UP
R
KO
N A
A
P ID
A K
N D
TI
Tujuan Pembelajaran:
Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti materi ini , peserta latih mampu memahami
tindak pindana korupsi dengan benar.
Tujuan Pembelajaran Khusus:
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menjelaskan :
Pra Kemerdekaan:
masa pemerintahan Majapahit: di dominasi kalangan elit,
bangsawan , sultan, raja2
masa Kolonial Belanda : Budaya Belanda yang tertutup
menyuburkan budaya korupsi di Indonesia.
Pasca Kemerdekaan:
Orde Lama : “Operasi Budhi” selamatkan ± 11 M, dianggap ganggu
prestise Presiden dibubarkan
Dibentuk Komando Tertinggi Retooling Aparat Revolosi (KOTRAR)----
diketuai Presiden Soekarno.
Orde Baru :
Laksamana Sudomo diangkat menjadi Pangkopkamtip-----
dibentuklah Opersasi Tertip ( Opstib) -----bertugas
memberantas korupsi.
Era Reformasi
dibentuk KPK ( Komisi Pemberantasan Korupsi) berdasarkan UU
no 30 2002.
Data ICW (Indonesia Corruption Watch) LSM lokal yg bergerak
khusus dlm pemberantasan dan pencegahan korupsi, bahwa
“Kemenkes merupakan lembaga yg paling besar merugikan
negara, yakni Rp.249,1 M. Ada 9 kasus korupsi berhasil
ditindak di lembaga tsb”, 46 kasus korupsi terjadi di Dinkes
tk.I&II, 55 kasus di RS, 9 kasus di Puskesmas.
2003-2014 kerjasama KPK, PPATK ( Financial Transaction Reports
and Analysis Centre), BPK, Polri, Kejagung. Pada Pemilu 2009:
Lembaga Survey Nas, 39% publik bersedia menerima uang dari
Caleg/Partai, Suara Merdeka.com: 69,1% publik bersedia
menerima uang dari Caleg/Partai
JENIS TINDAK PIDANA KORUPSI :
1. Korupsi terkait kerugian keu negara
2. Suap – menyuap
3. Penggelapan dalam jabatan
4. Pemerasan
5. Perbuatan curang
6. Benturan kepentingan dalam pengadaan
7. Gratifikasi
1. Korupsi terkait kerugian keu negara
Keu Neg (UU no 31 Th 1999) : seluruh kekayaan neg dlm bentuk
apapun, yg dipisahkan atau yg tdk dipisahkan, termasuk di dlmnya
segala bagian kekayaan neg dan segala hak & kewajiban yg timbul
karena;
a. Berada dlm penguasaan, pengurusan, dan pertanggungjawaban
pejabat lembaga neg, baik di tk pusat maupun di daerah.
b. Berada dlm penguasaan, pengurusan, dan pertanggungjawaban
BUMN/BUMD, Yayasan, Badan hukum, dan perusahaan yg
menyertakan modal negara, atau perusahaan yg menyertakan
modal pihak ke3 berdasarkan perjanjian dg neg.
Keu neg (UU no. 17 Th 2003) : meliputi;
a. Semua hak dan kewajiban neg yg dpt dinilai dg uang
b. Segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yg dpt
dijadikan milik neg berhub dg pelaks hak dan kewajiban
c. Kekayaan neg/kekayaan daerah yg dikelola sendiri atau oleh pihak
lain berupa uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain
yg dpt dinilai dg uang, termasuk kekayaan yg dipisahkan pd
perusahaan neg/perusahaan daerah.
Tipikor terkait kerugian negara: UU no. 20 Th 2001 ; ps 2 & ps 3 “setiap
orang yg merugikan keu neg atau perekonomian neg, dipidana penjara
dg penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh) th dan denda paling sedikit Rp.
200.000.000;00 (dua ratus juta rp) dan paling banyak Rp.
1.000.000.000;00 (satu miliar rp) atau dpt dihukum mati.
Contoh Kasus:
1. Suatu proyek pembangunan gedung , penyedia sudah menyelesaikan
pekerjaan 90%, ternyata dibayarkan 100%.
2. Pegawai pencatat retribusi pelayanan di Puskesmas memanipulasi
data kunjungan pasien sebenarnya dan membuat data fiktif yang lebih
kecil sehingga uang yg disetorkan tidak sesuai dg jumlah
pengunjung/pasien sebenarnya.
3. PNS menggunakan fasilitas kendaraan operasional pem untuk
disewakan kpd pihak luar dan uang sewanya tdk disetorkan ke Kas
neg.
2. Korupsi terkait dengan suap-menyuap
Contoh kasus:
a. Seorang ibu mendatangi salah seorang panitia penerimaan mahasiswa baru
di sebuah PTN dan menyampaikan keinginannya agar anaknya bisa
diterima menjadi mahasiswa di PTN tsb. Ibu tsb menjanjikan suatu imbalan
jika anaknya diterima.
3. Korupsi terkait dg Penggelapan dlm Jabatan
UU no 20 th 2001 : Ps 8:
Dipidana dg pidana penjara paling singkat 3 (tiga) th dan paling lama 15
(lima belas) th dan pidana denda paling sedikit Rp. 150.000.000;00
(seratus lima puluh juta rp) dan paling banyak Rp. 750.000.000;00 (tujuh
ratus lima puluh ribu rp), peg neg atau orang selain peg neg yg
ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus-menerus atau
untuk sementara waktu, dg sengaja menggelelapkan uang atau surat
berharga yg disimpan karena jabatannya, atau membiarkan uang atau
surat berharga tsb diambil atau digelapkan oleh orang lain, atau
membantu dlm melakukan perbuatan tsb.
