TEMPOROPARIE
TAL SINISTRA
Oleh :
A. Muh. Yasser Mukti
111 2018 2084
Pembimbing :
Dr. dr. Hj. Nadra Maricar Sp.S(K)
IDENTITAS PASIEN
NAMA : NY. N
NOMOR RM : 270440
TANGGAL LAHIR / UMUR : 20 – 01 - 1967 / 52 TAHUN
SUKU : MAKASSAR
JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
STATUS : SUDAH MENIKAH
AGAMA : ISLAM
PEKERJAAN : IRT
ALAMAT : JL. KASUARI
KAMAR : KAMAR 3
TANGGAL MASUK RS : 13 NOVEMBER 2019
TANGGAL KELUAR RS : 19 NOVEMBER 2019
ANAMNESIS
• Keluhan utama : Nyeri kepala
• Riwayat Penyakit Sekarang :
• Pasien masuk ke poli saraf RSUD Haji Makassar dengan keluhan nyeri kepala
yang dialami sejak 2 bulan yang lalu, nyeri dirasakan hilang timbul di bagian
kepala tengah dan tidak berdenyut. Nyeri membaik dengan istrahat dan
memburuk ketika beraktivitas. Pasien mengeluhkan bicara cadel sejak 2
bulan yang lalu. Demam (-), batuk (-) mual (-), muntah (-), nyeri perut (-).
BAK dan BAB biasa
a. Riwayat Penyakit Dahulu :
1) Riwayat trauma (-)
2) Riwayat hipertensi ada
3) Riwayat penyakit jantung disangkal
4) Riwayat asma disangkal
5) Riwayat alergi obat disangkal
6) Riwayat DM disangkal
a. Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat disangkal pasien.
b. Riwayat pengobatan: -
4
1. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis :
Keadaan Umum : Sakit Sedang
c. Status Neurologis :
Kesadaran : GCS E4M6V5 (Compos Mentis)
1) GCS : E4M6V5
Gizi : Baik
2) Kepala :
Tekanan darah : 140/90 mmHg
• Bentuk : Normocephal
Nadi : 80x/mnt, regular, kuat angkat
• Penonjolan : (-)
Pernapasan : 20 x/menit
• Posisi : (-)
Suhu : 36.5 oC
• Pulsasi : (-)
Anemia : Tidak ada
3) Leher :
Sianosis : Tidak ada
• Sikap : Dalam batas normal
Ikterus : Tidak ada
• Pergerakan : Dalam batas normal
b. Status Internus :
• Kaku kuduk : (-)
Toraks : Paru dan Jantung dbn
Abdomen : Peristaltik (+). Normal, Nyeri tekan (-)
d. Pemeriksaan Saraf Cranial (Nervus Kranialis)
1) Nervus I (Nervus Olfaktorius) : Dalam batas normal
2) Nervus II (Nervus Optikus) :
• Ketajaman Penglihatan : dbn / dbn
• Lapangan Penglihatan : dbn / dbn
• Melihat Warna : dbn / dbn
• Funduskopi : tde/ tde
3) Nervus III, IV, VI (Nervus Okulomotorius, Trokhlearis, Abdusens) :
Celah kelopak mata : Kanan Kiri
Ptosis : (-) (-)
Exoftalmus : (-) (-)
Nistagmus : (-) (-)
Pupil :
Bentuk/ukuran : Bulat Bulat
Isokor/anisokor : sokor Isokor
RL/RCL : (+) (+)
Refleks konsensuil : (+) (+)
Refleks akomodasi : (+) (+)
Gerakan Bola mata
Paresis : (-) (-)
4) Nervus V (Nervus Trigeminus) :
Sensibilitas wajah : (+) (+)
Menggigit : (+) (+)
Mengunyah : (+) (+)
Membuka mulut : (+) (+)
Refleks kornea : (+) (+)
5) Nervus VII (Nervus Fasialis) :
Kedipan Mata : (+) (+)
Lipatan nasolabial : Simetris
Sudut mulut : Simetris
Mengerutkan dahi : (+) (+)
Mengerutkan alis : (+) (+)
Menutup mata : (+) (+)
Meringis : (+) (+)
Mengembungkan pipi : (+) (+)
Pengecap 2/3 lidah depan : Dalam batas normal
6) Nervus VIII (Nervus Vertibulokokhlearis) :
Mendengar suara berbisik : Dalam batas normal
Tes Weber : Tidak dilakukan
Tes Rinne : Tidak dilakukan
7) Nervus IX (Nervus Glossofaringeus) :
Pengecap 1/3 lidah belakang : Dalam batas normal
Sensibilitas faring : Dalam batas normal
8) Nervus X (Nervus Vagus) :
