Anda di halaman 1dari 22

Manajemen dan Administrasi 1

Kesling
Kebijakan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga
KELOMPOK 1

Aceng Dewinta Dimas Fenty Tasya


Sanjaya Ayu Silma Sambas Ramadhanti Pujiani
2

Konsep Program Indonesia Sehat


dengan Pendekatan Keluarga
3

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan


menegakkan tiga pilar utama, yaitu :

Penerapan Paradigma Sehat

Penguatan Pelayanan Kesehatan

Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional


4
PARADIGMA SEHAT

Cara pandang, asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang mengutamakan upaya menjaga dan memelihara
kesehatan, tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Perubahan mencakup
kelompok sasaran di bawah ini :

Kelompok Sasaran Perubahan Yang Diharapkan Dampak dari Perubahan


Penentu kebijakan Pemangku kepentingan memperhatikan 1. Menjadikan kesehatan sebagai arus utama
(lintas sektor) dampak kesehatan dari kebijakan yang pembangunan
diambil baik di hulu maupun di hilir 2. Meningkatkan peran lintas sektor dalam
pembangunan kesehatan
Tenaga kesehatan Tenaga kesehatan di setiap lini pelayanan 1. Promotif dan preventif merupakan aspek
kesehatan mengupayakan agar: utama dalam setiap upaya kesehatan
1. Orang sehat tetap sehat dan tidak 2. Meningkatnya kemampuan tenaga
menjadi sakit kesehatan dalam promotif dan preventif
2. Orang sakit menjadi sehat
3. Orang sakit tidak menjadi lebih sakit
5
PARADIGMA SEHAT

Kelompok Sasaran Perubahan Yang Diharapkan Dampak dari Perubahan


Insitusi kesehatan Seiap institusi kesehatan menerapkan 1. Peningkatan mulu pelayanan kesehatan
standar mutu dan tariff dalam pelayanan 2. Pelayanan kesehatan berkompetisi lebih
kepada masyarakat “fair” dalam hal mutu dan tarif di dalam
memberikan pelayanan terbaik bagi
masyarakat.

Masyarakat Masyarakat merasa bahwa kesehatan 1. Terlaksanaknya PPHBS di keluarga dan


adalah harta berharga yang harus masyarakat
diupayakan dan dijaga 2. Masyarakat aktif sebagai kader, sehingga
terlaksana kegiatan pemberdayaan
masyarakat melalui UKBM

Kebijakan operasional tersebut diharapkan akan mampu mewujudkan Keluarga Sehat sebagaimana cita-cita
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Puskesmas wajib mendorong seluruh pembangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya mencegah
dan mengurangi resiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
6
KONSEP PENDEKATAN KELUARGA

Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan/meingkatkan askses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
Kegiatannya berupa :
1. Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data profil kesehatan keluarga dan peremajaan
(updating) pangkalan datanya.
2. Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif.
3. Kunjungan keluarga untuk menindaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung.
4. Pemanfaatan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga untuk pengorganisasian/pemberdayaan
masyarakat dan manajemen Puskesmas.
7
PELAKSANAAN PENDEKATAN KELUARGA

Terdapat 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga, yaitu :
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan
6. Penderita Tb paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan dan tidak ditelantarkan
8. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
9. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
10.Penderita gangguan jiwa mendapat pengobatan dan tidak ditelantarkan
11.Anggota keluarga tidak ada yang merokok
12.Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Pelaksanaan Pendekatan dilakukan minimal di satu desa secara utuh dari RT, RW, Desa yang meliputi semua
tahapan pendekatan keluarga yaitu pendataan, analisa, identifikasi, intervensi, dan maintenance.
8
PERAN PEMBINA KELUARGA

1. Mengumpulkan data kesehatan keluarga (menggunakan formulir Profil Kesehatan Keluarga / prokesga) 
manual dan aplikasi keluarga sehat
2. Melakukan analisis data secara sederhana
3. Melakukan identifikasi masalah
4. Melakukan intervensi, penyuluhan/pendidikan kesehatan
5. Meremajakan (update) data keluarga dalam Profil Kesehatan Keluarga (Family Folder)
6. Pengembangan kompetensi dapat dilakukan sesuai dengan penambahan muatan infikator lokal spesifik di
masing-masing daerah.
9
PERAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

