Anda di halaman 1dari 15

Etika dalam

keperawatan paliatif
dan kebijakan nasional
terkait perawatan
paliatif
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan
memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang
menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang
dapat mengancam jiwa, melalui pencegahan dan peniadaan
melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta
penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial
dan spiritual.

 Perawatan paliatif merupakan pelayanan kesehatan


yang bersifat holistic dan terintegrasi dengan
melibatkan berbagai profesi dengan dasar falsafah
bahwa setiap pasien berhak mendapatkan perawatan
terbaik sampai akhir hayatnya.
Etika dalam keperawatan
 Etika dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang adat istiadat, kebiasaan yang baik dan buruk
secara moral serta motif atau dorongan yang
mempengaruhi perilaku manusia dalam berhubungan
dengan orang lain yang berdasarkan pada aturan-aturan
serta prinsip yang mengandung tanggung jawab moral.

 Etika keperawatan adalah kesepakatan/ peraturan tentang


penerapan nilai moral dan keputusan keputusan yang
ditetapkan untuk profesi keperawatan.

 Etika diperlukan untuk menghormati martabat setiap pasien


dalam situasi apapun termasuk kondisi akhir kehidupan
serta dapat membantu pasien dan keluaga dalam
mengambil keputusan dalam menghadapi penyakit yang
dideritanya.
Prinsip prinsip etik
 Autonomy

Autonomy yaitu menentukan pilihan yang


dapat mempengaruhi hidupnya

 Beneficence (berbuat baik)


Tindakan yang dilakukan harus memberikan
manfaat bagi pasien dengan
memperhatikan kenyamanan, kemandirian,
kesejahteraan pasien dan keluarga, serta
sesuai keyakinan dan kepercayaannya.
Prinsip prinsip etik
 Non-maleficence (tidak merugikan)
Tindakan yang dilakukan harus bertujuan
untuk tidak mencederai atau memperburuk
keadaan kondisi yang ada.

 Justice (keadilan)
Memperlakukan semua pasien sama tanpa
diskriminasi (tidak membedakan ras, suku,
agama, gender, dan status ekonomi).
Prinsip prinsip etik
Tindakan yang telah disetujui oleh pasien
dan atau keluarga harus dituangkan
dalam “inform consent” dan
ditandatangani oleh pasien dan keluarga
dan petugas kesehatan sebelum suatu
tindakan dilakukan atau tidak dilakukan.
Komunikasi dan penyampaian informasi
 Hal hal yang perlu diperhatikan dalam
penyampaian informasi
o Keinginan pasien untuk mengetahui atau tidak
mengetahui kondisi sebenarnya.
o Sejauh mana pasien ingin mengetahui kondisi yang
sebenarnya.
o Kesiapan pasien untuk menerima informasi
berkaitan dengan kondisi yang sebenarnya.
o Apabila terdapat perbedaan antar pasien dan
keluarga dalam dalam hal pengambilan keputusan,
keputusan pasien yang harus diperhatikan.
KEBIJAKAN NASIONAL PERAWATAN
PALIATIF
Program Paliatif yang efektif akan tercapai jika didukung
komitmen pemangku kebijakan dengan pendekatan kesehatan
masyarakat, melalui:

 Integrasi layanan paliatif dalam sistem kesehatan


nasional.
 Ketersediaan layanan professional serta pemberdayaan
masya-rakat.
 Ketersediaan sarana dan prasarana terutama untuk
pengelolaan nyeri dan gejala psikologis.
 Aksesibilitas setiap pasien yang memerlukan program
paliatif.
 Program paliatif dilakukan mulai dari RS hingga
masyarakat.
Strategi perawatan paliatif
 Menjamin pelayanan paliatif pada institusi fasyankes.
 Mendorong sistem pembiayaan kesehatan bagi
program paliatif.
 Menyiapkan tenaga profesional pada program paliatif.
 Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat
dalam program paliatif.
 Mendorong dan memfasilitasi pengembangan potensi
dan peran masyarakat untuk menyebarluasan
informasi kepada masya-rakat tentang program
paliatif.
 Menjamin aksesibilitas masyarakat terhadap program
paliatif yang berkualitas melalui peningkatan sumber
daya manusia dan penguatan institusi serta
standarisasi pelayanan.
KEBIJAKAN NASIONAL PERAWATAN
PALIATIF
Tujuan kebijakan Perawatan Paliatif
 Tujuan umum
Sebagai payung hukum dan arahan bagi perawatan
paliatif di Indonesia
 Tujuan khusus:
o Terlaksananya perawatan paliatif yang bermutu
sesuai standar yang berlaku di seluruh Indonesia
o Tersusunnya pedoman-pedoman
pelaksanaan/juklak perawatan paliatif.
o Tersedianya tenaga medis dan non medis yang
terlatih.
o Tersedianya sarana dan prasarana yang diperlukan.
Sasaran kebijakan
perawatan paliatif
• Seluruh pasien (dewasa dan anak) dan
anggota keluarga, lingkungan yang
memerlukan perawatan paliatif di mana
pun pasien berada di seluruh Indonesia
• Pelaksana perawatan paliatif terdiri dari
dokter, perawat, tenaga kesehatan
lainnya dan tenaga terkait lainnya.
• Institusi-institusi terkait
Lingkup Kegiatan
Perawatan Paliatif
 Jenis kegiatan perawatan paliatif
o Penatalaksanaan nyeri.
o Penatalaksanaan keluhan fisik lain.
o Asuhan keperawatan
o Dukungan psikologis
o Dukungan sosial
o Dukungan kultural dan spiritual
o Dukungan persiapan dan selama masa dukacita
(bereavement).
 Perawatan paliatif dilakukan melalui rawat
inap, rawat jalan, dan kunjungan/rawat rumah.
Tempat perawatan paliatif
 Tempat pelayanan paliatif ini dimaksudkan indikasi
pelayanan paliatif untuk pasien. Yang dimana diantaranya
sebagai berikut
o Rumah sakit : Untuk pasien yang harus mendapatkan perawatan
yang memerlukan pengawasan ketat, tindakan khusus atau
peralatan khusus.
o Puskesmas : Untuk pasien yang memerlukan pelayanan rawat
jalan.
o Rumah singgah/panti (hospis) : Untuk pasien yang tidak
memerlukan pengawasan ketat, tindakan khusus atau peralatan
khusus, tetapi belum dapat dirawat di rumah karena masih
memerlukan pengawasan tenaga kesehatan.
o Rumah pasien : Untuk pasien yang tidak memerlukan
pengawasan ketat, tindakan khusus atau peralatan khusus atau
keterampilan perawatan yang tidak mungkin dilakukan oleh
keluarga.
Pembinaan Dan Pengawasan

Pembinaan dan pengawasan dilakukan


melalui sistem berjenjang dengan
melibatkan perhimpunan profesi/
keseminatan terkait. Pembinaan dan
pengawasan tertinggi dilakukan oleh
Departemen Kesehatan.
Pengembangan Dan Peningkatan Mutu
Perawatan Paliatif
Untuk pengembangan dan peningkatan mutu perawatan
paliatif diperlukan:
 Pemenuhan sarana, prasarana dan peralatan
kesehatan dan non kesehatan.
 Pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan
/Continuing Professional Development untuk
perawatan paliatif (SDM) untuk jumlah, jenis dan
kualitas pelayanan.
 Menjalankan program keselamatan
pasien/patient safety.

Anda mungkin juga menyukai