Arkus faring : Dalam batas normal
Berbicara : Dalam batas normal
Menelan : Dalam batas normal
Nadi : Reguler
9) Nervus XI (Nervus Aksesorius) :
Memalingkan kepala : Dalam batas normal
Mengangkat dagu : Dalam batas normal
10) Nervus XII (Nervus Hipoglossus) :
Menjulurkan lidah : Deviasi lidah ke arah kanan
Tremor lidah : (-)
Atrofi lidah : (-)
Fasikulasi : (-)
Artikulasi : Berbicara cadel
e. Badan dan Anggota Gerak
1) Badan
Bentuk kolumna vertebralis : Dalam batas normal
Pergerakan kolumna vertebralis : Tidak dievaluasi
Refleks kulit perut atas : Tidak dievaluasi
Refleks kulit perut tengah : Tidak dievaluasi
Refleks kulit perut bawah : Tidak dievaluasi
Refleks kremaster : Tidak dievaluasi
Sensibilitas
Taktil : Dalam batas normal
Nyeri : Dalam batas normal
Suhu : Dalam batas normal
2) Anggota Gerak
• Motorik
P= N N K= 5 5 T= N N RF = +2 +2 RP = N N
N N 5 5 N N +2 +2 N N
Refleks Fisiologik :
Biseps : (+) / (+)
Triseps : (+) / (+)
Radius : + Sensorik : Sup(D) Sup(S) Inf(D) Inf(S)
Ulna : +
Nyeri : (N) (N) (-) ( -)
KPR : (+) / (+)
APR : (+) / (+) Suhu : (N) (N) (-) (-)
Refleks Patologik : Raba : (N) (N) (N) (N)
Hoffman – Tromner : (-) / (-)
Rasa sikap : (N) (N) (N) (N)
Babinski : (-) / (-)
Chaddock : (-) / (-) Diskriminasi : (N) (N) (N) (N)
Tes Kernig : (-) / (-)
Koordinasi, Gait dan Keseimbangan :
Cara berjalan : Tidak dievaluasi
Tes Romberg : Tidak dievaluasi Gerakan – gerakan abnormal :
Ataksia : Tidak dievaluasi Tremor : (-)
Rebound phenomenon : Tidak dievaluasi Athetosis : (-)
Dismetri : Tidak dievaluasi Mioklonus : (-)
Pemeriksaan khusus: Otonom :
Lasegue : (-/-) Miksi : normal
Patrick : (-/-) Defekasi : normal
Kontra Patrick : (-/-)
Sekresi keringat : normal
Phalen Test : (-/-)
Tinnel Test : (-/-)
Ok Sign Test : (-/-)
Thenar Wasting : (-/-)
f. Fungsi Luhur
Memori : Dalam batas normal
Fungsi Bahasa : Dalam batas normal
Visuospasial : Dalam batas normal
Praksia : Dalam batas normal
Kalkulasi : Dalam batas normal
g. Pemeriksaan Khusus (Dix-Hallpike)
Tidak dievaluasi
h. Nistagmus
(-)
i. Roomberg
Tidak dievaluasi
Hasil :
PEMERIKSAAN PENUNJANG (18-11-2019) Tampak massa
homogen pada lobus
temporoparietal kiri,
ukuran 5,35 x 3, 39
dengan densitas 11,2
UH yang menyangat
setelah pemberian
kontras menjadi 65,3
HU yang mendesak
ventrikel lateralis ke
kanan dan
Kesan : menyebabkan
Meningioma lobus midline shift ke kanan
temporoparietal + 0,95 cm
sinistra disertai
13
herniasi subfalcine
4. ASSESSMENT (DIAGNOSIS KERJA)
Diagnosis Klinis : Cephalgia kronik
Diagnosis Topis : Lobus temporoparietal sinistra
Diagnosis Etiologis : Meningioma
15
Follow Up
Tanggal 14/11/2019
S/ O/ A/ P/
S/ Nyeri kepala O/ 1. SOL IVFD RL 20
ada, muntah KU : Sakit sedang Intrakranial tetes/menit
tidak ada, Kesadaran : Composmentis susp. Abses 1. Dexamethason
e 5 mg/12 jam/
demam tidak TD : 140/90 mmHg cerebri dd IV
ada N : 80x/menit tumor 2. Citicolin 500
P : 20x /menit 2. Cephalgia mg/12 jam/ IV
Status Neurologis kronik 3. Omeprazole 40
GCS 15 3. Disartria mg/ 12 jam/ IV
N.Cranial : pupil isokor diameter 2.5 mm/2.5 mm 4. Ampisilin 1 gr/
Nn Cr lain: Parese N.XII dextra sentral 8 jam/ IV
Motorik : Pergerakan Motorik Tonus 5. Ceftriaxone 2
