1
Hematologi
2
HEMATOLOGI
Hematopoesis
Routine Laboratory Evaluation of blood Cell
- Routine testing in hematology
- Examination of Pheriperal Blood Smear
- Bone marrow Overview
Hematopathology:
- erythrocyte disorders: Anemia; Polisitemia
- Leukocyte disorders:malignant; nonmalignant
- Platelet Disorders
Hemostasis dan Thrombosis
- Normal hemostasis & Coagulation
- Hemorrhagic Coagulation disorders
- Thrombosis Risk Testing
3
Artery
Platelets
4
DARAH
Darah: komponen esensial makhluk hidup, yang berfungsi, a.l:
1. sebagai pembawa oksigen,
2. mekanisme pertahanan tubuh thd infeksi
3. mekanisme hemostasis
5
Hematopoeisis
Proses pembentukan darah yang teregulasi
dan berkesinambungan, meliputi cell renewal,
proliferasi, diferensiasi dan maturasi
6
Tempat Hematopoeisis
Dewasa
vertebra, tulang rusuk, sternum,
tulang kepala, tulang pelvis, proksimal dan distal
femur
Hematopoisis:
1. Yolk sac: 0-3 bulan intra uterine
2. Hati dan Lien: ~3- 6 bulan intra uterine
3. sumsum tulang: ~ 4 bln intrauterine -dws
8
PROSES HEMATOPOEISIS
9
1. Sel induk hematopoesis (Hematopoetic stemsel)
10
2. Lingkungan mikro Sutul:
- Fungsi:
- - menyediakan nutrisi & bhn hemopoisis
- komunikasi antar sel: Adhesi molekul
- Menghasilkan zat yg mengatur hematopoeisis: sitokin,
hemopoetik growth factor.
- Meliputi:
a. mikrosirkulasi dlm sutul
b.sel stroma: sel endothel, makrofag, sel lemak,
fibroblast, sel retikulum.
c.matriks ekstraseluler: haemonektin, kolagen,
fibronektin,glikosaminoglikan.
11
3. Bahan Pembentuk darah
Bahan Pembentuk darah:
* as folat, vit B12
* Fe
* Co, Mg, Cu, Zn
* As amino
* vitamin: vitamin B komplek, Vitamin C
13
4. Mekanisme regulasi
Mekanisme Regulasi:
- Untuk mengatur arah & kuantitas
pertumbuhan & pelepasan sel darah matur
dari sutul darah tepi.
14
Zat yg berpengaruh dlm mekanisme Regulasi
1. Faktor pertumbuhan Hemopoisis:
- GM-CSF
- G-CSF
- M-CSF, dll.
2. Sitokin: - IL-3, IL-4, IL-6, IL-11 dll.
- Ada yg merangsang & menekan
pertumbuhan sel induk.
3. Hormon hemopoitik spesifik: Erytropoetin
4. Hormon non spesifik (dlm jumlah kecil)
- androgen
- estrogen
- Hormon tiroid.
- glukokortikoid
- growth hormon
15
16
17
Sel progenitor mempunyai reseptor untuk faktor humoral
tertentu yang sesuai Invitro
18
Gangguan hematopoeisis
1. Gangguan pada sel induk hematopoeisis
(SIH): keganasan, disfungsi/ defisiensi SIH
(an.aplastik)
2. Gangguan Organ tempat hematopoisis:
semua kerusakan sutul (fibrosis, infeksi
metastase)
3. Gangguan pada bahan yang diperlukan:
(faktor nutrisi, gangguan Hormon, bahan
bahan beracun).
19
Routine hematology testing
20
Darah Lengkap (Complete Blood Count)
- Kadar hemoglobin ( Hb )
Antikoagulansia:
Heparin :
25
Pengambilan sampel darah :
Cara : 1. Kapiler (tusuk kulit)
2. Vena
Pendekatan :
- Teliti pemeriksaan yg diminta → tentukan:
- volume darah yang akan diambil
- macam sampel darah yang diperlukan .
- Persiapan pasien : puasa ? Berapa lama ?
Obat obat yang perlu dihindari ?
- Jelaskan prosedur yg akan dilakukan
(terutama pd anak-anak), beri posisi yang paling
nyaman utk pasien .
26
Pengambilan sampel darah
Darah Kapiler
Lokasi :
Bahan / Alat :
27
Prosedur:
- Desinfeksi dgn alkohol 70%
- Fiksasi
- Penusukan (cepat, tepat, tegak lurus)
Peringatan:
- Tetes darah pertama yg keluar dihapus
- Setelah ditusuk jangan dipijat-pijat .
- indikasi pengambilan darah kapiler:
bila kebutuhan darah tidak lebih dari 0,5 ml
28
Darah Vena
Lokasi:
29
Prosedur:
30
Desinfeksi lokasi penusukan dgn kapas
alkohol 70%, sirkular, mulai dari pusat keluar
(perifer)
Penusukan:
arah jarum sejajar dgn arah vena dan
sedatar mungkin (bentuk sudut 150 - 300),
lubang jarum sebaiknya menghadap keatas .
31
Bila arah tepat, tampak darah memasuki
pangkal jarum → isap darah pelan2 sampai
tercapai jumlah yg dikehendaki → lepaskan
bendungan , letakkan (jangan ditekan) kapas
atau kasa steril pada tempat penusukan→ cabut
jarum pelan-pelan.
32
Lepaskan jarum dari semperit, masukkan darah
kedalam penampung (alirkan pelan2 melalui
dinding dalam tabung/botol),
33
METODE PEMERIKSAAN
34
Metode konvensional
Pemeriksaan Hb:
- Metode Asam hematin (Hb Sahli)
- Metode Cyanmethemoglobin
Hitung sel eritrosit, lekosit,trombosit: pakai kamar hitung improved
Neubauer di bawah mikroskop.