UU no 20 th 2001 : Ps 9:
Dipidana dg pidana penjara paling singkat 1 (satu) th dan paling
lama 5 (lima) th dan pidana denda paling sedikit Rp. 50.000.000;00
(lima puluh juta rp) dan paling banyak Rp. 250.000.000;00 (dua ratus
lima puluh juta rp) peg neg atau orang selain peg neg yg diberi tugas
menjalankan suatu jabatan umum secara terus-menerus atau untuk
sementara waktu, dg sengaja memalsu buku-buku atau daftar-daftar
yg khusus untuk pemeriksaan administrasi
Contoh kasus:
1. Seorang pejabat dg kekuasannya menerbitkan surat pengalihan
balik barang atas namanya sendiri atau orang lain, padahal
menyalahi prosedur.
2. Seorang pejabat yg berwenang menerbitkan surat penghapusan
ganti rugi kehilangan mobil dinas di luar jam kerja oleh seorang
peg, padahal seharusnya ybs hrs mengganti kehilangan mobil tsb.
4. Tindak Pidana Korupsi Pemerasan
Tindak pidana korupsi pemerasan yaitu usaha pemaksaan dg
kekerasan atau ancaman kekerasan sehingga orang itu
menyerahkan sesuatu atau mengadakan utang atau menghapus
piutang, sedangkan pd delik penipuan, korban tergerak untuk
menyerahkan sesuatu dan seterusnya, rayuan memakai nama
palsu, martabat palsu, tipu muslihat, rangkaian kata-kata bohong.
UU no 20 th 2001 : Ps 12:
Dipidana dg pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat
4 (empat) th dan paling lama 20 (dua puluh ) th dan pidana denda paling
sedikit Rp. 200.000.000;00 (dua ratus juta rp) dan paling banyak Rp.
1000.000.000;00 (satu miliar rp) :
a. Peg neg atau penyelenggara neg yg dg maksud menguntungkan diri
sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dg
menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan
sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dg potongan, atau
untuk mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri,
b. Peg neg atau penyelenggara neg yg pd waktu menjalankan tugas, meminta,
menerima, atau memotong pembayaran kpd peg neg atau penyelenggara neg
yg lain atau kpd kas umum, seolah-olah peg neg atau penyelenggara neg yg
lain atau kas umum tsb mempunyai utang kepadanya, padahal diketahui
bahwa hal tsb bukan merupakan utang;
Contoh Kasus:
1. Sebuah institusi sekolah pemerintah dlm ketentuan tdk boleh menarik uang kpd
mahasiswa selain yg sudah tercantum dlm PNBP. Ternyata k/ alasan tertentu
seperti kegiatan PKL, institusi tsb mewajibkan mahasiswa untuk membayar
kegiatan tsb.
2. Seorang petugas imunisasi menggunakan alat suntik untuk kegiatan
imunisasi di
Posyandu. Petugas tsb membebankan warga untuk mengganti biaya
alat suntik
tsb, padahal alat suntik tsb sudah dialokasikan anggarannya dari
pemerintah.
Contoh kasus:
Panitia lelang barang ingin memutuskan pemenang lelang, ternyata ada
anggota keluarganya yg mengikuti tender. Akhirnya , panitia
memutuskan keluarga atasan yg dimenangkan karena ada tekanan
atau titipan dari sang atasan.
7. Tindak Pidana Korupsi Terkait Gratifikasi
UU No. 31 th 1999 Juncto UU no. 20 th 2001 : “Gratifikasi : pemberian
dlm arti luas, yakni meliputi pemberian uang, barang, rabat (discount),
komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan,
perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.
Gratifikasi tsb baik yg diterima di dlm neg maupun di luar neg dan yg
dilakukan dg menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana
elektronik”.
Penyelenggara neg atau PNS : semua pejabat & peg lembaga tinggi
pusat sampai daerah
Lembaga Penegak Hukum, Pemberantasan , dan Pencegahan
Korupsi;
Lembaga yang berperan dalam pencegahan
dan penanggulangan Korupsi:
• Kepolisian : berdasarkan UU No 2 tahun 2002.
• Kejaksaan : berdasarkan UU No 16 tahun 2004
• Komisi Pemberantasan korupsi (KPK) : berdasarkan UU No 30
tahun 2002.
• Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR)
Tindak Pidana Korupsi menurut Peraturan
Perudang-Undangan di Indonesia.
Pemberantasan korupsi di Indonesia merupakan salah satu upaya
pemerintah dalam mengemban amanat Undang-Undang Dasar
NKRI tahun 1945.
I. TAP MPR no 1/MPR/ 1998----tentang Penyelenggaraaan Negara
yang Bersih dan Bebas korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
II. Undang-Undang Nomor 3 tahun 1971 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi.
III. Undang-Undang Nomor 11 tahun 1980 tentang Pidana Suap.
IV. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang
Penyelenggara Negara yang bersih , bebas korupsi , kolusi
dan Nepotisme.
V. Undang-undang no 31 tahun 1999, diubah dengan nomor 20
tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
VI. Instruksi Presiden No 5 tahun 2004 tentang Percepatan
Pemberantasan Korupsi
VII. Instruksi Presiden no 2 tahun 2014 tentang Aksi
Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi tahun 2014.
Rangkuman :
Tindak Pidana korupsi perlu dipahami
Pemberantasan korupsi sudah dilakukan sejak orde lama
sampai era reformasi
Sudah ada lembaga pemberantasan korupsi.
.
Trimakasih
Semoga suatu saat Indonesia
bebas korupsi.