Anda di halaman 1dari 10

DAMPAK MASIF KORUPSI DI

BIDANG SOSIAL DAN KEMISKINAN


MASYARAKAT

NAMA KELOMPOK :
Galang Oktavianus Z.A
Elsa Nurmalita
Intan Wahyu Nugrahaeni
Emilia Sinta Maharani
Oktaviani Risma A
Fanni Rifqoh
Farhan Habib
TOKOH

Haji Muhir S.Kep (HM)


Ketua Komisi IV DPRD Kota Mataram
Simak video berikut ini
• Haji Muhir(HM) tertangkap tangan oleh Kepala Kejaksaan Negeri
Mataram, Ketut Sumedana karena menerima uang sejumlah Rp30 juta
dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram Sudenom yang didampingi
stafnya Catur Totok pada Jumat 14 September lalu di sebuah rumah
makan wilayah Cakranegara.

• Uang tersebut terindikasi sebagai jatah yang diminta tersangka kepada


Kepala Dinas Pendidikan setelah proyek rehabilitasi perbaikan 14 unit
gedung SD dan SMP terdampak bencana gempa bumi di Kota Mataram.
senilai Rp 4,2 miliar itu masuk dalam pembahasan DPRD Kota Mataram.

• Diketahui, tiga orang yang diamankan adalah anggota DPRD kota


Mataram, Kepala Dinas Pendidikan, dan seorang kontraktor. Pihak
Kejaksaan Negeri Mataram telah menetapkan status tersangka
terhadap HajiMuhir (HM), sementara dua orang lainnya yang duduk
satu meja ditetapkan sebagai saksi.
KAITAN
1. Haji Muhir (HM) korupsi dana rehabilitasi
untuk gedung sekolah dampak gempa bumi
Lombok
Haji Muhir meminta "jatah" Rp 30 juta dari kepala
Dinas Pendidikan Kota Mataram dan seorang kontraktor.
Uang tersebut diduga jatah proyek yang diminta oknum
anggota DPRD yang sudah ditetapkan dalam APBD
Perubahan tahun 2018 untuk rehabilitasi penanganan
pasca-gempa bumi untuk gedung SD dan SMP, dananya
sebesar Rp 4,2 miliar.
KERUGIAN
• Terhambatnya pembangunan rehabilitasi 14 gedung
SD dan SMP dampak gempa lombok
• Bantuan sosial untuk masyarakat Kota Mataram
menjadi tidak tersalurkan dengan baik
SOLUSI/HUKUMAN
1. Kepala Kejaksaan Negeri Mataram, I Ketut Sumedana mengungkapkan tersangka
dijerat Pasal 11, Pasal 12b, dan atau Pasal 12e Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun
2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi. Jeratan pasal berlapis tersebut diberikan kepada tersangka
karena tertangkap tangan menerima uang sejumlah Rp30 juta dari Kepala Dinas
Pendidikan Kota Mataram Sudenom yang didampingi stafnya Catur Totok pada
Jumat 14 September lalu di sebuah rumah makan wilayah Cakranegara.
Pasal 11
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama
5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) dan paling banyak Rp250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta
rupiah) pegawai negeri atau penyelenggara negara yang menerima hadiah atau
janji padahal diketahui atau patut diduga, bahwa hadiah atau janji tersebut
diberikan karena kekuasaan atau kewenangan yang berhubungan dengan
jabatannya, -5 - atau yang menurut pikiran orang yang memberikan hadiah atau
janji tersebut ada hubungan dengan jabatannya.
Pasal 12
Dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat
4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah);
b. pegawai negeri atau penyelenggaran negara yang menerima hadiah, padahal
diketahui atau patut diduga bahwa hadiah tersebut diberikan sebagai akibat atau
disebabkan karena telah melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam
jabatannya yang bertentangan dengan kewajibannya;
e. Pegawai negeri atau penyelenggara negara yang dengan maksud
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, atau dengan
menyalahgunakan kekuasaannya memaksa seseorang memberikan sesuatu,
membayar, atau menerima pembayaran dengan potongann, atau untuk
mengerjakan sesuatu bagi dirinya sendiri;

2.Ketua DPD Partai Golkar Kota Mataram H Mohan Roliskana mencoret Haji Muhir


(HM) sebagai calon anggota legislatif
SIAPA YANG TERKAIT
• Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram (Sudenom)
• Kontraktor (Catur Totok)
• Kepala Kejaksaan Negeri Mataram (I Ketut
Sumedana)
KESIMPULAN
Haji Muhir meminta "jatah" Rp 30 juta dari Kepala Dinas Pendidikan
Kota Mataram dan seorang kontraktor. Uang tersebut diduga jatah
proyek yang diminta oknum anggota DPRD yang sudah ditetapkan
dalam APBD Perubahan tahun 2018 untuk rehabilitasi penanganan
pasca-gempa bumi untuk gedung SD dan SMP, dananya sebesar Rp
4,2 miliar. Tindakan tersebut memberikan kerugian terhadap
pembangunan rehabilitasi 14 gedung SD dan SMP dampak gempa
lombok dan bantuan sosial untuk masyarakat Kota Mataram menjadi
tidak tersalurkan dengan baik. Sehingga Haji Muhir dijerat Pasal 11,
Pasal 12b, dan atau Pasal 12e Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun
2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan juga dicoret namanya
sebagai calon legeslatif Partai Golkar

Anda mungkin juga menyukai