Css 17 Assessment Rehab Medik (Rsud)
Css 17 Assessment Rehab Medik (Rsud)
ASSESMENT REHABILITASI
MEDIK
KELOMPOK 17
Preseptor
Ami Rachmi.,dr.,Sp.KFR
PENDAHULUAN
Rehabilitasi medik tidak hanya terbatas pada satu sistem
organ. Tujuan dari rehabilitasi medik adalah
meningkatkan fungsi dari fisik, mental, sosial dan
ekonomi dari keadaan fungsi tubuh yang ada
Anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien merupakan
dasar yang penting untuk melakukan evaluasi pasien.
Bed Mobility
Transfer
Ambulation
Wheel chair mobility
Driving
Bed Mobility
- basic stage of functional mobility
1. Saat berbaring,
bisakah Anda 2. Dapatkah Anda
berbelok ke depan, mengangkat pinggul
belakang, dan dari tempat tidur saat
samping tanpa berbaring telentang?
bantuan?
4. Apakah Anda
3. Apakah Anda butuh memiliki kesulitan
bantuan untuk duduk dalam
atau berbaring? mempertahankan
posisi duduk?
5. Dapatkah Anda
mengoperasikan
Bed mobility buruk pressure sore, skin kontrol tempat tidur
maceration listrik di rumah sakit?
TRANSFER
1. Bisakah Anda pindah ke dan dari kursi roda ke
tempat tidur, toilet, bangku mandi, kursi shower,
tempat duduk standar, atau kursi mobil tanpa
bantuan?
Apakah ada bagian tubuh Anda yang tidak dapat Anda capai?
A. MAKAN
1. Bisakah kamu makan tanpa bantuan?
2. Apakah Anda memiliki kesulitan membuka wadah
atau menuangkan cairan?
3. Bisakah kamu memotong daging?
4. Apakah Anda mengalami kesulitan menggunakan
garpu, pisau, atau sendok?
5. Apakah Anda memiliki masalah dalam memasukan
makanan atau minuman ke mulut Anda?
6. Apakah Anda memiliki masalah mengunyah?
7. Apakah Anda mengalami kesulitan menelan zat
padat atau cairan?
8. Apakah Anda pernah tersedak?
9. Apakah Anda memuntahkan makanan atau cairan
melalui hidung Anda?
C. TOILETING
2. Berbicara 4. Menulis
PERTANYAAN YANG DAPAT MENENTUKAN
KEMAMPUAN KOMUNIKASI PASIEN :
4. PAST MEDICAL AND SURGICAL
HISTORY (RIWAYAT KESEHATAN)
• CHF
Kardiopulmonar • AMI
• Arrhythmia CAD
i • Bypass surgery
• Heart transplantation
• Riwayat trauma
• Artritis
Joint kontraktur
Muskuloskeletal
•
• Kelainan Neurologis
• Reumatologis
• Medikasi: obat, suplemen, herbs, vitamin, alergi
• Obat
• Suplemen
Medikasi • Herbal
• Vitamin
• Alergi
5. SOCIAL CONDITION (KEADAAN
SOSIAL)
Lingkungan rumah dan situasi hidup
Dukungan keluarga dan teman
Penyalahgunaan zat
Riwayat seksual
Keuangan dan pemeliharaan pendapatan
Rekreasi
Riwayat psikososial
Spiritualitas dan kepercayaan
Proses pengadilan yang tertunda
6. FAMILY HISTORY (RIWAYAT KELUARGA)
EAR
Hearing acuity di cek dengan menggunakan
metode watch test atau pasien diminta utk
mengulangi kata yg disebutkan oleh dokter
Tes Weber dan tes Rinnne
pemeriksaan juga bisa menggunakan otoskop
NOSE
Pemeriksaan rutin hidung termasuk pemeriksaan
olfactory.
CHEST
Apakah terdapat tachypnea, tachcardia,
Barrel chet (Minta pasien untuk batuk dan
identifikasi).
Dinding dada di palpasi untuk tenderness, deformitas.
Percussion dilakukan untuk menentukan tinggi
diafragma
Auskultasi adanya wheezing, ronchi, rales
HEART AND PERIPHERAL VASCULAR
SYSTEM
Sirkulasi perifer dilakukan dengan cara melihat limb pasien, apakah
terdapat pucat, cool dystrophic skin
PHYSIATRIC PHYSICAL
EXAMINATION
Neurologic examination
UMN: Gejala berupa hypertonia, weakness, hyper
reflexia, fasciculation, fibrillation.