Hematokrit:
- Metode Makro (Tabung Wintrobe)
- Metode Mikro (Tabung Kapiler)
LED (Laju Endap Darah):
- Metode westergren
- Metode Wintrobe
Retikulosit: pengecatan dgn lar. BCB (Briliant
Cresyl Blue) atau lar New methylen Blue
35
Hitung Sel Direk dgn Alat Hitung Sel Otomatis :
36
Diagram Skematis Impedansi-Elektrik
37
Metode impedansi
Ukuran relatif lekosit
DT
lym baso mono eos netro
Histogram lekosit
90 – 160 fl = monosit
Prinsip :
42
43
Prinsip metode optik
detektor
Light scatter
Laser detektor ( 00 )
detektor
45
MORFOLOGI SEL
DARAH
46
ERITROSIT
Sel tak berinti, berumur 120 hari
Bentuk cakram bikonkaf, ukuran 6-8 µm
viskoelastis fleksibilitas tinggi
mengandung hemoglobin yg berfungsi
mengangkut O2 dan CO2
Ukuran normal = inti limfosit kecil = MCV normal
normositik
Warna: CP (central pallor): < 1/3 diameter sel =
MCH normal (27 –32pg ) normokromik
47
Eritrosit
Kelainan morfologi ertrosit berupa kelainan ukuran (size),
bentuk (shape) dan warna dan adanya benda inklusi
50
Kelainan morfologi Leukosit
Dapat terjadi di sitoplasma maupun inti.
Kelainan Leukosit di sitoplasma:
1. Granulasi toksis: ada di sitoplasma netrofil, berupa
granula kasar kehitaman. Dijumpai a.l pada:infeksi
bakteri akut, luka bakar, dan intoksikasi
2. Agranulasi polimorfonuklear(PMN): keadaan granula
sedikit atau tidak ada sama sekali dlm sitoplasma
netrofil. Dijumpai pada a.l: sindroma mielodisplasia,
dan leukemi granulositik kronik
3. Vakuolisasi: terdapatnya lubang dalam sitoplasma
maupun inti, dijumpai terutama pada keadaan infeksi
51
Lanjutan…..kelainan morfologi leukosit
4. Batang Auer (Auer rod): batang kecil warna merah yg
mgkn ditemukan pada mieloblast atau monoblast, tp tdk
pada limfoblast pada leukemia akut
5. Limfosit plasma biru: sitoplasma biru tua, dijumpai pada
infeksi virus spt Demam berdarah dengue, influenza,
hepatitis dan infeksi CMV
6. Smudge cell: leukosit rusak saat pembuatan hapusan
darah. Pd CLL didapatkan byk smudge cell yg berasal
dari limfosit
7. Dohle Bodies: warna biru kehitaman pada sitoplasma,
merupakan sisa RNA, dijumpai pd infeksi, intoksikasi
endogen, atau eksogen dan luka bakar
52
Kelainan morfologi Leukosit
Kelainan Leukosit di inti:
1. Hipersegmentasi: netrofil dgn segmen inti lbh dari 5.
Dijumpai a.l pd anemia megaloblastik, infeksi, uremia.
2. Anomali pelger huet:
3. Mitosis
53
Bandingkan ukuran sel eritrosit dengan inti
limfosit
54
ERITROSIT
55
eosinophil
neutrophil
monocyte
RBC
neutrophil
monocyte
lymphocyte
lymphocyte
basophil
56
PLATELET/ TROMBOSIT
57
Normosit
Mikrosit
Makrosit
Megalosit
Anisopoikilositosis
Basophilic stippling
Definisi: granula
sitoplasma halus
yang tersebar rata
Distribusi dalam
darah: < 0.1 % dari
eritrosit dalam
darah normal
Pewarnaan: MGG
Perbesaran: x
1000
Hipokrom mikrositer
Eliptosit
Tear drop
Sel target
Akantosit
Burr cell
Stomatosit heriditer
Sferosit
Cabot ring
Definisi: cincin
yang
terbentuk
karena
kegagalan
eritropoiesis.
Mungkin
terbentuk
dari bagian
kumparan
mitosis (a
mitotic
spindle.
Distribusi
dalam darah:
normal tidak
ada
Howell-Jolly bodies(1)
Definisi: fragmen
kromatin bulat
yang tinggal
dalam sitoplasma
eritrosit dewasa
yang diakibatkan
pembelahan
abnormal
dari.eritroblas
Distribusi dalam
darah: normal
tidak ada
Pappenheimer’s bodies(1)
Definisi: granul
sangat halus
dan gelap,
terpisah atau
bersambungan
dalam
sitoplasma
eritrosit. sering
di daerah
pinggir eritrosit,
mungkin setara
dengan granul
besi dari
siderosit.
Distribusi dalam
darah: sejumlah
Sel sabit
Normoblast
keterangan: Mieloblas
mengandung banyak
granula azurofilik primer,
tetapi, tanpa terbentuk
zona perinuklear (khas
untuk promielosit). Dalam
gambar ada satu lagi sel
pada stadium maturasi
sama dan 2 promielosit.
1.mieloblas 2.promielosit
3.neutrofil metamielosit
4.neutrofil batang
5.neutrofil segmen
6.plasmosit 7.eosinofil
8.normoblas
piknotik 9.limfosit
Buku Acuan:
1. Dacie and Lewis PRACTICAL
HAEMATOLOGY , tenth Edition
S.Mitchell Lewis, Barbara J.Brain