gastritis erosiva
Muhammad Fadli Amir
Nama : Ny.S Identitas Pasien
Jenis Kelamin : perempuan
Umur : 68 tahun
Agama : Islam Keluhan Utama
Alamat : Muntah dan BAB berwarna hitam
Bulak 05/02 Sumbersari, Sine, sejak 2 hari yll
Kab. Ngawi Keluhan Tambahan
Pendidikan Terakhir : SD Nyeri perut, nafsu makan
berkurang, lemas
Status marital : Menikah
Tanggal Pemeriksaan:
15 September 2017 (14.30 WIB)
Tanggal MRS :
15 September 2017
Riwayat penyakit sekarang
Muntah Hitam pekat
BAB Kuaran seperti
aspal,
hitam g lebih Konstitensi
sejak 2 2x/hari lembek, bau
hari yll bias
Nyeri ulu
Bada Nafsu
hati,
makan
bertambah
nyeri saat
n berkur
makan lemas ang
demam, perut yang semakin
membesar, bengkak di kedua
kaki, penurunan berat badan,
sesak, batuk dan gangguan
Riwayat penyakit dahulu
• Belum pernah ada keluarga pasien yang mengalami sakit seperti ini
Riwayat pengobatan
• Pasien telah dilakukan perawatan di puskesmas selama 1 hari.
Pemeriksaan Umum
●
Keadaan umum: Lemah, Tampak sakit sedang
●
Kesadaran : Compos Mentis, GCS : E4V5M6
●
Tekanan darah : 130/70 mmHg
●
Suhu : 36,7o C
●
Nadi : 80 x/menit, reguler, ekual, isi cukup
●
Respirasi : 18 x/menit
●
SpO2 : 100%
Status generalis
●
Kepala : Normocephal
●
Mata : Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (+/+)
●
Hidung : Epistaksis (-/-)
●
Mulut : Tidak kering, sianosis (-)
●
Telinga : Normal
●
Leher : Tidak ada pembesaran KGB
Thoraks
●
Paru :
●
Inspeksi: Normochest, tidak ada retraksi dinding dada.
●
Palpasi : Tidak ada bagian dada yang tertinggal saat bernapas.
●
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru.
●
Auskultasi : Terdengar bunyi vesikuler di kedua lapang paru.
●
Jantung :
●
Batas Jantung :
●
atas : ICS III, linea parasternalis sinistra
●
bawah : ICS V, linea sternalis sinistra
●
kiri : linea midclavicularis sinistra
●
Suara Jantung : BJ I-II murni, tanpa gallop dan murmur
Abdomen
●
Inspeksi : Bentuk normal, tidak buncit.
●
Auskultasi : BU (+) meningkat, arterial bruit (-)
●
Palpasi : Nyeri tekan di epigastrium, hepar/lien tidak teraba membesar, undulasi (-)
●
Perkusi : Timpani di ke-4 kuadran abdomen, shifting dullness (-)
Ekstermitas
●
Akral hangat, CRT <2 detik , edema -/-, pucat (+)
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal 15 September 2017 (14.58 WIB)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGY
Hematologi Rutin
Haemoglobin 5,4 11 - 16 gr /dL
Hematokrit 17,6 37- 54 %
Eritrosit 2,05 3,5-5,5 juta/uL
Leukosit 9900 4000 - 10000 /uL
Trombosit 433 100-300 ribu/ mm3
Kimia Darah
SGOT 14 1-31 U/L
SGPT 8 1-32 U/L
Ureum 177 10 - 50 mg/dl
Creatinin 1,29 0,5-0,9 mg/dl
GDS 113 60-110 mg/dl
Elektrolit
Natrium 143,4 135-148
Kalium 4,68 3,5-5,3
Chloride 114,8 98-107
Serologi
HBSAg Negatif Negatif
Diagnosis kerja
●
Anemia et causa Gastritis Erosiva
Diagnosis banding
●
Ulkus peptikum
●
Sirosis Hepatis
Penatalaksanaan
Non medikamentosa
●
Tirah baring
●
Menjaga kebersihan makanan, berhenti makan makanan pedes, konsumsi obat nyeri tanpa resep dokter, dan jamu pegel
linu
●
Edukasi pasien dan keluarga mengenai penyakit dan penatalaksanaan
Medikamentosa
●
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
●
Tranfusi PRC 3 kolv, 1 kolv/ hari, premedikasi farsix 1 amp bolus
●
Inj. Ceftriaxon 2x1 gr
●
Inj. Esomeprazole 3x1 amp
●
Inj. Antrain 2x1 amp
●
Inj. Kalnex 3x500mg
●
Sucralfat syr 3xC1
Prognosis
HEMATOLOGY
Hematologi Rutin
HEMATOLOGY
Hematologi Rutin
Helicobacter pylori
• H. pylori urease yang memecah urea
menjadi amnion dan CO2 lingkungan
menjadi basa dan kuman terlindungi
terhadap faktor merusak dari asam
lambung.