1. Pengembangan Sumber Daya


• Mengupayakan terpenuhi tenaga-tenaga di puskesmas
• Menyelenggarakan pembekalan/pelatihan tenaga puskesmas

2. Koordinasi dan Bimbingan


• Mengirim petugas ke Puskesmas untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi puskesmas
• Mempersilahkan puskesmas berkonsultasi terkait masalah di luar jadwal yang sudah ditetapkan

3. Pemantauan dan Pengendalian


• Mengembangkan sistem pelaporan dari puskesmas ke Dinkes Kab/Kota
• Menghitung IKS tingkat kab/kota.
10
PERAN DINAS KESEHATAN PROVINSI

1. Pengembangan Sumber Daya


• Penyelenggaraan pelatihan untuk pelatih/petugas yang akan dikirim ke puskesmas

2. Koordinasi dan Bimbingan


• Mengundang Dinkes Kab/Kota untuk membahas dan menetapkan hal-hal apa yang dapat dilaksanakan
secara terkoordinasi.
• Menentukan jadwal kunjungan ek Dinkes Kab/Kota terkait bimbingan untuk memecahkan masalah di
Dinkes Kab/Kota.

3. Pemantauan dan Pengendalian


• Mengembangkan sistem pelaporan dari Dinkes Kab/Kota ke Dinkes Provinsi
• Menghitung IKS tingkat provinsi
11
PERAN KEMENTERIAN KESEHATAN

1. Kebijakan dan Pedoman


• Berupa peraturan, pedoman, petunjuk teknis, aplikasi, modul dan sebagainya berkaitan dengan PIS-PK

2. Pengembangan Sumber Daya


• Menyediakan dana untuk pelaksanaan PIS-PK
• Menetapkan kurikulum dan modul terkait PIS-PK

3. Koordinasi dan Bimbingan


• Menyelenggarakan Rakerkesnas
• Bimbingan ke Dinkes Provinsi dengan membagi wilayah dan penugasan di wilayah tersebut terhadap
pejabat Kemenkes

Pemantauan dan Pengendalian


• Mengembangkan sistem pelaporan dari Dinkes Provinsi
• Menghitung IKS tingkat nasional
12
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB LINTAS
SEKTOR
Masalah kesehatan adalah masalah multi dimensi, yaitu banyak sekali faktor penentu (determinan)nya.
Sebagian besar faktor penentu tersebut bahkan berada di luar jangkuan (tugas dan wewenang) sektor
kesehatan. Misalnya, salah satu faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap Angka Kematian Ibu
melahirkan adalah karena banyaknya terjadi pernikahan dan kehamilan dalam usia yang masih sangat muda.
Untuk itu diperlukan pengaturan agar tidak terjadi pernikahan dalam usia yang terlalu muda

Keberhasilan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan keluarga diukur dengan Indeks Keluarga
Sehat, yang merupakan komposit dari 12 indikator. Semakin banyak indikator yang dapat dipenuhi oleh suatu
keluarga,maka status keluarga tersebut akan mengarah kepada Keluarga Sehat. Semakin banyak keluarga
yang mencapai status Keluarga Sehat, maka akansemakin dekat tercapainya Indonesia Sehat.
13

Penguatan Puskesmas dengan


Pendekatan Keluarga
Pelaksanaan Program Indonesia Sehata dengan 14
Pendekatan Keluarga di tingkat Puskesmas , yaitu :

Melakukan pendataan kesehatan seluruh anggota keluarga menggunakan Prokesga oleh Pembina
Keluarga (dapat dibantu oleh kader kesehatan).

Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas oleh tenaga pengelola data Puskesmas.

Menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan menyusun rencana Puskesmas


oleh Pimpinan Puskesmas.

Melaksanakan kunjungan rumah dalam upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif oleh
Pembina Keluarga.

Melaksanakan pelayanan kesehatan (dalam dan luar gedung) melalui pendekatan siklus hidup
oleh tenaga kesehatan Puskesmas.

Melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas oleh tenaga pengelola data Puskesmas.
15

Kegiatan-kegiatan tersebut harus diintegrasikan ke dalam langkah-langkah manajemen Puskesmas yang


mencakup P1 (Perencanaan), P2 (Penggerakan-Pelaksanaan), dan P3 (Pengawasan-Pengendalian-
Penilaian).