gr/ 24 jam/ IV
6. Mecobalamin
N N 5 5 N N 500 mg/ 24
RF RP jam/ IV
N N 5 5 N N Usul : Cek Darah
Sensoris Normal lengkap, CT Scan
Otonom Normal +2 +2 - - Kepala Kontras
+2 +2 - -
16
Follow Up
Hasil Lab Tanggal 14/11/2019
Darah Lengkap Hasil Nilai Normal Kimia Darah Hasil Nilai normal
GDP 231 80 – 100
WBC 6,53 x 103 4,00 – 10,00
SGOT 21 L : <37 P: <31
RBC 4,75 x 106 4,00 – 5,00 SGPT 17 L : <42 P : <32
Urea 24 10 – 50
HB 10,1 12,0 – 16,0
Kreatinin 0,57 L:0,7 – 1,3 P: 0,6 –
HCT 32,7 36,0 – 48,0 1,1
MCV 68,8 84,0 – 96,0 Asam Urat 3,8 L : 3,7 – 7,0 P : 2,4
– 5,7
MCH 21,3 28,0 – 34,0 Kolestrol total 302 < 200
MCHC 30,9 32,0 – 36,0 Trigliserida 113 <150
Kolestrol HDL 57 >40
PLT 370 X 103 150 - 450
Kolestrol LDL 222 <100
17
Follow Up
Tanggal 15/11/2019
S/ O/ A/ P/
S/ Nyeri kepala O/ 1. SOL IVFD RL 20
berkurang, KU : Sakit sedang Intrakranial tetes/menit
makan minum Kesadaran : Composmentis susp. Abses 1. Dexamethason
baik, bicara TD : 150/80 mmHg cerebri dd e 5 mg/12
cadel N : 80x/menit tumor jam/ IV
P : 20x /menit 2. Cephalgia 2. Citicolin 500
Status Neurologis kronik mg/12 jam/ IV
GCS 15 NRS : 2 3. Disartria 3. Omeprazole
N.Cranial : pupil isokor diameter 2.5 mm/2.5 mm 40 mg/ 12
jam/ IV
Nn Cr lain: Parese N.XII dextra sentral 4. Ampisilin 1 gr/
Motorik : Pergerakan Motorik Tonus 8 jam/ IV
5. Ceftriaxone 2
N N 5 5 N N gr/ 24 jam/ IV
RF RP 6. Mecobalamin
N N 5 5 N N 500 mg/ 24
Sensoris Normal jam/ IV
Otonom Normal +2 +2 - - Usul : CT Scan
- - Kepala Kontras
+2 +2
18
Follow Up
Tanggal 16/11/2019
S/ O/ A/ P/
S/ Nyeri O/ 1. SOL IVFD RL 20
kepala, makan KU : Sakit sedang Intrakranial tetes/menit
minum baik, Kesadaran : Composmentis susp. Abses 1. Dexamethason
e 5 mg/12 jam/
bicara cadel TD : 150/80 mmHg cerebri dd IV
N : 80x/menit tumor 2. Citicolin 500
P : 20x /menit 2. Cephalgia mg/12 jam/ IV
Status Neurologis kronik 3. Omeprazole 40
GCS 15 NRS : 2-3 3. Disartria mg/ 12 jam/ IV
N.Cranial : pupil isokor diameter 2.5 mm/2.5 mm 4. Hipertensi 4. Ampisilin 1 gr/
Nn Cr lain: Parese N.XII dextra sentral 8 jam/ IV
Motorik : Pergerakan Motorik Tonus 5. Ceftriaxone 2
gr/ 24 jam/ IV
6. Mecobalamin
N N 5 5 N N 500 mg/ 24
RF RP jam/ IV
N N 5 5 N N 7. Amlodipin 5 mg
Sensoris Normal 0-0-1
Otonom Normal +2 +2 - - Usul : CT Scan
Kepala Kontras
+2 +2 - -
19
Follow Up
Tanggal 18/11/2019
S/ O/ A/ P/
S/ Nyeri O/ 1. SOL IVFD RL 20
kepala, makan KU : Sakit sedang Intrakranial tetes/menit
minum baik, Kesadaran : Composmentis susp. Abses 1. Dexamethason
e 5 mg/12 jam/
bicara cadel TD : 150/80 mmHg cerebri dd IV
N : 80x/menit tumor 2. Citicolin 500
P : 20x /menit 2. Cephalgia mg/12 jam/ IV
Status Neurologis kronik 3. Omeprazole 40
GCS 15 NRS : 2-3 3. Disartria mg/ 12 jam/ IV
N.Cranial : pupil isokor diameter 2.5 mm/2.5 mm 4. Hipertensi 4. Ampisilin 1 gr/
Nn Cr lain: Parese N.XII dextra sentral 5. Dislipidemia 8 jam/ IV
Motorik : Pergerakan Motorik Tonus 6. Hiperglikemia 5. Ceftriaxone 2
gr/ 24 jam/ IV
6. Mecobalamin
N N 5 5 N N 500 mg/ 24
RF RP jam/ IV
N N 5 5 N N 7. Amlodipin 5 mg
Sensoris Normal 0-0-1
Otonom Normal +2 +2 - - Usul : CT Scan
Kepala Kontras
+2 +2 - -
20
Follow Up
Tanggal 19/11/2019
S/ O/ A/ P/
S/ Nyeri O/ 1. Meningioma 1. Dexamethaso
