Anda di halaman 1dari 21

CESTODA

Dr. MARIA ULFAH


CESTODA
 Cacing dewasa → menempati saluran usus
vertebra
 larva → hidup di jaringan vertebrata dan
invertebrata
 Btk badan cacing dewasa → menyerupai
pita, pipih dorsoventral, tidak mempunyai
alat cerna atau saluran vaskuler, terbagi
atas segmen2 → proglotid yg bila dewasa
berisi alat reproduksi jantan dan betina
 Ujung anterior → alat pelekat (skoleks)
dilengkapi alat isap dan kait-kait
 Terdiri dari 2 ordo :
• PSEUDOPHYLLIDEA
• CYCLOPHYLLIDEA
 Spesies yg menimbulkan kelainan:
Diphyllobothrium latum, Hymenolepis
nana, Echinococcus
granulosus,E.multilocularis, Taenia
saginata dan T. solium
Cacing dewasa terdiri dari :
 Skoleks → kepala, t4 untuk melekat,

dilengkapi dgn batil isap pada


CYCLOPHYLLIDAE atau lekuk isap pada
PSEUDOPHYLLIDAE
 Leher → tempat pertumbuhan badan

 Strobila → badan yg terdiri dari segmen2

yg disebut proglotid, bersifat hermafrodit


 Embrio didalam telur → onkosfer
berupa embrio heksakan yg tumbuh
menjadi bentuk penular dalam inang
perantara
 Infeksi → menelan tempayak atau

telur
TAENIA SOLIUM
 Disebut cacing pita pada babi
 Hospes definitif → manusia

 Hospes perantara → babi dan

manusia
 Ditemukan → kosmopolit, jarang

pada daerah yg pddknya islam


 Penyakit :

• Cacing dewasa → taeniasis solium


• Larva → sistiserkosis
Bentuk dan Daur Hidup
 Ukuran → 2-4 m dan 8 meter
 Terdiri dari : skoleks, leher dan strobila
yg terdiri 800-1000 ruas proglotid
 Skoleks bulat uk 1 mm → 4 buah batil
isap dgn rostelumyg mempunyai 2 baris
kait-kait sbyk 25-30 buah
 Strobila tdr dari : proglotid yg blm
dewasa, proglotid dewasa dan proglotid
hamil yg mengandung telur
 Proglotid hamil → 30.000-50.000 butir telur, uk
telur → 30-40µ x 20-30µ.
 Telur → dimakan hospes perantara → dinding
dicerna → embrio heksakan keluar dari telur →
menembus dinding usus → masuk ke sal. Getah
bening atau darah → aliran darah → tersangkut
di otot babi
 Cacing gelembung (sisterkus) → ditemukan pada
otot lidah, punggung dan pundak babi, uk 0,6-1,8
cm
 Bila daging yang mengandung sisterkus dimakan
manusia → dinding kista dicerna → skoleks
mengalami evaginasi → melekat pada usus halus
spt yeyenum → 3 bln → cacing dewasa →
melepaskan proglotid dengan telur
Patologi dan Gejala klinis
 Seekor cacing dewasa → tidak
menyebabkan GK yg berarti, bila ada
→ nyeri ulu hati, mencret, mual.
Obstipasi dan sakit kepala, eosinofilia
 GK yang lbh berarti → sistiserkosis

 Sistiserkosis ringan →biasanya tidak

bergejala, gejala serius bila larva


berada di mata atau otak
Diagnosis dan pengobatan
 Diagnosis → ditemukan telur dan
proglotid
 Sistiserkosis kulit → biopsi pada otot dan
scr radiologis, jaringan otak → CT scan
 Serologi → membantu menegakkan
diagnosis
 Pengobatan : Taeniasis solium →
prazikuantel, sistiserkosis → prazikuantel,
albendazol atau dilakukan pembedahan
Prognosis
 Prognosis taeniasis solium → cukup
baik
 Sistiserkosis → tergantung berat

ringannya infeksi dan alat tubuh yg


dihinggapi
 Penyakit dipengaruhi oleh tradisi

kebudayaan dan agama


Taenia saginata
 Disebut cacing pita pada sapi
 Hospes definitif → manusia

 Hospes perantara → hewan

memamah biak dari keluarga


Bovidae spt sapi, kerbau, dll
 Penyakit → Taeniasis saginata

 Ditemukan kosmopolit di Eropa,

Indonesia, Timur tengah, Asia,


Afrika, dll
Morfologi dan Daur hidup
 Panjang T.saginata → 4-12 m atau
lebih
 Terdiri dari skoleks, leher dan

strobila yg mrpkn rangkaian ruas


proglotid (1000-2000 buah), skoleks
→ mempunyai 4 batil isapdgn otot
kuat tanpa kait. Leher → sempit,ruas
tidak jelas
 Pada proglotid dewasa → terlihat struktur alat
kelamin yg jelas. Lubang kelamin letaknya selang
seling Pada sisi kanan atau sisi kiri strobila, di
bagian posterior lubang kelamin terdpt tabung
vagina
 Proglotid hamil → keluar mll dubur atau keluar
bersama tinja
 Setiap hari → 9 proglotid terlepas, btk
memanjang
 Telur keluar bersama cairan spt susu mll luka
robekan proglotid → melekat di rumput →
dimakan hewan ternak → di usus, telur dicerna →
embrio heksakan menetas → menembus dinding
usus → masuk ke sal darah dan getah bening →
bersama aliran darah ke jar.ikat disela-sela otot
→ cacing gelembung (sistiserkus bovis) stlh 12-
15 mggu
 Larva sering ditemukan → otot maseter,
paha belakang dan punggung, otot lain
jarang. 1 thn → cacing gelembung
mengalami degenerasi
 Cacing gelembung pd daging sapi yg
dimasak kurang matang → skoleksnya
keluar dari cacing gelembung dgn cara
evaginasi → melekat pd mukosa usus
halus. Dewasa dlm waktu 8-10 minggu
 Biasanya di rongga usus hospes terdpt
seekor cacing
Patologi dan Gejala Klinis
 Cacing dewasa → ringan, spt nyeri ulu
hati,perut tidak enak, mual muntah,
pusing, dll. Umumnya gejala berkaitan
dgn ditemukan cacing dlm tinja atau yg
keluar dari dubur (proglotid)
 Gejala lain → proglotid mask ke apendik
atau ileus krn obstruksi usus oleh strobila,
eosinofilia, BB tidak menurun
Diagnosis
 Diagnosis → proglotid yg aktif
bergerak dalam tinja atau keluar
spontan atau ditemukan telur dlm
tinja atau usap anus
 Pengobatan :

• Tradisional : biji labu merah, biji pinang


• Lama : Kuinakrin, amodiakuin,
niklosamid
• Baru : prazikuantel
Prognosis
 Umumnya baik, kadang2 sulit untuk
mengeluarkan skoleksnya
 Kemungkinan sistiserkus bovis →

sangat kecil
 Pencegahan :

• Mendinginkan daging sampai 10 derajat


Celcius dibawah nol
• Iradiasi dan memasak daging sampai
matang

Anda mungkin juga menyukai