• H. Pylori platelet activating faktor (pro
inflamatory sitokin) Sitokin efek
langsung pada sel epitel melalui ATP-ase
dan proses transport ion.
Etiologi dan Patogenesis
Stres ulkus
• Istilah ini digunakan untuk menjelaskan
erosi lambung yang terjadi akibat stress
psikologis atau fisiologis yang berlangsung
lama
• Bentuk stress dapat bermacam-macam
seperti: syok hipotensif, posttrauma dan
operasi besar, sepsis, hipoksia, luka bakar
hebat (ulkus Curling), atau trauma serebral
(ulkus Cushing).
Gambaran klinis
Diagnosis
pengamatan klinis
pemeriksaan penunjang (radiologi dan endoskopi)
hasil biopsy untuk pemeriksaan kuman H. pylory.
Penatalaksanaan
Tujuan dari terapi adalah menghilangkan keluhan, menyembuhkan atau memperbaiki
erosi, mencegah kekambuhan dan mencegah komplikasi.
Non medikamentosa
• Istirahat
• Stres dan kecemasan memegang peran dalam peningkatan
asam lambung.Sebaiknya pasien hidup tenang dan
memerima stres dengan wajar.
• Diet
• Makanan lunak apalagi bubur saring, makanan yang
mengandung susu tidak lebih baik dari makanan biasa,
karena makanan halus dapat merangsang pengeluaran asam
lambung. Cabai, makanan merangsang, makanan
mengandung asam dapat menimbulkan rasa sakit.
Medikamentosa
●
Antasida
●
Koloid Bismuth
●
Sucralfat
●
Prostaglandin
●
Antagonis Reseptor H2/ ARH2
●
Proton Pump Inhibitor/ PPI
●
Penatalaksanaan Infeksi H. Pylori
●
Terapi tripel
●
PPI 2x1 + Amoksisislin 2x1000 + Klaritromisin 2x500
●
PPI 2x1 + Metronidazol 3x500 + Klaritromisin 2x500
●
PPI 2x1 + Metronidazol 3x500 + Amoksisilin 2x1000
●
PPI 2x1 + Metronidazol 3x500 + Tetrasiklin 4x500
●
Terapi Kuadrupel, jika gagal dengan terapi tripel. Regimen terapinya yaitu:
●
PPI 2x1, Bismuth 4x2, metronidazol 4x250, tetrasiklin 4x500.
Terapi Invasif
• Terapi endoskopi
• Injeksi : penyuntikan submukosa sekitar
titik perdarahan dengan adrenalin
(1:10000) sebanyak 0,5–1 ml/suntik
dengan batas 10 ml atau alcohol
absolute (98%) tidak melebihi 1 ml.
• Termal : koagulasi, heatprobe, laser.
• Mekanik : hemoklip, stapler.
• Terapi bedah
Kesimpulan
Sudoyo AW, Setiyohadi B, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV, Jilid I.
2006. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Tjahyono W. Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Djumhana A. Perdarahan Akut Saluran Cerna Bagian Atas. Bandung: Universitas
Padjajaran.
Terima Kasih