Tahapan persiapan pelaksanaan pendekatan keluarga yaitu :


1. Melakukan sosialisasi di tingkat puskesmas (internal)
2. Melakukan pembagian wulayah binaan
3. Menetapkan petugas pembina keluarga
4. Menyusun SK Tim pendekatan keluarga
5. Melakukan sosialisasi dengan lintas sektor, perangkat desa, RW, RT, PKK dan kader kesehatan
16
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

Ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak
diperoleh setiap warga secara minimal.

Tujuan SPM:
• Panduan dari pemerintah pusat untuk daerah dalam memberikan pelayanan esensial
• Alat pemerintah pusat dalam memastikan bahwa setiap WNI memperoleh pelayanan esensial yang sama
• Alat kontrol masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk meningkatkan akuntabilitas
pemda terhadap masyarakat.

Untuk menjamin tercapainya sasaran dan prioritas pembangunan nasional bidang kesehatan dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016, Menteri Kesehatan telah menetapkan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan.
17
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

SPMD Bidang Kesehatan sebagaimana tersebut meliputi:


1. Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar.
2. Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan persalinan sesuau standar.
3. Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
4. Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
5. Setiap anak pada usia pendidikan dasar mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
6. Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
7. Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
8. Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
9. Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
10.Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
11.Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar.
12.Setiap orang berisiko terinfeksi HIV (ibu hamil, pasien TB, pasien IMS, waria/transgender, pengguna
napza, dan warga binaan permasyarakatan) mendapatkan pemeriksaan HIV sesuai standar.

Dari 12 SPM sebanyak 7 SPM akan dapat dicapai atau didukung pencapaiannya dengan diterapkannya
pendekatan keluarga (PIS-PK)
18
UPAYA KESEHATAN BERBASIS MASYARAKAT (UKBM)

UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola
oleh, dari, untuk, dan bersama masyarakat dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor, dan
lembaga terkait lainnya.

Bentuk UKBM antara lain Posyandu, Poskesdes, Posbindu Penyakit Tidak Menular, UKS, Saka Bakti Husada,
Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren), Pos UKK, dan lain-lain.
19
GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

Germas adalah upaya meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan bagi setiap orang untuk hidup
sehat agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.

Kegiatan yang dilakukan dalam rangka mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, antara lain:
(1) Melakukan aktivitas fisik,
(2) Mengonsumsi sayur dan buah,
(3) Tidak merokok,
(4) Tidak mengonsumsi alkohol,
(5) Memeriksa kesehatan secara rutin,
(6) Membersihkan lingkungan,
(7) Menggunakan jamban.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK 20
MENULAR (P2PTM)

Penyakit Tidak Menular (PTM) utama (kardiovaskuler, kanker, diabetes mellitus, penyakit paru obstruktif
kronik, dan gangguan akibat kecelakan dan tindak kekerasan) terutama di Negara berkembang telah
mengalami peningkatan dengan cepat sehingga berdampak pada peningkatan angka kesakitan dan
kematian.

Keluarga sebagai bagian dari masyaraakt mempunyai peranan penting dalam pencegahan PTM, antara lain
dalam menumbuhkan budaya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada komunitas

Pelayanan Terpadu PTM untuk fasilitas kesehatan tingkat pertama, khususnya di Puskesmas akan menjamin
terlaksananya deteksi dini faktor risiko PTM seperti Pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut,
tekanan darah, gula darah, profil lemak darah, pemeriksaan fungsi paru sederhana, pemeriksaan IVA dan
SADANIS, diagnosis dini serta pengobatan esensial PTM, termasuk penguatan tata-laksana faktor risiko
antara lain upaya berhentuk merokok (UBM) maupun konseling faktor risiko PTM lainnya.
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL 21

Jaminan Kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan
kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.

Program JKN ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kesehatan bagi seluruh masyarakat
Indonesia, baik Penerima Bantuan Iuran (PBI) ataupun Non-PBI.

Pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan
biaya. Kesemuanya itu ditujukan kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat. Tanda kepesertaan JKN adalah
Kartu Indonesia Sehat (KIS).
DAFTAR PUSTAKA 21

• Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun
2005-2025
• Permenkes Nomor 39 tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelaksanaan Program Indonesia
dengan Pendekatan Keluarga
• Permenkes 43 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
• Permenkes Nomor 44 tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
• Keputusan Menkes RI No. HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan
tahun 2015-2019
• Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas Melalui Pendektan Keluarga Kementrian Kesehatan,
2016

Anda mungkin juga menyukai