutang jika tarif pajak
luar negeri lebih rendah daripada tarif efektif PPh terutang, Kredit pajak luar negeri sama
dengan PPh dibayar/ Terutang luar negeri. Sebaliknya, jika tarif pajak luar negeri lebih tinggi dari
pada tarif efektif PPh terutang, Kredit pajak luar negeri sama dengan perbandingan penghasilan
lur negeri dibagi penghasilan kena pajak kemudian dikalikan dengan PPh terutang.
Pada kasus diatas, tarif pajak luar negeri adalah 20% Sedangkan tarif efektif PPh terutang adalah
25% ( Rp 1 Miliar ÷ Rp 4 Miliar ). Tarif pajak luar negeri lebih rendah daripda efektif PPh
terutang. Maka kredit pajak luar negeri yang diperbolehkan adalah 20 % × Rp 2 Miliar = Rp
400.000.000.
ANY QUESTIONS
MY FRIENDS ?