kepala, makan KU : Sakit sedang lobus ne 0,5 mg 3 x
minum baik, Kesadaran : Composmentis temporoparie 1
bicara cadel TD : 150/80 mmHg tal sinistra 2. Citicolin 500
N : 80x/menit 2. Cephalgia mg 2 x 1
P : 20x /menit kronik 3. Omeprazole
Status Neurologis 3. Hipertensi 20 mg 2 x 1
GCS 15 NRS : 2-3 4. Dislipidemia 4. Mecobalamin
N.Cranial : pupil isokor diameter 2.5 mm/2.5 mm 5. Hiperglikemia 500 mg 1x1
Nn Cr lain: Parese N.XII dextra sentral 6. Anemia 5. Amlodipin 5
Motorik : Pergerakan Motorik Tonus mg 0-0-1
6. Metformin
500 mg 2 x 1
RF N N RP 5 5 N N 7. Ferrous
N N 5 5 N N Sulfate 300
Sensoris Normal mg 1 x 1
Otonom Normal +2 +2 - - Usul : Rawat
CT Scan Kontras : Meningioma lobus temporoparietal
- - sinistra disertai Jalan, konsul
herniasi subfalcine +2 +2 bedah saraf
21
MENINGIOMA
Diskusi
Hormon
RadiasiIonisasi
Radiasitelepongenggam
CederaKepala
Klasifikasi
• Meningioma tumbuh dengan lambat. Jika tumor tidak menimbulkan gejala, mungkin
pertumbuhannya sangat baik jika diobservasi dengan MRI secara periodic. Jika
Grade 1 tumor semakin berkembang, maka pada akhirnya dapat menimbulkan gejala,
kemudian penatalaksanaan bedah dapat direkomendasikan. Kebanyakan
meningioma grade I diterapi dengan tindakan bedah dan observasi yang continue
• Meningioma grade II disebut juga meningioma atypical. Jenis ini tumbuh lebih cepat
dibandingkan dengan grade I dan mempunyai angka kekambuhan yang lebih tinggi
Grade 2
juga. Pembedahan adalah penatalaksanaan awal pada tipe ini. Meningioma grade II
biasanya membutuhkan terapi radiasi setelah pembedahan
Kejang
PerubahanMental
Gangguanmelihat
Mualmuntah
HemiparesisKontralateral
Kelemahanpadalengandan kaki
Pemeriksaan Penunjang
FotoX-Ray
• Gambarankhas,yaituhiperostosis,peningkatanvaskularisasid
ankalsifikasi
CT Scan
• PadaCT-scantanpakontras,
meningiomaakanmemberikangambaranisodensehinggasedi
kithyperdensedankalsifikasi
• SedangkanCT-
scandengankontrasakanmemberikangambaranpeningkatan
MRI
densitasyanghomogen
• MRImemperlihatkanlesiberupamassa,dengangejalatergantu
ngpadalokasitumorberada
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan meningioma tergantung dari lokasi dan ukuran tumor itu sendiri. Penatalaksanaannya
dapat berupa pembedahan, radiosurgery, radiasi dan embolisasi. Pembedahan merupakan terapi utama pada
penatalaksanaan semua jenis meningioma.
Penggunaan radioterapi sebagai pilihan penanganan meningioma semakin banyak dipakai. Radioterapi telah
dilaporkan memberikan manfaat secara klinis pada banyak serial kasus yaitu baik regresi ataupun berhentinya
pertumbuhan tumor. Manfaat radioterapi masih menjadi perdebatan, Radioterapi disarankan sebagai terapi
adjuvan pada reseksi inkomplit, tumor rekuren dan atau grade tinggi, serta sebagai terapi utama pada
beberapa kasus seperti meningioma saraf optik dan beberapa tumor yang tidak dapat direseksi.
Kemoterapi sebagai terapi ajuvan untuk rekuren meningioma atipikal atau jinak baru sedikit sekali
diaplikasikan pada pasien, tetapi terapi menggunakan regimen kemoterapi (baik intravena atau intraarterial cis-
platinum, decarbazine (DTIC) dan adriamycin) menunjukkan hasil yang kurang memuaskan
TERIMA
KASIH
30