Anda di halaman 1dari 22

AKUNTANSI

UNTUK BAHAN
BAKU
DEBBY RIZKIA MAHARANI
ERFINA FADILATUL
HAMIDAH
KELOMPOK 3 LAILY YUNI PRASTIWI
B
Menjelaskan elemen biaya yang I
membentuk harga pokok bahan baku yang A
Y
dibeli A
Menjelaskan penentuan harga pokok B
bahan baku yang dipakai dalam produksi A
H
Menjelaskan metode pencatatan biaya A
bahan baku N
Menjelaskan masalah-masalah khusus B
A
yang berhubungan dengan bahan baku K
U
PENGERTIAN
Merupakan bahan yang membentuk
bagian menyeluruh produk jadi
Sistem pembelian:
1.Prosedur permintaan pembelian bahan
baku
2.Prosedur order pembelian
3.Prosedur penerimaan bahan baku
4.Prosedur pencatatan penerimaan
bahan baku di bagian gudang
5.Prosedur pencatatan utang yang timbul
dari pembelian bahan baku
Biaya diperhitungkan dalam harga pokok
bahan baku

Biaya angkut diperlakukan sebagai


tambahan harga produk
Biaya angkut tidak diperlakukan
sebagai tambahan harga produk
Metode penentuan harga pokok

1. Metode tanda pengenal khusus


2. Metode MPKP (FIFO)
3. Metode MTKP (LIFO)
4. Metode rata-rata
Contoh Soal:

Dari catatan PT Alisa sebuah perusahaan industri


di Malang diperoleh keterangan-keterangan yang
bersangkutan tentang bahan baku sebagai berikut:1
Sep 2015: Persediaan: 400 Rp 600,00 per kg5 Sep
2015 : Pembelian: 1200 Rp 640,00 per kg10 Sep
2015 : Pembelian: Rp 580,00 per kg15 Sep 2015 :
Dipakai dalam proses produksi: 1000 kg
Ditanya Tentukan harga pokok bahan baku yang
dipakai berdasarkan:

1. Metode tanda pengenal khusus, apabila


diketahui bahwa berdasarkan tanda-
tanda yang ada pemakaian tersebut
850 kg pembelian tanggal 5 September
2015 dan sisanya dari persediaan
awal…?
2. Metode MPKP…?
3. Metode MTKP…?
4. Metode rata-rata sederhana…?
Jawab
1. Metode tanda pengenal khusus
850 x Rp 640,00 = Rp 544.000,00
150 x Rp 600,00 = Rp 90.000,00
1000 = Rp 634.000,00
2. Metode MPKP
400 x Rp 600,00 = Rp 240.000,00
600 x Rp 640,00 = Rp 384.000,00
1000 = Rp 624.000,00
Lanjutan

3. Metode MTKP
800 x Rp 580,00 = Rp 464.000,00
200 x Rp 640,00 = Rp 128.000,00
1000 = Rp 592.000,00
4. Metode rata-rata sederhana
Harga pokok rata-rata
= Rp 600,00 + Rp 640,00 + Rp 580,00
3
Harga pokok pemakaian
= 1000 x Rp 606,70 = Rp 606.700,00
 Masalah-masalah khusus yang
berhubungan dengan bahan baku

1. Sisa bahan (scrap materials)


2. Produk rusak (spoiled goods)
3. Produk cacat (defective goods)
Sisa bahan (scrap materials)

adalah bahan yang tidak dipakai


atau tidak menjadi bagian dari produk
dalam proses produksi, dan tidak dapat
dipakai dalam proses produksi berikutnya
atau telah rusak tetapi mempunyai nilai
jual
Pencatatan sisa bahan

•Hasil penjualan sisa bahan dicatat mengurangi


biaya bahan pada pesanan terjadinya sisa bahan
tersebut
•Hasil penjualan sisa bahan dicatat mengurangi
jumlah BOP yang sesungguhnya
•Hasil penjualan sisa bahan dicatat sebagai
pendapatan lain-lain
Contoh

Pada tanggal 1 Mei 2015, bagian


produksi menyerahkan sisa bahan ke
gudang sebanyak 60 kg ditaksir harga
jualnya Rp 300,00 per kg.
Pada tangal 20 Mei 2015, seluruh sisa
bahan dijual tunai dengan harga Rp
320,00 per kg.
Ditanya ...?