LMN: hypotonia, weakness, hyporeflexia, muscle
atrophy, fasciculations.
Orientation
Ditentukan sebagai dasar kognisi yang terdiri dari
person, place, time dan situation.
Memory
Komponen memori terdiri dari learning, retention, recall.
CN 1 Olfactory Nerve
CN II Optic Nerve
CN V Trigeminal Nerve
CN XI Accessory Nerve
Inspeksi
Pasien dengan skoliosis, abnormal kifosis, dan
lordosis; deformitas sendi, amputasi, bagian tubuh
yang hilang dan asimetris (leg-length discrepancy);
pembengkakan soft-tissue, massa, scar, dan defek;
fasikulasi otot, atrofi, hipertrofi, dan ruptur.
Palpasi
Lokasi yang mengalami abnormalitas (mis, daerah
nyeri atau deformitas) dilakukan palpasi
RANGE OF MOTION (ROM)
PRINSIP UMUM
Pemeriksaan Range Of Motion (ROM) / Lingkup Gerak
Sendi (LGS) digunakan untuk menilai integritas sendi,
keefektifan regimen pengobatan, dan untuk menentukan
penyebab suatu gangguan mekanik.
Normal ROM bervariasi dapat dilihat berdasarkan usia,
jenis kelamin, pengkondisian, obesitas, dan genetik.
LGS Pasif : pergerakan dilakukan oleh kekuatan dari luar,
tanpa kontraksi otot. Gerakan dilakukan oleh pemeriksa.
LGS Aktif : pergerakan dihasilkan oleh kontraksi otot
yang melewati sendi. Gerakan dilakukan oleh pasien
sendiri.
TEKNIK PEMERIKSAAN
LGS harus dilakukan sebelum Uji Kekuatan (Strenght Test)
LGS merupakan fungsi dari morfologi sendi, kapsul dan
integritas ligamen, otot serta kekuatan tendon
Saat mengidentifikasi titik awal untuk mengukur ROM dari
sendi, sebaiknya posisi anatomi dijadikan sebagai garis
dasar (titik awal nol / zero starting point). Jika rotasi
sedang diukur, maka Titik tengah antara batas rotasi
normal berada di titik awal nol / zero starting point.
1. Fleksi Bahu
o Pasien diminta dalam posisi terlentang dengan alas
keras
o Pasien diminta meletakkan lengan disamping
tubuh dengan posisi tangan pronasi
o Letakkan goniometer pada sendi bahu/akromion
o Gerakkan fleksi pada sendi bahu sampai maksimal
o Lihat posisi garis pada goniometer.
o Normal : 180o
2. Ekstensi Bahu
o Pasien pada posisi tengkurap pada alas
cukup keras
o Posisi lengan samping tubuh
o Letakkan goniometer pada poros sendi
bahu
o Gerakkan eksteni maksimal
o Normal : 60o
3. Abduksi Bahu
o Pasien pada posisi berdiri
tegak
o Kedua lengan disamping
tubuh
o Letakkan goniometer
pada sumbu depan sendi
bahu
o Gerakkan lengan ke
samping sampai maksimal
o Normal : 180o
4. Rotasi Internal Bahu
o Pasien pada posisi tidur
terlentang
o Posisi lengan fleksi pada siku
dengan posisi90o
o Letakkan goniometer pada
sumbu longitudinal humerus
o Gerakkan bahu ke arah
rotasi internal
o Normal : 70o
5. Rotasi Eksternal Bahu
o Pasien pada posisi tidur terlentang
o Posisi lengan fleksi pada siku dengan posisi 90o
o Letakkan goniometer pada sumbu longitudinal
humerus
o Gerakkan bahu ke arah rotasi eksternal
o Normal : 90o
6. Fleksi dan ekstensi siku
o Pasien pada posisi tidur terlentang di alas yang
cukup keras
o Posisi lengan disamping tubuh
o Letakkan goniometer pada epikondilus
humerus
o Gerakkan fleksi pada sendi siku
o Normal : 150o
7. Hiperekstensi siku
o Pasien pada posisi tidur terlentang di alas
cukup keras
o Posisi lengan disamping tubuh dan
menggantung pada samping tempat tidur
o Letakkan goniometer pada epikondilus
humerus
o Gerakkan ekstensi maksimal pada sendi siku
o Normal : 10o
8. Pronasi Lengan Bawah