Bagaimana pencatatan yang harus


dilakukan untuk keterangan-keterangan
tersebut?
jawab
• Dicatat sebagai pengurang biaya bahan baku
Jurnal: tanggal 1 Mei 2015 pada saat penyerahan ke gudang:
Persediaan sisa bahan Rp 18.000,00
BDP-Biaya bahan baku Rp 18.000,00
Jurnal: tanggal 20 Mei 2015 pada saat penjualan:
Kas Rp 19.200,00
Persediaan sisa bahan Rp 19.200 ,00
Persediaan sisa bahan Rp 1.200,00
BDP-Biaya bahan baku Rp1.200 ,00
Lanjutan
• Dicatat sebagai pengurang BOB yang sebenarnya
Jurnal: tanggal 1 Mei 2015 :
Persediaan sisa bahan Rp 18.000,00
BOP yang sesungguhnya Rp 18.000,00
Jurnal: tanggal 20 Mei 2015 :
Kas Rp 19.200,00
Persediaan sisa bahan Rp 19.200 ,00
Persediaan sisa bahan Rp 1.200,00
BOP yang sesunguhnya Rp1.200 ,00
Lanjutan
• Dicatat sebagai pendapatan lain-lain
Jurnal: tanggal 1 Mei 2015 :
Persediaan sisa bahan Rp 18.000,00
Pendapatan dari sisa bahan Rp 18.000,00
Jurnal: tanggal 20 Mei 2015 :
Kas Rp 19.200,00
Persediaan sisa bahan Rp 19.200 ,00
Persediaan sisa bahan Rp 1.200,00
Pendapatan dari sisa bahan Rp1.200 ,00
Produk rusak (spoiled goods)
adalah produk yang tidak memenuhi kualitas
yang seharusnya dan tidak dapat diperbaiki
•Pencatatan:
1.Apabila produk rusak disebabkan spesifikasi
sesuatu pesanan, maka harga pokok produk rusak
dibebankan ke pesanan tempat terjadinya produk
rusak tersebut
2.Apabila terjadinya produk rusak dianggap
merupakan hal yang normal, maka kerugian akibat
produk rusak dibebankan kepada semua produk
dengan memperhitungkannya ke dalam tarif BOP
Contoh
Sebuah perusahaan industri menerima pesanan satu jenis
barang sebanyak 25 unit. Tetapi karena sifat pesanan tersebut
sulit pengerjaannya, maka dalam proses pengerjaan terdapat 5
unit produk rusak sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut
(25 unit) diproduksi barang 30 unit dengan biaya-biaya sebagai
berikut:
Bahan baku: 30 x Rp 100.000,00 = Rp 3.000.000,00
BTKL = Rp1.600.000 ,00
BOP = Rp1.400.000 ,00
Total harga pokok = Rp6.000.000 ,00
Lanjutan

Dengan demikian harga pokok per unit =


Rp 6.000.000,00 : 25 = Rp240.000 ,00
Seandainya tidak ada produk rusak, maka
harga pokok per unit =
Rp 6.000.000,00 : 30 = Rp 200.000,00
Produk cacat (defective goods)
adalah produk yang tidak memenuhi
kualitas yang seharusnya, tetapi masih dapat
diperbaiki dengan pengerjaan kembali
•Pencatatan :
1.Apabila timbul produk cacat akibat spesifikasi
pesanan, maka biaya pengerjaan kembali
dibebankan ke pesanan yang bersangkutan
2.Apabila produk cacat merupakan hal yang
biasa terjadi, maka biaya pengerjaan kembali,
dibebankan ke tarip BOP

Anda mungkin juga menyukai